Fabaceae
PENYEBARAN TANAMAN
Tanaman ini diduga berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, tersebar di wilayah
Indonesia, Malaysia, Filipina dan India. Masyarakat umum mengenal dan memanfaatkannya
sebagai tanaman hias, tanaman obat dan juga sayuran. Selain itu, biji turi juga dimanfaatkan
sebagai bahan baku alternatif pembuatan kecap.
NAMA LOKAL
Toroi (Madura), Tuwi, Suri (Mongondow), Uliango (Gorontalo), Kayu jawa (Baree,
Makasar), Ajutaluma (Bugis), Palawu (Bima), Tanunu (Sumba), Gala-gala (Timor).
AGROEKOLOGI
Turi tumbuh di pekarangan, kebun dan sawah baik yang memiliki tanah subur, asam, berair
dan dapat hidup pada ketinggian 0-1.000 m dpl dan berbuah kurang baik jika tumbuh lebih
dari ketinggian tersebut.
MORFOLOGI
BUDIDAYA
Budidaya dapat dilakukan dengan menanam bijinya atau menggunakan stek batang.
KANDUNGAN BAHAN KIMIA
Isoflavonoid (medicarpin, sativan, betulinic acid, isovestitol), tanin, coumarins,
steroid, triterpenes, leucocyanidin, cyanidin, oleanolic acid, kaemferol-3-rutinoside, saponin,
sesbanimide.
KHASIAT
SIMPLISIA
Tidak tersedia
1. Cacar Air
Sumber Referensi
Abstract
INDONESIA:
Turi (Sesbania grandiflora L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh disawah, di tepi jalan sebagai
pohon pelindung, dan juga ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dikenal
masyarakat sebagai sayuran dan lalapan. Secara umum turi terkenal sebagai sayuran dan obat penyakit
diare, melancarkan sekresi air susu, mengatasi pusing, radang tenggorokan, demam, sakit kepala, hidung
berlendir, dan rematik. Kandungan gizi daun turi adalah mengandung karbohidrat, protein, kalsium,
mineral, fosfor, kalium, tanin, glikosida, dan vitamin. Hal ini yang mendorong peneliti dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun turi (Sesbania grandiflora L) terhadap jumlah sekresi air susu
dan diameter alveolus kelenjar ambing mencit (Mus musculus).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan enam ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kelompok pertama (P0) sebagai kontrol,
kelompok kedua (P1) dengan pemberian ekstrak daun turi konsentrasi 20 %, kelompok ketiga (P2)
dengan pemberian ekstrak daun turi konsentrasi 30 %, dan kelompok ketiga (P3) dengan pemberian
ekstrak daun turi konsentrasi 40 %. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2009 di
Laboraturium Biokimia Utara Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Varian (ANOVA) tunggal dan dilanjutkan dengan Uji
Beda Nilai Terkecil (BNT) 5 %.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun turi (Sesbania grandiflora L.)
mampu meningkatkan jumlah sekresi air susu dan diameter alveolus kelanjar ambing mencit (Mus
musculus). Konsentrasi yang paling efektif terdapat pada perlakuan P3 yaitu konsentrasi yang paling
tinggi sebesar 40 %.