Anda di halaman 1dari 24

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID DAN SEMI SOLID

SIRUP DEKSTROMETORFAN

KELOMPOK 2 GENAP
Elsa Septina (PO.71.391.18.048)
Emilia Fransisca (PO.71.391.18.049)
Fadhila Putri Hade (PO.71.391.18.050)
Fira Doramia (PO.71.391.18.052)
Fitri Melinia (PO.71.391.18.053)
Galang Rizka Prastya (PO.71.391.18.054)
Menia Oktariana (PO.71.391.18.060)
REGULER 1 B

LABORATORIUM
TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID DAN SEMI SOLID

DOSEN PEMBIMBING :
Dr.SadakataSinulingga, Apt, M.Kes

Nilai Paraf

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
2019
“TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIQUID”
SIRUP DEKSTROMETORFAN

BAB 1
PENDAHULUAN

A. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formuladalam pembuatan sirup


dekstrometorfan
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan sirup dekstrometorfan
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan sirup dextrometorfan

B. MANFAAT

Mahasiswa mampu mengetahui apa dan bagaimana pembuatan sediaan


sirup dalam hal ini dibuat dalam skala besar/berkelompok,serta mengetahui
kegunaan sirup untuk pengobatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sirup

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa


kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan
tidak lebih dari 66,0%. Pembuatan kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai
berikut: buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang
dihendaki, buang busa yang terjadi, serkai.Pada pembuatan sirup dari simplisia
yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium Karbonat sejumlah
10% bobot simplisia. Kecuali dinyatakan lain pembuatan sirup simplisia untuk
persediaan ditambahkan Metil Paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok.
(Farmakope III)

Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan
atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989)

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66%.(Syamsuni, 2007)

Sirup adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang
didalamnya ditambahkan wewangi, merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat
ditambahakan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit,
dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga
dapat meningkatkan kelarutan obat. (Anonim, 1978)

Bentuk obat dalam sirupbiasanya lebih cepat diserap oleh tubuh daripada
bentuk sediaan suspense karena tidak memerlukan syarat proses yang lama
(Farmasetika, Moh. Anief ; 46)

1. Berdasarkan fungsinya,sirup dapat dikelompokkan mejadi 2 golongan :


a. Medicated syrup (sirup obat)
Adalah sirup yang mengandung satu jenis atau lebih bahan obat
digunakan untuk pengobatan.Contoh : Sirup Parasetamol,Sirup
Isoniazid.
b. Non Medicated Syrup/Flvored vehicle Syrup
Adalah sirup yang tidak mengandung bahan obat tetapi
mengandung zat pewangi yang digunakan sebagai zat pembawa ata
pewangi pada pembutan obat racikan.
2. Komponen yang terdapat pada Sirup
a. Pemanis
Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari
sediaan.Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis
berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah.Adapun pemanis
berkalori tinggi misalnyasorbitol, sakarin dan sukrosa sedangkan
yang berkalori rendah seperti laktosa.
b. Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam
penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi
oleh mikroba atau jamur.
c. Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa
buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat
sirup mempunyai rasa yang enak.Karena sirup adalah sediaan cair,
pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang
cukup.Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan
aroma yang enak dan wangi.Pemberian pengaroma ini harus sesuai
dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi
aroma citrus
d. Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan
tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya
stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan
keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan
kejernihan.Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan
rasa.Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam
perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu
kelarutan, pengental dan mencegah menghablurnya sukrosa
(sebagai stabilisator).

3. Formula Umum Obat Sirup

R/ Zat berkhasiat

Pelarut utama (air)

Pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilenglikol)

Bahan pembantu (pemanis, pewangi, pewarna, pewangi, pengental)

4. Keuntungan dan Kerugian


Adapun keuntungan dan kerugian sediaan sirup, yaitu :

a. Keuntungan :
1). Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (Pasien lansia, parkinson,
anak-anak)
2). Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-
anak karena rasanya lebih enak dan warna lebih menarik
3). Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopik dan deliquescent

b. Kerugian :

1) Tidak semua obat di pasaran dalam bentuk sediaan sirup


2) Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya
campuran kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang
sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga dokter anak
lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk
pasien
3) Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya
sangat pahit (sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya
dibuat tablet effervescent)
4) Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya
dibuat suspensi atau elixir). Elixir kurang disukai oleh dokter anak
karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah
tergantung formulasi dan suspending agent yang digunakan
5) Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (biasanya
dibentuk emulsi yang mana stabilitasnya emulsi lebih rendah dan
tergantung formulasi serta emulsifying yang digunakan)
6) Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan
(biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus,
berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan hanya beberapa hari)
7) Harga relatif karena memerlukan formulasi khusus dan kemasan
yang khusus pula.
(Pharmacyhalueo.co.id)

B. ZAT AKTIF
1. Preformulasi
a. Farmakologi
Dextrometorphan merupakan bahan kimia sintetik dengan nama kimianya
adalah 3 methoxy-17-methyl morphinan monohydrat yang merupakan d-
isomer dari levophenol, analog dari kodein dan analgesik opioid.
Dextrometorphan berupa serbuk Kristal berwarna putih, tidak berbau, larut
dalam air maupun ethanol dan tidak larut dalam ether. Adapun struktur kimia
dari dekstrometorfan adalah: C18H25NO.HBr.H2O dengan berat molekul:
370,33.
b. Farmakokinetik
Dextromethorphan diabsorbsi dengan baik setelah pemberian oral dengan
kadar serum maksimal dicapai dalam 2,5 jam. Onset efeknya cepat, sering kali
15-30 menit setelah pemberian oral. Belum ada penelitian tentang distribusi
volume dextromethorphan pada manusia, akan tetapi penelitian oleh silvasti et
al. 1989 yang dilakukan pada anjing, distribusi voleme dextromethorphan
berkisar antara 5,0-6,4 L/kg. Waktu pengobatan ini adalah 2-4 jam dan lama
kerjannya 3-6 jam .

c. Farmakodinamik
Pada manusia Dextrometorphan juga mampu mengurangi keluhan yang
berhubungan dengan gangguan neurologis oleh karena eksitotoksisitas, seperti
kejang dan penyakit parkinson jika diberikan pada dosis 30 atau 60 mg
(Albers et al., 1987) yang diberikan 4 kali sehari, 45 – 180 mg single dose
(Bonuccelli et al., 1992) atau 120 mg single dose (Fisher et al., 1990) selama 3
minggu sampai 3 bulan. Tidak didapati adanya efek samping neurologis yang
berat pada penelitian ini dan juga pada penelitian lain dengan sampel 8 orang
yang sehat dimana eksitabilitas korteks motorik berkurang setelah pemberian
secara oral dengan dosis tinggi (150 mg) (Ziemann et al., 1998). Pada suatu
penelitian double blind plasebo control pada pasien dengan penyakit
parkinson, eksitabilitas korteks motorik dan diskinesia oleh karena levodopa
berkurang dengan pemberian dekstrometorfan pada dosis 100 mg dengan efek
samping yang minimal (Verbagen Metman et al., 1998).

d. EfekSamping
Efek samping yang sering terjadi

1). Pada dosis normal:


Tubuh ruam / gatal
Mual
Muntah

 Mengantuk
 Pusing
 Sembelit
 Diare
 Sedasi
 Kebingungan
 Gugup
 Halusinasi mata tertutup
Efek samping yang jarang termasuk adalah depresi pernafasan. Pada dosis tiga
sampai 10 kali dosis yang dianjurkan terapi: [4]

 Euforia
 Energi meningkat
 Peningkatan kepercayaan
 Mual ringan
 Gelisah
 Insomnia
 Berbicara cepat
 Perasaan meningkatkan kekuatan
 Pembesaran pupil / mata berkaca-kaca (tapi tidak merah)
Pada dosis 15-75 kali dari dosis terapi yang dianjurkan: [4]

1. Halusinasi
2. Pemisahan
3. Muntah
4. Penglihatan kabur dan / atau penglihatan ganda
5. Mata merah
6. Berkeringat
7. Demam
8. Bruxia
9. Hipotensi
10. Hipertensi
11. Takikardia
12. Diare
13. Retensi urin
14. Otot kejang
2) Monografi Bahan

a. Dekstrometorphan (Farmakope Indonesia IV hal 298)

 Warna : putih sampai agak kuning


 Rasa : pahit
 Bau : tidak berbau
 Pemeriaan : serbuk hablur, hampir putih sampai agak
kuning,tidak berbau
 Polimorfisme :-
 Ukuran partikel : -
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
 Titik lebur : 109,50 dan 112,50
 pKa / pKb :-
 Bobot jenis : 271,4
 pH larutan : 5,2 dan 6,5
 Stabilitas : mudah terurai dengan adanya udara dari luar,
0
pada suhu 40 C mudah terdegradasi
 Inkompatibilitas : Obat-obat inhibitor MAO, Obat-obat
psikotropika, depresan, SSP, Obat-oabat inhibitor selektif
Sirupus simplex (Farmakope Indonesia III hal 567)
 Warna : tidak berwarna
 Rasa : manis
 Bau : tidak berbau
 Pemeriaan : cairan jernih, tidak berwarna
 Polimorfisme :-
 Ukuran partikel : -
 Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air
mendidih,sukar larut dalam eter
 Titik lebur : 1800
 pKa / pKb :-
 Bobot jenis : 1,587 gram/mol
 pH larutan :-
 Stabilitas : ditempat sejuk
 Inkompatibilitas :-
 Kegunaan : sebagai pemanis

b. Metil Paraben (Farmakope Indonesia IV hal 551 , Handbook of


Pharmaceutical Excipients hal 390)
 Warna : tidak berwarna
 Rasa : tidak berasa
 Bau : tidak berbau atau berbau khas lemah
 Pemeriaan : hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk
hablur,putih, mempunyai sedikit rasa terbakar
 Polimorfisme :-
 Ukuran partikel : -
 Kelarutan : sukar larut dalam air, sukar larut dalam benzena,
sukar larut dalam tetraklorida, mudah larut dalam etanol, dan eter.
 Titik lebur : 1250 dan 1280
 pKa / pKb : pKa = 8,4 pada 220C
 Bobot jenis :-
 pH larutan :3–6
 Stabilitas : Mudah terurai oleh cahaya
 Inkompatibilitas : dengan senyawa bentonite, magnesium trisiklat,
talk, tragakan, sorbitol, atropin.
 Kegunaan : sebagai pengawet

c. Propil Paraben (Farmakope Indonesia IV hal 527 , Handbook of


Pharmaceutical Excipients hal 526 )
 Warna : tidak berwarna
 Rasa : tidak berasa
 Bau : tidak berbau
 Pemeriaan : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
 Polimorfisme :-
 Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol dan eter, sukar larut dalam air mendidih.
 Titik lebur : antara 950 dan 980
 pKa / pKb : pKa 8,4 pada 22C
 Bobot jenis : 180,21 g/mol
 pH larutan : 4-8
 Stabilitas : Kelarutan dalam air pada pH 3-6 bisa disterilkan
dengan autoclaving tanpa mengalami penguraian, pada pH 3-6
kelarutan dalam air stabil (penguraian kecil dari 10%)
 Inkompatibilitas : dengan senyawa magnesium trisiklat, magesium
silikat.
 Kegunaan : sebagai pengawet

d. Sorbitol (Farmakope Indonesia IV hal 756 , Handbook of Pharmaceutical


Excipients hal 596 )
 Warna : putih
 Rasa : manis
 Bau : tidak berbau
 Pemeriaan : serbuk, granul atau lempengan, higroskopis,
warnaputih, rasa manis.
 Polimorfisme :-
 Ukuran partikel : -
 Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol, metanol dan asam asetat.
 Titik lebur : 1740 – 1790
 pKa / pKb :-
 Bobot jenis : 180,21 g/mol
 pH larutan : 4,5-7
 Stabilitas : Bersifat higroskopis
 Inkompatibilitas : -
 Kegunaan : Anti Caplocking

e. Sukrosa (Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi 5 hal 744-747)


 Warna : tidak berwarna
 Rasa : manis
 Bau : tidak berbau
 Pemeriaan : kristal, tidak berwarna atau serbuk kristal
putih,tidak berbau dan rasa manis.
 Polimorfisme :-
 Ukuran partikel : -
 Kelarutan : air (1:0,5), air 100C (1:0,2), etanol 95%
(1:170)
 Titik lebur : 0 dan 1790
 pKa / pKb :-
 Bobot jenis :-
 pH larutan :-
 Stabilitas : stabil pada suhu ruang dengan kelembaban
relativesedang, dapat mengabsorpsi hingga 1% lembab yang
dilepaskan
pada pemanasan 900C. Larutan sukrosa dapat menjadi tempa
tpertumbuhan bagi mikroorganisme namun pada konsentrasi di atas
60%b/b dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dapat
terbentuk gula invert pada suhu 110-1450C. Sebaiknya disimpan
dalam wadah tertutup baik di tempat dingin dan kering.
 Inkompatibilitas : serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh
sesepora logam berat yang cenderung tidak tercampurkan dengan
bahan aktif, misal asam askorbat. Sukrosa tidak tercampurkan
dengan aluminium. Dapatmembentuk gula invert bila dicampurkan
dengan asam pekat/encer.
 Kegunaan : Pemanis

f. Etanol (Farmakope Indonesia edisi IV. 1995. Hal : 63)


 Warna : tidak berwarna
 Rasa : panas
 Bau : khas
 Pemerian : cairan jernih
 Polimorfisme : mudah menguap
 Ukuran partikel :
 Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, kloroform, daneter
 Titik didih : 78C
 pKa / pKb :-
 Bobot jenis : 0,815gr-0,813gr
 pH larutan :
 Stabilitas : mudah menguap, terbakar, mudah rusak adanya
cahaya
 Inkompatibilitas : -
 Kegunaan : sebagai pelarut campur
BAB III
FORMULA

A. FORMULASI RESEP

R/ Dekstrometorfan Syr 10mg/5ml fls 100ml

B. FORMULA ACUAN

1. Formulasi acuan (Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations


Vol. 3: Liquid Products, Sarfaraz K. Niazi, halaman : 224)
Dextromethorphan, Pseudoephedrine, and Chlorpheniramine Maleate Syrup
Bill of Materials
Scale (mg/tablet) Item Material Name Quantity/L (g)
20.00 1 Dextromethorphan hydrobromide 20.00
40.00 2 D-Pseudoephedrine hydrochloride 40.00
4.00 3 Chlorpheniramine maleate 4.00
250.00 4 Sorbitol syrup 250.00
2.00 5 Saccharin sodium 2.00
Hydroxyethyl cellulose (Natrosol
30.00 6 30.00
HHY)
25.00 7 Sodium benzoate 25.00
10.50 8 Banana flavor 10.50
11.00 9 Custard flavor 11.00
Trisodium citrate dihydrate
12.00 10 12.00
powder
Q.S 11 Water purified Q.S
Manufacturing Directions
1. In a suitable vessel, add sorbitol syrup and hydroxyethylcellulose
and purified water; mix well.
2. Add sodium benzoate and stir again for 5 minutes.
3. After obtaining clear solution, put under stirring hydroxyethyl
cellulose suspension, rinse the container with purified
water, and transfer the rinsing to the vessel.
4. Heat the vessel to 40◦C to 50◦C and keep the mix stirring
for 1 hour.
5. After 1 hour, a clear gel without lumps is obtained.
6. The gel is then diluted with sorbitol syrup and cooled to
30◦C.
7. In a separate vessel, add purified water and heat under
stirring to 50◦C.
8. After reaching this temperature, dissolve sequentially
dextromethorphan hydrobromide, chlorpheniramine
maleate and pseudoephedrine hydrochloride,
and saccharin sodium.
9. Cool the solution to 25◦C.
10. In a suitable stainless steel container, add purified water
and under stirring dissolve trisodium citrate under 00.6
bar and high speed.
11. The active substance solution from step 10 is transferred
to the syrup vehicle.
12. The vessel is rinsed twice with purified water.
13. In the larger vessel, add under stirring (low) the custard
flavor and banana flavor and mix for 10 minutes.
14. Then, under stirring, add the solution from step 13; keep
stirring for 15 minutes at moderate speed.
15. Stop stirring and check pH (5.9–6.2); adjust with 10%
trisodium citrate solution; after each addition, where necessary,
stir for 5 minutes before recording pH again.
16. Finally, make up the volume with purified water and
stir once more for 15 minutes under vacuum (−0.6 bar)
moderate speed. Stop stirring and vacuum; check final
volume once more.
17. Clear syrup is filtered under compressed air pressure
first through a filter of 330 microns and then through a
20-micron filter of propylene type.

2. Formulasi acuan untuk zat berkhasiat (Formularium Nasional edisi II,


halaman : 100)
Komposisi : Tiap 5 ml Mengandung :
Dextromethorphani Hydrobromidum 15 mg
Sirupus simplex hingga 5 ml

3. Formula yang diterapakan


Bill of Materials
Scale (mg/tablet) Item Material Name Quantity/L (g)
20.00 1 Dextromethorphan hydrobromide 20.00
250.00 2 Sorbitol syrup 250.00
2.00 3 Saccharin sodium 2.00
25.00 5 Sodium benzoate 25.00
10.50 6 Strawberry flavor 10.50
11.00 7 Essen strawberry 11.00
12.00 8 Natrium sitrat 12.00
Q.S 9 Water purified Q.S
BAB IV
PEMBUATAN

A. Perhitungan dan Penimbangan Bahan

1. Perhitungan Bahan

No. Nama bahan Untuk 60 ml (1 botol) sirup


Dextromethorphan
1. Dextromethorphan HBr 15 mg / 5 ml x 60 ml = 180 mg
2. Sirup sorbitol 250 gr x 60 ml = 15 gr
3. Saccharin natrium 2 gr x 60 ml = 0,12 gr
4. Natrium benzoate 25 gr x 60 ml = 1,5 gr
5. Perisa strawberry 10,5 gr x 60 ml = 0,63 gr
6. Essen strawberry 11 gr x 60 ml = 0,66 gr
7. Natrium sitrat 12 gr x 60 ml = 0,72 gr
8. Aqua destillata Ad 60 ml

No. Nama bahan Untuk 450 ml (7 botol) sirup


Dextromethorphan
1. Dextromethorphan HBr 15 mg / 5 ml x 450 ml = 1350 mg
2. Sirup sorbitol 250 gr x 450 ml = 112500 gr
3. Saccharin natrium 2 gr x 450 ml = 900 gr
4. Natrium benzoate 25 gr x 450 ml = 11250 gr
5. Perisa strawberry 10,5 gr x 450 ml = 4725 gr
6. Essen strawberry 11 gr x 450 ml = 4950 gr
7. Natrium sitrat 12 gr x 450 ml = 5400 gr
8. Aqua destillata Ad 450 ml
2. Penimbangan bahan
No Nama bahan Untuk 60 ml Untuk 400 ml Cek Paraf
Dosen/
Pengawas
1. Dextromethorphan 180 mg 1200 mg
hidrobromida
2. Sirup Sorbitol 15000 mg 100.000 mg
3. Saccharin natrium 120 mg 800 mg
4. Natrii benzoas 1500 mg 10.000 mg
5. Perisa strawberry 630 mg 4200 mg
6. Essen strawberry 660 mg 4400 mg
7. Natrium sitrat 720 mg 4800 mg
8. Aqua destillata ad 60 ml ad 400 ml

B. Alat dan Bahan

ALAT BAHAN

Timbangan Dextromethorphan
Mortir Sorbitol
Batang pengaduk Saccharin Natrium
Botol coklat Natrii Benzoas
Spatula Perisa Strawberry
Kertas perkamen Strawberry essence
Gelas ukur Natrium Sitrat
Erlemeyer Aqua dest
Pipet tetes
Beaker gelas
Viscometer hoeppler
C. PROSEDUR KERJA
1. Kalibrasi botol 400 ml (wadah yang mencukupi)
3. Masukkan sorbitol ke dalam erlenmeyer, tambahkan aquadest secukupnya kocok
hingga merata (Massa I)
4. Tambahkan natrium benzoat ke massa I dan aduk selama 5 menit hingga larut
seluruhnya (Massa II)
5. Larutkan Natrium Sakarin dengan air mendidih di dalam earlymayer,dinginkan dan
masukkan ke massa II
6. Lalu tambahkan Natrium sitrat ke massa II, aduk hingga larut seluruhnya
7. Dextromethorphan HBr dimasukkan ke dalam mortir, tambahkan massa II ke dalam
mortar, lalu gerus hingga homogen
8. Kemudian tambahkan essen strawberry dan prisa strawberry, aduk selama 10
menit.
9. Hentikan pengadukan dan periksa pH sediaan (5,9-6,2).
10. Tambahkan aquadest ad 400 ml, kocok sampai merata.
11. Bagi kedalam 6 botol sirup yang masing-masing berukuran 60 ml.
12. Beri etiket dan penandaan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
EVALUASI HASIL PARAF
1. PH
Celupkan indikatore Ph kedalam
sediaan
Ukur ph dengan
membandingkannya dengan
trayek Ph

2. Kejernihan
Amati sediaan secara fisik

3. Kelarutan
Amati sediaan secara fisik

4. Viskositas
Ukur viskositas sediaan
menggunakan alat viscometer

B. PEMBAHASAN
1. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIS

2. KEJERNIHAN

3. KELARUTAN

4. BOBOT JENIS
5. VISKOSITAS

6. PENGAJUAN PH
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
BAB VII
DAFTAR PUSAKA

Kibbe, A.H., 2004,Handbook of Pharmaceutical Excipiens, Third Edition, 442, 572,


Pharmaceutical Press, UK.

IkatanApoteker Indonesia. 2017. ISO InformasiSpesialiteObat Indonesia, Volume 51-2017 s/d


2018. Jakarta: PT ISFI

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia.Edisi IV. Jakarta: DepartemenKesehatan RI

Depkes RI, 1997, Farmakope Indonesia, Edisi III, 9 . Jakarta, DepartemenKesehatan RI

Anief, M. 2010. IlmuMeracikObat. Yogyakarta: UGM Press

http://www.slideshare.net/nzaraa/eliksir
http://www.alodokter.com/dextromethorphanhttp://www.elpharmacia.blogspot.com/2012/06/pen
yalahgunaan-dekstromethorfan.html
BAB VIII

LAMPIRAN

Nama Praktikkan :
1. Elsa Septina
2. Emilia Fransiska
3. Fadhila Putri Hade
4. Fira Doramia
SIRUP 5. Fitri Melinia
6. Galang Rizka Prastya
7. Menia Oktarina

Produk Disahkan : 19 Juni 2019

Tanggal : 18 Juni 2019

Nama Produk :
HEPTAMAPAN

a. Produk, Bentuk Sediaan : Sirup


b. Nama Produk : HEPTAMAPAN
c. Kadar : 10mg/5ml fls 100ml
d. Batch : 06201928
e. Kadaluawarsa : Juni 2021
1. FORMULASI

Bahan dasar Jumlah Jumlah Paraf cek


berat/batch penimbangan
Dextromethorphan 200mg 1500 mg
Metil paraben 100mg 750 mg
Disodium EDTA 75mg 563 mg
Propylenglikol 15ml 112,5ml
Sorbitol 25ml 187,5ml
Etanol 5ml 37,5ml
Aquadest Ad 100ml Ad 750ml
Strawbwrry essense qs Qs
Semua bahan-bahan dinyatakan baik untuk dipakai

(……………………………………..)
NIM :

Telah disahkan oleh pengawas

(……………………………………….)
NIP :
2. PROSES
Proses Waktu Paraf Cek
a. Pengambilan
Bahan 18 Juni 2019
11.10 WIB

b. Waktu
Pengambilan 18 Juni 2019
Bahan 11.10 WIB

c. Pelarutan 18 Juni 2019


11. 15 WIB

d. Pencampuran 18 Juni 2019


Bahan 11.20 WIB

e. Pengemasan 18 Juni 2019


11.45 WIB

3. Evaluasi Sediaan

Evaluasi Paraf Cek

1. PH

2. Kejernihan

3. Kelarutan
4. Viskositas

5. Bobot Jenis

6. Pengemasan

Anda mungkin juga menyukai