Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH PERHITUNGAN KUANTITAS

MICROORGANISME
KELOMPOK III (MINUMAN RINGAN/ FUTAMI 17)

DISUSUN OLEH :

ANI DARLIA (3422119032)

ICHWATUNNIDA (3422119140)
LUSY HIKMAH (3422119163)

AKADEMI FARMASI IKIFA

JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha, karena berkat dan rahmat-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Laporan Praktikum Mikrobiologi

ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai mata kuliah Mikrobiologi untuk memenuhi

tugas UTS “Laporan Praktikum Mikrobiologi” Tak lupa penyusun mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga makalah ini

dapatdiselesaikan.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga makalah ini dapat memberikan informasi

dan dapat bermanfaat bagi kita semuaPenulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini

masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para

pembaca khususnya Mahasiswa Jurusan farmasi IKIFA.

Jakarta, 11 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM...........................................................................................1


1.2 TEORI........................................................................................................................2
BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 TEMPAT DAN WAKTU..........................................................................................7


2.2 ALAT DAN BAHAN.................................................................................................8
2.3 PROSEDUR PRAKTIKUM...................................................................................17
Prinsip Percobaan..............................................................................................................17
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL.......................................................................................................................23
3.2 PEMBAHASAN.......................................................................................................27
3.3 KESIMPULAN........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................30

LAMPIRAN

A. ALT BAKTERI...........................................................................................................31
B. UJI MPN......................................................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan kuantitas mikroorganisme

yang meliputi Angka lempeng total (ALT) bakteri dan Uji MPN dari beberapa sampel .

ALTB bertujuan untuk :

─ Bahaya atau tidaknya keamanan suatu pangan

─ Menentukan atau menunjukkan kualitas bakteri aerob yang terdapat di setiap gr / ml

uji sampel

─ Masa simpan sebuah product

─ Ada atau tidak nya kontaminasi pada sebuah product

─ Status hygienis pada saat produksi sebuah product

MPN bertujuan untuk : Mengetahui ada atau tidak nya bakteri ecoli

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami metode penentukan kuantitas mikroorganisme yang meliputi Angka

lempeng total (ALT) bakteridan Uji MPN dari beberapa sampel.

Pengujian mikrobiologis merupakan salah satu kelompok pengujian yang harus

dilaksanakan oleh seluruh Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan. Saat ini masih

banyak masalah yang menghambat, baik untuk pengadaan laboratorium mikrobiologi

maupun untuk pengembangan laboratorium yang sudah ada. Masalah ini menyangkut

antara lain karena kurangnya sarana dan prasarana serta metode analisis yang belum

memadai.

Pemeriksaan obat dan makanan perlu mengadakan suatu prosedur operasional

baku pengujian mikrobiologi yang terarah, dalam hal ini meliputi makanan, minuman,

1
obat tradisional, sediaan kosmetika, alat kesehatan, antibiotika dan vitamin-vitamin,

untuk digunakan sebagai pedoman oleh Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan di

seluruh Indonesia.

Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk tidak sama. Untuk

produk makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka lempeng total merupakan tolak

ukur mikrobiologis untuk mengetahui kebersihan pengolahan dan penanganan produk

makanan dan minuman maupun produk lainnya yang juga merupakan suatu indikasi

layak atau tidak layaknya suatu produk untuk digunakan.

1.2 TEORI

Penyebaran kotoran yang tidak tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat

menyebar pada lingkungan tanah, dan bahkan terbawa pada bahan makanan bagi

manusia (Novel, 2010).

MPN“Most Propable Number” adalah suatu metode untuk menaksir populasi

mikrobial dilahan, dan produk agrikultur. Metoda ini digunakan untuk menaksir

populasi mikrobial berdasarkan pada ukuran kualitatif spesifik dari jasad renik yang

sedang terhitung (Djide, 2003).

Uji Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) adalah adanya pertumbuhan bakteri

aerob mesofilik setelah contoh diinoklasikan pada media agar lempeng dengan cara

tuang atau tabur (pour plate) dan diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu

(Djide, 2003).

Analisis kuantitatif mikroorganisme pada suatu sediaan farmasi makanan-

minuman dan kosmetika penting dilakukan untuk mengetahui mutu suatu sediaan dan

bahan farmasi, makanan-minuman dan kosmetika (Djide, 2008).

Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1. Metoda cawan agar tuang/pour plate yaitu dengan menanamkan contoh ke dalam

cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media agar.

2. Metode cawan agar sebar/spread plate yaitu dengan menuangkan terlebih dahulu

media agar ke dalam cawan petri kemudian contoh diratakan pada permukaan agar

dengan menggunakan batang gelas bengkok. Pada metode cawan agar tuang, untuk

menghindari berkurangnya populasi bakteri akibat panas yang berlebihan maka

media agar yang akan dituang mempunyai suhu 45°C ±1°C.Koloni cendawan itu

dapat segera di bedakan dari koloni bakteri,koloni cendawan itu memperhatikan

benanang- benang miselium.koloni nampak sekelumin mentega,air susu atau

percikan sari buah yang kental.

Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan

pangan terdiri dari metode hitungan cawan, “Most Propable Number” (MPN), dan

metode hitungan mikroskopik lansung. Dari metode-metode tersebut, metode hitungan

cawan paling banyak di gunakan. Merode lainnya yang dapat digunakan untuk

menghitung jumlah mikroba di dalam suatu larutan adalah metode turbidimetri

(kekeruhan) menggunakan spektrofotometer. Tetapi metode ini sukar diterapkan pada

bahan pangan karena medium yang di ukur harus bening, sedangkan ekstrak bahan

pagan, misalnya sari buah, biasanya megandung komponen- komponen yang

menyebabkan kekeruhan, sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah

mikroba yang terdapat didalamnya (irianto,2002)

Cara menghitung bakteri (Irianto, 2002) :

1. Menghitung secara langsung

Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya

konsentrasi sel-sel, begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil.
Bahan yang mengandung sejumlah besar bakteri (kira-kira lebih dari 10 4 per ml)

biasanya diencerkan dari 1 :10 sampai 1 : 10 5 atau lebih tergantung pada bahan

pemeriksaan dan metode hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat

diandalkan dan memudahkan perhitungan.

2. Menghitung secara tidak langsung

a) Penentuan volume total

Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada pengukuran

volume total butir-butir darah. Misalnya, 10 ml biakan dimasukkan kedalam

tabung reaksi khusus (tabung HOPKINS) yang bagian bawahnya berupa silinder,

dan bergaris ukuran. Organism dipadatkan dengan sentrifus pada kecepatan baku

dan waktu yang tepat menurut ukurannya kemudian volum totalnya dapat dibaca

pada skala silinder itu. Dengan mengetahui volum rata-rata masing-masing sel

secara perkiraan dapat ditentukan jumlah sel.

b) Metode turbidimetri

Tekhnik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur kekeruhan suspense atas

dasar penyerapan pemecahan cahaya yang dilintaskan, sehingga yang

mengandung lebih dari 107-108 sel per milliter tampak keruh oleh mata telanjang.

Suatu volum biakan yang telah ditakar ditempatkan dalam tabung khusus yang

jernih dengan diameter tertentu. Tabung ini diletakkan antara suatu satuan sumber

cahaya dan satuan fotoelektrik yang disambung dengan galvanometer.

c) Perhitungan bakteri hidup

Penghitungan bakteri hidup dilakukan dengan cara seri pengenceran. Cara ini

secara luas digunakan untuk menghitung bakteri hidup dalam berbagai cairan

seperti air, biakan cair dan sebagainya. Serentetan pengenceran dibuat untuk
kemudian ditanam dalam medium pembiakan bulyon agar dan setelah inkubasi

jumlah koloni dihitung. Setelah dikonversi sesuai dengan pengencerannya, akan

diketahui jumlah bakteri per milliliter. Karena pengenceran dikerjakan secara

lipat ganda atau secara decimal, maka angka yang diperoleh hanya angka

perkiraan, yang biasa disebut Most Probable Number (MPN).

Bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml,

per gr atau per cm permukaan, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum

ditumbuhkan pada medium agar didalam cawan petri, sehingga setelah inkubasi akan

terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana

jumlah yang terbaik adalah diantara 30 dan 300. Pengenceran biasanya dilakukan

secara decimal yaitu 1 : 10, 1 : 100, 1 : 1000, dan seterusnya, atau 1 : 100, 1 : 10000, 1 :

1000000, dan seterusnya (koes Irianto, 2002).

Perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran

dilakukan decimal, sebagai contoh misalnya penetapan jumlah mikroba pada susu.

Pengenceran awal 1 : 10 (=10-1) dibuat dengan cara mengencerkan 1 ml susu kedalam 9

ml larutan pengencer. Dilanjutkan dengan pengenceran yang lebih tinggi, misalnya

sampai 10-5 atau 10-6. Tergantung pada mutu susunya semakin tinggi jumlah mikroba

yang terdapat didalam susu semakin tinggi pengenceran yang harus dilakukan. Jika

setelah diinkubasi misalnya diperoleh 60 dan 64 koloni masing-masing pada cawan

duplo yang mengandung pengenceran 10-4, maka jumlah koloni dapat dihitung sebagai

berikut (1 ml larutan pengencer dianggap mempunyai berat 1 g) (Irianto, 2002) :


Faktor pengenceran = pengenceran X 1/factor pengenceran per cawan

= 10-4 X 1.0

= 104

Jumlah koloni = jumlah koloni X 1/factor pengenceran per cawan

(60+64) 1
= x
2 10

= 6,2 X 105

Angka lempeng total (ALTB) dapat ditung dengan cara (Anonim, 2016) :
𝟏
Jumlah sel = 𝑽 × 𝒏 ×
𝒇

Dimana : V = volume sampel yang ditambahkan.

N = jumlah koloni dalam cawan

F = faktor pengencer

Nilai MPN contoh dapat dihitung sebagai berikut (Djide, 2008) :

𝟏
𝑴𝑷𝑵 = 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑴𝑷𝑵 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 ×
𝒇𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒑𝒏𝒈𝒏𝒄𝒓𝒏 𝒕𝒂𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒏𝒈𝒂𝒉

Dimana MPN ini biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme

dalam contoh yang berbentuk cair.


BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 TEMPAT DAN WAKTU

Hari/tanggal : Senin, 11 Mei 2020

Tempat : Laboratorium Farmasi IKIFA

Tujuan : Mengetahui angka kuman padamakanan

Bahan yang akan di uji antara lain

Diproduksi Oleh : PT. Futami Food & Beverages

No Batch : NO154AU

Exp Date : 18 Juni 2021


2.2 ALAT DAN BAHAN

Untuk meminimalisasi bakteri lain

pada saatpenanaman

Lampu Bunsen

Untuk pembiakkan sel atau

penanaman mikroba pada media agar

ataupadat

Cawan petri

Untuk memindahkan sejumlah volume

larutan sesuai ukurannya dengan tepat

Pipet Gondok

Digunakan untuk menanam mikroba

Tabung Reaksi
Terbuat dari kayu atau logam,

digunakan sebagai tempat meletakkan

tabung reaksi
Rak Tabung Reaksi

Mengambil media sebelum di timbang

ke neraca analitik

Sendok Reagen

Sebagai seterilisasi basah

ataumensterilkan berbagai macam

alat dan bahan yang digunakan dalam

mikrobiologi menggunakan uap air


Autoklaf panas yang bertekanan tnggi

Sebagai seterilisasi kering

Oven

Untuk menginkubasi bakteri

(pengeraman)

Inkubator
Menghitung koloni bakteri

Koloni Konter

Untuk memanaskan larutan agar

tercampur dan steril dari

mikroorganisme luar yang diletakkan

diatas kompor listrik beaker gelas


Kompor Listrik

Digunakan untuk mengambil

organisme atau isolasi mikroorganisme

yang akan dibuat ke atas atau ke dalam

Ose media pembiakan

Sebagai mediaindikatoradanya bakteri

Tabung Durham

Berfungsi untuk memindahkan

sejumlah volume larutan ssuai

ukurannya

Pipet Volume
Untuk menyumbat tabung reaksi

padasaat steriliasi

Kapas

11
Alat pada pemeriksaan ALT antara lain:

Alat : Bahan :

─ Tabung reaksi steril @ 5 buah ─ NaCl steril

─ Bunsen ─ Media NA steril

─ Cawan petri steril @ 5 buah ─ Kapas

─ Karet pengisap

─ Pipet steril 1mL , 10mL

─ Pipet media steril

─ Inkubator

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform

pada makanan dan minuman dengan metode MPN adalah sebagai berikut :

─ Botol contoh steril

─ Cawan Petri steril

─ Pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril dan filternya

─ Pembakar Bunsen

─ Inkubator

─ Mikroskop

─ Tabung reaksi

─ Tabung Durham

─ Timbangan Mortal dan pengerus


A. Uraian Bahan

1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)

Namaresmi :AGAR

Namalain : agar,agar-agar

Pemerian : Berkas pembuluh memanjang, tipis seperti selaput dan

berlekatan, berbentuk keeping, serpih, atau butiran, jingga

lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat

dan tidak berwarna, tidak berbau atau berbaulemah

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam air mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutupbaik

Kegunaan : Bahan pemadatmedium

2. Alkohol (Dirjen POM, 1979 : 65)

Namaresmi : AETHANOLUM

Namalain : etanol,alkohol

RM :C2H6O

Pemerian : tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah

bergerak, bau khas, rasa panas, mudahterbakar

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam

eterP

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : bahanpensterilisasi

12
3. Aquadest (Dirjen POM, 1979 :96)

Namaresmi : AQUADESTILLATA

Namalain : air suling, aquadest, air baterig

RM :H2O

BM :18,20

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyairasa

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagaipelarut

4. Dekstrosa (Dirje POM, 1979 : 300)

NamaResmi :DEXTROSUM

Namalain : dekstrosa, glukosa

RM/BM :C6H12O6/180,16

Pemerian : hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul

putih, tidak berbau, rasamanis.

Kelarutan : mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air

mendidih, sukar larut dalametanol.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : sebagai sumberkarbon


5. Ekstrak Beef (Dirjen POM, 1979 : 671)

Namaresmi : BEEFEXTRAK

Namalain : kaldu nabati dan kaldu hewani

Pemerian : berbau dan berasa pada lidah

Kelarutan : larut dalam air dingin

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai sumber nutrienmikroba

6. Pepton (Dirjen POM, 1979 : 721)

Namaresmi : PEPTON

Namalain :pepton

Pemerian : serbuk, kuning kemerahan seperti coklat, bau khas,

tidakbusuk

Kelarutan : larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat

kekuningan yang bereaksi agak asam, praktis tidak larut

dalam etanol 95% P dan dalam eter P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai sumber nutrientmikroba


7. Sukrosa (Dirjen POM, 1979 : 762)

Namaresmi : SUCROSUM

Namalain :sukrosa

RM/BM :C12H22O11/342,30

Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau bentuk

kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil

diudara. Larutannya netral terhadap lakmus

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air

mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform

dan dalameter.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai sumberkarbon.

8. Kentang (www.wikipedia.org)

Regnum :Plantae

Divisi :Spermatophyta

Subdivisi :Angiospermae

Kelas :Monocotyledonae

Subkelas :Sympetalae

Ordo :Solanales

Famili :Solanaceae

Genus :Solanum
9. Lactose Broth ( Acumedia/ Neogen Corporation,2010)

a. Komposisi

Formula* Per Liter

Enzymatic Digest of Casein....................................................................10 g

Yeast Extract...........................................................................................5 g

Sodium Chloride.....................................................................................10 g

b. Kegunaan

Lactosa Broth digunakan dalam pembelajaran/ penelitian genetic

molekuler. Medium ini digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan

bakteri Escherichia coli yang digunakan dalam prosedur mikrobiologi

molekuler.

B. Uraian Medium

1. Cara Pembuatan Media MacConkey Agar (MCB)

 Timbang 50 gram bubuk Media MacConkey, larutkan dengan aquadest

sebanyak 1 liter.

 Panaskan sampai mendidih untuk melarutkan media.

 Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.

 Tunggu suhu sampai hangat-hangat kuku (45°C-50°C).

 Homogenkan, tuang ke dalam cawan petri.

2. Cara Pembuatan Plate Count Agar (PCA)

 Trypron 0,5 %, Extract Ragi 0,25%, Glukosa 1% dan agar agar 1,5 %

 Bentuk suspensi sebanyak 22,5 gr

 Sterilisasi dengan Autoklaf 15 menit pada suhu 21ᴼC


3. Cara Pembuatan Potato Dilution Fluid

 Kentang 200 gr

 Dextrosa 10 gr

 Agar agar 15 gr

 Aquadest ad 1 Liter

2.3 PROSEDUR PRAKTIKUM

Prinsip Percobaan

a. Penentuan kuantitas bakteri dengan metode ALT Bakteri (ALTB) setelah cuplikan

sampel untuk 3 pengenceran terakhir (10-ᴼ, 10-1, 10-2) untuk diinokulasikan dalam

medium NA dengan metode tuang untuk diinkubasikan pada suhu 37 oC selama

1x24 jam.

b. Penentuan kuantitas bakteri dengan metode MPN setelah cuplikan sampel untuk 3

pengenceran terakhir (10-ᴼ, 10-1, 10-2) untuk diinokulasikan dalam medium LB yang

berisi tabung durham yang diinkubasikan dalam suhu 37 oC selama 1x24jam.


Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB)

Pada metode ini dibuat dahulu pengenceran bertingkat sampel yang akan dihitung

sampai konsentrasi tertentu, dan ditanam secara tuang (Pour Plate). Diatas medium

yang sesuai. Setelah diinkubasi, diambil cawan petri yang mempunyai pertumbuhan

koloni antara 30-300 koloni. Jumlah mikroorganisme per mL sampel (TPC) :

Jumlah sel = V x n x 1/f

Dimana V : volume sampel yang ditambahkan

n : jumlah koloni dalam cawan

f : faktor pengenceran

Cara kerja :

a. Dibuat dengan suspensi bakteri sampai 10-2

b. Ditanam dengan metode tuang ketiga cawan petri steril mulai dari

pengenceran 10-0,10-1, 10-2

c. Diinkubasi pada suhu 35o C selama 24 – 48 jam

d. Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh setiap pengenceran dan hitung

SPC – nya (jumlah mikroorganisme per mL sampel).

Prosedur Kerja (Sampel minuman ringan Futami 17)

a. Karena sampel adalah cairan tidak di cairan lagi, ambil cairan sambel sebanyak 10

ml dalam Eurlemeyer.

b. Siapkan 3 tabung reaksi yang berisi masing masing 9 ml PDF (Pepton Dilution

Fluid)

c. Penjelasan :

─ Dari 1 ml sampel + 15 ml PCA untuk konsentrai 10-0


─ Dari larutan sampel ambil 1ml dan masukkan ke 9ml larutan PDF untuk

memperoleh dilusi 1/10 bagian. / 10-1

─ Dari larutan dilusi 1/10 ambil 1ml dan masukkan ke 9ml larutan PDF untuk

memperoleh dilusi 1/100. / 10-2

e. Dari masing masing tabung, ambil 1 ml dan tuang di cawan petri , lakukan secara

Duplo (buat 2 percobaan)

f.Tambahkan medium PCA (Plate Count Agar) secukupnya lalu aduk hingga rata,

biarkan membeku

g. Inkubasi selama 24 – 48 jam pada suhi 35oC

h. Hitung angka lempeng total bakteri


Metode Most Probably Number (MPN)

1. Uji Penduga

─ Karena sampel dalam bentuk cairan, jadi tidak diencerkan lagi.

─ Siapkan 1 Erlemeyer ambil sampel sebanyak 10 ml

─ Siapkan tabung Reaksi sebanyak 9, dan tabung durham sebanyak 9 tabung. Pipet

tetes panjang 5

─ 9 tabung durham, dimasukkan dalam tabung rekasi, lalu dibagi 9 tabung reaksi

tersebut menjadi 3 bagian, karena akan dilakukan secara (triplo) atau 3. didalam

setiap tabung reaksi ambil MCB (Mac Conkey Broth) sebanyak 9 ml

─ Lakukan pengenceran :

─ Penjelasan :

a. Dari larutan sampel ambil 1ml dan masukkan ke 9ml larutan MCB untuk
1
-1)
memperoleh dilusi bagian. (10
10

1
b. Dari larutan dilusi
10 ambil 1ml dan masukkan ke 9ml larutan MCB untuk

1
memperoleh dilusi -2)
10 . (10
0

1
c. Dari larutan dilusi ambil 1ml dan masukkan ke 9ml larutan MCB untuk
100
1
-3)
memperoleh dilusi . (10
1000

─ Setelah itu 9 tabung tersebut diinkubasi didalam inkubator pada 37o C selama 18

-48 jam Tabung LB

─ Amati perubahan dan gelembung yang terbentuk, Prinsip nya adalah apabila

sampel tersebut mengandung ecoli ditandai dengan adanya gelembung dan


perubahan warna, gelembung biasanya ada di atas tabung durham, tabung

durham dalam posisi terbalik.

─ Catat jumlah tabung yang menunjukkan perbentukan gas

─ Dicatat dan dihitung nilai MPN – nya dengan merujuk table MPN coliform

2. Uji Penguat

1 ose tabung positif pada uji penduga dimasukkan kedalam tabung berisi

media BGLB (Brilliant grenn lactose bile) kemudian diinkubasi 370C selama 24-48

jam, hasil menunjukkan positif jika ada gelembung udara pada tabung durham
3. Uji Pelengkap

Pada setiap biakan positif pada uji penguat MPN coliform diambil 1 ose dan

kemudian digoreskan ke permukaan media EMB-Agar secara zig-zag. Kemudian

diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam. Amati pertumbuhan koloni pada

media EMB-Agar, koloni yang menunjukan perubahan warna menjadi merah

dengan hijau metalik merupakan koloni bakteri Escherichia coli


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

Pengamatan pembentukan bakteri pada 4 sampel uji coba (Futami 17)

Kelompok : III (Minuman Ringan)

Nama Mahasiswa : Ani Darlia

Ichwatunnida

Lusy Hikmah Pujiati

A. ALTB

Futami 17

Diproduksi Oleh : PT. Futami Food & Beverages

No Batch : NO154AU

Exp Date : 18 Juni 2021

Tabel ALT bakteri (tabel pengamatan jumlah bakteri) pada Futami 17

Pengenceran Cawan 1 Cawan 2

10-0 30 35

10-1 15 14

10-2 0 5

Perhitungan :

ALT yang bisa dihitung range 30-300


Rumus :

30+35
N = -0
[(1 x 2)+ (0.1 x x 10
0)]

65
= x1
2+0

= 32,5 x 1

= 32,5 FCU/ml

Syarat Minuman ringan adalah < 2 x 102 kol/ml (MASUK RANGE)

Atau Perhitungan :
30+35 1 1
FCU x x
2 10−0 1

=
= 32,5 x 1 x 1

= 32,5 koloni/ml

B. MPN

Pengamatan pembentukan bakteri pada 4 sampel uji coba (Futami 17)

Kelompok : III (Minuman Ringan)

Nama Mahasiswa : Ani Darlia

Ichwatunnida

Lusy Hikmah Pujiati

Futami 17

Diproduksi Oleh :PT. Futami Food & Beverages

No Batch : NO154AU

Exp Date : 18 Juni 2021

Sampel Minuman Ringan

Tabung Positif

Syarat minuman ringan adalah < 3/gr

10-1 10-2 10-3 MPN Coliform

1 1 0 7 gr/ml
Masih dalam Batas keyakinan 95 % ( min 0, maksimal 23)

Rumus

1
MPN = Nilai Tabel
x Ftabung tengah

Hasil nya (Syarat minuman ringan adalah < 3/gr)


MPN 7 gr/ml dengan batas keyakinan 95% adalah minimal 1 dan maksimal

23

1
Nilai MPN =7x
10−2
= 7 x 100

= 7 x 102 apm/gr/ml

3.2 PEMBAHASAN

Uji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk

menentukan apakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga aman

dikonsumsi oleh masyarakat. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan

Makanan dan Minuman terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran. Uji

Mikrobiologis dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualitatif

dimaksudkan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang ada dalam sediaan

tersebut. Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah

mikroorganisme yang mencemari sediaan tersebut.

Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap bahan baku, sediaan minuman

Futami 17. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pertumbuhan

jumlah koloni bakteri dan jamur yang ada dalam suatu medium yang telah diinkubasi 1

x 24 jam.

Pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti makanan,maka pengawetnya

harus diinaktifkan terlebih dahulu agar tidak menghambat pertumbuhan mikroba.

Untuk sediaan berupa makanan dan minuman, penginaktifan pengawet dapat dilakukan

dengan mengencerkan sampel dengan aquadest steril sampai beberapa kali, sebab

pengawet pada suatu sediaan akan berfungsi dengan baik bila berada pada konsentrasi

tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya

tidak berfungsi lagi.


Dalam percobaan ini juga dilakukan pengenceran untuk menipiskan konsentrasi

mikroorganisme yang terdapat dalam suatu sample sehingga pertumbuhan koloni tidak

terlalu rapat satu sama lain, sehingga mempermudah pengamatan pada waktu .

Untuk menentukan tingkat kontaminasi mikroba, digunakan metode SPC

(Standard Plate Count), dimana dengan metode ini dapat diketahui jumlah koloni

bakteri patogen yang terdapat pada medium yang telah diinkubasikan. Angka Lempeng

Total yang diperoleh menunjukkan jumlah koloni dimana dari angka ini dapat

diketahui apakah sampel tersebut memenuhi syarat kontaminasi atau tidak.

Pada uji Angka Lempeng Total bakteri, medium yang digunakan adalah medium

PCA (Plate Count Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang

dapat digunakan oleh bakteri.

Sampel yang akan diuji terlebih dahulu dibuat dalam 3 tingkat pengenceran yaitu

10-1,10-2 dan10-3. Salah satu tujuannya adalah selain untuk memperkecil konsentrasi

pengawet yang digunakan oleh sediaan tersebut dan untuk memudahkan perhitungan

jumlah koloni bakteri yang tumbuh.

Dari pengujian perhitungan ALT bakteri terhadap sample digunakan medium

PCA karena PCA mengandung protein yang merupakan nutrisi bagi bakteri, dan juga

merupakan campuran agar yang mana dapat memadatkan medim sehingga apabila

medium telah memadat maka akan memudahkan kita untuk menghitung jumlah

bakteri yang tumbuh pada medim ini.

Sedangkan pada pengujian MPN digunakan medium digunakan medium MCB

(Mac Conkey Broth) sebagai medium penguji. Pada pengujian dengan medium MCB,

Futami 17 menunjukkan hasil positif yaitu berubah warna dan terdapat gelembung gas

yang tampak pada tabung durham, hal ini menandakan adanya mikroba kolioform

dalam medium tersebut.


Terjadinya perubahan warna pada medium MCB karena perubahan laktosa

menjadi asam piruvat dan berubah menjadi asam format dan asetil ko-A, dimana asetil

ko-A akan menghasilkan etil alkohol dan asam format yang akan menghasilkan CO2

dan H2O. Terjadinya CO2 dari proses fermentasi ditampung pada tabung Durham.

Hasil fermentasi berupa asam, ditandai perubahan warna indikator brom timol biru

(BTB) dari biru (suasana basa) menjadi kuning (suasana asam).

Mekanisme terjadinya perubahan warna dalam medium MCB yaitu kolioform

menfermentasikan laktosa dengan pembentukan asam dan gas pada waktu dan suhu

tertentu, dimana bakteri kolioform bersifat anaerob fakultatif, maka kandungan laktosa

yang ada akan difrmentasikan menjadi asam laktat sehingga terjadi perubahan warna

hiaju dari aktosa brouth menjadi kunuing dan didalam tabung durham terdapatgas

ditandai dengan naikknya tabung durham dan terdapat gelembung udara.

Pada pengujian ALT bakteri sampel diinkubasi selama 1 x 24 jam waktu yang

optimum pertumbuhan bakteri biasanya 1 hari. ALT bakteri adalah bilangan

yang

menunjukan jumlah koloni bakteri yang mencemari tiap gram/ml sample

produksi yang diuji. Satuan dalam pengujian ALT bakteri adalah CFU. MPN

(Most Probable Number) adalah uji kualitas mikrobiologi air yang mana digunakan

kelompok kolioform sebagai indicator. Satuan dalam pengujian MPN adalah APM/ml.

Syarat perhitungan ALT bakteri 30 – 300 koloni/ml.

Pada praktikum ini dilakukan perhitungan kuantitas mikroba terhadapa suatu

sample, yang mana sample ini banyak beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Jumlah mikroba yang ada didalam bahan/sampel sangat bervariasi, tergantung dari

jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Jumlah mikroba dapat dihitung

dengan beberapa cara, misalnya perhitungan ALT bakteri dan uji MPN.
Dari hasil percobaan diperoleh jumlah bakteri, yaitu ALT bakteri dari Futami

17 adalah 32,5 cfu koloni/ml (Memenuhi syarat ketentuan)

Pada uji MPN diperoleh nilai MPN 7 gr/ml atau 7 x 10² apm/gr/ml dengan

batas keyakinan 95% adalah minimal 1 dan maksimal 23 (tidak memenuhi

syarat ketentuan)

pada pengenceran 10-2, dan 10-3 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi

kekuning-kuningan.

3.3 KESIMPULAN

Dari praktikum perhitungan kuantitas mikroorganisme pada produk Futami 17,

dapat disimpulkan bahwa minuman Futami 17 memiliki angka ALT bakteri 32,5

kol/mL, masih dalam batas yang ditentukan karena tidak lebih dari 2 x 102 kol/m

dan pada uji MPN pada pengenceran 10-2, dan 10-3 terjadi perubahan warna dari hijau

menjadi kekuning-kuningan dengan nilai MPN 7 gr/ml atau 7 x 10² apm/gr/ml. Hasil

tersebut melebihi dari ketentuan yang berlaku yaitu < 3/gr. Dari kesimpulan bahwa

product Futami 17 tidak memenuhi aturan MPN karena mengandung bakteri ecoli

yang besar, seharusnya dalam proses produksi sebaiknya ditingkatkan lagi hygienis

dan kualitas bahan juga presentase komposisi dalam product, antara air , zat aktif,

pembawa dan bahan pengawetnya, agar tercipta product yang aman dan sehat bagi

konsumen.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016, Penuntun Praktikum Mikrobiologo Dasar, UMI, Makassar.

Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Djide, Natsir, Sartini. 2008,Dasar-dasar Mikrobiologi Farmasi, UNHAS, Makassar.

Irianto, Koes, 2006,Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Yrama Widya, Bandung.

Irianto, Koes, 2013, Mikrobiologi Medis, Alfabeta, Bandung

Novel, Sasika Sinta, 2010, Praktikum Mikrobiologi Dasar, Trans Info Media, Jakarta.
LAMPIRAN

A. ALT BAKTERI

31
B. UJI MPN

Anda mungkin juga menyukai