Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Kirinyuh (Chromolaena odorata L.

Kerinyuh (Chromolaena odorata L.) dalam bahasa Inggris disebut siam weed,
merupakan spesies berbunga semak dalam keluarga bunga matahari. Tumbuhan ini asli
Amerika Utara, dari Florida dan Texas termasuk Meksiko dan Karibia, telah dikenal luas di
Asia, Afrika barat, dan sebagian daerah di Australia. Tumbuhan ini telah digunakan sebagai
obat tradisional di Indonesia (Chakraborty dkk, 2011). Kerinyuh (Chromolaena odorata L.)
merupakan gulma berbentuk semak berkayu dapat berkembang cepat sehingga sulit
dikendalikan, diduga kerinyuh memiliki efek allelopati. Tumbuhan ini merupakan gulma
padang rumput yang penyebarannya sangat luas di Indonesia tidak hanya di lahan kering atau
pegunungan, tetapi juga di lahan rawa dan lahan basah lainnya. Daun mudah hancur, dan
cairan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengobati luka kulit. Gulma ini diperkirakan
sudah tersebar di Indonesia sejak tahun 1910-an (Prawiradiputra, 2007).
Sumber : STUDI LITERATUR REVIEW : EFEK FARMAKOLOGI DAUN KERINYUH
(Chromolaena odorata L.)

Tumbuhan daun Botto’-botto’ (Chromolaena odorata L.) adalah tumbuhan yang biasa
digunakan di masyarakat sebagai obat luka agar tidak terjadi infeksi. Berbagai penelitian juga
telah dilakukan, seperti yang dilaporkan Vital (2009) ekstrak daun Botto’-botto’
(Chromolaena odorata L.) memiliki aktivitas untuk menghambat bakteri Bacillus subtillis,
Staphylococcus aureus dan Salmonella typimurium. Tumbuhan Botto’-botto’ (Chromolaena
odorata L.) memiliki aktivitas antipasmodik, antiprotozoa, antitripanosoma, antihipertensi,
antibakteri, astringen, diuretic, antiinflamasi dan hepatotropik berdasarkan penjelasan oleh
Ngozi (2009).
Informasi penggunaan daun Botto’-botto’ (Chromolaena odorata L.) sebagai
antibakteri menimbulkan dugaan bahwa Botto’-botto’ (Chromolaena odorata L.)
mengandung senyawa yang dapat membunuh bakteri pada jerawat. Hal ini diperkuat dengan
adanya laporan penelitian dari Srisuda (2016) bahwa ekstrak daun Botto’- botto’
(Chromolaena odorata L.) memiliki aktivitas untuk menghambat bakteri Bacillus cereus,
Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Strepthococcus pyogenes,
Propionibacterium acnes, Eschericia coli dan Pseudomonas aeriginosa. Pada kondisi normal
dikulit terdapat Propionibacterium acne, Propionibacterium granulosum, Staphylococcus
epidermidis, dan Malassezia furfur, yang akan berproliferasi secara cepat selama masa
pubertas dan seringkali menyebabkan timbulnya jerawat (Chomnawang dkk, 2005: 101).
Sumber Skripsi dengan judul : FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN
GEL EKSTRAK DAUN BOTTO’-BOTTO’ (Chromolaena odorata L) SEBAGAI OBAT
JERAWAT DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI BASIS
KARBOPOL
Chromolaena odorata merupakan tumbuhan yang hidup di daerah tropis maupun sub
tropis, yang tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan baik dan apabila mendapat cahaya
matahari yang cukup maka akan tumbuh lebih baik lagi. Organ utama yang paling banyak
digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai macam penyakit adalah bagian daun. Daun
C. odorata menghasilkan minyak essensial yang mengandung cadinena, α-pinena, β-
cariofillena, camphora, dan isomer candinol, serta daun C. odorata mengandung beberapa
senyawa utama seperti saponin, fenol, tanin, steroid dan flavonoid. Tumbuhan C. odorata
memiliki ciri: tumbuhan herba bertahun, semak abadi, tinggi 1,5-2,0 m, kadang-kadang
mencapai ketinggian maksimum 6 m (sebagai pemanjat tanaman lain), batang lurus, bernas,
rapuh dan mudah bercabang, memiliki tiga daun, daun berbentuk segitiga bulat telur, dan
memiliki akar pendek yang dangkal, semak berkayu yang dapat berkembang dengan cepat,
Gulma ini merupakan pesaing agresif dan memiliki efek allelopati. C. odorata telah
dinominasikan sebagai spesies penyerbu terburuk di dunia oleh Persatuan Internasional untuk
Conservation of Nature.
Di Indonesia, selain dikenal dengan nama Gulma Siam juga disebutkan dengan nama:
tekelan, pokok selaput tunggul; Aceh: sikhohkhoh, seurapok dan serunei; Sumatera Utara: lenga-
lenga; Makassar: laruna, kopasanda, Sunda: Kirinyu; dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Siam
Weed, Christmas Bush, dan Common Floss Flower, Nigeria: Siam Weed, Awolowo; Malaysia: pokok
kapal terbang. Penyebaran Gulma Siam, awalnya diketahui berasal dari Amerika Selatan dan Tengah,
kemudian menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika, Pasifik, dan Indonesia. Di Indonesia tumbuhan ini
memiliki beberapa sifat obat dan aromatik yang digunakan sebagai obat tradisional.
Gulma Siam berkhasiat sebagai antidiare, astringen, antispasmodik (pereda kejang pada
saluran cerna), antihipertensi, antiinflamasi (mengurangi radang), tonik diuretik (pelancar urin),
antipiretik (pereda demam) dan tonik jantung, digunakan untuk penyakit kulit dan perawatan
penyembuhan luka, luka bakar manusia, luka jaringan lunak, luka ulserasi, luka pasca melahirkan dan
juga untuk pengobatan gigitan lintah, gangguan pencernaan dan infeksi kulit, antiprotozoal (anti
biotik), antitrypanosom, antibakteri, antijamur, dan hepatotropik (pereda radang hati), amenore,
radang selaput lendir hidung, diabetes, demam, pertusis dan rematik, dan sebagai obat cacing, di
bidang pertanian dapat digunakan sebagai pupuk organik, biopestisida serta herbisida dan di bidang
medis secara tradisional dapat digunakan sebagai obat batuk dan menghentikan pendarahan, obat
kumur untuk pengobatan sakit pada tenggorokan, obat malaria, antimikroba, sakit kepala, dan
diuretik.
Sumber Journal : Analisis Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Gulma Siam
(Chromolaena odorata L.) di Kota Langsa, Aceh.

Anda mungkin juga menyukai