Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II

PENETAPAN KADAR LUMINAL DENGAN METODE


SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Nama/NIM : Amelia Maulidasari (31116152)

Gina Nurfaridah (31116168)

Titan Shufina R (31116195)

Kelas/Kelompok : 3D/ IV

Tgl Praktikum : 27 Februari 2019

Tgl Masuk Laporan : 06 Maret 2019

Dosen : Dra. Hj. Lilis Tuslinah, M.Si., Apt

Ade Yeni Aprillia M.Si

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2019
A. TUJUAN
Untuk menentukan kadar analit ( Luminal ) dari sediaan farmasi dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS

B. PRINSIP PERCOBAAN
Senyawa Phenobarbital (Luminal) dapat dianalisis menggunakan metode
spektrofotometri Uv-Vis karena senyawa tersebut memiliki rumus kimia C12H12N2O3
dilihat dari strukturnya luminal memiliki gugus Kromofor dan Ausokrom sehingga dapat
dianalisis menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis

C. DASAR TEORI
Fenobarbital asam 5,5 fenil – etil barbiturat merupakan senyawa organik pertama
yang digunakan dalam pengobatan antikonvulsi, kerjanya membatasi perjalanan aktivitas
bangkitan dan menaikkan ambang rangsang. Fenobarbital masih merupakan obat
antikonvulsi pilihan karena masih efektif dapat diatasi dengan pemberian stimulasi
sentral tanpa mengurangi efek antikonvulsinya. (Sulistia G. G., 2009)
Dosis efektif relatif rendah dengan magin of safety cukup luas sehingga banyak
dipertimbangkan untuk dipakai sebagai antikonvulsi. (Fardin AB, 1992)
Farmakokinetik dari fenobarbital adalah fenobarbital diabsorbsi dengan cepat dan
sempurna bila dicerikan secara oral. Fenobarbital direabsorbsi diusus dengan baik (70 –
90%) dan diekskresikan lewat urin dan hanya 10 – 30% dalam keadaan utuh. (Tan Hoan
Tjay, 2007)
Barbiturat merupakan derivat asam barbiturat ( 2, 4, 6 - trioksaheksa –
hidropirimidin). Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi susunan saraf pusat,
efek hipnotik sedatif dan efek lainnya ditimbulkan bila posisi S ada gugusan alkil atau
aril. (Sulistia G. G., 2009)
Disamping sebagai golongan hipnotik – sedatif, golongan barbiturat efektif
sebagai obat antikonvulsi dan yang biasa digunakan adalah barbiturat. Kerja lama (long
acting) barbiturat yaitu fenobarbital dan pirimidin yang struktur kimianya mirip
barbiturat. (Sulistia G. G., 2009)
Barbiturat digolongkan berdasarkan durasi kerja tiopental merupakan obat yang
bekerja sangat singkat (beberapa menit). Pentobarbital, Sekobarbital dan Amobarbital
adalah obat – obat yang bekerja singkat (beberapa hari). Tiopental (kerja sangat singkat),
bersifat sangat larut lemak, setelah pemberian secara cepat obat ini masuk ke dalam otak
kemudian didistribusikan ulang ke dalam jaringan – jaringan tubuh lain dan akhirnya ke
dalam lemak sering obat ini didistribusikan ulang. Konsentrasi dalam otak turun dibawah
kadar efektif, oleh karena itu durasi kerja tiopental sangat singkat. (Janet L. Stringer,
2009)
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang
yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector
vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari
suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi, 1990).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri
(Basset, 1994).
Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada
penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan
intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan
konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible umumnya
disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat menentukan
ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan cara penambahan
pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan (Fatimah, 2005).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya
oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi,
demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang
tertentu (Underwood, 1986).
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat
energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti
oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar,
1990).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan
studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra,
2009).
Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah
spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi
senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm)
atau daerah sinar tampak (400 – 800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan
penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur.

D. MONOGRAFI

O O

HN NH

Rumus Molekul : C12H12N2O3

BM : 232,2
Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur; putih berkilat ; tidak berbau;

tidak bersa; dapat terjadi polimorfisma, stabil diudara, pH larutan

jenuh lebih kurang 5

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dalam eter, dalam

larutan alkali karbonat, agak sukar larut dalam kloroform

E. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan:
 Spektrofotometri UV-Visible
 Kuvet
 Labu ukur
 Mikro pipet
 Pipet tetes
 Spatula
 Timbangan
 Vial
 Gelas kimia
 Vortex
 Tabung sentrifugasi

2. Bahan yang digunakan:


 Sampel serbuk phenobarbital (luminal)
 NaOH
 Pereaksi Zwikker
 HgNO3
 Aquadest
F. PROSEDUR KERJA
1. Isolasi Sampel

Ditimbang 1 gram sampel Sampel ditambahkan gliserin


luminal dan digerus di dalam mortir

Di vortex dan Masukan ke dalam tabung


disentrifugasi sentrifugasi dan tambahkan
pelarut NaOH

Filtrate dan residu Residu ditambahkan


dipisahkan pelarut NaOH

Lakukan berulang hingga


sampel tidak teridentifikasi
luminal dengan penambahan Di vortex dan
pereaksi Zwikker positif luminal disentrifugasi
terjadi perubahan warna ungu)
2. Preparasi Larutan Baku Standar

Timbang luminal p.a Larutkan dalam 100 mL


sebanyak 50 mg (jika dalam NaOH dalam labu ukur
500 ppm)

Lakukan pengenceran baku standar dengan


konsentrasi 8 ppm; 10 ppm; 12 ppm; 14 ppm; 16
ppm; 18 ppm; dan 20 ppm.

3. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Nyalakan Pilih menu spectrum Atur panjang


Power pada spektofotometrer gelombang
Switch Uv-Vis

Ukur panjang gelombang maksimal larutan


Masukan larutan
baku standar luminal yaitu pada panjang
blanko, yaitu NaOH
gelombang 254nm dengan rentang
absorbansi 0,2-0,8

Jika belum mencapai kisaran Jika nilai absorbansi lebih


rentang absorbansi tersebut tinggi maka lakukan
maka perlu pemekatan atau pengenceran.
pengenceran.
Kemudian pilih menu fotomerik untuk membuat kurva
kalibrasi dengan mengukur absorban dari deret
konsentrasi larutan baku lumial pada panjang
gelombang maksimal.

4. Pengukuran kadar sampel

Buat deret konsentrasi sampel Masukan kedalam kuvet


sesuai dengan deret konsentrasi kemudian ukur serapan
baku standar dari luminal. panjang gelombang
maksimalnya.

G. Data Hasil Pengamatan


1. Pembuatan Larutan Stok

50 mg standar luminal dilarutkan dalam 100 mL NaOH

50 𝑚𝑔 𝑥
=
100 𝑚𝐿 1000

50.000
x =
100

= 500 ppm
No C (ppm) Abs
1 8 0,328
2 10 0,391
3 12 0,444
4 14 0,473
5 16 0,516
6 18 0,583
7 20 0,622

Kurva Kalibrasi Phenobarbital y = 0.0239x + 0.1451


R² = 0.9922
0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 5 10 15 20 25

 Perhitungan Pengenceran 20 ppm


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10mL . 20 ppm
200
V1 =
500
= 0,4 mL = 400 µL
 Perhitungan Pengenceran 18 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10mL . 18 ppm
180
V1 =
500
= 0,36 mL = 360 µL

 Perhitungan Pengenceran 16 ppm


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10mL . 16 ppm
160
V1 =
500
= 0,32 mL = 320 µL

 Perhitungan Pengenceran 14 ppm


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10mL . 14 ppm
140
V1 =
500
= 0,28 mL = 280 µL

 Perhitungan Pengenceran 12 ppm


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10mL . 12 ppm
120
V1 =
500
= 0,24 mL = 240 µL

 Perhitungan Pengenceran 10 ppm


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10mL . 10 ppm
100
V1 =
500
= 0,2 mL = 200 µL

 Perhitungan Pengenceran 8 ppm


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10mL . 8 ppm
80
V1 =
500
= 0,16 mL = 160 µL

2. Perhitungan Kadar
Diketahui:
a = 0,0239
b = 0,1451
Absorbasi sampel = 0,608
Persamaan regresi linear:
y = bx + a
0,608 = 0,0239x + 0,0239
0,608 - 0,1451 = 0,239x
0,4629 = 0,239x
0,4629
x =
0,0239

= 19,368
x = 19,368 x Faktor pengenceran
= 19,368 x 10
= 193,68 ppm
193,682 𝑥
=
1000 100 𝑚𝐿

𝑥 = 19,3682 mg

19,3682
Kadar Phenobarbital = x 100%
1000

= 1,937%
H. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu penetapan kadar phenobarbital dengan spektrofotometri
UV-Vis. Spektrofotometri UV-Vis adalah penyerapan cahaya oleh molekul-molekul.
Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-Visible karena molekul
tersebut mengandung elektron, berpasangan atau tunggal yang dapat tereksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Senyawa phenobarbital dapat dianalisis menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis karena senyawa phenobarbital memiliki rumus kimia
C12H12N2O3, struktur phenobarbital memiliki gugus kromofor dan auksokrom sehingga
dapat dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.

Gugus Kromofor

Gugus Auksokrom

Transisi yang terjadi yaitu transisi n π* dan transisi π π* karena molekul


organik memiliki mempunyai gugus fungsional yang tidak jenuh sehingga ikatan rangkap
dalam gugus tersebut memberikan orbital phi yang diperlukan. (Gandjar Ibnu Ghalib, 2007).
Percobaan dilakukan untuk mengetahui kadar phenobarbital dalam suatu sediaan
phenobarbital secara spektrofotometri UV – Vis pada panjang gelombang 254 nm (Clark’s,
2005). Penetapan kadar phenobarbital secara spektrofotometri UV – Vis dengan cara
membuat larutan standar menggunakan phenobarbital baku yang berfungsi sebagai
pembanding dan larutan uji atau sampel yang akan ditetapkan kadarnya. Larutan standar
dibuat dalam beberapa konsentrasi yakni 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm, 14 ppm, 16 ppm, 18 ppm
dan 20 ppm. Pembuatan larutan standard dan larutan uji menggunakan larutan baku NaOH 1
N sebagai pelarut karena salah satu sifat phenobarbital yaitu larut dalam larutan alkali
hidroksida.
Pengukuran atau penentuan kadar dilakukan dengan metode spektrofotometri visibel
dengan prinsip dasar penyerapan dalam emisi radiasi oleh molekul dalam senyawa obat yang
diidentifikasi. Secara eksperimental, dilakukan pengukuran terhadap banyaknya sinar yang
diserap terhadap frekuensi atau panjang gelombang yang digunakan sinar dan dinyatakan
sebagai suatu spektrum absorpsi. Spektrum absorpsi tersebut kemudian dapat dijadikan
sebagai bahan informasi dalam analisis kuantitaif kadar phenobarbital yang diamati.
Pertimbangan penggunaan panjang gelombang maksimum dalam pengukuran absorbansi
ialah karena pada panjang gelombang maksimum memiliki kepekaan larutan sampel yang
diidentifikasi karena setiap sampel memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda atau
spesifik. Di samping itu, pada panjang gelombang maksimum pembacaan absorbansi sampel
dapat memenuhi hukum Lamber-Beer yang digunakan sebagai dasar dalam perhitungan
matematis dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada larutan sampel dan
intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh sampel
ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar
yang diserap. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang
melalui satu satuan luas penampung perdetik.
Dari hasil pembuatan kurva kalibrasi phenobarbital diperoleh hubungan yang linier antara
konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi (r) = 0,9922 dan persamaan garis regresi
y = 0,0239x + 0,1451. Nilai yang dihasilkan tersebut menunjukan adanya hubungan yang
linier antara kadar dengan serapan yang sesuai dengan hukum Lambert-Beer yang mendasari
metode Spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil uji linieritas ini dapat dilihat bahwa metode
yang digunakan menunjukan sensitivitas metode yang baik.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh kadar phenobarbital
menggunakan spektrofotometri UV – Vis yakni sebesar 1,937%

I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel
phenobarbital sampel no 38 yang diisolasi dengan menggunakan NaOH 1 N pada panjang
gelombang maksimum 254 nm menghasilkan kadar sebesar 1,937%
DAFTAR PUSTAKA

Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.

Underwood, A. L. 1990. Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam. Jakarta: Erlangga.

AB, Fardin. 1992. Farmakologi bagian I, II. EGC : Jakarta.

R. A. Day, JR dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke Enam. Erlangga :

Jakarta.

Rohman, abdul dan Sudjadi. 2008. Analisis Kunatitatif Obat. Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta.

Gunawan, Sulistia G. 2009 Farmakologi dan Terapi Edisi ke-VI. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia : Jakarta.

Stringer, Janet L. 2009. Konsep Dasar Farmakologi Edisi III. EGC : Jakarta.

Tjay, Tan Hoan. 2007. Obat – Obat Penting. PT. Elex Media Kompetindo : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai