TUGAS 1
Pembuatan Ekstrak Rimpang Kaempferia galanga
DenganMaserasi Ultrasonik)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK : 9
KELAS: E
DOSEN PEMBIMBING:
Siti Rofida, M.Farm., Apt.
Amaliyah Dina A., M.Farm., Apt.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : K. Galanga
Kaempferia galanga
(www.itis.gov)
B. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan alat
perkolator dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi
penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur
kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan,
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/
penampungan ekstrak) terus menerus sampai diperoleh perkolat.
2. Cara panas
A. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air
pada temperatur 90°C selama 15 menit. Universitas Sumatera Utara 8
Refluks Refluks adalah proses penyarian simplisia pada temperatur titik
didihnya menggunakan alat dengan pendingin balik dalam waktu tertentu
dimana pelarut akan terkondensasi menuju pendingin dan kembali ke labu.
B. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur tititk
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik.
C. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang pada
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
D. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur
sampai titik didih air, yakni 30 menit pada suhu 90-1000 C.
E. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-500 C.
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1.Kerangka Operasional
Hasil, tutup mulut bejana dengan Ditambah 200ml etanol 96% pada
alumunium, masukkan ke bejana masing – masing bejana , aduk
ultrasonik
Masing – masing
Getarkan selama Hasil disaring dan residu ditambah 200ml
15menit tampung filtrat etanol 96%
Masing – masing
residu ditambah 200ml Hasil disaring dan Getarkan selama
etanol 96% tampung filtrat 15menit
Winarto, W. P., 2007, Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal, 152- 153,
Jakarta, Karyasari Herba Media.
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2001.Menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2002:20
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan : Jakarta
Ditjen POM, Depkes RI , 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 9-11,16.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700,
Jakarta, UI Press.
Lenny, S., 2006, Senyawa Flavanoida, Fenilpropanida dan Alkaloida, Karya Ilmiah
Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
Ditjen POM, Depkes RI , 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 9-11,16.
Fauzana D.L., 2010, Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi, dan
Reperkolasi Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma 35
xanthorrhiza Roxb.), Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Skripsi.