Anda di halaman 1dari 25

PREFORMULASI SUPPOSITORIA

DENGAN BASIS MACROGOL (PEG)

Reguler 2 19H (Kelompok 1)

ANI DARLIA (03422119032)


ICHWATUNNIDA (03422119140)
NURMA ELITA (03422119032)
SITI ROMLAH (03422119140)
FORMULASI SEDIAAN SUPPOSITORIA
DEFINISI
:
Menurut FI IV sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rongga tubuh kecuali oral, yaitu rektal, vaginal atau uretra.
Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

Macam-macam sediaan suppositoria adalah :

a) Suppo Rektal
b) Suppo Vaginal / ovula /
pessarie c) Suppo Uretral /
bougie

SUPPOSITORIA
REKTAL Berat suppo
Dewasa : 2 gram Berat
suppo Anak-anak : 1
gram
Beberapa Produk Komersial Suppositoria
 DULCOLAX : CIBA (Bisakodil)
 ANUSOL HC :WARNER LAMBERT (Hidrokortison)
 PANADOL : Parasetamol
SUPPOSITORIA VAGINAL
Berat : 3 – 5 gram

SUPPOSITORIA URETRAL
 LAKI-LAKI : 4 gram 100-150 mm
 WANITA : 60-75 mm
 DIAMETER : 5 mm

KELEBIHAN SEDIAAN SUPPOSITORIA


 Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral pada pasien
tidak sadar, mual, gangguan pencernaan, saat pembedahan, gangguan jiwa.
 Menghindari First Pass Effect (penurunan efektivitas obat karena metabolisme di
hati)
 Untuk obat yang tidak dapat diberikan melalui oral karena efek samping pada
saluran cerna, rusak oleh cairan GIT dan enzym GIT, rasa yang tidak enak
 Onset aksi bahan aktiv yang cepat dibanding oral karena absorbsi obat melalui
rektal mukosa secara langsung sampai ke sirkulasi darah
 Suppo vaginal dan uretral karena perfusi darah di vagina dan uretral rendah efek
yang ditimbulkan lokal mengurangi sistemik sirculation (reduksi toksisitas)
KEKURANGAN SUPPOSITORIA
 Daerah absorbsinya lebih kecil
 Absorbsi hanya melalui difusi pasif
 Jika penggunaan terlalu dalam mengalami first pass effect
 Pemakaian kurang parktis
 Tdk dapat digunakan untuk zat-zat yang rusak oleh pH rektum
 Meleleh pada suhu kamar

BASIS PEG (Macrogol/Carbowax)


 Sifat higroskopis menurun dengan kenaikan BM
 Titik leleh tinggi tdk masalah
 Kombinasi BM untuk memodifikasi higroskopisitas, kekentalan, pelepasan, titik
leleh
 Tdk perlu disimpan di kulkas
 Tdk rusak oleh udara panas
 Suppo PEG dicelupkan dalam air sebelum digunakan sehingga potensi iritasi dapat
dihindari
KEUNTUNGAN BASIS PEG
 Stabil dan inert
 Polimer PEG tdk mudah terurai
 Mempunyai rentang titik leleh dan kelarutan yang luas
 Tdk membantu pertumbuhan jamur
 Tdk perlu lubrikan pada cetakan

KERUGIAN BASIS PEG


 Secara kimia lebih reaktif daripada basis lemak
 Perhatian pada kontraksi volume yang menyebabkan bentuk suppo rusak
 Kecepatan pelepasan obat larut air menurun dengan meningkatnya BM
 Cenderung lebih mengiritasi mukosa daripada basis lemak
KEUNTUNGAN KOMBINASI BASIS PEG
 Titik lebur dapat meningkat dengan suhu ruangan yang hangat
 Pelepasan obat tidak tergantung titik lelehnya
 Stabilitas fisik dalam penyimpanan lebih baik
 Sediaan suppo akan segera campur dengan cairan rectal

FORMULASI KETOPROFEN SUPPOSITORIA DENGAN


BASIS CAMPURAN PEG 6000 DAN 1000

I. Latar Belakang
Ketoprofen merupakan obat OAINS dari turunan asam propionat yang
memiliki khasiat sebagai antipiretik, antiinflamasi dan analgesik pada terapi
rheumatoid arthritis akut dan kronis serta untuk pengobatan pada ostheoarthritis
(Mc Evoy, 2002).

Ketoprofen bekerja dengan cara menghambat cyclooxygenase (COX) secara


non selektif, menghambat leukotrin, menstabilkan membran lisosomal serta
memiliki sifat antagonis terhadap bradikinin (Goodman and Gilman, 2007;
Katzung,2002). Terapi secara oral dengan ketoprofen sangat efektif dilakukan
karena waktu paruhnya yang relatif pendek yaitu sekitar 2 jam, tetapi ketoprofen
dapat menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan berupa iritasi pada
lambung dan seperti obat peroral lainnya ketoprofen mengalami first pass metabolism
sehingga akan mempengaruhi bioavailabilitas obat dalam plasma (Shargel dan
Andrew, 2005). Alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
sistem penghantaran obat melalui rektal.

Supositoria merupakan salah satu dari bentuk sediaan yang pemberiannya


melalui rektal yang dapat memberikan efek lokal maupun sistemik. Supositoria
merupakan salah satu dari bentuk sediaan yang pemberiannya melalui rektal
yang Supositoria adalah sediaan padat dengan berbagai bentuk dan bobot yang
dimasukkan ke lubang tubuh (umumnya rektal, vaginal, atau uretral), kemudian
meleleh, melarut, dan melepaskan kandungan obatnya sehingga menghasilkan efek
obat (Depkes R.I, 2014).

Penggolongan bahan dasar supositoria menurut Syamsuni (2006), yaitu


bahan dasar berlemak, dapat bercampur dalam air, dan bahan dasar lain. Bahan dasar
yang digunakan pada praktikum ini yaitu golongan bahan dasar yang larut dalam air
yaitu PEG 1000 dan PEG 6000. Menurut Syamsuni (2006) metode pembuatan supo
terdiri dari tiga metode yaitu; metode dengan tangan, metode dengan mencetak hasil
leburan , dan metode dengan kompresi (Syamsuni,2006). Metode yang digunakan
pada praktikum ini yaitu metode dengan mencetak hasil leburan karna metode
ini mudah, tidak perlu biaya mahal dan dapat digunakan untuk pembuatan supositoria
dengan bahan dasar PEG.

PEG 1000 apabila digunakan dengan PEG yang memiliki BM


lebih tinggi seperti PEG 6000 akan menurunkan titik lebur dari PEG 6000,
sehingga kombinasi PEG 1000 dan PEG 6000 dapat digunakan sebagai basis
supositoria dengan merubah konsentrasi dari kedua PEG agar titik lebur dan
waktu larut sesuai dengan yang dipersyaratkan.

II. Preformulasi

a. Ketoprofen (DepKes RI, 1995).

Struktur kimia

Rumus molekul C16H140 3


Nama kimia Asam 2-(3-benzoilfenil)propionat (22071-15-4]
Sinonim KETOPROFENUM
Berat molekul 254,3
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau
hampir tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform

dan dalam eter; praktis tidak larut dalam air.


pH larutan 6,5 – 8,5
pKa -
Titik lebur <1021> 93° sampai 96°.
Stabilitas

 Panas Stabil dalam suhu kamar 25 ° C


 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya

Kegunaan Analgetik
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap udara

Kesimpulan : Ketoprofen adalah bahan yang digunakan sebagai pengental,


stabilisator, pembentuk gel, emulgator/ pengemulsi
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester): -
Bentuk sediaan : suppositoria
Kemasan : plastik

b. PEG 6000 (Rowe et al, 2009)

Struktur kimia

Rumus molekul HOCH2-(CH2-O-CH2)N-CH2OH


Nama kimia Alpha-Hydro-Omega-Hydroxypoly (oxy-1,2-
ethanadiol)
Sinonim Carbowax; Carbowax Sentry; Lipoxol; Lutrol E;
macrogola; PEG; Pluriol E; polyoxyethylene glycol.
Berat molekul 7000-9000
Pemerian Nilai padat (PEG> 1000) berwarna putih atau putih
pudar, dan berkisar pada konsistensi dari pasta hingga
serpihan berlilin. Mereka memiliki bau yang samar dan
manis. Kelas PEG 6000 dan di atas tersedia sebagai
bubuk giling yang mengalir bebas.
Kelarutan Larut dalam air dan dapat bercampur dalam semua
proporsi dengan polietilen glikol lainnya; larut dalam
aseton, diklorometana, etanol dan metanol; agak sukar
larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter; tidak larut
dalam lemak,fixed oil, dan minyak mineral.
pH larutan -
pKa -
Titik lebur 55-630 C
Konstanta Dielektrik -
Bobot jenis -
Stabilitas Polietilen glikol secara kimiawi stabil di udara dan
dalam larutan, walaupun kadar dengan berat molekul
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi kurang dari 2000 bersifat higroskopis.
 Cahaya Polietilenglikolol tidak mendukung mikroba
pertumbuhan mikro, dan mereka tidak menjadi tengik.
Polietilen glikol dan larutan polietilen glikol berair
dapatdistabiliasi dengan bioklaf, filtrasi.Oksidasi
polietilen glikol juga dapat dihambat dengan
Kegunaan memasukkan antioksidanpelarut;
Dasar salep; plasticizer; yang sesuai.
basis supositoria;
tablet dan pelumas kapsul.
Wadah dan penyimpanan Polietilena glikol harus disimpan di tempat yang
tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.
c. PEG 1000 (Rowe et al, 2009)

Struktur kimia

Rumus molekul H(OCH2CH2)nOH


Nama kimia Poli (oksietilena) {berdasarkan struktur},
Poli (etilena oksida) {berdasarkan sumber}
Sinonim TriLyte, Colyte, Halflytely, Macrogol, MiraLAX,
MoviPrep, and PEG-1000 Stearate
Berat molekul 950-1050
Pemerian Nilai cairan (PEG 200-600) terjadi pada cairan kental
yang tidak berwarna, agak tidak berwarna atau agak
kekuning-kuningan. Cairan lampu sorot memiliki
karakteristik bakteri dan rasa pahit dan sedikit terbakar.
PEG 600 dapat terjadi sebagai padatan pada suhu
sekitar.
Kelarutan Semua nilai polietilen glikol larut dalam air dan dapat
dicampur dalam proporsi dengan PEG lainnya
pH larutan -
pKa -
Titik lebur 37–400C
Bobot jenis -
Stabilitas Polietilen glikol secara kimiawi stabil di udara dan

 Panas dalam larutan, walaupun kadar dengan berat molekul


 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya kurang dari 2000 bersifat higroskopis.
Polietilenglikolol tidak mendukung mikroba
pertumbuhan mikro, dan mereka tidak menjadi tengik.
Polietilen glikol dan larutan polietilen glikol berair
dapatdistabiliasi dengan bioklaf, filtrasi.Oksidasi
polietilen glikol juga dapat dihambat dengan
memasukkan antioksidan yang sesuai.
Kegunaan Dasar salep; plasticzer; pelarut; basis supositoria; tablet
dan pelumas kapsul.
Wadah dan penyimpanan Wadah stainless steel, aluminium, kaca, atau baja
berlapis lebih disukai untuk penyimpanan kadar cairan.

III. Permasalahan Farmasetika


1. Ketoprofen berbentuk serbuk hablur sehingga akan mempengaruhi
homogenitasnya dalam sediaan.
2. Basis PEG menunjukkan duration of action (mulai memberi efect) lebih lama jika
dibandingkan dengan basis lemak coklat (Anief, 2010).
3. Suppositoria dengan basis PEG dapat menyebabkan rangsangan pada membrane
mukosa setelah dipakai (Ansel, 2008).
4. PEG 1000 berbentuk cair memiliki titik lebur yang rendah.

IV. Penyelesaian Masalah


1. Ketoprofen digerus terlebih dahulu.
2. Basis PEG harus benar-benar larut sehingga zat aktif dapat diabsorpsi (Anief,
2010).
3. Pada etiket sediaan sediaan suppositoria harus diberi petunjuk basahi dengan air
sebelum digunakan (Depkes RI,1995).
4. Ditambahkan PEG 6000 untuk meningkatkan titik didih.
V. Pendekatan Formula (Formula Yang Diusulkan)

NO Bahan Jumlah Fungsi Bahan Alasan Penambahan


.
1 Ketoprofen 10 mg 10 mg Zat aktif anti inflamasi non steroid

2 PEG 1000 70% Basis mempertahankan suhu lebur


sehingga tidak cepat meleleh
pada suhu kamar dan
memberikan pelepasan
lambat untuk zat aktif.
Untuk membentuk massa
suppo yang padat
3 PEG 6000 30% Basis mempertahankan suhu lebur
sehingga tidak cepat meleleh
pada suhu kamar dan
memberikan pelepasan
lambat untuk zat aktif.
Untuk membentuk massa
suppo yang padat

VI. Perhitungan
Dibuat untuk 5 buah suppositoria dengan masing-masing berat 2 gram

Berat 5 suppositoria = 2 gram x 5 = 10 gram

Ketoprofen 10 mg = 10 mg X 5 suppo = 0,05 gram

Massa suppo = berat suppo - zat aktif

= 10 – 0,05 = 9,95 gram

PEG 1000 = 70/100 X 9,95 gram = 6,965 gram

PEG 6000 = 30/100 X 9,95 gram = 2,985 gram


VII. Penimbangan

NO Bahan Jumlah dalam formula Jumlah


. penimbangan
1 Ketoprofen 10mg 10 mg 0,05 gram

2 PEG 1000 70% 6,965 gram


3 PEG 6000 30% 2,985 gram

VIII. Alat dan Bahan

Alat :

 Sudip
 Mortir
 Stamper
 Batang Pengaduk
 Lemari es
 Desinfektan tester
 Mosanto hardness tester
 Water bath

Bahan :

- Ketoprofen 10 mg
- PEG 1000
- PEG 6000

IX. Prosedur Pembuatan


1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang semua bahan ( zat aktif dan exipien)


3. Dimasukkan ketoprofen kedalam lumpang kemudian digerus sampai halus
(Ketoprofen digerus terlebih dahulu agar mudah
dihomogenkan)

4. Dileburkan PEG 6000 dicawan porselin diatas waterbat pada suhu 55 - 63°C

(PEG 6000 dilebur terlebih dahulu setelah itu tambahkan PEG 1000 yang

memiliki
titik lebur lebih rendah untuk membentuk basis suppositoria yang
diinginkan konsistensi dan sifat khasnya)

5. Ditambahkan PEG 1000 kedalam cawan porselen diatas waterbat.

6. Dicampurkan PEG 6000 + PEG 1000 kedalam campuran ketoprofen yang


sudah digerus halus. Sedikit demi sedikit sampai homegen

7. Dituangkan campuran tersebut kedalam cetakan

8. Didiamkan pada suhu kamar beberapa menit

9. Dimasukkan kedalam lemari pendingin suhu 7 - 10°C selama ±20 menit

10. Dikeluarkan dari lemari pendingin kemudian dibungkus alumunium foil

11. Dimasukkan kedalam kemasan

12. Diberikan etiket biru dan sisa campuran homogen dilakukan evaluasi
X. EVALUASI
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Syarat

1 Uji Pengamatan secara Bau, dan warna sesuai dengan


organoleptis visual. spesifikasi yang ditentukan (DepKes
(warna, bau) RI, 1995).

DATA UJI ORGANOLEPSIS


(diambil acak sebanyak 3 supp )

Pengujian Suppositoria
(Eksternal) Pengujian II III
Bau (Eksternal)
Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Warna Putih bening Putih bening Putih bening
Bentuk Terpedo Terpedo Terpedo
Permukaan Halus Rata Halus Rata Halus Rata

2 Uji pH sediaan Menentukan pH Rentang pH untuk rektal yaitu cairan


(FI IV, 1039) sediaan dengan pH- rektum memiliki pH 7,2 - 7,4 (Florence
meter yang telah dan Attwood, 1988).
3. Kesera ga man Keseragaman bobot Bobot suppositoria jika tidak
bobot dapat ditetapkan pada dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang
produk yang dewasa dan 2 g untuk anak-anak.
mengandung zat aktif
50 mg atau lebih yang
merupakan 50 % atau
lebih dari bobot
sediaan

4 Keseragaman Keseragaman kandungan zat aktif


Ka ndungan supositoria yang tidak dinyatakan lain
dalam masing-masing monografi
terletak antara 85,0 – 11,5 % dari yan g
tertera pad a eti ket dan si mpan gan ba
ku relatif kur an g dan atau sama
dengan 6 %. (Voight, 1995)
5 Uji Kisaran Uji ini merupakan Kisaran leleh merupakan rentang suhu
dan Waktu suatu ukuran waktu zat padat mulai meleleh sampai
Meleleh
yang diperlukan meleleh sempurna, sedangkan waktu
suppositoria untuk meleleh adalah waktu dari mulai zat
meleleh sempurna bila padat meleleh sampai meleleh
dicelupkan kedalam sempurna (Lachman, 1994)
penangas air dengan
temperatur tetap
(37°C) (Lachman,
1994)

Data Uji Kisaran Leleh


Jumlah yang diuji sebanyak 3 suppositoria. Dilakukan dengan cara gelas beaker diisi air yang
telah dipanaskan hingga suhu 37oC, kemudian 3 buah suppositoria dimasukkan lalu
dilakukan pengamatan. Dicatat waktu yang dibutuhkan suppositoria untuk melarut sempurna.

Waktu Pengamatan
Menit ke-11 Seluruh permukaan suppositoria menjadi tidak rata dan berongga
(mulai melarut)
Menit ke-18 Seluruh suppositoria mulai mengecil
Menit ke-22 Seluruh suppositoria sangat kecil dan rusak
Menit ke-25 Seluruh suppositoria telah melarut sempurna

Menurut pustaka basis PEG memiliki waktu larut yang lama di dalam tubuh, waktu berkisar
dar 13-18 menit (Lachman et al., 2008).
(Lachman
6. et al., 2008). ).Dilakukan pada suhu Pada saat suppo mulai pecah (terpotong)
Men
kamar dengan cara berat air yang ditampung dicatat dan
urut
memberikan tekanan inilah yang disebut
pusta
pada suppo sesuai titik patah (Breaking point)
ka
dengan air yang
diteteskan pada
basis
penampung
PEG
mem
7. Uji Kekerasan Diuji dengan hardness Suppo yang baik memiliki kekerasan
tester disesuaikan untuk yang besar tetapi tetap meleleh pada
suppo suhu tubuh 37 0 C (Voight, 1995)

8. Ketegaran atau Diukur dengan Apabila sediaan hancur dalam 20 detik


kehancuran meggunakan sejumlah
suppo tertentu massa atau setelah pemberian lempeng terakhir
beban untuk maka massa yang terakhir ini tidak
menghancurkannya. masuk dalam perhitungan.

Tes ini didasarkan untuk Apabila sediaan hancur dalam waktu


suppo dan ovula yang antara 20 dan 40 detik setelah pemberian
berbasis lemak. lempeng terakhir maka massa yang
dimasukkan ke dalam perhi-tungan
Uji ini tidak sesuai hanya setengah dari massa yang
untuk sedian yang digunakan, misal 100 g.
memiliki bahan
pembantu hidrofilik, Apabila sediaan belum hancur dalam
seperti campuran waktu lebih dari 40 detik setelah
gelatin-gliserol pemberian lempeng terakhir maka selu-
( BP 2002, A334, Leon ruh massa lempeng terakhir dimasukkan
ke dalam perhitungan.
Lachman, 1990, hal.
Setiap pengukuran menggunakan 10
586-587). sediaan dan pastikan tidak terdapat
residu sediaan sebelum setiap
pengukuran.

(BP2002, A334, Leon Lachman, 1990,


hal. 586-587).
9. Waktu hancur Uji ini perlu dilakukan Terlarut sempurna , Terpisah dari
/ disintegran
terhadap suppo komponen- komponennya, yang
kecuali suppo yang mungkin terkumpul di permukaan air
ditujukan untuk (bahan lemak meleleh) atau tenggelam
pelepasan di dasar (serbuk tidak larut) atau terlarut
termodifikasi atau
(komponen mudah larut) atau dapat
kerja lokal diperlama.
terdistribusi di satu atau lebih cara ini.
Suppo yang diguna-
kan untuk uji ini
Menjadi lunak, dibarengi perubahan
sebanyak 3 buah.
bentuk, tanpa terpisah sempurna
Suppo diletakkan di
menjadi komponen-nya, massa tidak
bagian bawah ‘perforat
lagi memiliki inti padatan yang
ed disc’ pada alat,
membuatnya tahan terhadap teka-nan
kemudian dimasukkan
dari pengaduk kaca.
ke silinder yang ada
pada alat. Lalu diisi air Suppo hancur dalam waktu tidak lebih
sebanyak 4 liter dari 30 menit untuk suppo basis lemak
dengan suhu 36-37o C dan tidak lebih dari 60 menit untuk
dan dilengkapi dengan suppo basis larut air, kecuali
stirer. Setiap 10 menit dinyatakan lain (BP2002, A237, FI IV
balikkan tiap alat hal 1087-1088).
tanpa sediaan suppo-sitoria yang
mengeluarkannya dari menggunakan basis PEG memiliki
air (BP2002, A237, FI waktu hancur ± 15 menit.
IV hal 1087-1088).
10 Uji Kerapatan Supositoria dipotong Rongga pada bagian dalam suppositoria
menjadi 2 pada bagian dapat mempengaruhi keseragaman
tengah. bobotnya yang berpengaruh terhadap
Diamati rongga/lubang keseragaman dosisnya, sehingga akan
yang mungkin terbentuk mempengaruhi efek farmakologinya.
pada supositoria Pembentukan rongga ini dapat
Paracetamol, dicatat disebabkan oleh adanya udaa yang
pada data kerapatan terjebak didalam sediaan
supositoria
DATA UJI KERAPATAN

Jumlah suppositoria yang diuji kerapatan sebanyak tiga suppositoria

Suppositoria Fisik
I Internal : bagian dalam tidak terdapat rongga
II Internal : terdapat sedikit rongga pada bagian ekor
suppositoria
III Internal : bagian dalam tidak terdapat rongga
Ketegaran / Kehancuran Suppositoria
Tes ini menentukan ketegaran suppo di bawah kondisi tertentu terhadap pemecahan
suppositoria dan ovula yang diukur dengan menggunakan sejumlah tertentu massa
atau beban untuk menghancurkannya. Tes ini didasarkan untuk suppo dan ovula
berbasis lemak. Uji ini tidak sesuai untuk sediaan yang memiliki bahan pembantu
hidrofilik, seperti campuran gelatin-gliserol.

Metode :
Cek apakah alat yang digunakan sudah dalam keadaan vertikal atau belum. Alat
dipanaskan sampai suhunya 25 oC. Sediaan yang akan diuji telah diletakkan dalam
suhu yang sesuai dengan suhu yang akan digunakan minimal 24 jam. Tempatkan
sediaan di antara kedua penjepit dengan bagian ujung menghadap ke atas.

Tunggu selama 1 menit dan tambahkan lempeng 200 g pertama. Tunggu lagi
selama 1 menit dan tambahkan lempeng berikutnya. Hal tersebut diulang dengan cara
yang sama sampai sediaan hancur. Massa yang dibutuhkan menghancurkan
sediaan dihitung berdasarkan massa yang dibutuhkan untuk menghancurkan sediaan
(termasuk massa awal yang terdapat pada alat). Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Apabila sediaan hancur dalam 20 detik setelah pemberian lempeng terakhir


maka massa yang terakhir ini tidak masuk dalam perhitungan

Apabila sediaan hancur dalam waktu antara 20 dan 40 detik setelah pemberian
lempeng terakhir maka massa yang dimasukkan ke dalam perhitungan hanya setengah
dari massa yang digunakan, misal 100 g.
Apabila sediaan belum hancur dalam waktu lebih dari 40 detik setelah
pemberian lempeng terakhir maka seluruh massa lempeng terakhir dimasukkan ke
dalam perhitungan. Setiap pengukuran menggunakan 10 sediaan dan pastikan tidak
terdapat residu sediaan sebelum setiap pengukuran. (BP2002, A334, Leon Lachman,
1990, hal. 586-587)
XI. Kesimpulan

1. Suppositoria adalah sediaan padat dengan berbagai bentuk dan bobot yang

dimasukkan kelubang tubuh kemudian meleleh, melarut, dan melepaskan

kandungan obatnya sehingga menghasilkan efek obat. Ketoprofen dibuat dalam

bentuk suppositoria, obat dengan rute rektal karna jika secara oral dapat

menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan berupa iritasi lambung.

2. Metode yang digunakan pada praktikum ini untuk membuat suppositoria

adalah metode cetak tuang. Pada waktu leburan dituangkan cetakan ditutup dan

dapat dibuka lagi saat akan mengeluarkan suppositoria yang telah dingin.

3. Uji evaluasi yang dapat dilakuan diantaranya yaitu; Uji organoleptis, uji ph

sediaan, uji keseragaman bobot dan kandungan, uji kisaran dan waktu meleleh,

uji titik patah, uji kekerasan, uji ketegaran, dan uji waktu hancur
DAFTAR
PUSTAKA

Anief, M., 2010. Penggolongan Obat. 10th , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ansel, H.C., Allen, L.V., dan Popovich, N.G. 2013, Bentuk Sediaan Farmasetis dan
Sistem Penghantar Obat, diterjemahkan oleh Hafshah Nurul Afifah, Tri Rahayu Ningsih
Edisi 9., EGC, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.


Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 5. Jakarta: Depkes RI.

Gilman, A.G., 2007, Goodman & Gilman.Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh
Tim

Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi X, 877, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.

Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi III, 693-694, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lachman, L., Liebermann, H.A., dan. Kanig, J.I. (1994). Teori and Praktek Farmasi
Industri II. Edisi III. Jakarta: UI Press.

McEvoy, K 2002,AHFS Drug Information, American Society of Health-System


Pharmacists, Wisconsin.

Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth
Edition. London: Pharmaceutical Press.
PERHITUNGAN
(Bisacodyl supp dan Metronidazole ovula)

Reguler 2 19H (Kelompok 1)

ANI DARLIA (03422119032)


ICHWATUNNIDA (03422119140)
NURMA ELITA (03422119032)
SITI ROMLAH (03422119140)
Perhitungan
Formula 1
Bahan aktif Bentuk sediaan Bahan Keterangan
pembawa
Bisacodyl 10 suppositoria 20 oleum cacao + Bobot rerata basis X
mg @ 3 gr cera flava 2% = 3,07 g
Bobot rerata basis +
10% bahan aktif Y =
3,14 g

1. mencari bilangan pengganti


Dihitung sebanyak 3 suppos dengan berat @ 3 gram, maka basis hidrofob :
1. Oleum Cacao = 98% x 3g x 3 = 8,82 gram
2. Cera flava = 2% x 3g x 3 = 0,18 gram
Cetak 2 suppos, hitung bobot rata-rata, X : 3,07 g

2. basis + 10% zat aktif


Dihitung sebanyak 3 suppos dengan berat @ 3 gram + 10% zat aktif
(bisacodyl)
Zat aktif = 10% x 3 g x 3 = 0,9 gram
Basis = 90% x 3g x 3 = 8,1 gram
Basis terdiri dari 98% Oleum cacao dan 2% Cera flava
Oleum Cacao = 98 % x 8,1 g = 7,776 gram
Cera flava = 2 % x 8,1 g = 0,324 gram
Cetak 2 suppos, hitung bobot rata-rata, Y = 3,14
Perhitungan bilangan pengganti
suppositoria Basis ( g ) Basis + 10 % + zat aktif ( g )

Rata – rata 3,07 3,14

• Maka Bobot rata-rata X ( basis ) = 3,07g


• Bobot rata-rata Y ( basis + 10% zat aktif ) = 3,14 g
• Zat aktif 10 % = 10 % X 3,14 g = 0, 314 g
• Basis 90 % = 90 % X 3,14 g = 2,826 gram
• Jadi, basis yang mengisi tempat zat aktif = 3,07 – 2,826 = 0,244gram
• 244 mg basis ≈ 314 mg zat aktif, maka, 314 ZA ~ 244 basis adalah
bilangan pengganti.

• Dosis Zat aktif untuk 1 suppos bisacodyl 10 mg adalah :


10 X 244 mg = 7,77 mg
314
• Jadi, jumlah basis yang di gunakan untuk 1 cetakan = 3,07 g – 0,0777 g
= 2,9923 gram.
• Bila pada praktikan akan membuat 20 suppos, dilebihkan 1 suppos
untuk menjaga penyusutan basis oleum cacao dapat dihitung sebagai
berikut :
• Zat aktif = 21 x 10 mg = 210 mg = 0,21 gram
• Basis = 21 x 2,9923 g = 18,077 gram
• Oleum Cacao = 98% x 18,077 g = 17,71546 gram
• Cera flava = 2 % x 18,077 g = 0,36154 gram

Formula 2
Bahan aktif Bentuk Bahan keterangan
sediaan pembawa
Metronidazol 500 Ovula 20 @ 5g Oleum Cacao Bobot rerata basis X
mg + Cera Flava = 5,10 g
2% Bobot rerata basis +
10% bahan aktif Y =
5,19 g

1. Mencari bilangan pengganti


Dihitung sebanyak 3 suppos dengan berat @ 5 gram, maka basis hidrofob :
1. Oleum Cacao = 98% x 5g x 3 = 14,7 gram
2. Cera flava = 2% x 5g x 3 = 0,3 gram
Cetak 2 suppos, hitung bobot rata-rata, X : 5,10 g

2. Basis + 10% zat aktif


Dihitung sebanyak 3 suppos dengan berat @ 5 gram + 10% zat aktif
(bisacodyl)
Zat aktif = 10% x 5 g x 3 = 1,5 gram
Basis = 90% x 5g x 3 = 13,5 gram
Basis terdiri dari 98% Oleum cacao dan 2% Cera flava
Oleum Cacao = 98 % x 13,5 g = 13,23 gram
Cera flava = 2 % x 13,5 g = 0,27 gram
Cetak 2 suppos, hitung bobot rata-rata, Y = 5,19 g
Perhitungan bilangan pengganti
Suppositoria basis Basis + 10% zat aktif

Rata – rata 5,10 g 5,19 g

• Maka Bobot rata-rata X ( basis ) = 5,10 g


• Bobot rata-rata Y ( basis + 10% zat aktif ) = 5,19 g
• Zat aktif 10 % = 10 % X 5,19 g = 0,519 g
• Basis 90 % = 90 % X 5,19 g = 4,671 g
• Jadi, basis yang mengisi tempat zat aktif = 5,10 – 4,671 = 0,429 gram
• 429 mg basis ≈ 519 mg zat aktif, maka, 519 ZA ~ 429 basis adalah
bilangan pengganti.

• Dosis Zat aktif untuk 1 suppos metronidazole 500 mg adalah :


500 mg /519 mg x 429 mg = 413,295 mg
• Jadi, jumlah basis yang di gunakan untuk 1 cetakan = 5,10 g –
0,413295 g = 4,6867 gram.
• Bila pada praktikan akan membuat 20 suppos, dilebihkan 1 suppos
untuk menjaga penyusutan basis oleum cacao dapat dihitung sebagai
berikut :
• Zat aktif = 21 x 500 mg = 10,500 mg = 10,5 gram
• Basis = 21 x 4,6867 g = 98,4207 gram
• Oleum Cacao = 98% x 98,4207 g = 96,4523 gram
• Cera flava = 2 % x 98,4207 g = 1,9684 gram

Anda mungkin juga menyukai