a) Suppo Rektal
b) Suppo Vaginal / ovula /
pessarie c) Suppo Uretral /
bougie
SUPPOSITORIA
REKTAL Berat suppo
Dewasa : 2 gram Berat
suppo Anak-anak : 1
gram
Beberapa Produk Komersial Suppositoria
DULCOLAX : CIBA (Bisakodil)
ANUSOL HC :WARNER LAMBERT (Hidrokortison)
PANADOL : Parasetamol
SUPPOSITORIA VAGINAL
Berat : 3 – 5 gram
SUPPOSITORIA URETRAL
LAKI-LAKI : 4 gram 100-150 mm
WANITA : 60-75 mm
DIAMETER : 5 mm
I. Latar Belakang
Ketoprofen merupakan obat OAINS dari turunan asam propionat yang
memiliki khasiat sebagai antipiretik, antiinflamasi dan analgesik pada terapi
rheumatoid arthritis akut dan kronis serta untuk pengobatan pada ostheoarthritis
(Mc Evoy, 2002).
II. Preformulasi
Struktur kimia
Kegunaan Analgetik
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap udara
Struktur kimia
Struktur kimia
VI. Perhitungan
Dibuat untuk 5 buah suppositoria dengan masing-masing berat 2 gram
Alat :
Sudip
Mortir
Stamper
Batang Pengaduk
Lemari es
Desinfektan tester
Mosanto hardness tester
Water bath
Bahan :
- Ketoprofen 10 mg
- PEG 1000
- PEG 6000
4. Dileburkan PEG 6000 dicawan porselin diatas waterbat pada suhu 55 - 63°C
(PEG 6000 dilebur terlebih dahulu setelah itu tambahkan PEG 1000 yang
memiliki
titik lebur lebih rendah untuk membentuk basis suppositoria yang
diinginkan konsistensi dan sifat khasnya)
12. Diberikan etiket biru dan sisa campuran homogen dilakukan evaluasi
X. EVALUASI
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Syarat
Pengujian Suppositoria
(Eksternal) Pengujian II III
Bau (Eksternal)
Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Warna Putih bening Putih bening Putih bening
Bentuk Terpedo Terpedo Terpedo
Permukaan Halus Rata Halus Rata Halus Rata
Waktu Pengamatan
Menit ke-11 Seluruh permukaan suppositoria menjadi tidak rata dan berongga
(mulai melarut)
Menit ke-18 Seluruh suppositoria mulai mengecil
Menit ke-22 Seluruh suppositoria sangat kecil dan rusak
Menit ke-25 Seluruh suppositoria telah melarut sempurna
Menurut pustaka basis PEG memiliki waktu larut yang lama di dalam tubuh, waktu berkisar
dar 13-18 menit (Lachman et al., 2008).
(Lachman
6. et al., 2008). ).Dilakukan pada suhu Pada saat suppo mulai pecah (terpotong)
Men
kamar dengan cara berat air yang ditampung dicatat dan
urut
memberikan tekanan inilah yang disebut
pusta
pada suppo sesuai titik patah (Breaking point)
ka
dengan air yang
diteteskan pada
basis
penampung
PEG
mem
7. Uji Kekerasan Diuji dengan hardness Suppo yang baik memiliki kekerasan
tester disesuaikan untuk yang besar tetapi tetap meleleh pada
suppo suhu tubuh 37 0 C (Voight, 1995)
Suppositoria Fisik
I Internal : bagian dalam tidak terdapat rongga
II Internal : terdapat sedikit rongga pada bagian ekor
suppositoria
III Internal : bagian dalam tidak terdapat rongga
Ketegaran / Kehancuran Suppositoria
Tes ini menentukan ketegaran suppo di bawah kondisi tertentu terhadap pemecahan
suppositoria dan ovula yang diukur dengan menggunakan sejumlah tertentu massa
atau beban untuk menghancurkannya. Tes ini didasarkan untuk suppo dan ovula
berbasis lemak. Uji ini tidak sesuai untuk sediaan yang memiliki bahan pembantu
hidrofilik, seperti campuran gelatin-gliserol.
Metode :
Cek apakah alat yang digunakan sudah dalam keadaan vertikal atau belum. Alat
dipanaskan sampai suhunya 25 oC. Sediaan yang akan diuji telah diletakkan dalam
suhu yang sesuai dengan suhu yang akan digunakan minimal 24 jam. Tempatkan
sediaan di antara kedua penjepit dengan bagian ujung menghadap ke atas.
Tunggu selama 1 menit dan tambahkan lempeng 200 g pertama. Tunggu lagi
selama 1 menit dan tambahkan lempeng berikutnya. Hal tersebut diulang dengan cara
yang sama sampai sediaan hancur. Massa yang dibutuhkan menghancurkan
sediaan dihitung berdasarkan massa yang dibutuhkan untuk menghancurkan sediaan
(termasuk massa awal yang terdapat pada alat). Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Apabila sediaan hancur dalam waktu antara 20 dan 40 detik setelah pemberian
lempeng terakhir maka massa yang dimasukkan ke dalam perhitungan hanya setengah
dari massa yang digunakan, misal 100 g.
Apabila sediaan belum hancur dalam waktu lebih dari 40 detik setelah
pemberian lempeng terakhir maka seluruh massa lempeng terakhir dimasukkan ke
dalam perhitungan. Setiap pengukuran menggunakan 10 sediaan dan pastikan tidak
terdapat residu sediaan sebelum setiap pengukuran. (BP2002, A334, Leon Lachman,
1990, hal. 586-587)
XI. Kesimpulan
1. Suppositoria adalah sediaan padat dengan berbagai bentuk dan bobot yang
bentuk suppositoria, obat dengan rute rektal karna jika secara oral dapat
adalah metode cetak tuang. Pada waktu leburan dituangkan cetakan ditutup dan
dapat dibuka lagi saat akan mengeluarkan suppositoria yang telah dingin.
3. Uji evaluasi yang dapat dilakuan diantaranya yaitu; Uji organoleptis, uji ph
sediaan, uji keseragaman bobot dan kandungan, uji kisaran dan waktu meleleh,
uji titik patah, uji kekerasan, uji ketegaran, dan uji waktu hancur
DAFTAR
PUSTAKA
Anief, M., 2010. Penggolongan Obat. 10th , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ansel, H.C., Allen, L.V., dan Popovich, N.G. 2013, Bentuk Sediaan Farmasetis dan
Sistem Penghantar Obat, diterjemahkan oleh Hafshah Nurul Afifah, Tri Rahayu Ningsih
Edisi 9., EGC, Jakarta.
Gilman, A.G., 2007, Goodman & Gilman.Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh
Tim
Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi X, 877, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi III, 693-694, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lachman, L., Liebermann, H.A., dan. Kanig, J.I. (1994). Teori and Praktek Farmasi
Industri II. Edisi III. Jakarta: UI Press.
Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth
Edition. London: Pharmaceutical Press.
PERHITUNGAN
(Bisacodyl supp dan Metronidazole ovula)
Formula 2
Bahan aktif Bentuk Bahan keterangan
sediaan pembawa
Metronidazol 500 Ovula 20 @ 5g Oleum Cacao Bobot rerata basis X
mg + Cera Flava = 5,10 g
2% Bobot rerata basis +
10% bahan aktif Y =
5,19 g