PRAKTIKUM FITOFARMAKA
TUGAS 3
KELOMPOK 8
KELAS : D
DOSEN PEMBIMBING :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa mempelajari dan dapat melakukan praktek penetapan kadar
senyawa marker.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
tanah, yang kedua berdaun sempit dan agak tegak. Tanaman kencur tidak berbatang,
rimpang bercabang-cabang, akar-akar berbentuk gelondong, kadang berumbi,
memiliki panjang 1 cm – 1,5 cm. Setiap tanaman berdaun sebanyak 1 – 3 umumnya 2
helai, lebar hampir menutupi tanah, daun berbentuk jorong lebar sampai hampir
bundar. Bunganya memiliki panjang 4 cm dan berbunga 4 – 12 bunga (Depkes RI,
2017). Pemerian Simplisia : Berupa irisan rimpang, pipih, berbentuk hampir bulat
sampai jorong atau tidak beraturan, bagian tepi berkeriput, kasar, bagian tengah
tampak pembatas yang tegas antara korteks dan stele, berserat halus; warna cokelat
hingga cokelat kemerahan, bagian tengah berwarna putih sampai putih kecokelatan;
bau khas; rasa pedas (Depkes RI, 2017). Pembuatan ekstrak kental rimpang kencur
rendemen tidak kurang dari 8,3% menggunakan etanol sebagai pelarut. Pemerian
ekstrak kental rimpang kencur berwarna cokelat tua, ekstrak kental, bau khas, rassa
pedas dan tebal di lidah (Depkes RI, 2017).
4
ini akan mengalami reaksi hidrolisis dalam suasana basa maupun asam menjadi Asam
p-metoksisinamat. EPMS termasuk dalam senyawa ester yang mengandung cincin
benzene dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang
mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat
menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil
asetat, metanol, air dan heksana.
5
perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya
senyawa tertebut pada plat KLT. Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam
mengidentifikasi senyawa. Bila indentifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka
senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip.
Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan
senyawa yang berbeda.
6
pori-pori fase diam, Metode pemisahan ini biasa disebut dengan kromatografi
permeasi gel (Wulandari, 2011).
BAB III
7
PROSEDUR KERJA
8
c. Preparasi sampel
Sampel untuk penetapan kadar EPMS dalam ekstrak kering
Ditimbang sampel sebanyak 20.0 mg masing-masing sebanyak 3 kali,
ditambah pelarut masing-masing sebanyak 2 ml, diultrasonik selama 5
menit, ditambah etanol 96% sampai 5.0 ml, diultrasonik selama 10 menit.
Kemudian disaring dan ditampung filtratnya.
9
b. Penentuan linieritas
Linieritas ditentukan dari larutan standar EPMS pada lempeng KLT,
kemudian dianalisis dengan KLT-densitometer pada panjang gelombang
maksimum. Dihitung berapa regresi linier antara kadar dan luas area noda.
c. Penentuan presisi
Untuk menghitung presisi, ditotolkan sampel masing–masing 2 μL dan
larutan standar EPMS masing-masing 2 μL pada plate KLT. Plate ini
kemudian dieluasi dengan fase gerak dan di analisis menggunakan KLT–
densitometer pada panjang gelombang maksimum. Sehingga dapat
dihitung berapa standar deviasi (SD) dan koefisien variasinya (KV).
d. Penentuan akurasi
Untuk menentukan persen rekoveri, ditotolkan sampel recovery masing–
masing 2 μL (lihat preparasi sampel untuk recoveri) dan larutan standar
EPMS masing-masing 2 μL pada pelat KLT. Pelat ini kemudian dieluasi
dengan fase gerak dan di analisis menggunakan KLT–densitometer pada
panjang gelombang maksimum.
10
e. Bagan Alir
1. Pembuatan eluen (fase gerak)
Goyang-goyang ad homogen
Dipipet Larutan Induk 2 sebanyak 4.0 mL, Tambahkan etanol ad 10.0 mL,
masukkan ke dalam labu ukur homogenkan
11
BK 5 (600 ppm)
Dipipet Larutan Induk 2 sebanyak 3.0 mL, Tambahkan etanol ad 10.0 mL,
masukkan ke dalam labu ukur homogenkan
BK 4 (500 ppm)
Dipipet Larutan Induk 1 sebanyak 5.0 mL, Tambahkan etanol ad 10.0 mL,
masukkan ke dalam labu ukur homogenkan
BK 3 (400 ppm)
Dipipet Baku Kerja 6 sebanyak 5.0 mL, Tambahkan etanol ad 10.0 mL,
masukkan ke dalam labu ukur homogenkan
BK 2 (300 ppm)
Dipipet Baku Kerja 5 sebanyak 5.0 mL, Tambahkan etanol ad 10.0 mL,
masukkan ke dalam labu ukur homogenkan
BK 1 (200 ppm)
Dipipet Baku Kerja 3 sebanyak 5.0 mL, Tambahkan etanol ad 10.0 mL,
masukkan ke dalam labu ukur homogenkan
c. Preparasi Sampel
Sampel untuk Penetapan Kadar EPMS salam Ekstrak Kering
12
Sampel untuk Penentuan Recovery
13
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia, Jilid VI. Ditjen
POM, Depkes RI : Jakarta
Depkes RI. 1977. Materia Medika Jilid I. Depkes RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan: Jakarta.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama.
Haryudin, W., & Rostiana, O. 2016. Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia
galanga L.). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 19(2), 109-116.
Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ektraksi Maserasi dan Sokletasi Terhadap Kadar
Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus). Skripsi. S1 Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta
14