Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN

SOLIDA
TABLET PARASETAMOL

OLEH:
KELOMPOK 2
1. Eka Setyani
A.

(201210410311007)
2. Ainun Endarwati

(201210410311058)

3. Erlinda Hesti P.

(201210410311077)

4. Anita Rachmawati (201210410311138)


5. Ulfia Nisrin

(201210410311155)

6. Ririn Puspita

(201210410311175)

7. Inne Fatima A.

(201210410311196)

8. Mahfudhoh N.

(201210410311206)

9. Siti Nurhasanah

(201210410311239)

10.

Brawijaya Tri W.

(201210410311247)
( FARMASI D)

PROGRAM PENDIDIKAN FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, pujian tak henti-hentinya kami sanjungkan kehadirat
Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Praktikum Farmasetika Sediaan Solida
Tablet Parasetamol tepat waktu.
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Tim dosen pembimbing mata kuliah Farmasetika Sediaan Solida.
2. Orang tua yang telah mendoakan dan memotivasi, serta
3. Teman-teman yang tidak bisa kami sebutkan satu-satu.
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik, saran, dan masukan
yang membangun sebagai pedoman dalam melangkah kearah yang lebih
baik lagi. Akhirnya, hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang lebih
kami mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Malang,
2013

Penyusun

Desember

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................

ii

PENDAHULUAN..............................................................................

STUDI PRAFORMULASI...................................................................
RANCANGAN FORMULASI DAN METODE PEMBUATAN....................
EVALUASI TABLET..........................................................................
PEMBAHASAN................................................................................
PENUTUP.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa

cetak dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau
bahan tambahan.

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat lain

kecuali zat-zat pelicin dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk halus
tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar
mudah mengalir (free flowing).
Cara pembuatan granul ada 2 macam :
a.Cara Basah
Zat berkhasiat dan zat pengisi dicampur baik-baik, lalu dibasahi
dengan

larutan bahan

pengikat, bila

perlu

ditambah

bahan

pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari
pengering

pada

suhu

40-50. Setelah

kering

diayak

lagi

untuk

memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan


bahan disintergran dan lubrikan lalu dicetak menjadi tablet dengan mesin
tablet.
b.Cara kering atau disebut slugging atau pre compression
Zat berkhasiat dan zat pengisi bila perlu zat pengikat dan
disintegran serta lubrikan dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak
menjadi tablet yang besar(sugging). Kemudian

tablet tersebut dipecah

menjadi granul lalu diayak, kemudian dikempa menjadi tablet yang


dikehendaki dengan mesin tablet.
(Anief,
Moh.,IMO,1988)
Syarat-syarat tablet:

Memenuhi keseragaman ukuran.

Memenuhi keseragaman bobot.

Memenuhi waktu hancur.

Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat.

Memenuhi waktu larut (dissolution test).

1.2

1.3

Rumusan Masalah
1.

Bagaimana metode pembuatan tablet parasetamol?

2.

Bagaimana mengevaluasi pengujian mutu granul dan tablet?

Tujuan

1. Membuat tablet parasetamol dengan metode granulasi basah.


2. Melakukan uji mutu untuk mengevaluasi mutu granul dan tablet.

BAB II
STUDI PRAFORMULASI
1. LATAR BELAKANG OBAT
Nama bahan obat
Nama kimia

: Acetaminophenum/Paracetamol

:N-Asetil-4Aminofenol,

acetaminophen,

4-

hidroksiasetanilida
Struktur kimia

B.M.

:151,16 (FI 4 649)

Kemurnian

:Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98%


dan tidak lebih dari 101% C8H9NO2 dihitung
terhadap zat anhidrat. (FI IV hal 649)

Efek terapeutik : antipiretikum, analgesic (FI III hal 37)


Dosis pemakaian

: Dewasa

: Sekali : 500 mg
Sehari : 500 mg-2 g

Umur 6 12 Bulan

: Sekali : 50 mg

Sehari : 200 mg
Umur 1 5 tahun

: Sekali : 50 mg 100 mg
Sehari : 200 mg 400 mg
(FI III hal 920)

2. TINJAUAN FARMAKOLOGI OBAT


Asetaminofen

diberikan

peroral

absobsinya

tergantung

pada

kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak dalam darah


biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit. Asetaminofen sedikit terikat
pada protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom
hati dan di ubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida yang tidak
aktif secara farmakologis. Kurang dari 5% asetaminofen diekskresi tanpa
mengalami perubahan. Suatu metabolit minor tetapi sangat aktif (n-asetilpara-benzokuinon) penting pada dosis besar karena bersifat toksik
terhadap hati dan ginjal. Waktu paruh asetaminofen adalah 2-3 jam dan
relatif tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal. Pada dosis toksik atau penyakit
hati waktu paruhnya bisa meningkat hingga dua kali lipat atau lebih.

3. ORGANOLEPTIS
Warna

: Putih

Bau

: Tidak Berbau

Rasa

: Sedikit Pahit

(FI IV hal 649)


4. MIKROSKOPIS
Bentuk kristal

: Hablur Monoklinik

(Biowaiver Monograph For Immediate Release Solid Oral Dosage


Forms Acetaminophen)
5. KARAKTERISTIK FISIK / FISIKA MEKANIK

1. Titik lebur

: 168oC 172oC (Codex Ed 12 hal 988)

2. Bobot jenis

: 1,293 (Merck Index Ed 12 hal 480)

Farmakologi Dasar Dan Klinik Betram G Katzung Hal 608 Ed 10

3. Ukuran

:-

4. Sifat alir

: Jelek

5. Kompaktibilitas

:-

6. Higroskopisitas

: Parasetamol menyerap uap air dalam

jumlah yang tidak signifikan pada suhu 25

C, dengan

kelambapan relatif meningkat mencapai 90%. (Codex Ed 12 hal


989)
7. Polimorfisme : Asetaminofen memiliki dua bentuk kristal yaitu
ortorombik asetaminofen untuk membuat tablet secara kempa
langsung, dan yang tersedia di pasaran adalah asetaminofen
bentuk

monoklinik

termodinamik

yang

paling

telah

stabil.

mengalami

(Biowaiver

modifikasi

Monograph

For

Immediate)
6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA
1. Kelarutan

: larut dalam air 1:70,

dalam etanol 1:7, dalam aseton 1:13,


dalam

gliserol

1:40,

dalam

propilenglikol 1:9, larut dalam larutan


alkali hidroksida, 1:20 air medidih.
(Codex ed 12 988)
2. pKa

: 9,5 (25 C)

3. Profil kelarutan terhadap p H


4. Laju disolusi
kurang dari

: 5,3 6,5 (Codex Ed 12 hal 988)

: Dalam 30 menit harus larut tidak


80% C8H9NO2 dari jumlah yang tera pada etiket.

Media disolusi 900 ml larutan dapar fosfat pH 5,8, alat tipe 2,


pada 50 rpm. (FI IV hal 650)
5. Koefisien partisi
7. STABILITAS

:-

1. Stabilitas bahan padat.


Terhadap suhu

: Stabil pada suhu 45 C

Terhadap cahaya

: Tidak stabil terhadap cahaya

Terhadap kelembapan

: Parasetamol menyerap uap air dalam

jumlah yang tidak signifikan pada suhu 25

C, dengan

kelambaban relatif meningkat mencapai 90%. (Codex Ed 12 hal


989)
2. Stabilitas larutan
Terhadap pelarut

: Sangat stabil dalam air

Terhadap pH

: Hidrolisis terjadi pada pH 5-7 pada suhu


25C, waktu paruh parasetamol pada pH
2,5 , 6,9 adalah 0,73 , 19,8 , 21,8, 2,28
tahun. (Codex Ed 12 hal 989)

Terhadap cahaya : Tidak stabil terhadap cahaya. (Codex Ed 12


hal 989)
Terhadap oksigen : Parasetamol relatif stabil terhadap oksigen
kecuali

bila

terhidrolisis

menjadi

p-

aminofenol sebagai kontaminan dan bila


terpapar

kondisi

lembab,

p-aminofenol

terdegradasi menjadi quinonimine dan akan


berwarna merah muda, coklat, hitam. (Codex
Ed 12 hal 989)
8. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN
Asetaminophen tidak terdekomposisi dengan kebanyakan bahanbahan tambahan tetapi dengan adanya p-aminofenol dalam para setamol
akan

bereaksi

dengan

serbuk

besi

dengan

kadar

rendah

menyebabkan merah muda. (Pharm. Dosage forms vol 1 hal 443)


9. PROSEDUR PENETAPAN KADAR

akan

Larutan baku: timbang seksama sejumlah parasetamol BPFI,


larutkan dalam air hinggal kadar lebih kurang 12 mikrogram per ml.
Larutan uji: timbang seksama lebih kurang 120 mg, masukkan
dalam labu ukur 100 ml larutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan
dengan air sampai tanda dan bercampur. Ukur serapan larutan uji dan
larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
244 nm, terhadap air sebagai blanko. Hitung jumlah dalam mg c8h9no2
dengan rumus 10 C (AU/AS). C adalah kadar BPFI dalam mikro gram per
ml larutan baku, Au dan As berturut turut adalah serapan larutan uji dan
larutan baku. (FI IVhal 654)

BAB 3
RANCANGAN FORMULASI DAN METODE PEMBUATAN

1. FORMULA YANG DIBUAT


%
No

Nama

Bahan

Fungsi

rentang

% yang

pemakai

dibuat

an
Paracetam

Bahan

ol

obat

2.

PVP

Pengikat

3.

Talk

glidan

1.

4.

MgStearat

5.

amprotab

6.

MCC

7.

Air

Lubricant

0,5%5%
0,2%-

Disintegr

2%
3% -

ant

15%

Pengisi
pembasa
h

Jumlah tiap
tablet
400(mg)

Jumlah
500
tablet
(g)

250

125

5%

20

10

5%

20

10

1%

3%

12

94

47
80

2. METODE PEMBUATAN
Dosis

Kecil

Besar

CL

Kompaktibilitas

Baik

CL

Baik

Jelek

Aliran

Stabilitas terhadap suhu, air

Jelek

baik

GK

GB aqua

Jelek

GB non aqua

Metode pembautan pada praktikum ini menggunakan granulasi basah karena dosis
yang digunakan > 50 mg dan parasetamol memiliki kompakbilitas yang jelek, namun
parasetamol memiliki stabilitas yang baik terhadap suhu dan air.

Rancangan Proses Produksi

Parasetamol +
MCC
Larutan PVP +
Pewarna
Proses Granulasi

Pengayakan

Penambahan
Amprotab, MgS,
dan Talk

Pengujian Sifat Alir,


Kompaktibilitas,
Evaluasi Ukuran
Granul

Pencetakan
Tablet

Pengujian
Keseragaman
Ukuran Tablet,
Keseragaman
Bobot Tablet,
Kekerasan Tablet,
Waktu Hancur
Tablet, Kerapuhan
Tablet

packaging

Pengeringan

Pengayakan
Granul

3. PELAKSANAAN
1. PENIMBANGAN
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

NAMA BAHAN
Paracetamol
Avicel
Pvp K30
Amprotab
Magnesium stearat
Talk
Air

JUMLAH 500 tablet


125 g
57 g
10 g
6g
2g
10 g
80 ml

TT

TT

2. PENCAMPURAN KERING
Alat

: mortir , stamper , spatula

Bahan

: paracetamol , avicel

Lama pencampuran

: ad homogen

Prosedur

: 1. Timbang paracetamol dan avicel


2. Masukkan ke dalam mortir gerus da homogen

3. GRANULASI
3.1 Pembuatan larutan pengikat
1. Timbang PVP K30 masukkan kedalam beaker glass
2. Tamnbahkan air kurang lebih 40ml aduk ad homogen
3. Tambahkan pewarna secukupnya aduk ad homogen

3.2 Pembuatan masa granul


Alat

: mortir , stamper, spatula

Bahan

: campuran paracetamol dan avicel, larutan pengikat , air

Prosedur

: 1. Campuran paracetamol dan avicel dimasukkan mortir

2. Tambahkan larutan pengikat sedikit demi sedikit aduk ad


homogen dan terbentuk masa granul yang baik
3.3 Pengayakan masa granul
Alat

: spatula, handscoon, pengayak granul 6-12

Diameter pengayak

Prosedur

: 1. Letakkan masa granul yang sudah jadi ke atas

pengayak
2. goyangkan pengayak atau gunakan spatula agar
granul dapat melewati pengayak.
4. PENGERINGAN
Alat

: lemari pengering

Suhu

: 45oC

Lama pengeringan

: 12 jam

Awal proses pengeringan

Akhir proses pengeringan

5. PENGAYAKAN GRANUL KERING


Alat

: pengayak mesh no. 12- 24

Diameter pengayak

6. EVALUASI GRANUL
6.1 Distribusi ukuran granul / fines

T.T

Pengayak

Bobot pengayak +

Bobot
granul
40,38

No. mesh

Diameter lubang

Bobot (g)

40

425

348,93

granul
389,31

60

250

351,08

358,60

7,52

80

180

344,16

345,57

1,41

100

150

341,57

341,86

0,29

120

125

340,90

341,16

0,16

Pan

<125

326,94

327,18

0,24

JUMLAH

50,0

1. Tabel distribusi ukuran


Ukuran granul ()
>425

g
40,38

Bobot granul
%
80,76

250-425

7,52

15,04

95,8

180 - 250

1,41

2,82

98,62

150 - 180

0,29

0,58

99,2

125 - 150

0,16

0,32

99,52

< 125

0,24

0,48

100

JUMLAH

50,00

100%

2. Kurva Histogram Frekuensi / frekuensi ukuran

% kumulatif
80,76

Kurva Histogram
90
80
70
60
50

% Frekuensi Ukuran

40
30
20
10
0

Ukuran Granul

3. Kurva Frekuensi Kumulatif

Kurva Histogram
120
100
80
60

%Frekuensi Kumulatif

40
20
0

Ukuran Granul

6.2 Bobot Jenis


BJ nyata

Hasil Pengamatan
No. Rep
1.
2.
3.

W(g)
48,25
48,25
48,24
Rata - rata

BJ mampat

V (g )
100
100
100

BJ ( g/ml )
0,4825
0,4825
0,4824
0,4825

Hasil Pengamatan

Interval pengetukan

volume
2
97

100

1
94

3
95

200

92

92

94

300

91

90

94

400

90

90

93

500

90

90

91

600

91

700

90

800

90

900
1000
( g/ ml )
Rata rata

0,5361
: 0,5361 g/ml

0,5361

0,5360

Prositas

Kompresibilitas

6.3 Kandungan Lengas (MC ) : 1,33 %


6.4 Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat
Hasil Pengamatan
no
1

Sebelum penambahan lubrikan


W ( g ) t (det)
Kec. Alir (g/det)
50
7,54
6,6313

50

8,70

5,7471

50

7,17

6,9735

Rata -rata

6,4506

Setelah penambahan lubrikan


W ( g ) T (det) Kec alir

Rata - rata

Hasil Pengamatan :
No
1

h ( cm )
3,2

r ( cm )
5,25

( o)
31, 3633

3,2

5,25

31,3633

3,2

5,25

31,3633

Rata - rata

6.5 Keseragaman Kandungan : oleh bagian pengujian mutu


7. PENCAMPURAN EKSTERNAL
Alat

: Toples plastic

Lama pencampuran

: menit

8. PENCETAKAN TABLET
Alat

: single punch tablet press

31,3633

Kecepatan tabletasi

: tablet/ menit

Diameter tablet

: 0,93 mm

Bobot tablet

Rentang bobot (5%)

Kekerasan (>4kg)

:11,17

BAB 4
EVALUASI TABLET
I.

PENGUJIAN MUTU PRODUK JADI


1 KESERAGAMAN BOBOT TABLET
ALAT

: Analitic Balance

PROSEDUR : (FI III Hal 7)


1
2
3

Ditimbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu.


Hitunglah berat rata-rata tablet
Hitung
persen
penyimpangan
tiap
tablet
dengan
membandingkan dengan berat rata-rata.
Toleransi penyimpangan
Penyimpanganbobot rata-

Berat rata- rata tablet

rata
A
25 mg atau kurang
15%
26 mg sampai dengan 10%

B
30%
20%

150 mg
151 mg sampai dengan 7.5%

15%

300 mg
Lebih dari 300 mg

10%

5%

Bobot tablet yang direncanakan

: 400 mg

Rentang bobot
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bobot tablet
(g)

: 5% - 10%
%
penyimpanga
n
4,19%
5,12%
5,12%
0.47%
2.32%
3,26%
6,05%
3,26%
4,19%
2,32%

0,5600
0,5100
0,5100
0,5400
0,5500
0,5200
0,5700
0,5200
0,5600
0,5500

No.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Bobot tablet
(g)

%
penyimpanga
n
1,40%
5,12%
3.26%
0,47%
0,47%
2,32%
7,00%
6,05%
4,19%
0,47%

0,5300
0,5100
0,5200
0,5400
0,5400
0,5500
0,5000
0,5700
0,5600
0,5400

Bobot tablet rata rata : 0,5375 g


Persyaratan

:Tidak

boleh

lebih

dari

tablet

yang

bobotnya menyimpang dari yang ditetapkan


pada kolom A dan tidak boleh ada satu
tablet pun yang menyimpang dari harga
yang ditetapkan pada kolom B.
Kesimpulan

:Tidak memenuhi persyaratan karenaada 6


tablet yang penyimpangannya lebih dari 5%.

2 KESERAGAMAN UKURAN TABLET


ALAT

:Jangka sorong

PROSEDUR

1 Lima tablet diambil secara acak.


2 Diukur diameternya dengan memposisikan tablet dalam
keadaan horizontal dengan jangka sorong.
3 Diukur ketebalannya dengan memposisikan tablet dalam
keadaan vertical dengan jangka sorong.
No.
1.
2.
3.
4.
5.

DIAMETER (cm)
1,03
1,02
1,01
1,01
1,02

TEBAL (cm)
0,44
0,42
0,43
0,42
0,42

D/T
2,34
2,43
2,35
2,40
2,43

Rata rata

: 2,39

Persyaratan

:Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak


lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 tebal
tablet (FI III hal 6)

Kesimpulan

:Memenuhi syarat karena diameter tablet kurang


dari 3 dan tidak lebih dari 1 tebal tablet.

3 WAKTU HANCUR TABLET


ALAT

: Desintegration tester.

PROSEDUR : ( FI IV monografi 1251, hal 1087)


1 Masukkan

tablet

pada

masing-masing

tabung

dari

keranjang.
2 Masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat.
3 Gunakan air bersuhu 37o 2o sebagai media, kacuali
dinyatakan lain dalam monografi.
4 Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi,
keranjang diangkat dari media dan tabletnya di observasi,
amati waktu hancur.
HASIL PENGUJIAN
No.
1.

Waktu Hancur ( detik )


12, 06

Rata rata

: 12,06 detik

Persyaratan

: Tidak boleh lebih dari 15 menit.

Kesimpulan

: Memenuhi syarat.

4 KEKERASAN TABLET
ALAT

: Hardness tester

PROSEDUR :
1 Ambil tablet sebanyak 6 secara acak.
2 Masukkan ke dalam Hardness Tester satu persatuhingga
tablet retak.
3 Lihat angka yang tertera, kemudian dicatat.

HASIL PENGUJIAN
No.
1.
2.
3.
Rata-

KEKERASAN
11,50
11,00
11,00
11,17

rata

No.
1
2
3
Ratarata

KEKERASAN
8,00
7,50
7,50
7,67

Rata rata

: 11,17 kgdan 7,67

Persyaratan

: 4 8 kpa (Pharmaceutical Dosage Form Tablet


Vol.2 p : 244)

Kesimpulan

: rata-rata 1 tidak memenuhi syarat dan rata-rata


2 memenuhi syarat

5 KERAPUHAN TABLET
ALAT

: Friability Tester

PROSEDUR :
1 Diambil tablet secaraacakdancatatberatnya (W1)
2 Masukkankedalam friability tester
3 Setting
alat
agar
berputar
100
putarandengankecepatan 25 rpm
4 Setelahselesai, keluarkan tablet,

bersihkan

dariserpihankemudiantimbang (W2)
5 Hitingkerapuhan tablet
: W1 W2

100%

W2
No.

Bobot awal (g)

Bobot akhir (g)

Kerapuhan (%)

1.

5,42

5,36

1,10%

Rata rata

1,10%

Persyaratan

: Tidak boleh lebih dari 1%

Kesimpulan

: Tidak memenuhi syarat

kali
tablet

BAB 5
PEMBAHASAN
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung
pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis bahan
obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anonim, 1979). Pada percobaan ini,
dibuat tablet dengan Parasetamol (Asetaminofen) sebagai zat aktif. Asetminofen memiliki
dua bentuk kristal yaitu ortorombik asetaminofen untuk membuat tablet
secara

kempa

asetaminofen

langsung,
bentuk

dan

monoklinik

yang
yang

tersedia
telah

di

pasaran

mengalami

adalah

modifikasi

termodinamik paling stabil.


Metode pembautan pada praktikum ini menggunakan granulasi basah karena dosis
yang digunakan > 50 mg dan parasetamol memiliki kompakbilitas yang jelek, namun
memiliki stabilitas yang baik terhadap suhu dan air. Bahan-bahan tambahan yang digunakan
meliputi afficel sebagai pengisi, PVP K30 sebagai pengikat, aquades sebagai pembasah,
amprotab sebagai disintegran, MgS sebagai lubrikan dan ditambah talkum juga.
Langkah awal dari pembuatan tablet ini adalah dengan membuat granul terlebih
dahulu. Pembuatannya dengan mencampur asetaminofen dan afficel dengan PVP K30 yang
telah dilarutkan dalam aquadest. Penggunaan aquadest disini ditambahkan hingga didapatkan
granul yang baik yaitu dapat dilihat dengan mengepal-ngepalkan granul dengan tangan
kemudian dilihat apakah sudah membentuk butiran-butiran ataukah masih dalam bentuk
serbuk halus. Setelah didapatkan bentuk granul yang baik, kemudian granul tersebut diayak
menggunakan ayakan no. 6-12 dan dikeringkan didalam lemari pengering pada suhu 40C
pada waktu 4 jam. Lalu granul yang telah kering tersebut diayak dengan ayakan no. 14-20.
Granul yang telah kering dilakukan uji mutu granul, yaitu dilihat sifat alirnya, distribusi
ukuran, kandungan lengas (mc), dan lain sebagainya.
Pada praktikum kami, ketika dilakukan uji mutu granul ternyata didapatkan hasil
bahwa granul yang dihasilkan mutu yang jelek yaitu dilihat dari berbagai aspek uji mutu
granul yang menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Kemudian kami melakukan
granulasi ulang dengan menambahkan aquadest pada granul yang telah kering diatas, dan
kami melakukan prosedur pengayakan dan pengeringan kembali. Setelah dilakukan granulasi
ulang dan dilakukan uji mutu granul kembali, kemudian didapatkan hasil yang lebih baik

daripada uji mutu yang sebelumnya. Hal ini dapat dijadikan dasar bahwa kegagalan granulasi
pada percobaan kami adalah kurangnya pembasah (aquadest) ketika proses pencampuran.
Langkah berikutnya setelah didapatkan granul yaang baik melalui uji mutu granul,
yaitu penambahan amprotab, MgS dan talkum pada granul diatas. Setelah semaunya
ditambahkan dan homogen kemudian dilakukan pencetakan tablet baik melalui alat kempa
manual atau alat kempa dengan single punch.
Setelah semua granul telah dicetak menjadi tablet, kemudian dilakukan uji mutu
tablet. Pengujian meliputi uji kekerasan tablet, uji waktu hancur tablet, uji keseragaman
bobot, dll. Berdaskan berbagai aspek uji coba diatas, pada praktikum kami didapatkan hasil
bahwa untuk uji keseragaman ukuran tablet kelompok kami memenuhi syarat karena
diameter tablet kurang dari 3 dan tidak lebih dari 1 tebal tablet, pada uji
waktu hancur memenuhi syarat karena waktu hancurnya tidak lebih dari
15 menit, pada uji kekerasan menggunakan single punch tidak memenuhi
syarat karena syarat seharusnya pada rentang 4-8 namun hasil uji
kekerasannya

11,7,

dan

yang

menggunakan

alat

kempa

manual

memenuhi syarat yaitu dengan hasil 7,67. Pada uji kerapuhan tidak
memenuhi syarat karena hasil yang didapatkan lebih dari 1 %, pada uji
keseragaman bobot juga tidak memenuhi syarat karena ada 6 tablet yang
menyimpang lebih dari 5 %.
Berdasarka hasil uji mutu tablet diatas dapat disimpulkan bahwa
tablet kami hanya lolos pada pengujian pada uji keseragaman ukuran, uji
waktu hancur dan uji kekerasan pada pembuatan tablet dengan alat
kempa manual saja. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa hal,
dintaranya kesalahan pada waktu proses granulasi apalagi kelompok kami
melakukan granulasi ulang.

BAB 6
PENUTUP
6.1

KESIMPULAN

1.
6.2

SARAN

1. Pada praktikum selanjutnya hendaknya praktikan lebih teliti dalam


setiap proses pembauatan formula.
2. Praktikan hendaknya telah memiliki bekal pengetahuan tentang
kemungkinan

kegagalan

atau

kesalahan-kesalahan

yang

dapat

menyebabkan produk yang dihasilkan gagal atau kulitasnya kurang


baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Mohammad. 1990. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ansel, H. C., 1972. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms. Philadelphia : Lea &
Febiger.
Budavari, S. 1996. The Merck Index, 12th Ed. New Jersey: Merck & Co.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III .Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia .
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV .Jakarta .
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kalantzi, L. 2006. Biowaiver Monographs for Immediate Release Solid Oral Dosage
Forms: Acetaminophen (Paracetamol). Journal of Pharmaceutical Sciences,
Vol. 95, 414
Katzung, Bertrand G.2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC
Lund, W., 1994. The Pharmaceutical Code, 12th Ed. London : The Pharmaceutical Press

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai