KELOMPOK: 2
KELAS: E
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan akhir ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai pembuatan sediaan
suspense antasida.
Laporan akhir ini dibuat dengan berbagai usaha dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan laporan akhir
ini.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan akhir ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan akhir
ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
laporan akhir selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
Topik Praktikum : Pemeriksaan Golongan Darah dengan Metode Slide
I. Prosedur
Siapkan porselin/gelas objek dan tetesi dengan antisera-A di pinggir sebelah kiri,
antisera-B di bagian tengah, dan antisera-AB di pinggir sebelah kanan.
Masing-masing antisera ditetesi dengan satu tetes suspensi eritrosit 10%
Masing – masing diaduk dengan pengaduk membentuk lingkaran
Menggoyang porselin selama 2 menit dengan gerakan melingkar
Melihat ada tidaknya aglutinasi atau hemolisis (dengan mata biasa),
Golongan darah ditentukan dari campuran yang menggumoal
(aglutinasi).
II. Hasil
Tidak terdapat penggumpalan pada antisera A, antisera B, dan Antisera AB, pada
darah praktikum ini tes rhesus menunjukkan hasil positif.
Jadi golongan darah yang didapat dari hasil gambar dari praktikum metode Slide
adalah Golongsn darah O rhesus+
III. Interprestasi
Antisera – A, Antisera –B, dan Antisera –AB yang di campur darah tidak ada
aglutinasi atau hemolisis ( gumpalan ) karena golongan darah otidak memiliki
antigen A maupun B sehingga dapat di simpulkan bahwa golongan darah anggota
kelompok kami adalah O sedangkan resus yang di dapat Rh + hal ini di karenakan
darah memiliki antigen rhesus
Topik Praktikum : Masa Pendarahan ( Bleeding Time ) Dengan Metode Duke
I. Prosedur
Melakukan disinfeksi pada cuping telinga dengan kapas alcohol 70%
Cuping telinga dipegang di antara ibu jari dan telunjuk
Menusuk pinggir cuping telinga dengan lancet sedalam 2mm
Saat titik dara terlihat, segera hidupkan stopwatch
Darah yang keluar dihisap dengan kertas saring setiap 30 detik dengan tidak
menyentuk lukanya, stopwatch dihentikan bila darah berhenti.
II. Hasil
Di dapatkan hasil 3 menit
III. Interprestasi
Harga normal = 1-3 menit
Berdasarkan hasil percobaan pada kelompok kami didapatkan waktu pendarahan 3
menit dan memasuki rentang ( 1 – 3 menit ), apabila hasil bleeding time tidak
normal, bisa di sebabkan karena tusukan kurang dalam, adanya riwayat
mengonsumsi yang dapat mengganggun trombosit, atau adanya kelainan pada
trombosit
Topik Praktikum : Pengukuran Kadar Hemoglobin dengan Metode Sahli
I. Prosedur Kerja :
Teteskan HCl 0,1 N kedalam tabung pengencer sampai tanda 2 g%
Menghisap darah (kapiler, EDTA) dengan pipet sahli sampai tanda 20 ul
Hapuslah darah yang melekat pada sebelah uar ujung pipet dengan tissue
Kelebihan darah dalam pipet dikeluarkan dengan menyentuhkan ujung pipet kertas
tissue
Mengalirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer dengan cara meniup-
niupnya, cegah terjadinya gelembung udara
Pipet dibilas 2-3 kali dengan cara menghisap dengan meniup larutan HCL
Mengocok tabung agar darah dan HCl bersenyawa membentuk asam hematin yang
berwarna coklat tua
Encerkan dengan aquadest sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan pengaduk,
persamaan warna dengan batang standar harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah
saat darah dan HCL tercampur
Kadar hemoglobin ditentukan dengan melihat garis skala pada meniscus bawah dari
campuran (gram/dl)
II. Hasil
II. Hasil
Tabung 1
Warna : Kuning kehijauan
Bau : Sedikit berbau
Kekeruhan : Keruh
Hasil : (+) 2 (Kuning kehijauan dengan endapan kuning)
Tabung 2
Warna : Biru
Bau : Sedikit berbau
Kekeruhan : Jernih
Hasil : Negatif (Tetap biru)
III. Intepretasi :
Dari hasil praktikum yang didapatkan, tabung 1 mengalami perubahan menjadi
kuning kehijauan dengan endapan kuning (+2). Hal ini menunjukkan adanya kandugan
glukosa dalam urine yang berlebih (hiperglikemia). Namun, hasil ini tidak bisa dijadikan
parameter penyakit diabetes karena harus dilakukan pengujian berkelanjutan. Sedangkan,
tabung 2 tidak mengalami perubahan warna yang berarti tidak ada kandungan glukosa
dalam urine (normal).
Tabung 1 Tabung 2
Topik Utama : PEMERIKSAAN URIN METODE CARIK CELUP (STRIP)
I. Prosedur Kerja :
Stik reagen dicelupkan kedalam urin sampai semua pita mengenai seluruhnya
(daerah reagen)
Angkat stik reagen dengan cara menempelkan pinggirnya pada mulut tabung untuk
meniriskan urin yang berlebih
Letakkan stik reagen diatas tissue
Baca hasil sesuai perubahan warna yang terjadi, masing-masing pemeriksaan
menurut waktu yang ditentukan
Perubahan warna dicocokkan pada kartu warna standar yang tertera pada botol
kemasan,lalu dicatat hasil perubahannya
II. Hasil
Bilirubin + -
Keton - -
SG 1,020 1,020
Blood - -
PH 6,0 5,0
Protein - -
Urobilinogen 3,2 µmol/L 3,2 µmol/L
Nitrit - -
Leukosit - -
III. Interpretasi
Urin A kadar glukosa tinggi (Diabetes atau Hiperglikemia), sedangkan urin B negatif
Urin A bilirubin small (positif) (tidak ada gangguan), urin B negatif
Urin A dan B kandungan keton negatif (tidak ada gangguan ketoasidosis)
Harga normal BJ urine 1010-1025. Nilai BJ Sampel A 1020, sampel B 1020.
Masuk dalam rentang normal
Urin A dan B kandungan darah dalam urin negatif (tidak ada penyakit Hematuria)
Harga normal pH urine berkisar 5-6. Nilai pH sampel A 6,0 dan B adalah 5,0
(pH normal)
Protein sampel A dan B negatif (tidak ada penyakit albuminuria)
Urin A dan B mengandung urobilinogen 3,2 µmol/L. Hal ini menunjukkan
kandungan urobilinogen normal
Urin A dan B tidak mengandung nitrit (tidak terjadi infeksi saluran kemih)
Urin A dan B tidak mengandung leukosit.
Tabung 1
Tabung 2