TUGAS 1
Pembuatan Ekstrak Rimpang Kaempferia galangal L.
Dengan Maserasi
(Rendaman 24x3 jam)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK : 3
KELAS: A
APRIYANTINOR UTAMI
(201610410311060)
DOSEN PEMBIMBING:
Siti Rofida, M.Farm., Apt.
Amaliyah Dina A., M.Farm., Apt.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan yang diinginkan diantaranya yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pembuatan ekstrak rimpang kencur
(Kaempferia galanga) dengan berbagai metode ekstraksi maserasi
2. Dapat memberikan pengetahuan tentang pembuatan ekstrak rimpang kencur
(Kaempferia galanga) dengan berbagai metode ekstraksi maserasi
3. Dapat mengetahui perbedaan hasil pembuatan ekstrak rimpang kencur
(Kaempferia galanga) dengan berbagai metode ekstraksi maserasi
1.3. Manfaat
Hasil praktikum ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pembuatan ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga) dengan berbagai
metode ekstraksi maserasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Ekstrak
2.2.1 Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang
telah ditentukan (Depkes RI, 1995).
Ekstrak dikategorikan menjadi:
a. Ekstrak Kering (Siccum)
Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk
yang didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi. Substansi ekstrak kering yaitu eksipien (bahan pengisi),
stabilizers (penstabil), dan preservative (bahan pengawet). Ekstrak kering
harus mudah digerus menjadi serbuk.
Ekstrak kering (Extracta sicca) dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Ekstrak kering, yang dibuat dengan suatu cairan etanol dan karena
tidak larut sepenuhnya dalam air. Contohnya adalah Ekstraktum
Granati, Ekstraktum Rhei.
2. Ekstrak kering yang dibuat dengan air. Contohnya antara lain
Ekstraktum Aloes, Ekstraktum Opii, Ekstraktum Ratanhiae (Van Duin,
1947).
b. Ekstrak Kental (Spissum)
Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid, adalah sediaan yang
memiliki tingkat kekentalan di antara ekstrak kering dan ekstrak cair.
Suatu ekstrak kental diartikan dengan ekstrak dengan kadar air antara 20-
25%; hanya pada Extractum Liquiritae diizinkan kadar air sebanyak 35%
(Van Duin, 1947).
a. Ekstrak kental yang dibuat dengan etanol 70% dan dimurnikan dengan
air, contoh: Ekstrak Belladonnae, Extractum Visci albi, Extractum
Hyoscyami.
b. Ekstrak kental yang dibuat dengan air, contoh: Extractum liquiritae,
Extractum Gentianae, Extractum Taraxaci.
c. Ekstrak cair (Liquidum)
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung
etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan
pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap
ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi
syarat. Contoh ekstrak cair adalah Extractum Chinae liquidum, Extractum
Hepatis liquidum (Van Duin, 1947).
2.2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh kandungan
senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan. Ekstrak adalah sediaan
kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung, ekstrak
kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang digunakan air,
etanol dan campuran air etanol (Depkes RI, 1979).
a. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan
perendaman dan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan (kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya
perbedaan kosentrasi larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka
larutan terpekat didesak keluar. Proses ini berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dan diluar sel. Cairan
penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, metanol, etanol-air atau
pelarut lainnya. Remaserasi berarti dilakukan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya. Remaserasi berarti
dilakukan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama, dan seterusnya. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah
cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana yang mudah
diusahakan.
b. Perkolasi
Ekstraksi secara perkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian
simplisia dengan derajat halus yang cocok, menggunakan 2,5 bagian sampai 5
bagian cairan penyari dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya
3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator,
ditambahkan cairan penyari. Perkolator ditutup dibiarkan selama 24 jam,
kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml/menit, sehingga simplisia tetap
terendam. Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama
2 hari pada tempat terlindung dari cahaya.
c. Ekstraksi secara penyulingan
Penyulingan dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih yang tinggi pada
tekanan udara normal, yang pada pemanasan biasanya terjadi kerusakan zat
aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut, maka penyari dilakukan dengan
penyulingan.
d. Ekstraksi secara refluks
Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan.
Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu alas
bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai
mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan
dengan pendingin tegak dan akan kembali.
e. Sokletasi
Untuk mengekstrak oleoresin jahe merah menggunaan metode ini, etanol
96% dipanaskan sampai mendidih dan menguap. Uap etanol akan naik
melalui pipa samping, kemudian diembunkan lagi oleh kondensor tegak.
Etanol yang telah kembali mengembun akan turun untuk menyari zat aktif
dalam simplisia jahe merah. Selanjutnya bila etanol mencapai sifon, maka
seluruh etanol yang telah mengandung oleoresin jahe merah akan turun ke
labu alas bulat dan terjadi proses sirkulasi. Demikian seterusnya sampai
oleoresin yang terdapat dalam simplisia jahe merah tersari seluruhnya yang
ditandai dengan jernihnya cairan yang melewati tabung sifon.
f. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-50ºC.
BAB III
PROSEDUR KERJA
Residu ditambahkan 600 ml etanol 96%, aduk sampai homogen, tutup bagian
mulut bejana dengan aluminium, dan diamkan selama 24 jam
Hasil maserasi disaring. Tampung filtrat dan dilakukan kembali maserasi dengan 1200
ml etanol 96% pada residu selama 24 jam
Disaring, tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi dengan 1200 ml etanol 96%
pada residu selama 24 jam
Kaliberasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400 ml
Filtrat yang terkumpul dipekatkan dengan rotavapor hingga volume tersisa 400 ml
(tanda kaliberasi). Kemudian hasilnya dipindahkan kedalam loyang dan diratakan
Setyawan, Eko, Pandhu Putratama, Asriningtyas Ajeng, dan Wara Dyah Pita Rengga.
2012. Optimasi Yield Etil P Metoksisinamat pada Ekstraksi Oleoresin Kencur
(Kaempferia galanga) Menggunakan Pelarut Etanol. Universitas Negeri
Semarang. Vol 1. No 2. Desember 2012
Suirta, I.W. 2009. Preparasi Biodiesel dari Minyak Jelantah Kelapa Sawit. Jurnal
Kimia. Universitas Udayana : Denpasar
Van Duin, C.F., 1947, Buku Penuntun Ilmu Resep Dalam Praktek Dan Teori,
Penerjemah K. Satiadarma Apt., Pecenongan, Jakarta.
Winarto, W. P., 2007. Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal, 152- 153,
Jakarta, Karyasari Herba Media.