Anda di halaman 1dari 21

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

SIRUP (DEKSTROMETORFAN HBR 10 MG/5ML DALAM


BOTOL 60 ML)

DOSEN : DARYANTO,S.SI.,APT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK V

Hesti Anggita N 175020102


Ibrahim 175020103
Mega Selvina 175020104
Fifia Wulan Safitri 175020105
Yuli Okta Karolin 175020106
Suci Lita Fatimah 175020107

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

ANGKATAN XIII

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2018

i
DAFTAR ISI

Halaman Depan

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 3

BAB II. RANCANGAN FORMULA ........................................................... 7

BAB III. PERHITUNGAN BAHAN ............................................................ 8

BAB IV. MONOGRAFI FORMULA YANG DIGUNAKAN ................... 9

A. Dextromethorphan HBr........................................................... 9
B. Sorbitol.............................................................................................. . 9
C. CMC Na.......................................................................................... 10
D. Ethanol......................................................................................... .10
E. Menthol................................................................................... 11
F. Pewarna............................................................................................ 11
G. Asam benzoate............................................................................ 11
H. Air………………………….....................................................

BAB V. ALAT ................................................................................................ 13

A. MESIN PEMBUAT LARUTAN ........................................................ 13

BAB VI. PROSES PEMBUATAN ................................................................ 15

A. PERSIAPAN ........................................................................................ 15
B. PROSES PEMBUATAN LARUTAN ................................................. 16

BAB VII. PENGUJIAN SEDIAAN .............................................................. 17

BAB VIII. DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 19

BAB IX. GAMBAR KEMASAN ................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa

bahan penambahan bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang menyenangkan

untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak, sirup efektif

dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan

keengganan pada anak-anak untuk meminum obat (Ansel, 1989).Sirup jugamerupakan salah

satu bentuk sediaan cair dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh masyarakat disamping

karena mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan aroma yang

harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangandan orang yang

susah menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya.

Secara umum, sirup terbagi menjdi dua macam yaitu non medicated syrup atau

flavored vehicle syrup adalah sirup yang tidak mengandung bahan obat (cherry sirup, cocoa

syrup, dan orenge syrup) dan medicated syrup atau sirup yang mengandung bahan obat atau

zat berkhasiat, salah satunya yaitu sirup dekstrometorfan.

Dextromethorphan (d-3-metoksi-N-metilmorfinan) adalah derivate dari morfinan

Sintetik yang bekerja sentral dengan meningkatkan ambang rangsang reflek batuk sama

dengan kodein.potensi antitusifnya lebih kurang sama dengan kodein.. Dextromethorphan

efektif untuk mengontrol batuk eksperimen maupun batuk patologik akut maupun kronis.

3
Dextromethorphan juga memiliki efek pengurangan secret dan efek antiinflamasi ringan.

Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat batuk diotak.

1.2 Dasar Teori

1. Definisi

Sirup adalah larutan yang digunakam secara oral, merupakan sediaan cair yang

mengandung larutan sukrosa (tidak kurang dari 64,0 % dan tidak lebih dari 66,0 % sukrosa)

atau gula lain kadar tinggi dengan bahan pengaroma atau pewarna yang larut dalam air atau

campuran kosolven air (Depkes RI, 1995).

Dekstrometorfan merupakan antitusif, yaitu obat yang digunakan untuk mengurangi

gejala batuk(Corelli, 2007). Manfaat utama dekstrometorfan adalah menekan batuk yang

disebabkan oleh iritasi tenggorokan dan saluran nafas bronkial. Dekstrometorfan berbeda

dengan obat batuk lain yang bekerja langsung disaluran nafas, mekanisme kerja

dekstrometorfan yaitu dengan menaikkan ambang pusat batuk yang bekerja disentral yaitu di

otak(Tjandra, 2010).

2. Komponen-komponen sirup

a. Bahan pemanis

Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari hasil kalori

yang dihasilkan dibagi menjadi dua yaitu berkalori tinggi dan berkalori rendah.

Adapun pemanis tinggi misalnya sorbitol, skarin, sukrosa. Sedangkan pemanis

berkalori rendah misalnya laktosa (Lachman dkk., 1994)

b. Bahan pengental

4
Bahan pengental digunakan sebagai zat pembawa dalam sediaan cair dan untuk

membentuk suatu cairan dengan kekentalan yang stabil dan homogen (Ansel et al.,

2005).

c. Pemberi rasa

Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang

berasal dari alam, untuk membuat sirup agar memiliki rasa yang lebih enak. Karena

sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air

yang cukup (Lachman dkk., 1994).

d. Pemberi warna

Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang

berhubungan dengan rasa yang digunakan. Pewarna yang digunakan umumnya larut

dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warnanya stabil pada

kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari produk cair terutama

tergantung pada warna dan kejernihan. Pilihan warna biasanya dibuat konsisten

dengan rasa (Lachman dkk., 1994).

3. Keuntungan dan kekurangan sirup menurut Ansel dkk (2005) yaitu:

 Keuntungan

- Campuran yang homogen

- Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan

- Obat lebih mudah diabsorbsi

- Mempunyai rasa manis

- Mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya tarik

untuk anak-anak

5
- Membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat

 Kerugian

- Ada obat yang tidak stabil dalam larutan

- Volume bentuk larutan lebih besar

- Ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup

6
BAB II

RANCANGAN FORMULA

2.1 Dasar Formulasi

1. Formula Rancangan (Fornas)

Dekstrometorfan Hydrobromidum 15 mg

Sirup simplex hingga 5 ml

2. Formula Asli

Dextromethorphan HBr 10 mg/5 ml


Sorbitol 30 %
CMC Na 0,1 %
Ethanol 4%
Menthol 0,010 %
Pewarna 0,001 %
Asam benzoate 0,050 %
Air 60 ml

7
BAB III

PERHITUNGAN BAHAN

3.1 Perhitungan Bahan


10mg
a) Dextromethorphan HBr = x60ml = 120mg x 10.000 = 1.200.000mg = 1,2kg
5ml

30gram
b) Sorbitol = x60ml = 18gram x 10.000 = 180.000gram
100ml

= 180kg
0,1gram
c) CMC Na = x60ml = 0,06gram x 10.000 = 600gram
100ml

4gram
d) Ethanol = 100ml x 60ml = 2,4gram x 10.000 = 24.000gram

= 24kg
0,010gram
e) Menthol = x 60ml = 0,006 gram x 10.000 = 60gram
100ml

0,001
f) FDC Green = x 60ml = 0,0006gram x 10.000 = 6gram
100ml

0,050gram
g) Asam benzoate = x 60ml = 0,03gram x 10.000 = 300gram
100ml

h) Air = 60 ml x 10.000 = 600.000 ml = 600 L

= 600 L - ( 1,2 + 180 + 0,6 + 24 + 0,060 + 0,006 + 0,3 ) L

= 600 L – 200,16 L

= 393,84 L

8
BAB IV

MONOGRAFI BAHAN

4.1.Monografi Bahan yang digunakan dalam Formula

1) Dekstrometorfan HBr

Struktur Kimia :

Sinonim : 3-metoksi-17-metil-9α -13α,14α-morfinan hidrobromida


monohidrat
Berat Molekul : 370,32
Pemerian : Hablur hampir putih atau serbuk hablur;bau lemah. Melebur pada
suhu lebih kurang 126 disertai peruraian.
Kelarutan : mudah larut dalam etanol, dan dalam kloroform;agak sukar larut
dalam air;tidak larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2) Sorbitol (70% larutan)


Struktur Kimia :

Sinonim : 1,2,3,4,5,6-hexanehexol; Liponic70-NC; Liponic 76-NC;


Meritol;Neosorb; sorbite; D-sorbitol;Sorbitol Instant;
Sorbogem
Pemerian : Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih rasa
manis.

9
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol,
metanol dan asam asetat.
Konsentrasi : 20 – 35%
Stabilitas : Dapat bercampur dengan kebanyakan bahan tambahan, stabil
di udara, keadaan dingin dan asam basa encer.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.
Fungsi : Humectant; plasticizer; sweetening agent; tablet and capsule
diluent.

3) CMC Na(Carboxymethylcellulose sodium)

Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopis.

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida, tidak

larut dalam etanol, eter, dan pelarut organik lain.

Stabilitas : larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH

dibawah 2, viskositas larutan berkurang secara cepat jika pH diatas

10. Menunjukkan viskositas dan stabilitas maksimum pada pH 7-9.

Bisa disterilisasi dalam kondisi kering pada suhu 160 selama 1

jam, tapi terjadi pengurangan viskositas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan :Suspending agent, bahan penolong tablet, peningkat viskositas.

4) Alkohol (etanol 95%)


Struktur Kimia :
Sinonim :Ethyl alcohol; ethyl hydroxide; grain alcohol; methyl
carbinol.
Rumus Kimia : C2H6O
Berat Molekul : 46,07
BJ : 0,812 – 0,816 g/ml.

10
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua
pelarut organic.
Stabilitas : Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.
Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat jauh dari api.

5) Menthol
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna; bau tajam;
seperti minyak permen; rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin
Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%),
dalam kloroform P dan eter P, mudah larut dalam parafin cair dan
dalam minyak atsirih.
Titik lebur : 41-44 C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

6) FDC Green
Kelarutan : larut dalam air 1:17, gliserin dan propolemgglikol 1:15, etnol
(95%) 1:0,2.

7) Asam Benzoat
Struktur Kimia :

Sinonim :Benzenecarboxylic acid; benzeneformic acid;carboxybenzene;


dracylic acid; E210; phenylcarboxylic acid; phenylformic acid
Rumus Kimia : C7H6O2
Berat Molekul : 122,12

11
Inkompatibilitas :Undergoes typical reactions of an organic acid, e.g. with
alkalisor heavy metals. Preservative activity may be reduced
byinteraction withkaolin.
Stabilitas : The bulk material should be stored in a well-closed
container in a cool, dry place.
Fungsi : Antimicrobial preservative; therapeutic agent.

12
BAB V

ALAT

1. Mesin : Homomixer
Kegunaan : Sebagai alat yang dapat digunakan untuk memastikan operasi
yang stabil. Variabel kekuatan amplifier digunakan pada akhir
output daya untuk memperbanyak torsi output. Kecepatan
pengadukan dikendalikan oleh mikriprosesor yang dapat
mengkompensasi setiap perubahan kecepatan secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh tegangan fluktuasi yang berlebihan. Tingkat yang
konstan dan built-in lembut-startup dapat menjamin keselamatan
operasi. Aturan kecepatan stepless dapat dimodifikasi sesuai yang
diinginkan.
Prinsip kerja : Proses pengecilan ukuran partikel dari suatu produk karena adanya gaya
atau tekanan mekanik dari alat homogenizer sehingga menghasilkan
bentuk yang lebih seragam/homogen atau lebih kecil
(serbuk).

2. Mesin : Mixer (mixing tank double jacket)


Kegunaan : sebuah mesin mixing yang banyak digunakkan di industri
makanan, minuman dan obat-obatan untuk proses pencampuran
bahan-bahan yang akan dicampur. Cara kerja mixing tank double
jacket adalah bahan liquid yang akan dicampur dimasukkan
melalui inlet produc, kemudian steam sebagai sumber pemanas

13
akan memanaskan tanki tersebut, motor penggerak utama mixer
akan berputar dengan kecepatan tertentu untuk memixing sampai
produk homogen.
Prinsip kerja : sama seperti prinsip kerja homomixer

3. Mesin : mobile filter


Dimensi External : diamter 300 x 800 mm
Cara Kerja : Cara kerja alat ini adalah liquid atau cairan yang ditransfer oleh
pompa transfer akan melewati filter bag ini, kemudia cairan
tersbut akan di dorong oleh pompa sehingga didalam tanki
ini terjadi tekanan yang memaksa cairan atau liquid melewati
saringan ukuran mikron tersebut menuju holding tank atau
tanki penampungan.
Prinsip kerja : proses penyaringan partikel-partikel yang mempunyai massa atau
bobot yang lebih besar dari yang lain yang menyebabkan
ketidakstabilan senyawa obat.

14
4. Mesin : Filling
Kegunaan : Sebagai mesin pengemas berupa cairan yang akan
dimasukkan pada sebuah cup atau wadah secara kontinyu. Mesin
filling liquid ini meliki beberapa noze tergantung kapasitas yang
diinginkan.

15
BAB V1

PROSES PEMBUATAN

A. Persiapan

1. Kondisi ruang :

Melakukan pengecekan ruang produksi dari kontaminasi serta pengecekan lampu

penerangan yang memadai, terutama penerangan dimana pengawasan visual dilakukan

pada saat proses berjalan.

2. Kondisi mesin :

Petugas operator mesin produksi sebelum memulai proses produksi mesin dilakukan

validasi terlebuih dahulu.

3. Pakaian kerja Operator :

 Pakaian rumah dan pakaian kerja regular tidak boleh dibawa masuk kedalam kamar

ganti pakaian yang berhubungan dengan ruang berkelas B dan C. untuk tiap personil

yang bekerja dikelas A/B, pakaian kerja steril (disterilkan atau disanitasi dengan

memadai) harus disediakan untuk tiap sesi kerja

 Sarung tangan yang akan digunakan didesinfeksi terlebih dahulu sebelum melakukan

produksi, masker dan sarung tangan hendaklah diganti paling sedikit pada tiap sesi

kerja

 Personil menggunakan pakaian khusus yang juga mencakup penutup kepala dan kaki.

Pakaian yang akan digunakan tidak boleh melepaskan serat atau bahan partikulat dan

hendaklah mampu menahan partikel yang dilepaskan oleh tubuh.

16
B. Proses pembuatan sediaan

Row material

Pemeriksaan bobot identitas bahanC.


baku oleh supervisor/ Asistenapoteker

Masukkan pada mesin homomixer

D.oleh apoteker
Setting mesin

Proses pencampuran (Mixing)

Pembuatan larutan kembanganE.


(Diamkan selama 18-24 jam)

Sirup
F.
G.sirup oleh bagian QC
Pemeriksaan massa

Pemeriksaan massa sirup oleh bagian QCH.


(Ph, Viskositas, dan kadar bahan aktif)

Dinyatakan released oleh oleh bagian QC


I.
J.
Persiapan botol dan botol diperiksa oleh bagian QC secara acak apakah ada yang
retak atau pecah, dan apakah mesin ada yang belum bersih
K.

Bottle filling-capping/sealling

- Pada awal proses dilakukan pemeriksaan


L. keseragaman volume oleh bagian QC
- Selama proses berlangsung, dilakukan pemeriksaan
M. keseragaman volume tiap 15 menit oleh bagian QC
N. - Selama proses berlangsung dilakukan
contoh/pemeriksaan terhadap volume proses
O.
Released perpindahan, kekuatan, dan kebocoran tutup botol
pada waktu awal, tengah, dan akhir
P.
packing

Released

Gudang obat jadi (GOJ)

17
BAB VII

PENGUJIAN SEDIAAN

1. Uji viskositas

Pengujian viskositas bertujuan untuk menentukan nilai kekentalan sediaan sirup.

Semakin tinggi nilai viskositasnya akan semakin tinggi tingkat kekentalannya, maka

semakin sulit sediaan sirup untuk mengalir (Sinko, 2011). Suatu produk yang

mempunyai viskositas yang terlalu tinggi umumnya tidak diinginkan karena sukar

dituang dan sukar diratakan kembali (Nash, 1996).

Cara uji sifat alir yaitu dalam tabung yang berisi rotor dmasukkan larutan yang

terdiri dari pelarut dan bahan-bahan untuk membuat sirup. Setelah sirup dimasukkan,

rotor digerakkan. Viskositas sediaan yang dapat diperiksa dengan melihat skala pada

alat uji. Replikasi tiga kali dan dihitung rata-rata serta standar deviasinya

(Anonim,2000).

2. Intensitas warna

Uji intensitas warna bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sirup setelah

disimpan selama beberapa hari. Cara uji intensitas warna yaitu dengan mengamati

perubahan warna sirup mulai dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4. Warna yang

terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna mula-mula (minggu ke-0)

(Anonim, 2000).

3. Tanggap rasa

Uji respon rasa dilakukan dengan tehnik sampling dalam bentuk sampling

terhadap 20 orang responden secara acak, masing-masing responden diberi 1 formula

sirup dari tiap-tiap formula yang dibuat, dan diminta untuk mencicipi, kemudian

18
mengisi quisioner yang telah disediakan yang berisi tentang tanggapan rasa dari sangat

manis pahit, sedikit manis sedikit pahit, manis sedikit pahit, manis sekali sedikit pahit,

manis sekali tidak pahit. Data disajikan dalam bentuk tabel menurut jumlah/presentasi

responden dengan respon yang diberikan (Nugroho,1995).

4. Bobot jenis

Bobot jenis dilakkukan untuk mengetahui perbandingan bobot zat terhadap

volume air adalah sama saat ditimbang. Bobot jenis suatu zat dilakukan dengan cara

membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer. Dimana air digunakan sebagai

standar untuk zat cair dan zat padat (Ansel et al., 2005).

5. Derajat keasaman

Uji derajat keasaman dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar keasaman dari

larutan. Uji derajat keasaman dilakukan dengan mencocokkan warna yang timbul pada

kertas pH dengan warna yang menjadi parameter nilai keasaman suatu produk

(Lachman dkk., 1994).

6. Efektivitas pengawet

Uji efektivitas pengawet dilakukan untuk mengetahui mutu pengawet yang

digunakan. Pengawet memiliki mutu yang baik apabila mampu mencegah

pertumbuhan mikroorganisme. Cara uji efektivitas pengawet adalah dalam ruangan

steril dibawah laminar air flow. Satu ml larutan diambil menggunakan pipet volume

steril. Larutan yang diambil dimasukkan ke dalam tabung yang berisi media.

Kemudian media yang berisi larutan diinkubasi. Setelah media diinkubasi, kemudian

diamati ada atau tidak kontaminasi pada permukaan media (Jawetz et al., 1996).

19
BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Jakarta : Departemen


Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Ditjen POM ( 1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Rowe, Raymond C., Paul J Sheskey., marian E quinn. Handbook of pharmaceutical Exipient 6 th
edition. Phrmaceutical press. London.
Vaght, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Ansel, Howard. 1989. Pengantar bentuk sediaan Farmasi edisi IV. Universiti Indonesia Press,
Jakarta.
Lachman, L., Lieberman, H.A., and kanig, J.L., 1994, Teori dan praktik industri farmasi, S.,
Jakarta UI Press.
Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E. A., 1996, Mikrobiologi kedokteran, Edisi ke 20,EGC,
Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.
Nash, A. R., 1996, Pharmaceutical Dosage Form :tablets, 2 nd edition. Revised and expanded,
maroel dekker, inc., New york.

20
BAB IX

KEMASAN SEKUNDER

21

Anda mungkin juga menyukai