PERTEMUAN KE :5
DISUSUN OLEH :
NAMA : Mahmudah
NPM : 1848201110073
KELAS :A
KELOMPOK :8
LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2019/2020
PERCOBAAN V
ARGENTOMETRI
I. Tujuan percobaan
a. Mampu membuat dan membakukan larutan perak nitrat 0,1 N
b. Mampu membuat dan membakukan larutan ammonium tiosianat
0,1 N
c. Mampu menetapkan kadar yodida dengan menggunakan indicator
absorbs
d. Mampu menetapkan kadar klorida secara argentometri dengan cara
metode Mohr.
e. Mampu menetapkan kadar bromida secara argentometri dengan
metode Volhard
BM: 166,00
Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam
air mendidih, larut dalam etanol 95% P, mudah larut dalam gliserol
P.
FeNH4(SO4)2 (titran)
FeNH4(SO4)2 (titran)
Fe(SCN)3
Hasil Percobaan
Perhitungan
PEMBAKUAN AgNO3
Diketahui :
Valensi NaCl = 1
(2). 11,9 ml
Penyelesaian :
Normalitas AgNO3 (1) = mg NaCl x valensi NaCl
ml AgNO3 x BM NaCl
= 250 mg x 1
11,2 ml x 58,44
= 250
654,528
= 0,3819 N
= 250 mg x 1
11,9 ml x 58,44
= 250
695,436
= 0,3594 N
= 0,3819N + 0,3594N
2
= 0,7413 N
2
= 0,3706N
mg Sampel = 250 mg
Valensi NaCl = 1
N AgNO3 = 0,3706 N
(2). 13,4 ml
Penyelesaian :
250mg x 1
= 279,3864 x 100%
250
= 1,1175 x 100 %
=111,75%
= 290,2153 x 100%
250
= 1,1608 x 100 %
=116,08%
= 113,915 %
Diketahui :
ml AgNO3 = 15ml
N AgNO3 = 0,1N
(2). 12,3 ml
= 15ml x 0,1N
12,0 ml
= 1,5
12,0
= 0,125 N
Normalitas NH4SCN (2) = ml AgNO3 x N AgNO3
ml NH4SCN
= 15ml x 0,1N
12,3 ml
= 1,5
12,3
= 0,1219 N
= 0,125N + 0,1219N
2
= 0,2469
2
= 0,1234 N
Diketahui :
mg Sampel = 100 mg
Valensi Kbr = 1
N AgNO3 = 0,1 N
V AgNO3= 12,5 ml
N NH4SCN = 0,1234 N
Volume Titrasi : (1). 10,1 ml
(2). 9,8 ml
Penyelesaian :
100mg x 1
= 0,0044 x 100%
=0,44%
100
= 4,8437 x 100%
100
= 0,0484 x 100%
= 4,84%
= 2,64 %
VII. Pembahasan
Metode argentometri termasuk metode titrasi dimana terjadi
endapan. Larutan baku yang digunakan dalam argentometri ini
adalah larutan AgNO3 dan merupakan metode umum untuk
penetapan kadar senyawa halogen dan senyawa-senyawa yang
dapat membentuk endapan dengan perak nitrat pada suasana
tertentu. Menggunakan indicator dalam yang biasanya
digunakan adalah besi (III) ammonium sulfat, Kalium Kromat,
dan indicator absorbsi seperti eosin.
Pada pembakuan AgNO3 mendapatkan volume titrasi 11,2
ml dan 11,9 ml dengan indicator kalium kromat, dititrasi sampai
berubah warna menjadi merah bata muda. Pembakuan
ammonium tiosianat menggunakan indicator besi (III)
ammonium sulfat, titik akhir titrasi merah bata muda dengan
volume titrasi 12,0 ml dan 12,3 ml. Untuk penetapan kadar NaCl
dengan cara metode Mohr menggunakan indicator kalium
kromat mendapatkan volume titrasi 12,9 ml dan 13,4 ml dengan
titik akhir titrasi merah bata muda. Dan penetapan kadar KBr
menggunakan metode Volhard dengan indicator besi (III)
ammonium sulfat mendapatkan titik akhir titrasi merah bata
muda dan volume titrasi 10,1 ml dan 9,8 ml.
VIII. Kesimpulan
Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Basset J, et l. 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif
Anorganik, Penerbit EGC, Jakarta
Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi,
Cipta Kreasi Bersama, Jakarta
Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan
Gravimetri, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.