DOSEN : DARYANTO,S.SI.,APT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK V
ANGKATAN XIII
SEMARANG
2018
i
DAFTAR ISI
Halaman Depan
A. Dextromethorphan HBr........................................................... 9
B. Sorbitol.............................................................................................. . 9
C. CMC Na.......................................................................................... 10
D. Ethanol......................................................................................... .10
E. Menthol................................................................................... 11
F. Pewarna............................................................................................ 11
G. Asam benzoate............................................................................ 11
H. Air………………………….....................................................
A. PERSIAPAN ........................................................................................ 15
B. PROSES PEMBUATAN LARUTAN ................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
bahan penambahan bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang menyenangkan
untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak, sirup efektif
dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan
keengganan pada anak-anak untuk meminum obat (Ansel, 1989).Sirup jugamerupakan salah
satu bentuk sediaan cair dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh masyarakat disamping
karena mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan aroma yang
harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangandan orang yang
Secara umum, sirup terbagi menjdi dua macam yaitu non medicated syrup atau
flavored vehicle syrup adalah sirup yang tidak mengandung bahan obat (cherry sirup, cocoa
syrup, dan orenge syrup) dan medicated syrup atau sirup yang mengandung bahan obat atau
Sintetik yang bekerja sentral dengan meningkatkan ambang rangsang reflek batuk sama
efektif untuk mengontrol batuk eksperimen maupun batuk patologik akut maupun kronis.
3
Dextromethorphan juga memiliki efek pengurangan secret dan efek antiinflamasi ringan.
1. Definisi
Sirup adalah larutan yang digunakam secara oral, merupakan sediaan cair yang
mengandung larutan sukrosa (tidak kurang dari 64,0 % dan tidak lebih dari 66,0 % sukrosa)
atau gula lain kadar tinggi dengan bahan pengaroma atau pewarna yang larut dalam air atau
gejala batuk(Corelli, 2007). Manfaat utama dekstrometorfan adalah menekan batuk yang
disebabkan oleh iritasi tenggorokan dan saluran nafas bronkial. Dekstrometorfan berbeda
dengan obat batuk lain yang bekerja langsung disaluran nafas, mekanisme kerja
dekstrometorfan yaitu dengan menaikkan ambang pusat batuk yang bekerja disentral yaitu di
otak(Tjandra, 2010).
2. Komponen-komponen sirup
a. Bahan pemanis
Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari hasil kalori
yang dihasilkan dibagi menjadi dua yaitu berkalori tinggi dan berkalori rendah.
b. Bahan pengental
4
Bahan pengental digunakan sebagai zat pembawa dalam sediaan cair dan untuk
membentuk suatu cairan dengan kekentalan yang stabil dan homogen (Ansel et al.,
2005).
c. Pemberi rasa
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang
berasal dari alam, untuk membuat sirup agar memiliki rasa yang lebih enak. Karena
sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air
d. Pemberi warna
Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang
berhubungan dengan rasa yang digunakan. Pewarna yang digunakan umumnya larut
dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warnanya stabil pada
tergantung pada warna dan kejernihan. Pilihan warna biasanya dibuat konsisten
Keuntungan
untuk anak-anak
5
- Membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat
Kerugian
6
BAB II
RANCANGAN FORMULA
Dekstrometorfan Hydrobromidum 15 mg
2. Formula Asli
7
BAB III
PERHITUNGAN BAHAN
30gram
b) Sorbitol = x60ml = 18gram x 10.000 = 180.000gram
100ml
= 180kg
0,1gram
c) CMC Na = x60ml = 0,06gram x 10.000 = 600gram
100ml
4gram
d) Ethanol = 100ml x 60ml = 2,4gram x 10.000 = 24.000gram
= 24kg
0,010gram
e) Menthol = x 60ml = 0,006 gram x 10.000 = 60gram
100ml
0,001
f) FDC Green = x 60ml = 0,0006gram x 10.000 = 6gram
100ml
0,050gram
g) Asam benzoate = x 60ml = 0,03gram x 10.000 = 300gram
100ml
= 600 L – 200,16 L
= 393,84 L
8
BAB IV
MONOGRAFI BAHAN
1) Dekstrometorfan HBr
Struktur Kimia :
9
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol,
metanol dan asam asetat.
Konsentrasi : 20 – 35%
Stabilitas : Dapat bercampur dengan kebanyakan bahan tambahan, stabil
di udara, keadaan dingin dan asam basa encer.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.
Fungsi : Humectant; plasticizer; sweetening agent; tablet and capsule
diluent.
10
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua
pelarut organic.
Stabilitas : Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.
Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat jauh dari api.
5) Menthol
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna; bau tajam;
seperti minyak permen; rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin
Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%),
dalam kloroform P dan eter P, mudah larut dalam parafin cair dan
dalam minyak atsirih.
Titik lebur : 41-44 C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
6) FDC Green
Kelarutan : larut dalam air 1:17, gliserin dan propolemgglikol 1:15, etnol
(95%) 1:0,2.
7) Asam Benzoat
Struktur Kimia :
11
Inkompatibilitas :Undergoes typical reactions of an organic acid, e.g. with
alkalisor heavy metals. Preservative activity may be reduced
byinteraction withkaolin.
Stabilitas : The bulk material should be stored in a well-closed
container in a cool, dry place.
Fungsi : Antimicrobial preservative; therapeutic agent.
12
BAB V
ALAT
1. Mesin : Homomixer
Kegunaan : Sebagai alat yang dapat digunakan untuk memastikan operasi
yang stabil. Variabel kekuatan amplifier digunakan pada akhir
output daya untuk memperbanyak torsi output. Kecepatan
pengadukan dikendalikan oleh mikriprosesor yang dapat
mengkompensasi setiap perubahan kecepatan secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh tegangan fluktuasi yang berlebihan. Tingkat yang
konstan dan built-in lembut-startup dapat menjamin keselamatan
operasi. Aturan kecepatan stepless dapat dimodifikasi sesuai yang
diinginkan.
Prinsip kerja : Proses pengecilan ukuran partikel dari suatu produk karena adanya gaya
atau tekanan mekanik dari alat homogenizer sehingga menghasilkan
bentuk yang lebih seragam/homogen atau lebih kecil
(serbuk).
13
akan memanaskan tanki tersebut, motor penggerak utama mixer
akan berputar dengan kecepatan tertentu untuk memixing sampai
produk homogen.
Prinsip kerja : sama seperti prinsip kerja homomixer
14
4. Mesin : Filling
Kegunaan : Sebagai mesin pengemas berupa cairan yang akan
dimasukkan pada sebuah cup atau wadah secara kontinyu. Mesin
filling liquid ini meliki beberapa noze tergantung kapasitas yang
diinginkan.
15
BAB V1
PROSES PEMBUATAN
A. Persiapan
1. Kondisi ruang :
2. Kondisi mesin :
Petugas operator mesin produksi sebelum memulai proses produksi mesin dilakukan
Pakaian rumah dan pakaian kerja regular tidak boleh dibawa masuk kedalam kamar
ganti pakaian yang berhubungan dengan ruang berkelas B dan C. untuk tiap personil
yang bekerja dikelas A/B, pakaian kerja steril (disterilkan atau disanitasi dengan
Sarung tangan yang akan digunakan didesinfeksi terlebih dahulu sebelum melakukan
produksi, masker dan sarung tangan hendaklah diganti paling sedikit pada tiap sesi
kerja
Personil menggunakan pakaian khusus yang juga mencakup penutup kepala dan kaki.
Pakaian yang akan digunakan tidak boleh melepaskan serat atau bahan partikulat dan
16
B. Proses pembuatan sediaan
Row material
D.oleh apoteker
Setting mesin
Sirup
F.
G.sirup oleh bagian QC
Pemeriksaan massa
Bottle filling-capping/sealling
Released
17
BAB VII
PENGUJIAN SEDIAAN
1. Uji viskositas
Semakin tinggi nilai viskositasnya akan semakin tinggi tingkat kekentalannya, maka
semakin sulit sediaan sirup untuk mengalir (Sinko, 2011). Suatu produk yang
mempunyai viskositas yang terlalu tinggi umumnya tidak diinginkan karena sukar
Cara uji sifat alir yaitu dalam tabung yang berisi rotor dmasukkan larutan yang
terdiri dari pelarut dan bahan-bahan untuk membuat sirup. Setelah sirup dimasukkan,
rotor digerakkan. Viskositas sediaan yang dapat diperiksa dengan melihat skala pada
alat uji. Replikasi tiga kali dan dihitung rata-rata serta standar deviasinya
(Anonim,2000).
2. Intensitas warna
Uji intensitas warna bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sirup setelah
disimpan selama beberapa hari. Cara uji intensitas warna yaitu dengan mengamati
perubahan warna sirup mulai dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4. Warna yang
(Anonim, 2000).
3. Tanggap rasa
Uji respon rasa dilakukan dengan tehnik sampling dalam bentuk sampling
sirup dari tiap-tiap formula yang dibuat, dan diminta untuk mencicipi, kemudian
18
mengisi quisioner yang telah disediakan yang berisi tentang tanggapan rasa dari sangat
manis pahit, sedikit manis sedikit pahit, manis sedikit pahit, manis sekali sedikit pahit,
manis sekali tidak pahit. Data disajikan dalam bentuk tabel menurut jumlah/presentasi
4. Bobot jenis
volume air adalah sama saat ditimbang. Bobot jenis suatu zat dilakukan dengan cara
membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer. Dimana air digunakan sebagai
standar untuk zat cair dan zat padat (Ansel et al., 2005).
5. Derajat keasaman
Uji derajat keasaman dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar keasaman dari
larutan. Uji derajat keasaman dilakukan dengan mencocokkan warna yang timbul pada
kertas pH dengan warna yang menjadi parameter nilai keasaman suatu produk
6. Efektivitas pengawet
steril dibawah laminar air flow. Satu ml larutan diambil menggunakan pipet volume
steril. Larutan yang diambil dimasukkan ke dalam tabung yang berisi media.
Kemudian media yang berisi larutan diinkubasi. Setelah media diinkubasi, kemudian
diamati ada atau tidak kontaminasi pada permukaan media (Jawetz et al., 1996).
19
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
20
BAB IX
KEMASAN SEKUNDER
21