PRAKTIKUM FITOFARMAKA
TUGAS 4
Pembuatan Produk Bahan Alam Kapsul Ektrak Kencur
(Kaempferia galanga L.)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK 3
KELAS: D
DOSEN PEMBIMBING:
apt. Siti Rofida, M. Farm.
apt. Amaliyah Dina A., M. Farm.
apt. Dita Ayu Winata, M. Farm.
apt. Rikatlala’ Shorea, M. Farm.
1.2 Tujuan
2.1 Kencur
Kaempferia galanga (K. galanga) atau yang dikenal sebagai "kencur"
di Indonesia digunakan sebagai salah satu bahan makanan. Diperkirakan
berasal dari daerah asia tropika yang kemudian menyebar kemana-mana dan
sampai di Indonesia sebagai tanaman budidaya (Yoanna & Yovita, 2000).
Kaempferia galanga atau kencur merupakan salah satu jenis dalam famili
Zingiberaceae merupakan salah satu jenis tanaman obat penting bagi masyarakat
Asia termasuk Indonesia. Tanaman ini sering dijadikan pasta karena dipercaya
dapat mengatasi kelelahan. Berdasarkan hasil review dalam jurnal Putu Nita
(2020), secara tradisonal tanaman ini sering digunakan untuk pengobatan diare,
migrain dan meningkatkan energi, dan mengatasi kelelahan. Rimpang kencur
selama ini digunakan oleh untuk menghilangkan sakit gigi, sakit perut,
pembengkakan pada otot dan rematik.
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Phanerogamae
Division : Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Order : Scitaminales
Family : Zingiberaceae Gambar 2.1 Kencur (Tri S, 2021)
Genus : Kaempferia
Species : Kaempferia galanga L.
(Shetu et al, 2018)
2.1.2 Morfologi
Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan
digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah
paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur
di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu
banyak air. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada
musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup
sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka.
Pada morfologi kencur memiliki batang berbentuk basal yang memiliki
ukuran kurang lebih 20 cm yang tumbuh dalam rumpun. Kemudian kencur
memiliki daun berwarna hijau berbentuk tunggal yang pinggir. Daunnya
berwarna merah kecoklatan. Bentuk dari daun kencur menjorong ada yang
menjorong lebar dan ada juga yang berbentuk bundar, untuk ukurannya daun
kencur memiliki panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, dengan ujung daun runcing
pangkai berkeluk dan tepi daun rata. Untuk permukaan daun bagian atas tidak
mempunyai bulu tetapi pada bagian bawah memiliki bulu yang halus.
Kemudian untuk tangkai daun sedikit pendek memiliki ukuran berkisar antara
3-10 cm yang terbenam didalam tanah, mempunyai panjang berkisar 2-4 cm
yang memiliki warna putih. Jumlah daun pada kencur tidak lebih dari 2-3
lembar dengan susunan yang saling berhadapan (Haryudin 2016).
Kencur mempunyai bunga yang tunggal yang berbentuk seperti terompet
dengan panjang bunga 3-5 cm. Kencur mempunyai benang sari berwarna kuning
yang memiliki panjang 4 mm, untuk putik kencur memiliki warna putih agak
keunguan. Kemudian untuk bunganya tersusun setengah duduk dengan jumlah
mahkota bunga 4-12 buah dengan warna yang dominan yaitu warna putih. Kencur
memiliki perbedaan dengan family yang lainnya pada bagian daun yang
menjalar dipermukaan tanah, dengan batang kencur yang pendek dan serabut
akar yang memiliki warna coklat agak kekuningan. Adapun untuk rimpangnya
memiliki ukuran yang pendek berbentuk seperti jari yang tumpul dengan
warna coklat lalu pada bagian kulit rimpang kemcur memiliki warna coklat
yang mengkilat, dengan bau khas yang dikeluarkan oleh rimpang kencur.
Kemudian pada bagian dalam kencur memiliki warna putih dengan tekstur seperti
daging yang tidak berserat (Megantara et al, 2016).
Untuk pemerian simplisia rimpang kencur menurut Farmakope Herbal
Indonesia edisi II (2011) berupa irisan rimpang, pipih, bentuk hampir bulat
sampai jorong atau tidak beraturan, bagian tepi berombak dan berkeriput, kasar,
bagian tengah tampak pembatas yang tegas antara korteks dan stele, korteks
sempit, berserat halus; warna cokelat hingga cokelat kemerahan, bagian
tengah berwarna putih sampai putih kecokelatan, bau khas dan rasa pedas.
2.5 Kapsul
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu
macam obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam
cangkang atau wadah kecil yang dapat larut dalam air. Pada umumnya cangkang
kapsul terbuat dari gelatin. Tergantung pada formulasinya kapsul dapat berupa
kapsul gelatin lunak atau keras. Bagaimana pun, gelatin mempunyai beberapa
kekurangan, seperti mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi
lembab atau bila disimpan dalam larutan berair (Ansel, 2014).
Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai
nomor paling besar (000). Umumnya ukuran nomor 00 adalah ukuran terbesar
yang dapat diberikan kepada pasien. Ada juga kapsul gelatin keras ukuran 0
dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE), yang memberikan
kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter (Depkes RI, 2020).
Kapsul gelatin keras terdiri atas dua bagian, bagian tutup dan induk. Kapsul
cangkang keras biasanya terbuat dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi.
Berbagai jenis gelatin dapat digunakan, tetapi gelatin dari campuran kulit atau
tulang sering digunakan. Kapsul cangkang keras dapat juga dibuat dari pati atau
bahan lain yang sesuai. Kapsul cangkang keras dapat juga mengandung zat warna
atau zat warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida,
bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan-
bahan ini mengandung air antara 10% dan 15% (Depkes RI, 2020).
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
2. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
3. Lebih enak dipandang
4. Mudah ditelan
5. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian
dimasukkan bersama serbuk lainke dalam kapsul yang lebih besar.
(Anonim, 2012).
Kerugian sediaan kapsul, antara lain:
1. Tidak dapat dibagi
2. Tidak dapat diberikan untuk balita
3. Tidak dapat digunakan untuk zat yang higroskopis
4. Tidak dapat digunakan untuk zat yang berinteraksi dengan cangkang kapsul
5. Tidak dapat digunakan untuk bahan yang mudah menguap karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan (Anonim, 2012).
Selain mempunyai kelebihan-kelebihan seperti keindahan, kemudahan
pemakaian dan kemudahan dibawa, kapsul telah menjadi bentuk takaran obat
yang popular karena memberikan penyalutan obat yang halus, licin, mudah ditelan
dan tidak memiliki rasa, terutama menguntungkan untuk obat-obat yang
mempunyai rasa dan bau yang tidak enak. Kapsul secara ekonomis diproduksi
dalam jumlah besar dengan aneka warna, dan biasanya memudahkan penyiapan
obat didalamnya, karena hanya sedikit bahan pengisi dan tekanan yang diperlukan
untuk pemampatan bahan, seperti pada tablet (Lachman, dkk., 1994).
2.6.2 Avicell
Sinonim : Avicel pH; cellets; celax; cellulose gel; hellulosum
microcristallium; celphere; ceolus KG; crystalline cellulose; emcocel; fibrocel;
parmacel; tabulose; vivapur.
Rumus Kimia: (C6H10O5) (BM=36.000)
Fungsi : Adsorbent; suspending agent; tablet dan capsule diluent; tablet
disintegrant
Kelarutan : Mudah larut dalam 5% w/v larutan NaOH, praktis tidak larut
dalam air, asam terlarut, dan sebagian besar pelarut organik
pH : 5,0-7,5
Titik Lebur : 260-270°C
Distribusi Partikel: 20-200 μm
Kompatibilitas: Avicel inkompatible dengan agen oksidator kuat
(HPE Ed. 6., 2009.Hal. 129)
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Deskripsi
1. Timbang ekstrak rimpang kencur sesuai yang diinginkan.
2. Timbnag avicel dan cab-o-sil dengan perbandingan 1:3.
3. Masukkan avicel dan cab-o-sil ke dalam mortir dan gerus ad homogen.
4. Tambahkan ekstrak rimpang kencur ke dalam mortir dan gerus ad
homogen.
5. Bagi serbuk secara visual menjadi beberapa bagian dan masukkan ke
dalam cangkang kapsul.
4.1 Kasus
Supervisor RnD yang bkerja pada industri obat tradisional yang
memproduksi produk OT, sedang melakukan pengembangan formulasi produk
kapsul dengan bahan ekstrak Kaempferia galanga dengan senyawa marker aktif
EPMS. Komposisi bahan aktif yang dibuat mengandung senyawa EPMS sebanyak
15 mg/kapsul dengan bobot 200 mg/kapsul. Hasil penetapan kadar EPMS pada
ekstrak Kaempferia galanga diperoleh kadar 46,4 %b/b. Bahan tambahan yang
akan ditambahkan adalah Avicel dan Cab-o-sil dengan perbandingan 1:1, 2:1, dan
1:2. Jumlah produk yang akan diproduksi masing-masing sebanyak 100 kapsul.
4.2 Perhitungan
Bobot kapsul = 200 mg/kapsul
100 %
Ekstrak kencur = x 15 mg=32 , 33 mg/kapsul
46 , 4 %
= 20 g – 3,233 g = 16,767 g
Sediaan kapsul dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih
bahan obat yang telah dihaluskan. Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri
dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Umumnya kapsul
keras (hard capsul) berisi bahan obat yang kering dan kapsul lunak (soft capsul)
berisi bahan obat berupa cairan obat (Ansel, 2014).
Pada proses produksi ini, seorang supervisor RnD hendak melakukan
penembangan formulasi produk kapsul dengan bahan ekstrak kencur (Kaempferia
galanga) dengan senyawa marker aktif EPMS. Sediaan kapsul merupakan salah
satu alternatif pengobatan yang mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu
kekurangan dari penggunaan obat-obatan yang berasal dari ekstrak memiliki rasa
dan bau yang kurang enak sehingga penggunaan cangkang kapsul untuk
menutupi rasa dan bau dari ektraks yang kurang akseptabel.
Proses pembuatannya diawali dengaan menghitung kebutuhan bahan aktif
dan bahan tambahan untuk 100 kapsul. Kapsul yang akan dibuat mengandung
senyawa marker EPMS sebanyak 15 mg.dengan bobot kapsul 200mg. Hasil
penetapan kadar EPMS pada ekstrak diperoleh kadar EPMS sebanyak 46,4 %b/b.
Bahan tambahan yang digunakan adalah Avicel dan Cab-O-Sil dengan 3
perbandingan, yaitu 1:1, 2:1, dan 1:2. Avicel merupakan bahan tambahan yang
memiliki peran sebagai pengisi dan pengikat. Avicel dapat memenuhi cangkang
kasul dikarenakan ia dapat menyebanyakn volominus. Dan Cab-O-Sil adalah
eksipien yang memiliki beberapa fungsi seperti meningkatkan sifat alir,
kompaktibilitas, dan mencegah perlekatan (Cabot Corp, 2015). Tujuan dari
penambahan Cab-O-Sil yaitu untuk memperbaiki aliran serbuk pada proses
pembuatan karena karakter partikelnya yang kecil. Berikut rincian bobot bahan
tambahan yang digunakan:
Avicel : Cab-O-Sil (1:1) Avicel : Cab-O-Sil (2:1) Avicel : Cab-O-Sil (1:2)
1 Kapsul: 1 Kapsul: 1 Kapsul:
83,84 mg : 83,84 mg 111,78 mg : 55,89 mg 55,89 mg : 111,78 mg
100 Kapsul 100 Kapsul 100 Kapsul
8,384 g : 8,384 g 11,178 g : 5,589 g 5,589 g : 11,178 g
Pembuatan kapsul dilakukan dengan menimbang ekstrak rimpang kencur
serta bahan tambahan dengan perbandingan yang diinginkan. Kemudian
mencampurkan Avicel dan Cab-O-Sil hingga halus dan homogen. Selanjutnya
ditambahkan ekstrak rimpang kencur dan dicampur hingga halus dan homogen.
Dan campuran serbuk tadi dimasukkan ke dalam cangkang kapsulnya.
BAB VI
KESIMPULAN