BIOANALISIS
068114125
Dewi Susanti
068114126
068114131
068114132
Helen Tanujaya
068114133
Felix Manuel
068114136
PJ Laporan
: Lina
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
SO2
NH
N
N1-2-pirimidinilsulfanilamida [68-35-9]
C10H10N4O2S
BM
250,27
Sulfadiazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C10H10N4O2S
(Anonim, 1995).
Pemerian serbuk, putih sampai agak kuning, tidak berbau atau
hamper tidak berbau; stabil terhadap udara tetapi pada pemaparan terhadap
cahaya perlahan-lahan menjadi hitam. Kelarutan praktis tidak larut dalam
air; mudah larut dalam asam mineral encer, dalam larutan kalium
hidroksida, dalam larutan natrium hidroksida; agak sukar larut dalam
etanol dan dalam aseton,; sukar larut dalam serum manusia pada suhu
370C (Anonim, 1995).
Sulfadiazin masuk dalam golongan sulfonamida. Obat golongan
sulfonamida biasa digunakan sebagai obat antibakteri. Sulfonamida tidak
cocok untuk virus. Oleh karena itu pada penggunaan sulfonamida harus
Neraca analitik
Tabung reaksi
Corong
Pipet volum
Kertas saring
Pipet tetes
Spektrofotometer VIS
Glass vien
Alat vortex
Beker glass
Alat sentrifuge
Mikrometer
Alat degasing
Tabung sentrifuge
Bahan:
Sulfadiazin-Na p.a
NaOH
Ammonium sulfamat
HCl
NaNO2
N-(1-naphtyl)ethylenediamin
Aquadest
4. SKEMA KERJA
Prosedur penetapan kadar Bratton Marshall
a. Pembuatan larutan stok Sulfadiazin Na
Timbang 100 mg sulfadiazin dan larutkan dalam 20 ml NaOH 1 N
Buat larutan intermediet dengan kadar 25, 50, 75, 100, 125 g/ml dalam
labu 10,0 ml
b. Pembuatan kurva baku internal
Pipet 250 l plasma dan tambahkan 250 l larutan stok sulfadiazin
sehingga kadarnya 12,5; 25; 37,5; 50; 62,5 mcg/ml
Diambil beningan (1,5 ml) dan encerkan dengan aquadest 2,0 ml, dari tiaptiap tabung
Buat kurva resapan lawan waktu pada kertas grafik numerik dan tetapkan
waktu resapan tetap
d. Penetapan panjang gelombang maksimum larutan sulfadiazin Na yang
memberikan respon maksimum
Intensitas warna larutan obat (25 dan 50 mcg/ml) diukur resapannya pada
500 580 nm
d. Penentuan recovery, kesalahan acak, dan kesalahan sistematik
Buat stok baru sulfadiazin Na
Pipet 0,25; 0,75; dan 1,25 ml larutan stok sulfadiazin dan add larutan
plasma ing 10 ml sehingga kadarnya 12,5; 37,5; dan 62,5 mcg/ml
Stok 1000mcg/ml
Penimbangan sulfadiazine
Berat kertas
: 0,3937 g
Berat kertas+ zat
: 0,4937 g
Berat kertas+sisa
: 0,3937 g
Berat zat
: 0,1000 g
: 100 mg
Konsentrasi stok =
= 1000mcg/ml
Perhitungan intermediet
a) Intermediet 25mcg/ml
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 1000 mcg/ml = 10 ml . 25 mcg/ml
V1
= 0,25 ml
b) Intermediet 50mcg/ml
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 1000 mcg/ml = 10 ml . 50 mcg/ml
V1
= 0,50 ml
c) Intermediet 75mcg/ml
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 1000 mcg/ml = 10 ml . 75 mcg/ml
V1
= 0,75 ml
d) Intermediet 100mcg/ml
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 1000 mcg/ml = 10 ml . 100 mcg/ml
V1
= 1,00 ml
e) Intermediet 125mcg/ml
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 1000 mcg/ml = 10 ml . 125 mcg/ml
V1
= 1,25 ml
b) Internal 2
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 50 mcg/ml = 10 ml . 25 mcg/ml
V1
= 5 ml
c) Internal 3
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 75 mcg/ml = 10 ml . 37,5 mcg/ml
V1
= 5 ml
d) Internal 4
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 100 mcg/ml = 10 ml . 50 mcg/ml
V1
= 5 ml
e) Internal 5
V1 .
C1
= V2
. C2
V1 . 125 mcg/ml = 10 ml . 62,5 mcg/ml
V1
= 5 ml
Absorbansi
0,218
0,158
0,261
0,396
0,630
A= 0,014
B= 8,496.10-3
r = 0,8937
Y= Bx+A
Y = 8,496.10-3x + 0,014
T (menit)
5
10
15
20
25
30
Kadar 50
mcg/ml
absorbansi
0,480
0,475
0,469
0,474
0,474
0,473
Kadar 25
mcg/ml
absorbansi
0,073
0,079
0,077
0,076
0,076
-
Kadar 25 mcg/ml
absorbansi
0,329
0,289
0,246
0,216
0,108
0,199
0,529
0,566
0,567
0,437
0,297
Perhitungan recovery
a) Perhitungan stok baru dengan kadar 500 mcg/ml
C = 500 mcg/ml
V = 100 ml
Konsentrasi stok =
b) Penimbangan sulfadiazine
Replikasi 1
Berat kertas
: 0,3930 g
Berat kertas+zat
: 0,4430 g
Berat kertas+sisa
: 0,3930 g
Berat zat
: 0,0500 g
: 50 mg
Replikasi 2
Berat kertas
: 0,3934 g
Berat kertas+zat
Berat kertas+sisa
Berat zat
: 0,4434 g
: 0,3934 g
: 0,0500 g
: 50 mg
Replikasi 3
Berat kertas
Berat kertas+zat
Berat kertas+sisa
Berat zat
: 0,3929 g
: 0,4429 g
: 0,3929 g
: 0,0500 g
: 50 mg
Absorbansi
replikasi 1
0,203
0,443
0,814
A= 0,014
B= 8,496.10-3
r = 0,8937
Y= Bx+A
Y = 8,496.10-3x + 0,014
i.
Recovery
a) Kadar 12,5 mcg/ml
Y = 8,496.10-3x + 0,014
Replikasi I
0,203 = 8,496.10-3x + 0,014
x
= 22,246 mcg/ml
Absorbansi
replikasi 2
0,028
0,305
0,450
Absorbansi
replikasi 3
0,187
0,201
0,280
Replikasi II
0,028 = 8,496.10-3x + 0,014
x
= 1,648 mcg/ml
Replikasi III
0,187 = 8,496.10-3x + 0,014
x
= 20,363 mcg/ml
rata-rata =
= 14,752 mcg/ml
Recovery =
= 118,016 %
b) Kadar 37,5 mcg/ml
Y = 8,496.10-3x + 0,014
Replikasi I
0,443 = 8,496.10-3x + 0,014
x
= 50,494 mcg/ml
Replikasi II
0,305 = 8,496.10-3x + 0,014
x
= 34,251 mcg/ml
Replikasi III
0,201 = 8,496.10-3x + 0,014
x
= 22,010 mcg/ml
rata-rata =
= 35,585 mcg/ml
Recovery =
= 94,893 %
c) Kadar 62,5 mcg/ml
Y = 8,496.10-3x + 0,014
Replikasi I
rata-rata =
= 58,929 mcg/ml
Recovery =
x 100%
= 94,286%
ii. Kesalahan sistematik
a) Kadar 12,5 mcg/ml
Kesalahan sistematik
b) Kadar 37,5 mcg/ml
Kesalahan sistematik
c) Kadar 62,5 mcg/ml
Kesalahan sistematik
iii.
= 100%-%recovery
= 100%-118,016%
= -18,016 %
= 100%-%recovery
= 100%-94,893%
= 5,107 %
= 100%-%recovery
= 100%-94,286%
= 5,714 %
Kesalahan acak
a) Kadar 12,5 mcg/ml
Kesalahan acak
=
=
= 77,196 %
Kesalahan acak
=
=
= 40,155 %
=
=
= 54,489 %
5. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk memvalidasi metode analisis Bratton
Marshall dengan cara menetapkan kadar obat dalam cairan hayati yaitu
darah sehingga dapat diketahui apakah metode ini cukup valid digunakan
dalam pengukuran kadar suatu zat dalam percobaan laboratorium. Validasi
metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan penggunaannya. Prinsip
penetapan kadar Sulfadiazine dengan metode Bratton-Marshall adalah
dengan kolorimetri, yaitu reaksi pembentukan warna pada sulfadiazine
dengan pemanjangan gugus kromofor.
Material hayati yang digunakan adalah darah dari tikus yang diambil
dari sampel mata. Obat yang digunakan adalah sulfadiazin. Sulfadiazin
berupa serbuk berwarna putih agak kekuningan.
Pada percobaan ini didasarkan pada reaksi antara senyawa aromatik
primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
diazonium. Reaksi ini disebut reaksi diazotasi. Asam nitrit terbentuk dari
reaksi antara natrium nitrit dan asam klorida.
Reaksi ini bersifat kualitatif sehingga dapat digunakan sebagai dasar
penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus amin aromatik primer
atau yang dapat menghasilkan gugus tersebut. Pada sulfadiazin struktur
kimianya mempunyai amin aromatik primer sehingga dapat langsung
bereaksi dengan asam nitrit tanpa harus hidrolisis.
Struktur sulfadiazin:
NH2
O
N
S
NH
sulfadiazine
Lalu
NO+
ion nitrosonium
+ H2O
N
N
H
N
NH2
NaNO2
2HCl
N
H
N
Cl
O
Sulfadiazin
2H2O
NaCl
N
N
H
N
NH2
NaNO2
NaOH
N
H
N
OH
O
Sulfadiazin
2H2O
Na2O
N
NHC2H4NH2
Garam Diazonium
N-(1-naftil)etilendiamin
N
N
H
N
NHC2H4NH2
yang
berbeda
terjadi
perubahan
panjang
gelombang
kurang
baik
dapat
disebabkan
karena
aluminium
foil
UV
Vis
didapat
absorbansinya
beserta
kadar
terhitungnya:
Kadar terhitung
(mcg/ml)
12,5
25
37,5
50
62,5
Absorbansi
0,218
0,158
0,261
0,396
0,630
Absorbansi
replikasi 3
0,187
0,201
0,280
6. KESIMPULAN
Data yang diperoleh pada percobaan ini belum dapat digunakan untuk
menentukan validitas metode analisis penetapan kadar sulfadiazine
dengan metode Bratton-Marshall.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 765, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, The United States Pharmacopeia, ed 23, hal 1982 1984,
US Pharmacopeial Convention, Rockville.
Mulja, Muhammad, H., Soeharman, 1995, Analisis Instrumental, hal 6
11, 26 33, Airlangga University Press, Surabaya.
Mulja, M., Hanwar, D., 2003, Prinsip prinsip Cara Berlaboratorium
yang Baik (Good Laboratory Practice), hal 3, 71 76, Majalah
Farmasi Airlangga, Surabaya.