Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH REVIEW FITOTERAPI

“MENIRAN”

Dosen Pengampu : Dr. apt. Titik Sunarni, S.Si., M.Si

Disusun Oleh:
1. Fitrah Shafran Ilahi (2120414613)
2. Fitra Diah Viansari S. (2120414614)
3. Fitri Jati Rukmana (2120414615)
4. Gabriel Jonathan S.A (2120414616)
5. Gandhi Barajana Vedha (2120414617)

Prodi Profesi Apoteker


Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada TUHAN YME yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, maka pada hari ini makalah review jurnal meniran dapat diselesaikan.

Tak lupa kami sampaikan banyak terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
dalam hal ini adalah Dr. apt. Titik Sunarni, S.Si., M.Si yang telah membimbing kami dalam
Mata Kuliah Fitoterapi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN TINJAUAN............................................................................................2
1. Tinjauan Tanaman Meniran..................................................................................................2
1) Nama lain..........................................................................................................................2
2) Klasifikasi Tanaman.........................................................................................................2
3) Morfologi Meniran............................................................................................................3
4) Habitat Tanaman Meniran................................................................................................3
5) Budidaya Tanaman Meniran.............................................................................................3
2. Tinjauan Aktivitas dan Kandungan Kimia Meniran.............................................................4
3. Metode isolasi dan karakterisasi senyawa aktif target (Chemical Marker)..........................9
Tinjauan ilmiah kandungan kimia spesifik................................................................................10
4. Tinjauan Pemanfaatan........................................................................................................10
1) Pemanfaatan Secara Empiris...........................................................................................10
2) Pemanfaatan Secara Ilmiah.............................................................................................10
3) Produk komersial............................................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia juga banyak menggunakan Meniran sebagai obat tradisional untuk
pengobatan berbagai penyakit antara lain hepatitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herba
meniran mengandung senyawa lignin dan terpenoid yang mempunyai potensi sebagai
antibakteri. Masyarakat Jawa Barat menggunakan meniran sebagai obat gatal-gatal dengan cara
meminum air rebusan meniran (Santoso et al, 2001) menurunkan kadar glukosa dan diuretik
serta meningkatkan daya tahan tubuh (Kardinan et al, 2004).

Salah satu tumbuhan liar yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional adalah
meniran (Phyllanthus niruri L.). Meniran dapat digunakan sebagai antibakteri, antihepatotoksik,
antipiretik, antitusif, antiradang, antivirus, diuretik, ekspektoran, hipoglikemik, dan sebagai
immunostimulan (Kardinan et al,2004). Meniran mengandung beberapa komponen kimia, salah
satu diantaranya adalah flavonoid yang mampu merangsang sistem imun (kekebalan) tubuh
manusia agar bekerja lebih baik. Selain itu, senyawa flavonoid yang terkandung dalam meniran
diduga berkhasiat sebagai antioksidan dan antineoplastic (antikanker) (Mangan, 2003).

Kanker merupakan masalah kesehatan dari banyak negara di dunia dan termasuk
penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah
korban yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk
pengobatannya. Kanker merupakan penyakit dengan karakteristik adanya gangguan atau
kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga terjadi
perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol.

Meniran adalah herba yang berasal dari genus Phyllanthus dengan nama ilmiah
Phylanthus niruri Linn .Meniran mempunyai manfaat sebagai imunomodulator yaitu obat yang
dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk
menekan yang fungsinya berlebihan. Secara klinis imunomodulator digunakan pada pasien
dengan gangguan imunitas, antara lain pada kasus keganasan HIV/AIDS, malnutrisi, alergi, dan
lain-lain. (Murugaiyah et al., 2009)

1
BAB II
PEMBAHASAN TINJAUAN

1. Tinjauan Tanaman Meniran


1) Nama lain

Gosau na dungi; Gosau madungi roriha; Daun gendong anak, Meniran, Memeniran.
(Permenkes, 2016). Sumatera (sidukung anak, baket sikolop), Jawa (meniran ijo, meniran
merah), Sulawesi (bolobungo, sidukung anak), Maluku (gosau ma dungi, gosau ma dungi
roriha, belalang bahiji). Suku Dayak dan Banjar Kalimantan Tengah menyebutnya
(Ambin buah). (Maharani, 2011)

2) Klasifikasi Tanaman

Secara ilmiah, meniran memiliki. klasifikasi sebagai berikut : (BPOM RI, 2008)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri L.

2
3) Morfologi Meniran

Tumbuhan semusim, tumbuh tegak, tinggi 30-50 cm, bercabangcabang. Batang berwarna
hijau pucat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar
memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi
rata, panjangsekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Dalam satu tanaman ada
bunga betina dan bunga jantan. Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga
betina keluar di atas ketiak daun. Buahnya kotak, bulat pipih, licin, bergaris tengah 2-2,5
mm. Bijinya kecil, keras, berbentukginjal, berwarna coklat (Dalimarta, 2003).

4) Habitat Tanaman Meniran

Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tumbuhan liar yang berasal dari Asia
tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia termasuk Indonesia. Kini, tumbuhan ini telah
tersebar ke Benua Afrika, Amerika, dan Australia (Kardinan et al, 2004).
Ketinggian tempat
Di Jawa, meniran terdapat pada dataran rendah hingga pada ketinggian ± 1000 meter di
atas permukaan laut pada tempat-tempat 5 lembab di kebun-kebun, di ladang-ladang, dalam
semak-semak, sepanjang jalan, dan di tanah berumput, pada beberapa tempat dalam jumlah
banyak (Heyne, 1987).

5) Budidaya Tanaman Meniran

Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan di lahan. Ciri tanaman
meniran yang siap dipanen adalah daun tampak hijau tua hampir menguning dan buah
agak keras jika dipijat. Herba meniran yang telah dipanen dikeringkan terlebih dahulu
selama beberapa jam, lalu dikeringkan dengan oven atau dibawah sinar matahari
langsung. Pengeringan dengan sinar matahari langsung dilakukan selama 3-5 hari
tergantung cuaca. Herba meniran yang telah dikeringkan dikemas dalam wadah yang
kedap udara agar simplisia ini tidak mudah berjamur (Kardinan, 2004).

3
2. Tinjauan Aktivitas dan Kandungan Kimia Meniran
Tumbuhan meniran secara kimia dicirikan antara lain oleh kandungan senyawa
turunan lignan, alkaloid, flavonoid, dan triterpenoid. Lignan, secara biogenetik adalah
produk kombinasi antara dua unit fenilpropan turunan asam sinamat, C6-C3. Dari
berbagai jaringan tumbuhan meniran telah berhasil ditemukan senyawa-senyawa lignan,
dari jenis dibenzilbutan, aril tetralin, dibenzilbutirolakton, dan jenis neolignan (Syamsul,
et al 2015). Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa
aromatik sederhana yang lain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas di dunia
tumbuhan, terdapat dalam kayu, daun, eksudat, damar, dan bagian tumbuhan lain. Lignan
terkadang dijumpai sebagai glikosida. Lignan digunakan sebagai antioksida dalam
makanan. Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif dalam tumbuhan
obat tertentu. Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau etanol dan seringkali
diendapkan sebagai garam kalium yang sukar larut (Robbinson, 1995).
Berbagai macam aktivitas ekstrak dari tumbuhan meniran dapat dilihat pada tabel
1 berikut:

Tabel 1. Aktivitas in vivo dan in vitro dari fraksi dan ekstrak tanaman

Ekstrak Aktivitas Referensi


(Sumber)
Ekstrak etanol 95% dari seluruh Kondroprotektif Buddhachat et al.,
bagian tanaman 2017
Ekstrak air dari seluruh bagian Hepatoprotektif terhadap kerusakan liver Guo et al., 2017
tanaman diinduksi oleh CCl4
Ekstrak fraksi aseton dari seluruh Anti HCV (Hepatitis C) Chung et al., 2016
bagian tanaman
Ekstrak air dari daun kering Inhibisi virus hepatitis B resisten lamivudine Jung et al., 2015
Ekstrak metanol dan air dari Antikanker terhadap metastasis MCF-7 Lee et al., 2015
seluruh bagian tanaman
Ekstrak etanol dari seluruh bagian Inhibitor α-glukosidase Trinh et al., 2016
tanaman
Ekstrak metanol dari seluruh Antiplasmodial Haslinda et al.,
bagian tanaman 2015
Fraksi ekstrak metanol dari Antivirus terhadap infeksi Human enterovirus Yeo et al., 2015
seluruh bagian tanaman 71 (EV71) dan Coxsackievirus A16 (CA16)
Ekstrak etanol/air (50:50 v/v) dari Antelmintik terhadap nematoda Caenorhabditis Agyare et al., 2014
seluruh bagian tanaman elegans
Ekstrak metanol dan air dari Inhibisi proliferasi, metastasis dan angiogenesis Tang et al., 2014
seluruh bagian tanaman terhadap sel kanker melanoma (MeWo) pada
manusia
Ekstrak metanol dan air dari Inhibisi metastasis terhadap sel kanker paru Lee et al., 2013b
seluruh bagian tanaman (A549) pada manusia
Ekstrak koktail dari seluruh Inhibisi virus dengue tipe 2 Lee et al., 2013a

4
bagian tanaman
Ekstrak etanol/air (50:50 v/v) dari Supresi/menekan invasi dan migrasi sel Lu et al., 2013
seluruh bagian tanaman osteosarcoma Sacs-2 (sel kanker tulang)
Ekstrak air dari seluruh bagian Antivirus terhadap virus herpes simpleks tipe 1 Tan et al., 2013
tanaman (HSV-1) dan HSV-2
Ekstrak metanol dan air dari Menekan proliferasi dan induksi apoptosis sel Tang et al., 2013
seluruh bagian tanaman kanker prostat PC-3
Ekstrak metanol dari seluruh Inhibisi aktivitas fagositosis neutrofil manusia Yuandani et al.,
bagian tanaman 2013
Ekstrak etanol/air (50:50 v/v) dari Antimetastatik terhadap sel A549 (sel kanker Tseng et al., 2012
daun paru)
Ekstrak air dari seluruh bagian Antiangiogenik Huang et al., 2011
tanaman
Ekstrak metanol dan air dari Antimetastatik pada sel kanker paru (A549) dan Lee et al., 2011
seluruh bagian tanaman payudara (MCF-7)
Ekstrak metanol dari seluruh Hepatoproktektif Sharma et al.,
bagian tanaman 2011
Ekstrak metanol/air (50:50 v/v) Menginduksi kematian sel HepG2 (sel kanker Chudapongse et
dari seluruh bagian tanaman hati) al., 2010
Ekstrak etanol dari seluruh bagian Melemahkan hepatotoksisitas parasetamol dan Hau et al., 2009
tanaman inhibisi enzim CYP2E1 sitokrom P450 pada
mencit
Ekstrak metanol dan kloroform Inhibisi Helicobacter pylori Lai et al., 2008
dari seluruh bagian tanaman
Ekstrak air dari seluruh bagian Aktivitas antiplasmodial secara in vitro Hout et al., 2006
tanaman
Ekstrak aseton, etanol dan Inhibisi HSV-2 Yang et al., 2005
methanol
Fraksi mengandung corilagin Antitrobosis secara in vivo dengan Shen et al., 2004
60% mengahambat adhesi platelet-netrofil
Ekstrak hidroalkohol dari seluruh Kemopreventif terhadap papilomagenesis Bharali et al., 2003
bagian tanaman diiunduksi oleh DMBA pada mencit
Ekstrak hidroalkohol dari batang, Menyebabkan relaksasi bertahap pada trakea Paulino et al.,
daun dan akar babi percobaan pra-kontraksi dengan karbakol 1996a

Ekstrak hidroalkohol dari batang, Efek antinosiseptif pada mencit Santos et al., 1995
daun dan akar
Ekstrak metanol 50% dari seluruh Administrasi oral (30 mg/kg) mengurangi kadar Higashino et al.,
bagian tanaman glukosa darah 1992

Berbagai macam senyawa yang berhasil isolasi dari tumbuhan meniran dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Kandungan Kimia Senyawa


N Senyawa Aktivitas Senyawa Referensi (Sumber)
o
LIGNAN
1 Filantin Antioksidan, antiinflamasi dan Chang et al., 2003; Fang
antikanker et al., 2008; Lai et al.,
Anti Helicobacter pylori 2008; Inchoo et al., 2011;
Modulasi tegangan vaskular Jantan et al., 2014;
Immunomodulator Krithika et al., 2009
Hepatoprotektif

5
2 5-Demethoxyniranthin Chang et al., 2003
3 Nirantin Chang et al., 2003
4 Filtetralin Antioksidan, antiinflamasi dan Chang et al., 2003; Fang
antikanker et al., 2008; Lai et al.,
Anti Helicobacter pylori 2008
5 Hipofilantin Modulasi tegangan vaskular Chang et al., 2003;
Sitotoksik terhadap sel CHO dan Inchoo et al., 2011;
J774 Thanh et al., 2014; Jantan
Immunomodulator et al., 2014
6 Nirtetralin Chang et al., 2003
7 Urinatetralin Chang et al., 2003
8 Lintetralin Chang et al., 2003
9 Isolintetralin Chang et al., 2003
10 Heliobuphtaimin lakton Sitotoksik terhadap sel CHO dan Chang et al., 2003; Thanh
J774 et al., 2014
11 Dextrobursehernin Chang et al., 2003
12 Urinaligran Chang et al., 2003
13 Virgatusin Chang et al., 2003
14 (+)-Dihydrocubebin Hu et al., 2014
15 (+)-Lyoniresiol Hu et al., 2014
16 (7R,7′R,8S,8′S)-Icariol A2 Hu et al., 2014
17 4-Oxopinoresinol Hu et al., 2014
18 (-)-Syringaresinol Hu et al., 2014
19 (-)-Episyringaresinol Hu et al., 2014
20 Evofolin B Hu et al., 2014
21 Neonirtetralin atau Nirtetralin A Sitotoksik terhadap sel CHO dan Thanh et al., 2014
J774
22 7-hydroxy-3′,4′,5,9,9′-pentamethoxy- Antikanker Giridharan et al., 2002
3,4-methylenedioxy lignin
TANIN
23 Repandinin B Antioksidan Xu et al., 2007
24 Repandinin A Antioksidan Xu et al., 2007
25 Furosin Antioksidan Xu et al., 2007
26 Geraniin Antikanker Xu et al., 2007; Zhai et
Antioksidan al., 2016; Jantan et al.,
Immunomodulator 2014; Lin et al., 2008
Antihipertensi
27 Repandusinic acid A Inhibitor α-glukosidase Trinh et al., 2016; Xu et
Antioksidan al 2007
28 Mallotinin Inhibitor α-glukosidase Trinh et al., 2016; Xu et
Antioksidan al 2007
29 Acetonylgeraniin D Antioksidan Xu et al 2007
30 Corilagin Inhibitor α-glukosidase Trinh et al., 2016; Liu et
Hepatoprotektif al 2017; Gambari et al
Antiinflamasi 2012; Xu et al 2007;
Antioksidan Jantan et al 2014; Yeo et
Immunomodulator al 2015
Antivirus

31 Isostrictinin Wu et al., 2012


32 Chebulagic acid Wu et al., 2012
33 Phyllanthusiin C Wu et al., 2012
34 Phyllanthusiin B Wu et al., 2012
35 Phyllanthusiin U Wu et al., 2012

6
36 Macatannin B Inhibisi sedang terhadap enzim Gunawan-Puteri et al.,
amilase pankreas babi 2012
37 Excoecarianin Memproteksi sel vero dari Chang et al., 2011
infeksi HSV-2
38 Hippomanin A Inhibisi HSV-2 Yang et al., 2007b
FLAVONOID
39 Rutin Antioksidan Xu et al 2007; Lai et al.,
Anti Helicobacter pylori 2008
40 Kuersetin 7-metil eter Antioksidan Xu et al., 2007
41 Kuersetin 3-O-β-D-glukosida Antioksidan Xu et al 2007

42 Kuersetin Antioksidan, antiinflamasi dan Fang et al., 2008; Lai et


antikanker al., 2008
Anti Helicobacter pylori
43 Rhamnocitrin Antioksidan, antiinflamasi dan Fang et al., 2008; Lai et
antikanker al., 2008
Anti Helicobacter pylori
44 Urinariaflavone Thanh et al., 2014
45 Astragalin atau Kaempferol 3- Thanh et al., 2014
glukosida
46 Kaempferol Yao dan Zuo et al., 1993
47 Quercetin 3-O-α-L-(2,4-di-O-acetyl) Wu et al., 2013
rhamnopyranoside-7-O-α-
Lrhamnopyranoside
48 Quercetin 3-O-α-L-(3,4-di-O-acetyl) Wu et al., 2013
rhamnopyranoside-7-O-α-
Lrhamnopyranoside
49 Quercetin 3-O-α-L- Wu et al., 2013
rhamnopyranoside
50 4-Methoxyscutellarein Tran et al., 2007
FENOLIK
51 Trimethyl-3,4-dehydrochebulate Antioksidan, antiinflamasi dan Fang et al., 2008; Lai et
antikanker al., 2008
Anti Helicobacter pylori
52 Dehydrochebulic acid trimethyl ester Antivirus Zhong et al., 1998
53 Brevifolin Wu et al., 2012
54 Asam brevifolinkarbosilat Antioksidan Xu et al., 2007
55 Metil brevifolinkarbosilat Antioksidan, antiinflamasi dan Fang et al., 2008; Lai et
antikanker al., 2008; Lizuka et al.,
Anti Helicobacter pylori 2007; Zhong et al., 1998
Antiplatelet
Antivirus
56 Asam galat Inhibisi sedang terhadap enzim Gunawan-Puteri et al.,
amilase pankreas babi 2012; Xu et al., 2007
Antioksidan
57 Asam 3,5-Dihidroksi-4-metoksi Hu et al., 2014
benzoate
58 Metil galat Antioksidan, antiinflamasi dan Fang et al., 2008; Paulino
antikanker et al., 1999
Efek relaksan pada trakea babi
percobaan secara in vitro:
kontribusi pada kanal kalium
59 Etil galat Antinosiseptif secara in vivo Santos et al., 1999;
Efek relaksan pada trakea babi Paulino et al., 1999
percobaan secara in vitro:

7
kontribusi pada kanal kalium
60 3,3′,4-Tri-O-methylellagic acid Wan et al., 1994
61 Asam ferulat Wan et al., 1994
62 Protocatechuic acid Antioksidan Xu et al., 2007
63 Asam 2,3,4,5,6-Pentahidroksi Wei et al., 2005
benzoate
64 p-hidroksi benzaldehid Hu et al., 2014
65 Gentisic acid 4-O-β-d- Antioksidan Xu et al., 2007
glucopyranoside
66 Ellagic acid Antiangiogenik secara in vivo Huang et al., 2011; Shin
Anti HBV et al., 2005
67 Terephthalic acid mono-[2-(4- Wei et al., 2005
carboxy-phenoxycarbonyl)-vinyl]
ester
68 (E)-3-(5-hydroperoxy-2,2- Wei et al., 2005
dihydroxy[1,1-biphenyl]-4-yl)-2-
propenoic Acid
69 Syringin Antioksidan Xu et al., 2007
70 Phyllanthusiin E Wu et al., 2012
71 Phyllanthusiin F Zhang et al., 2000a
TERPENOID
Triterpenoid
72 β-Amyrin Agarwal dan Tiwari et
al., 1991
73 Glochidiol Hu et al., 2014
74 Asam oleanolat Hu et al., 2014
Diterpenoid
75 Cleistanthol Hu et al., 2014
76 Spruceanol Hu et al., 2014
Seskuiterpen
77 Cloven-2β,9α-diol Hu et al., 2014
78 Dendranthemoside B Thanh et al., 2014
Monoterpen
79 Asam (6R)-Mentiafolat Hu et al., 2014
80 Loliolide Anti HCV Chung et al., 2016
Steroid
81 β-sitosterol Hu et al., 2014
82 (3β,22E)-Stigmasta-5,22-diene-3,25- Hu et al., 2014
diol
83 β-Sitosterol-3-O-β-d-glucopyranoside Antioksidan, antiinflamasi dan Fang et al., 2008; Lai et
antikanker al., 2008
Anti Helicobacter pylori
84 Stigmasterol Hu et al., 2014

3. Metode isolasi dan karakterisasi senyawa aktif target (Chemical Marker)

Lignan utama dari genus Phyllanthus adalah filantin dan hipofilantin. Keberadaan
filantin dapat digunakan sebagai senyawa identitas dalam menganalisis ekstrak kental
herba meniran. Filantin dan hipofilantin merupakan senyawa aktif penting karena

8
aktivitasnya sebagai antikanker terhadap sel leukimia dan sel kanker payudara,
antioksidan dan antiinflamasi.

Gambar 1. Filantin Gambar 2. Hipofilantin

a) Metode isolasi
Isolasi senyawa filantin dan hipofilantin dari tumbuhan meniran dilakukan
melalui 2 tahap yaitu, pertama-tama dilakukan pengekstraksian kemudian dilanjutkan
ketahapan pemisahan senyawa.
 Ekstraksi
Ekstraksi serbuk simplisia kering tanaman menggunakan metode sokletasi (soxhlet
extraction) dengan pelarut n-heksana. Ekstrak cair di vakum pada suhu 40°C untuk
menghasilkan ekstrak kental.
 Isolasi (pemisahan dengan HPLC)
Ekstrak heksana di fraksinasi menggunakan kolom silika gel, dengan gradien eluen
berturut-turut n-heksana (100 v/v), n-heksana:etil asetat (95:5 v/v), dan n-heksana:etil
asetat (90:10 v/v). Fraksi n-heksana:etil asetat (90:10 v/v) menunjukan adanya lignan
dengan Rf 0.36 (biru kehijauan) dan 0.45 (ungu). Kedua fraksi digabung dan
dikentalkan kemudian dipisahkan dengan HPLC preparatif menghasilkan phyllanthin
dan hypophyllanthin dengan kemurnian (>95%).

4. Tinjauan ilmiah kandungan kimia spesifik


Secara ilmiah kandungan senyawa filantin dan hipofilantin dari tumbuhan
meniran telah dibuktikan mempunyai aktivitas sitotoksik dan antikanker secara in vitro
dan in vivo antara lain terhadap sel kanker payudara dan leukimia.
a) Sel kanker payudara (MCF-7 dan MDAMB-231)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tripathi et al. (2006) aktivitas antikanker
hypophyllanthin dan phyllanthin terhadap kanker payudara manusia secara in vitro dan

9
karsinoma mammae yang diinduksi MNU secara in vivo dilaporkan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa hypophyllanthin dan phyllanthin memiliki efek penghambatan yang
kuat pada pertumbuhan sel kanker payudara manusia MCF-7 dan MDAMB-231 secara in
vitro dan menghambat pertumbuhan karsinoma mammae in vivo.
b) Sel leukimia (K-562 dan Lucena-1)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Leite et al. (2006) senyawa phyllantin
dan hypophyllantin menunjukkan aktivitas sitotoksik kuat terhadap sel leukimia (K-562
dan Lucena-1) secara in vitro serta menghambat P-glikoprotein sehingga dapat berfungsi
sebagai Multidrug resistance (MDR) reversing agent yang dapat meningkatkan efek obat
kemoterapi konvensional dengan mengurangi resistensi obat.

5. Tinjauan Pemanfaatan
1) Pemanfaatan Secara Empiris

Herba meniran memiliki manfaat untuk mengobati penyakit kuning, kencing nanah
(gonorrhoea), gangguan pencernaan, diabetes, luka pada kulit, diare, radang usus, meredakan
sariawan, infeksi saluran kencing, radang hati, pendamping obat kanker sebagai
immunostimulator dan penambah nafsu makan. Di Malaysia meniran digunakan untuk
mengobati sengatan tawon, gatal, dan penyakit kulit. Sementara di India masyarakat
menggunakan meniran untuk mengatasi gangguan penyakit kulit seperti kurap, kudis, dan kutil.
2) Pemanfaatan Secara Ilmiah

i. Immunomodulator

Penguat sistem imun tubuh, itulah kunci utama meniran. Dari berbagai uji klinis yang
dilakukan di berbagai negara, meniran menunjukkan aksinya sebagai immunomodulator.
Immunomodulator berperan membuat sistem imun tubuh lebih aktif menjalankan tugasnya,
sekaligus menguatkan sistem imun (immunostimulator) tubuh. Jika sistem imun meningkat
kekebalan atau daya tahan tubuh terhadap serangan virus, bakteri, atau mikroba juga
meningkat. Sistem kekebalan tubuh bekerja dengan 3 cara, pertama menciptakan penghalang
yang mencegah masuknya bakteri dan virus ke dalam tubuh. Kedua jika bakteri dan virus
berhasil masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan cepat mendeteksinya dan melakukan
proses eliminasi sebelum zat asing ini berkembang biak. Ketiga jika bakteri dan virus telanjur
bereproduksi, sistem kekebalan tubuh akan mulai memberantasnya.

ii. Obat.kanker 
Karena sifatnya sebagai immunostimulator herba meniran sering digunakan sebagai imunoterapi
10
dan terapi pendamping mengiringi obat kanker. Sehingga secara tidak langsung meniran juga
bisa digolongkan sebagai obat kanker. Jika daya tahan dan antibodi meningkat, tubuh lebih
responsif menerima pengobatan. Kemampuan meniran sebagai imunoterapi dan imustimulator
antara lain: merangsang aktivitas sel natural killer (NK)  dan sel pembunuh.  Jika toksisitas
keduanya meningkat, sel-sel mengalami mutasi dan abnormal segera dihancurkan. Kemampuan
lain sekresi Tumor Necrosis Factor-alpha TNF-α) sehingga terjadi peningkatan ekspresi MHC
kelas 1 dari sel yang mengekspresikan antigen tumor. Akibatnya kerja sel-T CD8 meningkat.
Pengaruh ketiga berhubungan dengan kemampuan merangsang aktivitas makrofag sebagai sel
fagosit dan sel penyaji antigen.  Ekstrak meniran sebagai imunostimulator dan imunoterapi telah
dipatenkan oleh Suprapto Ma’at pada tahun 1997.

iii. Antioksidan 
Hasil berbagai riset pra-klinis menunjukkan ekstrak meniran dapat memodulasi sistem imun
lewat proliferasi dan aktivas limfosit T dan B, sekresi beberapa sitokin spesifik seperti
interferon-gamma, tumor necrosis factor alpha dan beberapa interleukin. Limfosit T dan B
bekerja ketika perlawanan sistem imun alami kita tidak mencukupi.  Limfosit T dan B bekerja
menurut jenis serangan virus dan bakteri yang terjadi. Fungsi lain meniran mengaktivasi sistem
komplemen, aktivasi sel fagositik seperti makrofag dan monosit,  juga meningkatkan jumlah sel
NK (natural killer cell).  Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus
atau sel tumor.  Dari hasil uji dapat diduga bahwa ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai
terapi tambahan untuk penyakit infeksi akut dan kronis seperti TBC, hepatitis, ISPA, dan herpes
zoster.

iv. Antidiabetes 
Phyllanthin dan hypophyllanthin merupakan komponen utama yang diperkirakan berperan dalam
penurunan kadar gula darah.  Hal ini ditunjukkan pada ekstrak air meniran yang diberikan pada
tikus yang sudah diinduksi dengan aloksan, zat pencetus diabetes. Ternyata tikus yang diberi
ekstrak meniran menurun kadar gula darahnya.  Meniran terbukti berperan sebagai antidiabetes.

11
3) Produk komersial

Golongan Obat bebas


Kategori Obat herbal atau fitofarmaka
Manfaat Stimuno
Memperbaiki sistem kekebalan tubuh (imunomodulator)
Forte
Digunakan oleh Dewasa
Kategori kehamilan Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan mengonsumsi Stimuno
dan menyusui Forte. Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya.
Bentuk obat Kapsul
Aturan pakai 1-3 kapsul perhari

 Hindari mengonsumsi Stimuno Forte jika Anda memiliki


riwayat alergi dengan meniran hijau dan kandungan yang
terdapat di dalam obat ini.
Kontraindikasi  Hindari mengonsumsi Stimuno Forte jika Anda menderita
penyakit autoimun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap konsumen,


sejauh ini belum ditemukan adanya efek samping Stimuno
Forte. Meniran hijau atau Phyllanthus niruri yang terdapat di
Efek samping
dalam Stimuno forte juga sudah terstandarisasi dan melalui
berbagai tahapan pengolahan. Sehingga, obat ini aman
dikonsumsi, jika digunakan sesuai dosis yang dianjurkan.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tanaman Meniran memiliki senyawa identitas berupa filantin. Meniran memiliki banyak
khasiat menurut empiris dan penelitian ilmiah, salah satunya sebagai antikanker dan
sitotoksik yang berpotensi dalam pengembangan obat baru. Salah satu produk komersial
yang mengandung meniran yaitu stimuno.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agro Media Pustaka. h. 5-14, 16, 20.


Agus Kardinan dan Fauzi Rahmat Kusuma. (2004). Hidup sehat secara Alami. Dalam: Meniran
Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Cet.1. Jakarta
BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta
Dalimartha S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3, Puspa Swara, Jakarta.
Geethangili, M., & Ding, S. T. (2018). A Review of the Phytochemistry and Pharmacology of
Phylla nthus urinaria L. Frontiers in pharmacology, 9, 1109.
Herbal Indonesia Berkhasiat: Bukti Ilmiah dan Cara Racik Vol. 08. Trubus.
Heyne, K.,1987,Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan Sarana Wana Jaya :
Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Hidayat, Syamsul dan Rodame M. Napitupulu. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: Agriflo.
Leite, D. F., et al. (2006). The cytotoxic effect and the multidrug resistance reversing action of
lignans from Phyllanthus amarus. Planta medica.
Mangan, Y., 2003, Cara Bijak Menaklukkan Kanker, Sehat dengan Ramuan Tradisional, Jakarta,
AgroMedia Pustaka.
Martin LRR, ER Pereira-Filho and QB Cass. 2011. Chromatographic Profiles of Phyllanthus
Aqueous Extracts Samples: A Proposition of Classification Using Chemometric Models.
Anal. Bioanal. Chem. 400: 469-481.
Maharani Putri, 2011. Tanaman Obat yang Harus Ada di Pekarangan Rumah Kita. Yogyakarta:
Sinar Ilmu
Murugaiyah, V., and Chan, K.L., 2009, Mechanisms of Antihyperuricemic Effect of Phyllanthus
Niruri and it’s Lignan Constituents, J. Ethnopharmacol.
Permenkes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016
TentangStandar Pelayanan kefarmasian di Rumah sakit.Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Hal 191-216,
Diterjemahkan
oleh Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung.
Santoso, U. 2001. Effect of Sauropus androgynus extract on the carcass quality of broiler chicks.
Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan
Tripathi, A. K., Verma, R. K., Gupta, A. K., Gupta, M. M., & Khanuja, S. P. (2006).
Quantitative
determination of phyllanthin and hypophyllanthin in Phyllanthus species by high‐
performance thin layer chromatography. Phytochemical Analysis: An International
Journal of Plant Chemical and Biochemical Techniques, 17(6), 394-397.

14

Anda mungkin juga menyukai