Anda di halaman 1dari 13

VISKOSITAS DAN

RHEOLOGI
Kelompok 1

 Ainun Nurien S.H.P


(2018141002)
 Bella Novella D.U (2018141005)
 Melda Ayu T.R (2018141012)
 Siti Namirah (2018141017)
 M.Syahbana Rizky (2018141025)
 Grace Hestrivina P
(2018141035)
REVIEW MATERI
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan beberapa
daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan.
Kebanyakan viskositas mengukur kecepatan dari suatu cairan
mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu
mengalir cepat, maka berarti viskositas dari cairan itu rendah
(misalnya air). Dan bila cairan ini mengalir lambat, maka
dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur
dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling
mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Menurut paseulle, jumlah volume cairan yang mengalir
melalui pipa persatuan waktu. (Dudgale, 1986)
TUJUAN

• Menerangkan arti viskositas dan rheology


• Membedakan cairan newton dan non-newton
• Mengenal beberapa metode pengukuran
viskositas dan alat yang digunakan
ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
• Viskositas Ostwald
• Piknometer
• Stopwatch
• Gelas Kimia
• Batang Pengaduk
• Kompor
• Timbangan

B. BAHAN
• Aqua Destilata
• Propilenglikol
• Minyak Kelapa (Goreng)
• Sukrosa 10%, 25%, dan 50%
• Amilum 0,5%, 1%, 2%
CARA KERJA
1.Penyiapan Larutan Uji
a. Larutan Sukrosa
Menara gelas kimia dengan sejumlah volume air yang dibutuhkan

Membuat larutan sukrosa dengan konsentrasi 10%, 25%, dan 50% (b/v)

Melarutkan sukrosa dengan sejumlah air yang dibutuhkan, dipanaskan larutan tersebut sampai semua
sukrosa larut.
 
b. Larutan Amilum
Menara gelas kimia dengan sejumlah volume air yang dibutuhkan

Menimbang sejumlah amilum untuk membuat larutan amilum dengan konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%

Memasukan serbuk amilum ke dalam gelas kimia dengan sebagian air. Aduk hingga larut, kemudian
dipanaskan hingga mendidih dan campurannya berwarna jernih

Menambahkan sejumlah air hangat hingga volume yang diinginkan .
2. Pengukuran Viskositas

Menimbang piknometer kosong, kemudian memasukkan masing-


masing sampel kedalam piknometer dan menentukan bobot jenis
masing-masing sampel.

Memasukkan masing-masing sampel kedalam viskometer ostwald,
hisap dengan karet hisap hingga cairan berada diatas garis batas,
menghitung waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk turun
kebawah dengan gaya gravitasi melewati 2 tanda batas.

Menentukan viskositas masing-masing sampel. Pengukuran
dilakukam duplo untuk masing-masing sampel.
HASIL PERCOBAAN
• Tabel bobot jenis (piknometer 10ml)
Rumus : (b-a) Keterangan : a = berat piknometer kosong
(c-a) b = berat piknometer + zat cair
c = berat piknometer + air
NO Zat Cair Berat Berat Berat Bobot Jenis
Piknometer Piknometer Zat Piknometer (g/ml)
Kosong (a gram) Cair (b gram) Aquadest (c
gram)
1 Air 14,22 g 24,68 g 24,66 g 1,002 g/ml
2 Propilenglikol 14,22 g 25,00 g 24,66 g 1,032 g/ml
3 Minyak Kelapa Sawit 14,22 g 23,77 g 24,66 g 0,914 g/ml
4 Minyak Zaitun 14,33 g 23,55 g 24,43 g 0,910 g/ml
5 Sukrosa 10% 18,60 g 45,07 g 44,08 g 1,040 g/ml
6 Sukrosa 25% 18,57 g 46,56 g 44,08 g 1,097 g/ml
7 Sukrosa 50% 14,22 g 26,71 g 24,66 g 1,196 g/ml
8 Amilum 0,5% 14, 33 g 24,55 g 24,43 g 1,010 g/ml
9 Amilum 1% 18,60 g 44,06 g 44,08 g 0,990 g/ml
10 Amilum 2% 18,57 g 44,09 g 44,08 g 1,0003 g/ml
Tabel viskositas (piknometer 10ml)
• Rumus : n1 = t1.P1
n2 t2.P2

• Keterangan : n1 = viskositas air (pembanding)


n2 = viskositas zat cair
t 1&2 = waktu tempuh (detik)
P 1&2 = bobot jenis zat cair

No. Zat Cair Bobot Jenis Waktu tempuh (detik) Viskositas Cairan
(g/ml)
1 2 Rata-rata

1. Air 1,002 g/ml 0,41 0,50 0,45 0,001 poise


2. Propilen glikol 1,032 g/ml 3,9 4,6 4,25 0,0097 poise
3. Minyak kelapa sawit 0,914 g/ml 7,1 13,7 10,4 0,021 poise
4. Minyak zaitun 0,91 g/ml 12,20 14,16 13,18 0,026 poise
5. Sukrosa 10% 1,04 g/ml 0,45 0,49 0,47 0,0018 poise
6. Sukrosa 25% 1,097 g/ml 0,52 0,56 0,54 0,0013 poise
7. Sukrosa 50% 1,196 g/ml 1,5 1,6 1,55 0,0041 poise
8. Amilum 0,5% 1,01 g/ml 0,50 0,52 0,151 0,0003 poise
9. Amilum 1% 0,99 g/ml 0,48 0,49 0,485 0,0010 poise
10. Amilum 2% 1,003 g/ml 0,36 0,34 0,35 0,0007 poise
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kita menggunakan metode Ostwald , metode ini dilakukan
dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada
konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan
dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya
sederhana.
Pada percobaan kali ini, dilakukan penentuan bobot jenis beberapa cairan terlebih
dahulu, dan dari bobot jenis yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan
viskositasnya. Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot zat dibanding volume zat
pada suhu tertentu (biasanya 25’C) , sedangkan viskositas adalah ukuran resistensi zat
cair untuk mengalir, semakin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir maka
semakin besar pula viskositasnya. Dapat kita ketahui bahwa kekentalan/viskositas suatu
zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya. Hal ini dapat dilihat dari rumus : V = k x d x
t . dari rumus tersebut viskositas berbanding lurus dengan bobot jenis.
Pada percobaaan penentuan bobot jenis telah diperoleh bobot jenis masing-masing
cairan , air bj nya yaitu 1,002g/ml , propilen glikol sebesar 1,032g/ml , minyak kelapa
sawit 0,914g/ml , minyak zaitun sebesar 0,91g/ml , sukrosa 10% sebesar 1,040g/ml ,
sukrosa 25% sebesar 1,097g/ml , sukrosa 50% sebesar 1,196g/ml , amilum 0,5% sebesar
1,01g/ml , amilum 1% sebesar 0,99g/ml , amilum 2% sebesar 1,003g/ml.
Pada saat penentuan bobot jenis ini terdapat kesalahan pada saat penentuan bobot jenis
amilum 1% yang lebih kecil daripada bobot jenis air, seharusnya bobot jenis amilum 1% lebih
besar dibandingkan bobot jenis air karena amilum 1% kira-kira mengandung 30% amilosa
dan tebtunya memiliki kerapatan molekul zat yang padat yang lebih besar dibandingkan
dengan air yang memiliki berat molekul atau total massa yang lebih kecil.
Kemudian bobot jenis digunakan untuk menentukan viskositasnya. Diperoleh hasilnya yaitu
air memiliki viskositas 0,001 poise dengan waktu tempuh rata-rata 0,45detik. Propilen glikol
0,0097 poise dengan waktu tempuh rata-rata 4,25detik. Minyak kelapa sawit 0,021 poise
dengan waktu tempuh rata-rata 10,4detik. Minyak zaitun 0,026 poise dengan waktu tempuh
rata-rata 13,18detik. Sukrosa 10% 0,0018 poise dengan waktu tempuh rata-rata 0,47detik.
Sukrosa 25% 0,0013 poise dengan waktu tempuh rata-rata 0,54detik. Sukrosa 50% 0,0041
poise dengan waktu tempuh rata-rata 1,55detik. Amilum 0,5% 0,0003 poise dengan waktu
tempuh rata-rata 0,151detik. Amilum 1% 0,0010 poise dengan waktu tempuh 0,485detik.
Dan amilum 2% 0,0007 poise dengan waktu tempuh rata-rata 0,35detik.
Viskositas yang diperoleh pada percobaan yang kami lakukan ini tidak berbanding lurus
dengan bobot jenisnya dan jika dilihat dari grafik minyak zaitun dan minyak kelapa sawit
diperoleh bobot jenis, hal ini disebutkan dalam teori bahwa suatu zat cair yang mudah
mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang
sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas lebih tinggi.
Dan untuk waktu tempuh yang diperoleh masing-masing
sampel seperti amilum 0,5%, amilum 2%, air, sukrosa 50%,
propilen glikol, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun memiliki
waktu yang berbanding lurus dengan viskositasnya yaitu semakin
banyak waktu yang dibutuhkan maka viskositasnya juga menjadi
lebih besar. Sedangkan untuk sampel amilum 1%, sukrosa 25%,
sukrosa 10% tidak berbanding lurus antara waktu yang
dibutuhkan dengan viskositasnya. Hasil praktikum yang diperoleh
tidak sesuai dengan literature atau dengan yang seharusnya, hal
ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada saat melakukan
praktikum, pada saat melakukan penimbangan bahan, pengaruh
perubahan suhu yang terlalu cepat, kebersihan, ketelitian dalam
menghitung waktu tempuh dan adanya sampel yang terkena
kontaminasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum ini dan hasil percobaan yang
kami dapatkan dapat disimpulkan bahwa :
1. Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir,
semakin besar suatu resistensi zat cair untuk mengalir,
semakin besar pula viskositasnya. Rheology adalah ilmu yang
mempelajari tentang sifat aliran zat cair atau deformasi zat
padat.
2. Cairan yang mengikuti hukum newton yaitu viskositasnya
tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung
pada kecepatan geser sedangkan cairan newton
viskositasnya bervariasi pada setiap kecepatan geser
sehingga diperlukan pengukuran pada beberapa kecepatan
geser.
4. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah Viskometer
Ostwald dengan mengukur waktu yang dibutuhkan suatu cairan
untuk lewat antara dua tanda dan metode lain yaitu viskometer
bola jatuh, viskometer stormer, brokefield, dll. Alat yang digunakan
adalah viskometer satu titik atau banyak titik.
5. Pada percobaan ini diperoleh hasil viskositas dari beberapa cairan
yaitu air 0,001 poise , propilen glikol 0,0097 poise, minyak kelapa
sawit 0,021 poise, minyak zaitun 0,026 poise, sukrosa 10% 0,0018
poise, sukrosa 25% 0,0013 poise, sukrosa 50% 0,0041 poise,
amilum 0,5% 0,0003 poise , amilum 1% 0,0010 poise, amilum 2%
0,0007 poise. Hasil viskositas yang diperoleh tidak berbanding
lurus dengan bobot jenisnya, hal ini mungkin dikarenakan
kesalahan pada saat melakukan praktikum, pada saat melakukan
penimbangan bahan, pengaruh perubahan suhu yang terlalu
cepat, kebersihan, ketelitian dalam menghitung waktu tempuh dan
adanya sampel yang terkena kontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai