Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN & PRAKARYA


TANAMAN HIAS : BUNGA PATAH TULANG
DISUSUN OLEH :

NAMA : RAHMAD FAJRI


KELAS : X IPA 1

MAN LIMA PULUH KOTA


TP 2018 / 2019
PENGERTIAN
1. Nama : Bunga Patah Tulang
2. Nama ilmiah : Euphorbia tirucalli L.
3. Nama. daerah : penawar lipan, penawar lilin.
4. Nama asing : yu dai gen (Cina).
5. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Patah tulang adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak. Tingginya adalah 2-6
m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah seperti susu yang
beracun. Tumbuhan ini memiliki ranting yang bulat silindris berbentuk pensil,
beralur halus membujur, dan berwarna hijau. Setelah tumbuh sejengkal, akan
bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak
seperti percabangan yang terpatah-patah.Daunnya jarang, berselang-seling,
terdapat pada ujung ranting yang masih muda, dan berukuran kecil-kecil.
Berbentuk lanset, panjangnya 7-22 mm, dan cepat rontok. Penumpu daun yang
sangat kecil berkelenjar dan berbulu halus terletak pada bagian bawah daun.
Bunganya uniseksual, tersusun dalam mangkuk, warnanya kuning kehijauan,
dan keluar dari ujung ranting. Biasanya, tumbuhan ini lebih banyak
menghasilkan bunga jantan ketimbang bunga betina. Patah tulang berbunga
pada bulan Oktober dan berbuah pada November-Desember dan penyerbukan
dilakukan oleh serangga.

Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) berasal dari Afrika, namun secara
luas ditanam dan mengalami penyebaran di seluruh daerah tropis dan
subtropis.Tanaman ini di Indonesia tumbuh dengan baik dan dikenal sebagai
salah satu jenis tanaman yang biasa digunakan masyarakat sebagai obat
tradisional.Tanaman patah tulang memiliki getah yang putih seperti susu, getah
yang berasal dari potongan dahan dan ranting tanaman ini mengandung triterpen
(Supriyanto dan Luviana, 2010). Menurut Van Damme penggunaan tanaman ini
secara tradisional berbeda-beda di setiap negara, di Afrika digunakan untuk
pengobatan impoten, epilepsi, kutil, sakit gigi, wasir, dan gigitan ular.Di Brazil
digunakan untuk pengobatan kanker, tumor dan kutil sedangkan di Indonesia
digunakan untuk pengobatan patah tulang, wasir, bisul, dan kapalen (Mwine
dkk., 1999).Ada beberapa penggolongan metabolitsekunder , yaitu alkaloid,
flavonoid, steroid/ triterpenoid, tanin, glikosidadanantrakuinon.(Harbone,
1987).Senyawa triterpenoid/steroid menunjukkan berbagai macam aktifitas
fisiologi yang telah digunakan untuk antifungi, insektisida, antibakteri atau
antivirus (Robinson, 1995).
Pohon sig-sag mempunyai rasa asam, sedikit kelat, bersifat dingin, dan agak
beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pohon sig sag, di
antaranya epifiiedelanol acetate, i-dotriacontanol, dan beta-sitosterol. Efek
farmakologis pohon sig-sag, di antaranya antiradang, menghilangkan bengkak
(anti-swelling), menghentikan pendarahan (hemostatic), menurunkan panas, dan
membersihkan racun, bisul, borok, koreng, tulang patah (fraktur), luka berdarah,
gigitan kelabang, gigitan lipan, serta mata merah dan bengkak.

MANFAAT
Berikut bagian-bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon sig-sag:

1) Bagian yang Digunakan dan PemanfaatannyaSeluruh bagian tumbuhan


pohon sig-sag segar dapat digunakan untuk mengobati beberapa
penyakit berikut.
2) Bengkak karena terpukul, tulang patah (fraktur), dan gigitan lipan atau
serangga.Cuci bersih 7 g tumbuhan pohon sig-sag segar, rebus dengan 4
gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, minum air rebusannya
dua kali seharimasing-masing 1 gelas. Cara lainnya, giling tumbuhan
pohon sig-sag sampai halus, lalu balurkan hasil gilingan pada bagian
tubuh yang sakit dua kali sehari.
3) Bisul, borok, koreng, dan luka berdarah.Giling tumbuhan pohon sig-sag
secukupnya sampai halus, lalu balurkan hasil gilingan pada bagian tubuh
yang sakit.
4) Mata bengkak dan merah.Cuci bersih 7 g tumbuhan pohon sig-sag segar,
rebus dengan 4 gelas air, sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, minum
air rebusannya dua kali sehari masingmasing 1 gelas.

Getah tumbuhan ini bersifat asam, mengandung senyawa euforbon,


taraksasterol, α-laktuserol, eufol, senyawa damar yang menyebabkan rasa tajam
ataupun kerusakan pada lendir, kautschuk (zat karet), dan zat pahit. Namun, zat
obat dari herba ini adalah glikosid, sapogenin, terpenoid, dan asam ellaf.
Tumbuhan ini juga digunakan untuk meracuni ikan sehingga mudah didapat.
Minyak yang didapatkan dari getahnya tampaknya bermanfaat untuk
pemanfaatan pada linoleum, jas kain minyak dan industri kulit sandang. Kayu
keras, putih, serat kayu yang padat dari tumbuhan patah tulang ini digunakan
untuk kasok, mainan dan melapisi dengan lapisan kayu halus. Hasil arangnya
cocok untuk digunakan sebagai bubuk mesiu.

Di Jawa, beberapa penulis mencatat tapal dari batang atau kulitnya dapat
dipergunakan untuk menyembuhkan patah tulang dan menyembuhkan penyakit
kulit. Selain itu, getah patah tulang juga dapat mengeluarkan duri yang yang
tertancap dan gabungan antara umbi gadung cina dan buah gondang serta getah
dari tumbuhan patah tulang ini dapat menyembuhkan frambusia. Tumbuhan
patah tulang juga disebut oleh Hartwell (1969) digunakan sebagai penyembuhan
tradisional untuk kanker, tumor, kapalan, dan kutil di Brasil, India, Malaya, dan
Indonesia. Akarnya dapat digunakan untuk mengeluarkan bisa ular, di Maluku
dan Malabar, tumbuhan ini dapat digunakan untuk merangsang muntah dan
antisipilis. Sementara, Suku Kulawi di Sulawesi Tengah memanfaatkan daun
dari tumbuhan ini sebagai diuretik (peluruh air seni), sementara getahnya dapat
menyembuhkan sakit gigi.

Getahnya sangat beracun, ko-karsinogenik, seperti sesuru yang satu genus


dengannya. Walau demikian, getah dari sesuru mengandung zat lain, yaitu 3-0-
angeloylingenol. Apabila memerciki mata, dapat menyebabkan kebutaan, iritasi,
dan merangsang muntah apabila tertelan. Getah dari tumbuhan ini juga dapat
dijadikan insektisida] layaknya mindi kecil. Patah tulang juga dikenal beracun
untuk nematoda dan efektif pula terhadap larva Aedes aegypti dan Culex
quinquefasciatus, sehingga tidak salah ranting patah tulang yang sudah kering
bisa digunakan untuk mengusir nyamuk.[ Kemudian, dapat juga mematikan
bakteri Staphlococcus aureus, moluska Lymneae natalensis dan Biomphalaria
gabrata

PERSEBARAN DAN HABITAT


Penyebaran asli tanaman ini daerah tropis Afrika, aslinya tersebar dari Angola
hingga Zanzibar. Namun secara luas ditanam dan dinaturalisasi di seluruh
daerah tropis dan subtropis. Di Malesia, belum dilaporkan tumbuhan ini tersebar
dari Borneo dan New Guinea. Di Indonesia, ditanam sebagai tanaman pagar,
tanaman hias, tanaman obat, dan tumbuh liar. Dapat ditemukan dari dataran
rendah sampai pada ketinggian 600 mdpl. Tumbuhan ini suka tempat terbuka
yang terkena cahaya matahari langsung. Namun, habitat aslinya terdapat di
semak-semak kering, dan dinaturalisasi di semak-semak, hutan terbuka, dan
padang rumput hingga pada ketinggian 2 m.
HAMA DAN PENYAKIT
Tumbuhan patah tulang punya kecenderungan untuk tidak diserang penyakit
karena getahnya yang beracun. Namun, dilaporkan ada beberapa hama yang
menyerang patah tulang, yakni Meloidogyne incognita, Cuscuta spp. dan
Botrytis spp. Tercatat, Botrytis spp. menyebabkan batang dan akar membusuk
sewaktu kondisi panas dan lembab. Selain itu, gabungan antara Meloidogyn spp.
dan Botrytis spp. menyebabkan dapat merusak tumbuhan dalam waktu singkat.

PERTOLONGAN PERTAMA
Apabila getah tumbuhan ini memerciki mata, basuhlah mata yang diperciki
dengan air dingin selama kurang lebih 15 menit dan ulangi lagi beberapa menit.
Carilah bantuan medis apabila tidak ada bantuan lain. Selain itu pula, air kelapa
atau santan bisa juga digunakan untuk membasuh mata yang terpercik oleh
getah dari tumbuhan ini. Apabila tertelan, dapat menyebabkan rasa terbakar
pada lidah, mulut, dan bibir.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Patah_tulang_(tumbuhan)

https://www.pertanianku.com/mengenal-manfaat-pohon-sig-sag/

Anda mungkin juga menyukai