ANALISIS 2
“Penetapan Kadar theophyline Pada Sediaan Farmasi
Menggunakan Metode Argentometri Mohr”
Disusun Oleh :
Kelas 3D-Farmasi
Kelompok 9
Fitrinalis ( 31116165 )
2019
No praktikum : IV
A. Tujuan Praktikum
1) Untuk memisahkan analit (Theophylline) dari matriknya pada sediaan
farmasi
2) Untuk menentukan kadar analit (Theophylline) dari sediaan farmasi
dengan menggunakan metode titrasi argentometri mohr.
B. Prinsip Percobaan
Penetapan kadar Theophylline menggunakan metode titrasi argentometri
mohr didasarkan atom H pada struktur Theophylline akan lepas dengan
atom N dan berikatan dengan Ag+ dari perak nitrat (AgNO3). Titrasi
argentometri mohr menggunakan indikator kalium kromat (K2CrO4). Pada
permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida (AgCl) dan pada titik
akhir titrasi penambahan sedikit perak nitrat (AgNO3) akan bereaksi
dengan CrO42- membentuk endapan coklat kemerahan.
C. Metode Analisis
Metode titrasi argentometri mohr
D. Reaksi Kimia
Pembakuan AgNO3 dengan NaCl
E. Metodologi
Alat
1. Buret
2. Statif
3. Erlenmeyer
4. Beaker glass
5. Gelas ukur
6. Labu ukur
7. Pipet volume
8. Mortir + stamper
9. Tabung reaksi
10. Spatula
11. Tabung sentrifugasi
12. sentrifugator
Bahan
1. Sampel serbuk no 55 (Theophylline)
2. AgNO3
3. K2CrO4
4. NaCl
5. NaOH
6. Amalic acid
7. Falin ciocalteu
Prosedur
1) Isolasi Theophylline
F. Dasar teori
Argentometri
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenidadan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3)pada
suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode
pengendapankarena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang
relatif tidak larutatau endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah:
Sebagai indikator , dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna merah
dengan adanya kelebihan ion Ag+. Ada beberapa metode dalam titrasi Argentometri
yaitu metode Mohr, metode Volhard ,metode Fajans dan metode Libig (Gandjar,2007)
2. Metode Volhard (Penentuan bahan warna yang mudah larut) digunakan dalam ikatan
ion Cl - , Br - , dan I - dengan memenuhi persyaratan standar AgNO 3 .
3. Metode Fajans (Indikator absorbsi) sama seperti cara Mohr, hanya tersedia
perbedaan jenis indikator yang digunakan adalah indikator menyerap seperti Cosine
atau Fluones.
4. Metode LeibigPada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan
indikator, akantetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan
perak nitratditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih,
tetapi padapenggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang
stabil dan larut
Teofiline
Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru
obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit
paruobstruktif kronik. Teofilin merupakan serbuk hablurrl, putih ,tidak berbau,rasa pahit
dan stabil di udara. Kelarutan dari teofilin yaitu sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah
larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonia,
agak sukar larut dalam etanol dalam kloroformdan dalam eter ( FI V hal : 250 )
G.Pembahasan
Sampel yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel No.55
yaitu teofillin. Penetapan kadar teofillin menggunakan metode argentoetri mohr
prinsip dasarnya adalah atom H pada struktur teofillin akan lepas dengan N dan
berikatan dengan Ag+ dari AgNO3.
AgNO3 dibakukan karena AgNO3 tidak stabil dan mudah atau dapat
terurai oleh cahaya sehingga perlu dilakukan pembakuan atau standarisasi
sedangkan pemilihan NaCl p.a sebagai baku primer karena padatan NaCl ini
memiliki kelebihan atau perbedaan dengan NaCl biasa (garam dapur), NaCl p.a
ini tidak bersifat higroskopis sehingga memiliki tingkat kestabilan yang baik.
H.kesimpulan
Daftar pustaka
Gandjar. I.G dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia farmasi analisis. Pustaka Belajar: jakarta.