Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI

PENGARUH pH PADA REAKSI ENZIMATIK

Disusun oleh :

KELAS PRAKTIKUM FARMASI D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2013 – 2014
PRAKTIKUM 1
PENGARUH pH PADA REAKSI ENZIMATIK

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengenal cara untuk mengetahui kinerja enzim
2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja enzim
3. Mahasiswa memahami pengaruh pH pada reaksi enzimatik
II. LANDASAN TEORI

Dalam tubuh manusia terjadi berbagai macam reaksi kimia yang merupakan bagian
dari proses metabolisme tubuh. Proses tersebut harus berlangsung dengan kecepatan yang
sesuai dengan kebutuhan, untuk mencapai kecepatan yang memadai faktor suhu dan kadar
reaktan, namun faktor ini tidak dapat ditingkatkan secara bermakna pada makhluk hidup,
karenanya diperlukan cara lain untuk menambahkan kecepatan reaksi yaitu dengan
katalisator yang disebut enzim.

Enzim adalah suatu biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalisator
dalam proses reaksi kimia yang dapat meningkatkan laju reaksi hingga 106 kali. Baik
buruknya kinerja enzim terlihat dari laju reaksi kimia. Sebagai protein, enzim memiliki
sifat khas yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu :

1. pH

untuk enzim, pH dapat mempengaruhi aktivitas dengan mengubah struktur atau


dengan mengubah muatan residu fungsional pada pengikatan substrat atau katalisis.
Pada pH yang rendah, Enzim (Enz) mengalami protonasi dan kehilangan muatan
negatifnya. Pada pH yang tinggi, SH+ mengalami ionisasi dan kehilangan muatan
positifnya. Nilai pH yang ekstrim akan menurunkan konsentrasi efektif enzim dan
SH+ dan demikian menurunkan kecepatan reaksi.

2. Suhu

Peningkatan suhu reaksi akan meningkatkan jumlah molekul yang dapat bereaksi
baik dengan kenaikan energi kinetiknya maupun dengan peningkatan frekuensi
benturannya. Kecepatan reaksi mula-mula meningkat seiring meningkatnya suhu
akibat peningkatan energi kinetik pada molekul-molekul yang bereaksi. Pada suhu
ini, akan terjadi denaturasi disertai hilangnya aktivitas katalitik secara cepat.

3. Konsentrasi enzim

Aktivitas enzim dan kadar enzim memiliki hubungan perbandingan yang lurus. Hal
ini berarti semakin besar kadar enzim, maka semakin besar aktivitas enzim dan
semakin cepat reaksi yang dikatalisis enzim. Apabila kadar substrat tetap dan kadar
enzim turun, maka kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim akan menurun karena
enzim yang tersedia tidak cukup banyak untuk bereaksi dengan substrat. Dan
semakin banyak enzim yang berikatan dengan substrat, kecepatan reaksi semakin
meningkat, dan kompleks enzim-substrat yang terbentuk akan semakin banyak.

4. Konsentrasi substrat

Jika konsentrasi substrat meningkat sementara kondisi lain dipertahankan tetap


konstan, kecepatan awal yang terukur akan meningkat mencapai nilai maksimum
dan tidak lebih jauh lagi. Kecepatan reaksi akan bertambah seiring meningkatnya
konsentrasi substrat hingga tercapai suatu keadaan yang enzimnya dikatakan jenuh
oleh substrat.

5. Modifier

Modifier adalah zat yang dapat mempengaruhi kinerja enzim yaitu aktivator dan
inhibitor. Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan enzim dengan
substratnya. Contoh aktivator adalah ion klorida yang berperan dalam aktivitas
amilase dalam saliva. Inhibitor adalah molekul yang menghambat ikatan enzim
dengan substratnya. Contohnya HgCl2. Inhibitor sendiri dibagi 3 yaitu inhibitor
kompetitif, inhibitor non-kompetitif, dan inhibitor unkompetitif.

Inhibitor kompetitif akan berkompetisi dengan substrat untuk menempati tempat


pengikatan substrat, dan berikatan dengan bentuk enzim yang sama dengan yang
dilakukan substrat.

Inhibitor non-kompetitif, inhibitor tidak bersaing dengan substrat untuk menempati


tempat pengikatan yang sama pada enzim. Inhibitor dapat berikatan dengan enzim
dengan atau tanpa keberadaan substrat, dan peningkatan konsentrasi substrat tidak
dapat mencegah pengikatan inhibitor.

Inhibitor unkompetitif berkaitan dengan substrat pada reaksi multisubstrat.


Inhibitor unkompetitif hanya berikatan dengan kompleks enzim-substrat.

III. ALAT

1.
Bejana erlenmeyer
2.
Pipet volumetric
3.
Buret
4.
Tabung reaksi (5buah)
5.
Stopwatch
IV. REAGENSIA
1. Larutan enzim “E” (Saliva)
2. Larutan NaCl 0,9 %
3. Larutan dapar (buffer) dengan pH 5,9 ; 7 ; 8
4. Larutan substrat “S”
5. Larutan KI-KIO3
6. Larutan HCl 0.05 N

V. PELAKSANAAN
1. Masing-masing kelompok anggota kelompok depan melakukan percobaan pada suatu
pH tertentu sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin praktikum (Kelompok 1 :
5,9)
2. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’ ; 5’ ; 10’; 15’ ; 20’
3. Siapakan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetric
4. Ambil berturut-turut 15 ml larutan dapar dengan pH yang telah ditentukan bagi
masing-masing kelompok, 3 ml larutan “S” dan 6 ml larutan NaCl 0,9 % dan
masukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan
gerakan memutar agar isinya tercampur rata.
5. Isilah masing-masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan 0,05 N
6. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan tabu erlenmeyer dan masukkan ke
dalam tabung reaksi yang bertanda 0’ , campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
7. Siapkan stopwatch.
8. Ambil dengan pipet 2 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang
berada di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke
dalam tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan
lagi. (Diamkan di atas meja)
9. Kira-kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1ml larutan dari
labu erlenmeyer, dan tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut
ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
10. Lakukan kembali seperti prosedur tahap 9 sekitar menit ke- 10, 15, 20 memasukkan
cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi yang bertanda 10’,15’, dan
mencampurkan dengan membalik-balikkan tabung dengan atau 20’.
11. Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml KI-KIO3 dan buret ke dalam masing-masing
tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi yang
disumbat ibujari tangan.
12. Kira-kira 5 menit setelah pemberian KI-KIO3, bacalah absorbance larutan yang ada
dalam masing-masing tabung reaksi.
13. Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit
ke-0,5,10,15,20 dengan rumus.
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
Presentase substrat semula-presentase substrat yang tersisa pada menit t
Jadi :
Presentase substrat yang dicerna pada menit t = 100% - Att/ Ato x 100%
Keterangan : Att = Absorbance larutan pada menit ke t
Ato = Absorbance larutan pada menit ke 0
14. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada prdinat grafik
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. Kurva
yang terbentuk disebut progress curve
15. Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa
demikian.

VI. BAGAN ALIR

Siapkan 5 tabung reaksi bersih

Masing - masing tabung diisi 10 ml larutan HCL


0,05 N

Siapkan Erlenmeyer

Masukkan 15 ml larutan dapar pH 5,9 + 3 ml


larutan “S” + 6 ml larutan NaCl 0,9 %. Campur ad
homogen

Setelah tercampur rata, campuran di atas diambil


dengan pipet 1 ml, masukkan ke dalam tabung
reaksi menit ke 0’. Campurkan ad homogen

Pipet 2 ml enzim, lalu masukkan ke campuran


larutan erlenmeyer. Kocok ad homogen

Menjelang menit ke- 5, 10, 15, dan 20 ulangi


prosedur seperti diatas ke dalam tabung menit ke 5,
10, 15, dan 20. Campur ad homogen.

Tambahkan 1 ml larutan KI-KIO3 ke dalam tiap


tabung. Campur ad homogen
Setelah 5 menit, baca absorban tiap larutan dalam
tabung dengan alat spektrofotometer UV-Vis

VII. HASIL PENGAMATAN


Kelompok 1 dengan pH = 5,9

No Menit ke Absorbansi Persen dicerna


1 0’ 0,0219 0%
2 5’ 0,0425 -94,06%
3 10’ 0,0398 -81,74%
4 15’ 0,0350 -59,82%
5 20’ 0,0325 -48,40%

 Menit ke-0
100% - (0,0219/0,0219 x 100%) = 0%
 Menit ke-5
100% - (0,0425/0,0219 x 100%) = -94,06%
 Menit ke-10
100% - (0,0398/0,0219 x 100%) = -81,74%
 Menit ke-15
100% - (0,0350/0,0219 x 100%) = -59,82%
 Menit ke-20
100% - (0,0325/0,0219 x 100%) = -48,40%

Grafik kelompok 1
Grafik perbandingan seluruh kelompok

KADAR SUBSTRAT TERCERNA


kel 1 (5.9) kel 2 (5.9) kel 3 (5.9) kel 4 (7) kel 5 (7) kel 6 (7) kel 7 (8) k el 8 (8) kel 9 (8) kel 10 (8)

100 %

50%

0%
0' 5' 10' 15' 20'

-50%

-100%
t
a
rt
s
b
su -150%
ra
d
a
k

-200%

-250%

-300%

-350%

-400%
waktu
Kelompok Menit Absorbansi Kadar pH Kelompok Menit Absorban
0’ 0.0219 0% 0’ 0.0422
5’ 0.0425 -94,06% 5’ 0.0212
1 10’ 0.0398 -81,74% 5.9 6 10’ 0.0215
15’ 0.0350 -59,82% 15’ 0.0387
20’ 0.0325 -48,40% 20’ 0.0192

0’ 0.0432 0% 0’ 0.042
5’ 0.0101 76,62% 5’ 0.058
2 10’ 0.0137 68,29% 5.9 7 10’ 0.045
15’ 0.0096 77,78% 15’ 0.044
20’ 0.0192 55,56% 20’ 0.038

0’ 0.054 0% 0’ 0.0420
5’ 0.081 -50% 5’ 0.0186
3 10’ 0.077 -42,59% 5.9 8 10’ 0.0098
15’ 0.077 -42,59% 15’ 0.0187
20’ 0.072 -33,33% 20’ 0.0153

0’ 0.0792 0% 0’ 0.041
5’ 0.0419 47,10% 5’ 0.057
4 10’ 0.0415 47,60% 7.0 9 10’ 0.053
15’ 0.0260 67,17% 15’ 0.037
20’ 0.0233 70,58% 20’ 0.045

0’ 0.0399 0% 0’ 0.003
5’ 0.0120 69,92% 5’ 0.005
5 10’ 0.0280 29,82% 7.0 10 10’ 0.003
15’ 0.0308 22,81% 15’ 0.013
20’ 0.0337 15,54% 20’ 0.013

VIII. PEMBAHASAN
Enzim merupakan sekelompok protein dengan sifat khasnya yang berfungsi sebagai
katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologid di dalam tubuh
manusia.tanpa adanya katalisator dalam tubuh, reaksi kimia akan berlangsung sangat
lambat.
Cara kerja enzim dan faktor yang mempengaruhi kinerja enzim berhubungan satu
sama lain. Enzim bekerja pada pH dan suhu tertentu dimana pH dan suhu termasuk
faktor yang mempengaruhi kinerja enzim. Enzim bekerja pada pH tertentu, sebagian
besar enzim bekerja secara optimal pada kisaran pH 6-7
Pada pH rendah ataupun pH yang terlalu tinggi, enzim kurang aktif bekerja. Bentuk
kurva aktivitas pH ditentukan oleh:
(1) Denaturasi enzim pada pH yang tinggi atau rendah
(2) Perubahan pada status muatan enzim dan/atau substrat
Untuk enzim, pH dapat mempengaruhi aktivitas dengan mengubah struktur atau
dengan mengubah muatan residu fungsional pada pengikatan substrat atau katalis.
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa nilai absorbansi yang tinggi
menunjukkan kinerja enzim yang belum optimal. Sedangkan nilai absorbansi yang
semakin rendah menunjukkan kinerja enzim yang semakin meningkat.
Pemberian KI-KIO3 pada praktikum bertujuan sebagai indikator amilum. Pada tabung
menit ke-0’ perubahan warna akan sangat terlihat dibandingkan dengan tabung menit
ke 5, 10, 15, dan 20. Perubahan warna yang tidak signifikan pada tabung reaksi menit
ke 5, 10, 15 dan 20 menandakan bahwa substrat (amilum) telah bereaksi dengan enzim.
Secara teoritis, absorbansi pada menit ke 0 akan lebih tinggi dibandingkan
dengan menit ke 5, 10, 15, dan 20 karena pada menit ke 0 substrat belum bereaksi
dengan enzim. Sedangkan absorbansi menit ke 5, 10, 15 dan 20 akan mengalami
penurunan yang signifikan sebagai tanda bahwa substrat telah bereaksi dengan enzim.
Dari grafik % substrat yang tercerna para reaksi enzimatik yang dipengaruhi
pH, terlihat bahwa pada pH 5,9 enzim amilase tidak bekerja secara optimal dalam
mengubah amilum menjadi maltosa. Enzim hanya bekerja pada pH tertentu dimana
pada pH tersebut enzim akan bekerja secara optimal.

IX. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan:
1. Enzim merupakan katalisator reaksi kimia dalam tubuh yang kinerjanya
dipengaruhi pH. Pada pH tertentu enzim akan bekerja secara optimal
2. Menurut kurva dan hasil praktikum, pH 5,9 tidak sesuai dengan kinerja enzim
amilase dalam saliva
3. KI-KIO3 digunakan sebagai indikator amilum karena KI-KIO3 dapat mengubah
warna amilum menjadi biru keunguan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai