Anda di halaman 1dari 28

Konsep kematian

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Konsep kematian
A. pengertian kematian
Secara etimologi death berasal dari kata
deeth atau deth yang berarti keadaan mati
atau kematian. Sedangkan secara defenitif,
kematian adalah terhentinya fungsi jantung
dan paru-paru secara menetap, atau
terhentinya kerja otak secara permanen.
Ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang
tentang defenisi kematian,yakni, kematian
jaringan;kematian otak,yakni kerusakan
otak yang tidak dapat pulih; dan kematian
klinik, yakni kematian orang tersebut.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Next

 Pandangan tentang kematian


seiring waktu, pandangn masyarakat
tentang kematian telah mengalami
perubahan. Dahulu kematian
cenderung dianggap sebagai hal
yang menakutkan dan tabu.
Kini,kematian telah dipandang
sebagai hal yang wajar dan
merupakan proses normal kehidupan
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Pandangan masyarakat tentang
kematian
 Dulu  sekarang

1. Tragis dan memilukan


1. Menjadi hal yang patut
2. Tabu untuk dibicarakan di bicarakan
3. Menimbulkan sindrom
2. Merupakan proses alami
kesedihan dan ketakutan
kehidupan
4. Selamanya tidak disukai
3. Tidak menakutkan
5. Anak-anak tidak perlu
mengetahui 4. lebih rasional dan bijak
6. Timbul karena perilaku dalam menghadapinya
buruk, pertengkaran, 5. Merupakan proses yang
pembalasan, dan progresif
hukuman
6. Sesuatu yang harus
dihadapi
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Tanda-tanda kematian
1. Mendekati kematian
a. penurunan tonus otot
 Gerakan ekstermitas berangsur-angsur
menghilan,khususnya pada kaki dan ujung kaki.
 Sulit berbicara
 Tubuh semakin lemah
 Aktivitas saluran pencernaan menurun sehingga perut
membuncit
 Otot rahang dan muka mengendur
 Rahang bawah cenderung turun
 Sulit menelan, refleks gerakan menurun
 Mata sedikit terbuka

www.ruslanpinrang.blogspot.com
next
b.Sirkulasi melemah
 suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan, dan ujung hidung
terasa dingin dan lembap
 Kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan,kelabu ,atau
pucat
 Nadi mulai tidak teratur,lemah dan cepat
 Peredaran darah perifer terhenti
c.Kegagalan fungsi sensorik
 Sensasi nyeri menurun atau hilang
 Pandangan mata kabur/berkabut
 Kemampuan indera berangsur-ansur menurun
 Sensasi panas ,lapar,dingin,dan tajam menurun
d.Penurunan/kegagalan fungsi pernapasan
 Mengorok(death rattle)/bunyi nafas terdengar kasar
 Pernapasan tidak teratur dan berlangsung melalui mulut
 Pernapasan cheyne stokes

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Next
2. Saat kematian. Fase ini ditandai dengan :
a. Terhentinya pernapasan ,nadi, tekanan darah, dan fungsi
otak (tidak berfungsinya paru,jantung dan otak)
b. Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal.
c. Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih dan
rektum (inkontinensia ) akibat peredaran darah yang
terhambat ; kaki dan ujung hidung menjadi dingin.
d. Hilangnya kemampuan pancaindera; hanya indera
pendengaran yang paling lama berfungsi ( Stevens,dkk
2000)
e. Adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi
menunjukkan terhentinya aktifitas listrik otak untuk
penilaian pasti suatu kematian.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
next
3. Setelah kematian. Fase ini ditandai dengan :
a. Rigor mortis (kaku). Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah
kematian.
b. Algor mortis (dingin). Suhu tubuh perlahan-lahan turun.
c. Livor mortis (post-mortem decomposition). Perubahan
warna kulit pada daerah yang tertekan;jaringan melunak
dan bakteri sangat banyak.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Respon menjelang kematian
 respon psikologis yang mungkin muncul
pada klien menjelang ajal adalah
ansietas(kematian). Respon tersebut
antara lain;
1. Kekhawatiran tentang dampak kematian
pada diri orang terdekat
2. Ketidak berdayaan terhadap isu yang
berhubungan dengan kematian
3. Perasaan takut kehilangan kemampuan
fisik dan/mental apabila meninggal.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
next
4. Kepedihan yang diantisipasi yang
berhubungan dengan kematian
5. Kesedihan yang mendalam
6. Perasaan takut dalam menjalani proses
menjelang ajal
7. Kekhawatiran tentang bebang kerja
pemberi asuhan akibat sakit terminal
dan ketidakmampuan diri
8. Kekhawatiran tenteng pertemuan
dengan sang pencipta atau perasaan
ragu tentang keberadaan tuhan atau
sang penguasa
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Lanjut……,,,,,,,
9. Kehilangan kontrol total terhadap aspek
kematian seseorang atau dirinya
10. Gambaran negatif tentang kematian atau
pikiran tidak menyenangkan tentang
kejadian yang berhubungan dengan
kematian atau proses menjelang ajal
11. Ketakutan terhadap kematian yang
ditunda
12. Ketakutan terhadap kematian dini
karena hal itu mencegah upaya
pencapaian tujuan hidup yang penting.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Proses keperawatan
A.Pengkajian
pada kasus ini perawat mengkaji seluruh data, Baik subjektif
maupun objektif,yang berhubungan dengan proses menjelang
ajal dan kematian. Ini bisa dipelajari dari tanda-tanda yang
muncul dari proses tersebut sesui=ai dengan tahapnya.
Pengkajian dilakukan secara cermat dengan mengamati tanda-
tanda klinis klien.antara lain;
1.menjelan kematian. fase ini ditandai dengan;
a.perubahan tanda-tanda vital; nadi melemah
dan melambat; penurunan tekanan darah; perasaan ireguler
dan tersengal-sengal melalui mulut
b.sirkulasi melemah; sensasi berkurang; kulit teraba dingin pada
akral,ujung hidung,dan telinga.
c.tonus otot menghilang; relaksasi otot wajah; kesulitan bicara;
gangguan menelan dan perlahan-lahan refleks muntah
menghilan; penurunan aktivitas sistem pencernaan; penurunan
refleks motorik.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Masih ada lanjutannya………..
d.kegagalan sensorik; pandangan
kabur;kegalan fungsi indera perasa
dan pencemaran.
e.tingkat kesadaran.tingkat
kesadaran klien bisanya berpariasi,
dari sadar,mengantuk,stupor,hinga
koma

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Next…
2. mendekati kematian. Pada tahap ini,
manifestasi klinis yang bisa diamati pada klien
meliputi:
a.pupil berdilatasi
b.refleks menghilang
c.frekuensi nadi meningkat, kemudian menurun
d.pernapasan cheyne stokes
e.tidak bisa bergerak
f.klien mengorok atau bunyi nafas yang kasar
g.tekanan darah menurun.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Berikutnya………..
3.kematian.pada tahap ini, manifestasi
klinis yang dapat diamati pada klien
antara lain;
a.pernapasan, nadi, dan tekanan darah
berhenti
b.hilangnya respon terhadap stimulus
eksternal
c.pergerakan otot sudah tidak ada
d.pada ensefalogram datar (garis otak)
berarti aktifitas listrik otak terhenti.
www.ruslanpinrang.blogspot.com
next
B. Penetapan diagnosis
serangkaian diagnosis untuk memenuhi
kebutuhan psikologis maupun psikososial
dapat diterapkan pada klien yang
mendekati kematian, bergantung pada
hasil pengkajiannya. Beberapa diagnosis
yang mungkin sesuai untuk klien tersebut
adalah ketakutan, keputusasaan, dan
ketidakberdayaan. Diagnosis lain yang
dapat menteryai diagnosis tersebut antara
lain gangguan proses keluarga dan
ketegangan peran pemberi asuhan.
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Diagnosanya sebagai berikut;
1.Ketakutan
yang berhubungan dengan:
 pengaruh dini atau jangka panjang yang
dirasakan akibat (kehilangan fungsi tubuh atau
anggota tubuh; penyakit terminal; disabilitas
jangka panjang; gangguan kognitif)
 Hilangnya kontrol dan hasil akhir yang tidak
diperkirakan, sekunder akibat
(hospitalisasi;prosedur pembedahan dan hasil
akhirnya;lingkungan yang baru; kehilangan
orang yang dicintai; perceraian; kegagalan)
 Perpisahan dari orang tua dan teman
sebayanya.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Next…
 Ketakutan terkait-usia (gelap, orang asing,
hantu, monster, binatang)
 Ketidak pastian tentang (penampilan, dukungan
teman,pernikahan, kehamilan, pekerjaan)
2.Keputusasaan
yang berhubungan dengan:
 Kondisi fisik yang kian menurun

 Gangguan kemampuan fungsional(berjalan,


eliminasi, makan)
 Pengobatan yang berlangsung lama (mis;
kemoterapi, radiasi) yang dapat menyebabkan
nyeri, mual, ketidaknyamanan)
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Berikut…..!!!
 Pengobatan yang lama namun tanpa hasil
 Ketidak mampuan mencapai tujuan dalam
hidup (pernikahan, pendidikan, anak-
anak)
 Kehilangan sesuatu atau seseorang yang
sangat dicintai(pasangan, anak, teman)
 Gangguan fungsi tubuh atau kehilangan
aggota tubuh
 Hambatan dalam hubungan (perpisahan,
perceraian)
 Kehilangan pekerjaan.
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Perencanaan dan implementasi
tujuan utama asuhan keperawatan
untuk klien yang mendekati
kematian adalah mempertahankan
kenyamanan fisiologis dan psikologis
serta mencapai kematian yang
damai dan bermartabat, termasuk
mempertahankan kontrol personal
dan menerima kondisi kesehatan
yang terus menurun.
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Next…
Indikator untuk diagnosis ketakutan.
 Memperlihatkan penurunan respon
viseral(nadi, pernapasan)
 Membdakan antara kenyataan dan
khayalan
 Menjelaskam pola koping efektif dan
tak efektif
 Mengidentifikasi respon kopingnya
sendiri
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Lanjut…
Intervensi umum
 Kaji faktor penyebeb(limgkungan yang asing, perubahan
gaya hidup, perubahan biologis dan psikologis, ancaman
pada harga diri, dll)
 Kurangi atau hilangkan faktor penyebab (berbeda untuk
masing-masing faktor)
 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya (tidak
berdaya, marah)
 Beri masukan tentang perasaan yang diungkapkan klien.
 Dorong klien untuk mengungkapkan masalahnya kepada
orang lain
 Dorong klien untuk menghadapi ketakutannya
 Hindarkan suasana yang tidak mengancam secara
emosional

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Saat intensitas ketakutan telah
menurun
 Jelaskan isyarat perilaku yang mengindikasikan
meningkatnya ketakutan(mis; “wajah anda
memerah dan tangan anda mengepal saat kita
membahas nasalah kepulangan anda”).
 Ajarkan cara meningkatkan kontrol
 Identifikasi aktifitas yang dapat menyalurkan
energi emosional klien guna mengurangi
intensitas ketakutan
 Sarankan atau ajarkan beberapa metode yang
dapat meningkatkan kenyamanan atau
relaksasi(membaca, mendengarkan musik,
tekhnik nafas dalam, dll)
 Lakukan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Berikut…
Indikator untuk dignosis keputusasaan
 Menyampaikan penderitaan yang dialami secara
terbuka dan konstruktif kepada orang lain
 Mengenang dan mengulas kehidupannya secara
positif
 Mempertimbangkan nilai-nilai dan makna hidupnya

 Mengungkapkan perasaan optmis tentang


kehidupan saat ini.
 Membina, mengingatkan, dan mempertahankan
hubungan yang positif dengan orang lain.
 Berpartipasi dalam peran yang bermakna

 Mengekspresikan keyakinan spiritual.

www.ruslanpinrang.blogspot.com
Intervensi umum
 Bantu klien mengidentifikasi dan mengungkapkan
perasaannya.
 Dengarkan klien dengan seksama dan perlakukan
ia sebagai seorang individu.
 Tunjukkan sikap empati agar klien bersedia
mengutarakan keraguan, ketakutan, dan
kekhawatirannya.
 Dorong klien untuk menceritakan bagaimana
harapan menjadi ketidak pastian dalam hidupnya
dan saat-saat ketika harapan telah
mengecewakannya.
 Bantu klien mengidentifikasi hal-hal yang
menyenangkan dan hal-hal yang mereka anggap
sebagai humor.
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Next…
 Bantu klien memahami bahwa ia pribadi mampu
mengatasi aspek keputusasaan dalam hidupnya
engan memisahkan aspek tersebut dari aspek
penuh harapan. Bantu ia membedakan hal yang
mungkin dan mustahil. Bantu klien
mengidentifikasi alasan mereka untuk hidup yang
kemudian memberi makna dan tujuan pada hidup
mereka.
 Tekankan keberhasilan pencapaian dimasa lalu
dan gunakan imformasi ini untuk merancang
tujuan baru bersama klien.
 Bantu klien mengidentifikasi sumber-sumber
harapan (mis; hubungan, keyakinan, tugas yang
harus dituntaskan)
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Lanjut…
 Bantu klien dalam memecahkan masalah
dan mengambil keputusan.
 Hargai klien sebagai pengambil keputusan
yang kompeten; hargai keinginan dan
keputusan yang diambil klien.
 Bantu klien beralih dari permasalahan
yang mustahil dipecahkan dan mulai
berfokus pada masalah yang realistis dan
mungkin dipecahkan.
 Ajarkan klien untuk “berharap menjadi”
manusia terbaik hari ini dan untuk
menghargai setiap waktu yang ada.
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Lanjut……………!
 Libatkan keluarga dan orang terdekat klien dalam
rencana perawatan; ajarkan pada mereka peran-
peran yang harus dijalani untuk menumbuhkan
harapan klien melalui hubungan yang positif dan
saling mendukung.
 Dorong klien untuk berbagi rasa dengan individu
lain yang memiliki masalah atau menderita
penyakit yang sama serta memiliki pengalaman
yang positif dalam menghadapi kondisi tersebut
 Hargai dan dukung harapan klien terhadap tuhan
dan bantu ia mengekspresikan keyakinan
spiritualnya.

www.ruslanpinrang.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai