Patah tulang adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak. Tingginya adalah 2-6
m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah seperti susu yang
beracun. Tumbuhan ini memiliki ranting yang bulat silindris berbentuk pensil,
beralur halus membujur, dan berwarna hijau. Setelah tumbuh sejengkal, akan
bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak
seperti percabangan yang terpatah-patah.Daunnya jarang, berselang-seling,
terdapat pada ujung ranting yang masih muda, dan berukuran kecil-kecil.
Berbentuk lanset, panjangnya 7-22 mm, dan cepat rontok. Penumpu daun yang
sangat kecil berkelenjar dan berbulu halus terletak pada bagian bawah daun.
Bunganya uniseksual, tersusun dalam mangkuk, warnanya kuning kehijauan,
dan keluar dari ujung ranting. Biasanya, tumbuhan ini lebih banyak
menghasilkan bunga jantan ketimbang bunga betina. Patah tulang berbunga
pada bulan Oktober dan berbuah pada November-Desember dan penyerbukan
dilakukan oleh serangga.
Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) berasal dari Afrika, namun secara
luas ditanam dan mengalami penyebaran di seluruh daerah tropis dan
subtropis.Tanaman ini di Indonesia tumbuh dengan baik dan dikenal sebagai
salah satu jenis tanaman yang biasa digunakan masyarakat sebagai obat
tradisional.Tanaman patah tulang memiliki getah yang putih seperti susu, getah
yang berasal dari potongan dahan dan ranting tanaman ini mengandung triterpen
(Supriyanto dan Luviana, 2010). Menurut Van Damme penggunaan tanaman ini
secara tradisional berbeda-beda di setiap negara, di Afrika digunakan untuk
pengobatan impoten, epilepsi, kutil, sakit gigi, wasir, dan gigitan ular.Di Brazil
digunakan untuk pengobatan kanker, tumor dan kutil sedangkan di Indonesia
digunakan untuk pengobatan patah tulang, wasir, bisul, dan kapalen (Mwine
dkk., 1999).Ada beberapa penggolongan metabolitsekunder , yaitu alkaloid,
flavonoid, steroid/ triterpenoid, tanin, glikosidadanantrakuinon.(Harbone,
1987).Senyawa triterpenoid/steroid menunjukkan berbagai macam aktifitas
fisiologi yang telah digunakan untuk antifungi, insektisida, antibakteri atau
antivirus (Robinson, 1995).
Pohon sig-sag mempunyai rasa asam, sedikit kelat, bersifat dingin, dan agak
beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pohon sig sag, di
antaranya epifiiedelanol acetate, i-dotriacontanol, dan beta-sitosterol. Efek
farmakologis pohon sig-sag, di antaranya antiradang, menghilangkan bengkak
(anti-swelling), menghentikan pendarahan (hemostatic), menurunkan panas, dan
membersihkan racun, bisul, borok, koreng, tulang patah (fraktur), luka berdarah,
gigitan kelabang, gigitan lipan, serta mata merah dan bengkak.
MANFAAT
Berikut bagian-bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon sig-sag:
Di Jawa, beberapa penulis mencatat tapal dari batang atau kulitnya dapat
dipergunakan untuk menyembuhkan patah tulang dan menyembuhkan penyakit
kulit. Selain itu, getah patah tulang juga dapat mengeluarkan duri yang yang
tertancap dan gabungan antara umbi gadung cina dan buah gondang serta getah
dari tumbuhan patah tulang ini dapat menyembuhkan frambusia. Tumbuhan
patah tulang juga disebut oleh Hartwell (1969) digunakan sebagai penyembuhan
tradisional untuk kanker, tumor, kapalan, dan kutil di Brasil, India, Malaya, dan
Indonesia. Akarnya dapat digunakan untuk mengeluarkan bisa ular, di Maluku
dan Malabar, tumbuhan ini dapat digunakan untuk merangsang muntah dan
antisipilis. Sementara, Suku Kulawi di Sulawesi Tengah memanfaatkan daun
dari tumbuhan ini sebagai diuretik (peluruh air seni), sementara getahnya dapat
menyembuhkan sakit gigi.
PERTOLONGAN PERTAMA
Apabila getah tumbuhan ini memerciki mata, basuhlah mata yang diperciki
dengan air dingin selama kurang lebih 15 menit dan ulangi lagi beberapa menit.
Carilah bantuan medis apabila tidak ada bantuan lain. Selain itu pula, air kelapa
atau santan bisa juga digunakan untuk membasuh mata yang terpercik oleh
getah dari tumbuhan ini. Apabila tertelan, dapat menyebabkan rasa terbakar
pada lidah, mulut, dan bibir.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Patah_tulang_(tumbuhan)
https://www.pertanianku.com/mengenal-manfaat-pohon-sig-sag/