Anda di halaman 1dari 18

No.

Dokumen:
18DRP.SP.D1.032-16028
DOKUMEN RANCANGAN
PENGEMBANGAN PRODUK Tanggal Pengesahan:

Laboratorium Farmasetika
CIRAJEA®EMULSI
Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

Disusun Oleh

ForDev Scientist PackDev Scientist

Julia Citra Prastika Hastuti Rahmasari


N111 16 028 N111 16 027

ProsDev Scientist AnDev Scientist

Jerry Kenneth Tanor Roboth Nur Alfi Qamariah


N111 16 543 N111 16 031

Disetujui Oleh

Asisten

Rezky Raudah Yunus, S.Si.

PT. CITRA-PERSERO
Makassar-Indonesia
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

I. Quality Target Product Profile (QTTP)

Elemen QTTP Target Justifikasi

Bentuk Sediaan Emulsi Berdasarkan wujud dari bahan aktif yang


merupakan minyak sehingga dapat
Desain Sediaan Emulsi
dilakukan pemberian dalam bentuk emulsi
Rute Pemberian Oral minyak dalam air (M/A)

Kekuatan Sediaan 100 mg Castor Oil/15 mL Sesuai dengan indikasi sediaan


Terjadi gerakan peristaltik
dalam usus setelah
Farmakokinetika Sesuai farmakokinetika bahan aktif
pemberian castor oil selang
2-3 jam
Suhu : >150 deggre C
Stabilitas Cahaya : tidak stabil Berdasarkan stabilitas zat aktif
terhadap cahaya
Karena berupa sediaan emulsi maka
menggunakan botol selain itu, bahan aktif
Wadah Primer Botol kaca cokelat yang digunakan harus terlindung dari
cahaya sehingga menggunakan botol kaca
cokelat.
Quality Attribute (Drug Product)

Pemerian Cairan kental

Bau Jeruk
Atribut
Warna Kuning Meningkatkan Daya Tarik
Fisik
Rasa Jeruk

Volume 100 ml
Warna kemerah-merahan
menunjukkan terdapatnya
kandungan minyak jarak.
Prosedur identifikasi: kocok
dan diamkan 10 mL
suspensi pada separator
125 mL, tambahkan 10 mL
HCl 1N dan 20 mL Hexana,
kocok kuat selama 2-3
Identifikasi
menit, dan biarkan lapisan
memisah, lapisan air Memenuhi standar yang telah ditentukan
dipisahkan dan lapisan atas dan telah beredar di pasaran
disaring dengan natrium
sulfat anhidrat ke dalam
beaker. Hasil saringan
dievaporasi kemudian di-
tambahkan 1-2 tetes asam
sulfat pada residu
Assay 99.0 - 120.0 %
Keseragaman
99.0 - 120.0 %
Kandungan

Halaman2dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

Impurities -

pH 5,7-6,3

Viskositas 1000-10000
Tidak kurang dari 95% per
Volume Terpindahkan
wadah
101 koloni: max
penghitungan = 20
102 koloni: max
ALT-AKK
penghitungan = 200
103 koloni: max
penghitungan = 2000
Mikroba Patogen Negatif

Informasi Tambahan

Indikasi Sediaan Sembelit(pencahar)

Alat Penakar Sendok takar15 ml

Rencana No. Registrasi DBL1800841A1

Rencana Nomor Bets 8210088

II. Rancangan Formula


Tiap 10 ml atau satuan lain yang sesuai sediaan mengandung :

Castor Oil 5 ml (Zat Aktif)


Sorbitol 70% 30% (Pemanis)
Acacia Gum 12,5% (Emulgator)
Natrium Benzoat 0,025% (Pengawet)
Orange oil5% (perasa dan pengaroma)
Sunset Yellow0,05 % (Pewarna)
Purified Water add 100%

III. Dasar Formulasi


III.1 Dasar pembuatan sediaan, metode dan sistem
1. Emulsi sangat baik digunakan untuk mencampurkan dua cairan yang tidak saling
bercampur yaitu minyak dan air (Ansel : 394)
2. Emulsi dapat menutupi rasa pahit dari zat aktif dan untuk pasien yang susah menelan
obat maka digunakan sediaan emulsi agar memudahkan pasien dalam menelan obat
(Fastrak : 58)
3. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa yang tidak menyenangkan (Pahit)
sedangkan emulsi dapat menutupi rasa pahit yang ditimbulkan oleh zat aktif obat,
serta penggunaan emulsi diberikan secara oral memiliki tingkat absorpsi atau
bioavailabilitasnya baik (Lachman : 1031-1032)

Dasar Pemilihan Metode


1. Metode gom basah memiliki waktu pengerjaan yang lebih singkat dibanding dengan
metode gom kering. Selain itu, metode gom basah juga membuat perbandingan

Halaman3dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

bahan-bahannya yang bervariasi sesuai dengan pembuatan emulsi yang diinginkan


(Lachman : 386).
2. Metode botol biasanya digunakan untuk bahan-bahan yang bersifat volatil atau
mudah menguap sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam formula ini tidak
mudah menguap sehingga metode ini tidak dipilih. Metode basah melibatkan
pencampuran air ke dalam akasia kemudian ditambahkan minyak dengan perlahan
(Ansel : 402).
3. Tidak digunakan metode gom kering karena metode ini hanya bisa dibuat dalam
volume kecil (Remington : 762)

Dasar Pemilihan Sistem


1. Tipe minyak dalam air dbandingkan tipe air dalam minyak memiliki kelebihan yaitu
kurang berminyak, mudah diserap dan mudah dicuci (Encyclopedia : 995).
2. Emulsi farmasi dapat digunakan untuk mengantarkan obat yang menunjukkan
kelarutan dalam air rendah. Sebagai contoh, pada emulsi O/W, agen terapeutik
dilarutkan pada fase dalam minyak. Beberapa obat lebih mudah diserap bila diberikan
sebagai emulsi daripada formulasi komparator oral lainnya (FASTrack : hal 46)
3. Acacia merupakan hidropilik agent sehingga lebih baik menggunakan sistem minyak
dalam air (remington: 760)

III.2 Dasar pemilihan bahan aktif


1. Castor Oil memiliki efek sebagai pencahar yang digunakan dalam emulsi (Martindle :
2278).
2. Pemberian dosis pada Castor oil pada orang dewasa 15 mL untuk konstipasi (AHFS :
15310)
3. Di dalam usus halus castor oil dihidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam
risinoleat. Asam risinoleat inilah yang merupakan bahan aktif sebagai pencahar (Uji
efektivitas antidiare, 2017)
4. Castor oil mengiritasi usus dan segera meningkatkan peristaltik, jika dibadingkan
dengan bulk laxatif karena bulk laxatif berpotensi menyebabkan obstruksi usu.
(Farmakologi : 401)
5. Castor oil dapat meningkatkan viskositas hanya dalam konsentrasi rendah (Fastrak :
49)
III.3 Dasar pemilihan bahan tambahan
Acacia Gum (Emulgator)
1. Acacia gum secara luas digunakan dalam formulasi sediaan oral yang tidak bersifat
iritan dan toksik, pada sediaan oral acacia gum digunakan sebagai emulgator
dalam konsentrasi 10-20% (Exipient : 1)
2. Acacia gum jika dibandingkan dengan gelatin, gelatin dapat bereaksi dengan
bahan-bahan amfoter dan bahan-bahan yang besifat basa dan asam sehingga lebih
baik digunakan acacia gum (Exipient : 280)
3. Acacia mudah untuk menyebar dalam air maka digunakan dalam fase cair ketika
pembuatan emulsi (aulton : 73).
4. Agen pengemulsi dari bahan alam adalah acacia sebagai stabilator serta acacia
memiliki pH rentang luas (Remington : 384)

Natrium Benzoat (Pengawet).


1. Natrim benzoat sebagai pengawet telah banyak digunakan dalam makanan, obat-
obatan dan kosmetik dengan konsentrasi 0,02-0,5% serta kelarutannya yang

Halaman4dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

cukup besar (Exipient : 627).


2. Natrium benzoate memiliki pH 5 dimana nilai pH 5-6 memiliki karakteristik
cenderung menghambat mikrobiologi (Remington : 451)
3. Tidak digunakan Metil paraben karna inkom dengan sorbitol dan mudah bereaksi
dengan berbagai gula sehingga digunakan natrium benzoat (Exipient : 443)

Sorbitol 70% (Pemanis)


1. Pemberian oral dalam penggunaan sorbito dapat meningkatkan efek teraupeti
dalam tubuh, jika dibandingkan dengan sukrosa, sorbitol memiliki rasa manis 50-
60% dibandingkan dengan sukrosa ( Fastrak : 9, eksipient 679)
2. Sorbitol sebagai agen pemanis yang digunakan untuk menggantikan larutan gula
dalam sediaan oral dan aman, dibandingkan dengan menggunakan pemanis
sintetik yaitu natrium sakarin dan sikamat yang bersifat karsinogenik (Enyclopedia
: 1616)
3. Sukrosa tidak digunakan sebagai pemanis karena jika dipanaskan pada suhu tinggi
akan menyebabkan larutan menjadi kuning karena terjadi karamelisasi sukrosa
(Ansel :352)

Purified Water (Vehicle)


1. Dalam sediaan larutan oral pembawa yang biasa digunakan ketika formulasi
adalah air murni (Fastrak : 35)
2. Aquades memiliki pH yang netral sehingga tidak mempengaruhi stabilitas dari zat
aktif. (Ansel:337)
3. Penggunaan aquades sebagai pelarut memiliki keunggulan dalam menekan biaya
produksi serta tidak bersifat toksik dalam penggunaannya. (FastTrack:6)

Orange oil (Perwarna, perasa dan pengaroma)


1. Larutan ditambahan perasa sintetik maupun alami seperti orange flavor untuk
membuat rasaa sediaan lebih enak (Ansel : 350).
2. Pada sediaan oral perasa ditambahkan untuk memperbaiki rasa dari sediaan
(Fastrak : 40)
3. Orange oil adalah perasa sintetik yang digunakan sebagai perasa untuk
memberikan rasa yang enak (Ansel: 129)
4. Berdasarkan jurnal Annisa E. Fitrianti bahwa Orange oil memiliki toksiitas yang
cukup rendah ( Penentuan kadar, 2016)

Sunset Yellow (Perwarna)


1. Sunset Yellow memiliki stabilitas yang baik pada pH asam dan stabilitas yang
cukup baik pada Ph basa dibandingkan pewarna lainnya (Excipient : 194)
2. Pada sediaan farmasi harus memiliki nilai estetika yang baik sehingga dapat
menarik konsumen, terutama pada sediaan larutan bergantung pada warna dan
kejernihannya, digunakan sunset yellow sebagai pewarna karena perasa yang
digunakan adalah orange oil.(Lachman : 970)
3. Untuk meningkatkan daya tarik produk maka pemilihan warna didasari dengan
pilihan rasa dan juga digunakan pewarna yang larut air (Ansel : 350)

III.4 Dasar pemilihan bahan kemas primer

1. Kebanyakan produk farmasi membutuhkan wadah yang tahan terhadap cahaya.


Wadah yang terbuat dari kaca amber akan mengurangi transmisi cahaya untuk
melindungi produk farmasi yang sensitif terhadap cahaya.(Ansel:82)

Halaman5dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

2. Wadah yang terbuat dari kaca/gelas memiliki kelebihan yaitu inert terhadap larutan-
larutan air yang kisaran pH yang tepatuntuk cairan-cairan oral. Bila dibandingkan
dengan wadah plastik, pada wadah plastik dan rasa seringkali berubah dengan makin
lamanya waktu penyimpanan karena adsorpsi oleh wadah plastik dan penutupnya
ataupun karena penguapan dari pelarut dengan hasil akhir yang mengakibatakan
kerusakan kimia. (Lachman Ed. 2 :973)
3. Wadah kaca juga memiliki kelebihan tahan terhadap panas, trasparan sehingga
memberikan visualisasi dari isi dalam wadah serta kedap gas, dapat menahan interaksi
terhadap yang terkandung dalam wadah, dan dapat disterilisasi dengan proses yang
sesuai. (Ensiklopedia: 2508)

III.5 Dasar penentuan spesifikasi sediaan dan parameter dalam trial


Dasar Penetuan Spesifikasi Sediaan
1. pH. Untuk menjamin kestabilan zat aktif tetap terjaga pada rentang 5,7-6,3.
(Omari, et al)
2. Organoleptis. untuk mengetahui kondisi fisik suatu sediaan yang mengandung zat
aktif meliputi parameter bentuk, rasa, bau dan warna serta untuk mengetahui
bahwa sediaan yang dihasilkan telah sesuai dengan ketentuan yang ditentukan
dimanaemulsi castor oil (nama produk®)mempunyai pemerian cairan kental dan
homogen, beraroma jeruk, berwarna orange dan berasa manis.
3. Densitas. Untuk mengetahui densitas suspensi sesuai yang dipersyaratkan yaitu
1,03 g/cm3 agar dicapai kestabilan sediaan suspensi (Handbook of emulsion
technology)
4. Viskositas. Untuk mengetahui viskositas sediaan memenuhi persyaratan
kekentalan emulsi yaitu 1000-10000cps
5. Ukuran partikel. Untuk melihat apakah ukuran partikel dari sediaan yang telah
dibuat sesuai dengan ketentuan dari suspensi yaitu 1-50 µm. (Encylopedia :1548)
6. Volume terpindahkan.Untuk menjamin sediaan yang dibuat jika dipindahkan pada
wadah yang berbeda dari wadah aslinya akan memiliki volume yang sama atau
paling kurang ialah 95% (FI IV :1089)
7. Kadar.Dilakukan pengujian kadar agar dapat diketahuikandungan zat aktif yang
terdapat dalam sediaan yang telah dibuat tidak kurang dari ketentuan sediaan
yaotu 90-120% (USP)
8. Uji ALT. Uji untuk bakteri mesofil dan kapang yang dapat tumbuh pada kondisi
aerob. Pengujian ini untuk menentukan sediaan memenuhi spesifikasi mutu secara
mikrobiologi yang telah ditetapkan, termasuk jumLah sampel yang akan digunakan
dan interpretasi hasil uji yaitu untuk angka lempeng total (KLT) ≤104 koloni/g dan
untuk angka kapang khamir (AKK) ≤103 koloni/g (BPOM).

Dasar Penentuan dalam Trial


Emulgator yang digunakan yaitu Aacacia gum. Emulgator ditrialkan karena dalam
emulsi emulgator sangat penting. Pada pembuatan emulsi tahap awal yang
dilakukan yaitu pemilihan emulgator atau zat pengemulsi. Zat pengemulsi sangat
penting dan harus memiliki kemampuan untuk membentuk emulsi dan dapat
menjaga stabilitas dari emulsi tersebut agar tercapai shelf life dari produk yang
diinginkan (ansel pengantar bentuk sediaan farmasi : 379-380).
Adapun perbandingan konsentrasi yang digunakan yaitu 1%, 15%, dan 20%

Halaman6dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

IV. Informasi Bahan Aktif


IV.1. Uraian farmaramkolgi (Martindale 36th:2278; AHFS 2004: 15310)
Nama : Castor Oil
Kelas farmakologi : Pencahar
Indikasi : Sebagai pencahar untuk mengatasi sembelit, menetralisir rasa
kembung, merangsang muntah
Mekanisme kerja : Di dalam usus halus, minyak jarak akan dihidrolisis menjadi gliserol
dan asam risinoleat oleh enzim lipase. Asam risinoleat inilah yang
merupakan bahan aktif. Ia merangasang mukosa, saraf intramural
atau otot polos sehingga meningkatkan peristaltis dan sekresi
lendir usus.
Kontraindikasi : Wanita hamil, Haid, Radang Usus
Efek samping : Reaksi alergi, mual, muntah, dan kram perut, cairan dan kadar
elektrolit jadi tidak seimbang (penggunaan kronis)
Toksisitas : Castor oil tidak lebih 4% alkohol
Dosis dan : Dewasa : 15 ml
pemberian Anak-anak : 5 ml
Interaksi obat : Antasida, diuretik, kortikosteroid, glikosida jantung
Farmakokinetika : Penyerapan minyak jarak di gastro intestinal sejauh ini belum
diketahui. Dalam usus kecil, minyak jarak dihidrolisis oleh lipase
pankreas menjadi metabolit aktifnya, asam ricinoleic. Asam
Ricinoleic diserap ke tingkat kecil dan kemudian dimetabolisme
seperti asam lemak lainnya. Gerakan usus halus biasanya terjadi
dalam 2-3 jam setelah pemberian minyak jarak.
IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif (FI:IV)
Nama resmi : Castor oil RB:
Nama lain : Minyak jarak, Oleum ricini
RM : -
BM : -
Pemerian : Warna : transparan, kuning
pucat atau hampir tidak
berwarna
Rasa : Khas
Bau : bebas dari bau asing
dan tengik
Bentuk : cairan kental.
Kelarutan : Dalam air : tidak larut dalam air.
Dalam pelarut lain : larut dalam etanol; dapat bercampur dengan
kloroform, asam asetat glasial, dietil eter dan metanol.
pKa dan pH : -
larutan
Titik lebur : -
Polimorfisme : -
Informasi : -
tambahan

IV.3 Stabilitas : Suhu : stabil pada suhu <120oC


Cahaya : stabil terhadap cahaya.
pH : 5,7-6,3
Air : Stabil terhadap air.
Lainnya : -

Halaman7dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

Inkompatibilitas : Gugus fungsi : -


Ion logam :-
Senyawa tertentu: agen pengoksidasi kuat
Penanganan : -
Toksisitas ;
Saran : Dalam wadah tertutup rapat dan hidarkan dari panas berlebihan.
penyimpanan
V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
1. (Gom Arab, Excipient:1-3)
Nama resmi : Akasia RB
Nama lain : Gom arab
Kelas fungsional : Suspending agent, pengikat
tablet, agen pengemulsi
Konsentrasi : 10-20%
RM : -
BM : -
Pemerian : Serbuk putih hingga kekuningan, tidak berbau, dan memiliki rasa
sedikit hambar.
Kelarutan : Air : Larut dalam air
Pelarut lain : Larut dalam gliserin, propilen glikol. Tidak larut dalam
etanol 95 %
pKa dan pH : pH : 4,5 – 5,0 ; pKa : -
larutan
Titik lebur : -
Informasi lain : LD50 (rat, oral): 33.6 g/kg.
Stabilitas : Stabil pada Asam maupun Basa.
Inkompatibilitas : Inkompatibiliti dengan amidorpin, apomorpin, cresol, timol,
vanilin, tanin, dan physostigmin.
Penanganan : Gunakan pelindung, sarung tangan dan masker yang sesuai
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah yang tertutup dan kering.
penyimpanan
2. (Sunset Yellow, Excipient; 918))
Nama resmi : Sunset yellow FCF RB:
Nama lain : E110; FD&C yellow #6; 6-
hydroxy-5-[(4-sulfophenyl)
azo]-2-naphthalenesulfonic
acid disodium salt; 1-
psulfophenylazo-
2-naphthol-6-sulfonic acid
disodium salt;
yellow orange S.
Kelas fungsional : Pewarna
Konsentrasi : 0,2%
RM : C16H10N2Na2O7S2
BM : 452,37
Pemerian : Warna : kuning-orange
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : serbuk

Halaman8dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

Kelarutan : Dalam air :mudah larut


Dalam pelarut lain : Acetone 1 in 38.5, Ethanol (75%) 1 in 333,
Glycerin 1 in 5, Propylene glycol 1 in 45.5, Propylene glycol (50%) 1
in 5.
pKa dan pH : -
larutan
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Stabil terhadap asam dan panas serta cukup stabil terhadap basa
dan cahaya
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan asam sitrat, sakarosa, dan natrium
bikarbonat.
Penanganan : -
Toksisitas : LD50 (mouse, oral): >6 g/kg
Saran : Simpan pada tempat yang lembab dan kering
penyimpanan
3. (Sorbitol, Excipient : 718)
Nama resmi : Sorbitolum RB
Nama lain : C*PharmSorbidex; E420;
1,2,3,4,5,6-hexanehexol;
Liponic 70-NC; Liponic 76-NC;
Meritol; Neosorb; Sorbitab;
sorbite; Dsorbitol; Sorbitol
Instant; sorbitolum;
Sorbogem
Kelas fungsional : Sebagai pemanis
Konsentrasi : 20-35%
RM : C6H14O6
BM : 182.17
Pemerian : Warna : putih
Rasa : manis
Bau : tidak berbau
Bentuk : serbuk
Kelarutan : Dalam air: sangat mudah larut
Dalam pelarut lain : sukar larut dalam etanol(95%) P, dalam
methanol P dan dalam asam asetat P.
pKa dan pH : -/4.5–7.0
larutan
Titik lebur : 110-112°C
Informasi lain : Sorbitol yang dikenal juga sebagai glusitol, adalah satu gula alkohol
yang dimetabolisme lambat didalm tubuh. Keaman sorbitol telah
dijamin oleh FDA melalui berbagai penelitian
Stabilitas : Sorbitol akan membentuk khelat larut dalam air dengan banyak
divalen dan logam trivalen ion dalam kondisi sangat asam dan
basa. Selain dari polietilena glikol cair untuk larutan sorbitol,
dengan agitasi kuat, menghasilkan lilin, gel yang larut dalam air
dengan titik leleh 35-40˚C. Sorbitol juga bereaksi dengan oksida
besi menjadi berubah warna. Sorbitol meningkatkan laju degradasi
penisilin larutan netral dan berair.
Inkompatibilitas : Sorbitol akan membentuk kelat larut dalam air dengan banyak
divalent dan ion trivalen logam dalam asam kuat dan basa kondisi.

Halaman9dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

Selain dari polietilena glikol cair menjadi sorbitol solusi, dengan


agitasi kuat, menghasilkan lilin, watersoluble gel dengan titik leleh
35-408C. Larutan sorbitol juga bereaksi dengan oksida besi
menjadi berubah warna.
Penanganan : Menelan sejumlah besar sorbitol (>20 g /hari pada orang dewasa)
karena itu harus dihindari karena berbahaya. Sorbitol tidak mudah
difermentasi oleh mikroorganisme lisan dan memiliki sedikit efek
pada pH plak gigi; oleh karena itu, umumnya dianggap
nonkariogenik.Sorbitol umumnya dianggap lebih menjengkelkan
daripada manitol. cairan panas akan membakar kulit, partikel
halus tersebar membentuk ledakan campuran di udara.
Toksisitas : LD50 (mouse, oral): 17.8 g/kg
Saran : Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan
4. (Orange Oil Excipient: 185-187)
Nama resmi : Citric Acid Monohydrate RB
Nama lain : 2-hydroxypropane-1,2,3-
tricarboxylic acid
monohydrate.
Kelas fungsional : Agen pengasam
Konsentrasi : -
RM : C6H8O7.H2O
BM : 210.14

Pemerian : Warna : Tidak berwarna


Rasa : asam
Bau : tidak berbau
Bentuk : Kristal
Kelarutan : Dalam air : mudah larut dalam air
Dalam pelarut lain : mudah larut dalam etanol (95%), sedikit larut
dalam eter.
pKa dan pH : pH: 2.2
larutan pKa1: 3.128 at 25oC;pKa2: 4.761 at 25oC;pKa3: 6.396 at 25oC.
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Orange Oil monohidrat kehilangan air saat kristalisasi di udara
kering atau saat dipanaskan hingga sekitar 40oC.
Inkompatibilitas : Orange Oil inkompatibel dengan kalium tatrat, alkali dan alkali
tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfida. Orange Oil
juga inkompatibel agen pengoksidasi, agen pereduksi, dan nitrat.
Penanganan : -
Toksisitas : LD50 (mouse, oral): 5.04 g/kg
LD50 (rat, oral): 3.0 g/kg

Saran : Simpan dalam wadah kedap udara


penyimpanan
5. Purifed Water (Exip;766)
Nama resmi : Aqua Purificata RB: Aqua Purificata
Nama lain : Air Murni

Halaman10dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

Kelas fungsional : Pelarut H H


Konsentrasi : Ad. 100%
RM : H2O
BM : 18,02 O

Pemerian : Warna :jernih


Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : cairan
Kelarutan : Dalam air : -
Dalam pelarut lain : larut dalam beberapa pelarut polar.
pKa dan pH : 5,0-7,0
larutan
Titik lebur : 0°C
Informasi lain : Titik didih 100°C
Stabilitas : Secara kimiawi air larut dalam semua keadaan fisik (dingin, cair,
dan uap)
Inkompatibilitas : Dalam memformulasi, air dapat bereksi dengan obat dan eksipien
rentan terhadap hidrolisis.
Penanganan : -
Toksisitas : Bila memenuhi standar kualitas, aman digunakan untuk
memformulasi.
Saran : Dalam wadah tertutup rapat.
penyimpanan

6. Natrium benzoat (Excipient 441-443)


Nama resmi : Sodium benzoate RB:
Nama lain : Benzoic acid sodium salt;
benzoate of soda; E211;
natriibenzoas;natriumbenzoic
um; sobenate; sodiibenzoas;
sodium benzoic acid.

Kelas fungsional : Sebagai pengawet


Konsentrasi : 0,015-0,2%
RM : C7H5NaO2
BM : 144.11
Pemerian : Warna : Putih
Rasa :Memiliki rasa manis dan asin yang tidak menyenangkan
Bau : Tidak berbau dengan bau benzoin samar
Bentuk :Granul atau kristalin

Kelarutan : Dalam air : Sangat mudah larut dalam air


Dalam pelarut lain : Larut dalam etanol 90% dan 95%

pKa dan pH : pH 8,0


larutan
Titik lebur : -
Informasi lain : Titik beku 0.240C (1.0% w/v)
Stabilitas : -
Inkompatibilitas : Inkompatible dengan senyawa kuaterner, gelatin, garam

Halaman11dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

besi,garam kalsium, dan garam dari logam berat, termasuk perak,


timbal, danair raksa. Aktivitas pengawet dapat dikurangi dengan
interaksi dengankaolin atau surfaktan nonionik.
Penanganan : Dapatmengiritasimata dan kulit. Pelindung mata dan sarung
tangan karet atau plastikdirekomendasikan

Toksisitas : Ingesti natrium benzoat terkonjugasi dengan glisin di


hatimenghasilkan asam hipurat, yang diekskresikan dalam urin

Saran : Disimpan dalam wadah tertutup dengan baik, dalamtempat yang


penyimpanan sejuk dan kering.

VI. Peralatan, CPP dan Spesifikasi Produk Jadi


VI.1 Peralatan
Tabel Data Peralatan
No. ID Alat Nama Alat/Merek Jumlah No.SOP
1. TB-OH-PA01 Timbangan ohaus 1 SOP-LABFAR-A2-012
2 AG-ER-00-00 Erlenmeyer 2 SOP-LABFAR-A1-001
3 AG-CO-00-00 Corong 1 SOP-LABFAR-A1-006
4 AG-BP-00-00 Batang Pengaduk 1 SOP-LABFAR-A1-016
5 AG-UK-00-00 Gelas Ukur 2 SOP-LABFAR-A1-004
6 SE-SE-00-00 Sendok Tanduk 1 SOP-LABFAR-A1-024
7 AG-PT-00-00 Pipet Tetes 2 SOP-LABFAR-A1-017
8 TB-SA-TE-01 Timbangan Sartorius 1 SOP-LABFAR-A2-011
Tipe TE2101
9 TB-OH-PA-01 Timbangan Ohaus Tipe 1 SOP-LABFAR-A2-012
PA214
10 PH-LU-00-01 pHMeter Larutan 1 SOP-LABFAR-A2-032
VI.2 Critical Process Parameters (CPP)
Tabel Data Parameter Kritis
Parameter QA* yang
Tahap Bahan Alat Syarat
Kritis Berhubungan
Mix1 Air, acacia Homogenizer Kecepatan Ukuran Terbentuk
gum, castor dan lama partikel, muchilago
oil pencampura Density dan tidak
n membentuk
butir butir air
Mix2 Natrium Erlenmeyerr Tipe dan Kelarutan Homogen,
benzoat, ukuran dan densitas terdispersi
sunset erlenmeyer, merata
yellow, lama
orange, dan pencampura
sorbitol n
Mix 3 Mixing 2 Homogenizer Cara Viskositas, Tidak
dimasukkan pencampura pH, terbentuk
dalam mixing n, kecepatan kelarutan, butir butir air
1 dan lama density
pencampura
n

Halaman12dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

Filling Produk ruah Botol coklat Kebersihan Viskositas, Homogen,


botol, ukuran jumlah terdispersi
botol. mikroba, merata
density,
impurity,
pH
VI.3. Rancangan Spesifikasi Sediaan
Tabel Data Spesifikasi Sediaan (Produk Akhir)
Rujukan
No. Kriteria Ref Spesifikasi Ref
Metode
FISIKA
Encyclo 0,1-50 Encyclope Encycloped
pedia mikrometer dia 3rd ia 3rd ed:
1 Ukuran partikel
3rd ed: ed: 1548 1548
1548
PDF 3: 1000- PDF 3: PDF 3: 504
2 Viskositas
504 10000cps 504
Omari 5.7-6.3 Omari et Omari et
3 pH et al., al., 1) al., 1)
1)
FI IV : Tidak kurang FI IV : FI IV : 1089
4 Volume tak terpindahkan 1089 dari 95% per 1089
wadah
Encyclo 0.1 Encyclo Encyclo vol
5 Diamiter partikel vol 20: mikrometer vol 20: 31 20: 31
31
Handbo 1.03g/mL Handboo Handbook
ok of k of of emulsion
emulsio emulsion technology:
6 Densitas
n technolog
technol y:
ogy:
KIMIA
USP 32: Warna USP USP 32: 104
104 kemerah- 32:
merahan 104
1 Identifikasi menunjukkan
terdapatnya
kandungan
minyak jarak.
USP 32: 99.0-120.0% USP USP 32:
2 Persyaratan kadar 104 32: 104
104
MIKROBIOLOGI
1 ALT BPOM ≤104 Koloni/g BPOM
2 AKK BPOM ≤103 Koloni/g BPOM
Eschericia coli=
3 Mikroba Patogen BPOM negatif BPOM
Salmonella

Halaman13dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

spp= negatif
Shigella spp=
negatif
Pseudomonas
aeruginase=
negatif
Staphylococcu
s
aereus=negatif
VII. Rancangan Pengemasan
VII.1 Kemasan Primer (No. Rancangan: 17BKP.A1.001-16031)
Jenis :Botol
Bahan :Kaca
Dimensi : 5 x12
Volume (max) :100 mL
VII.2 Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 17BKS.A1.001-16031)
Jenis :Box
Bahan :Kertas Formika
Dimensi :6 x 14
Volume :100 mL
VII.3 Leaflet (No. Rancangan: 17LFT.A1.001-16031)
Jenis :Kertas
Bahan :Kertas A4
Dimensi :7 x 14
VII.4 Label (No. Rancangan: 17LBL.A1.001-16031)
Jenis :Stiker
Bahan :Kertas Stiker
Dimensi :10 x 3

VIII Perhitungan batch trial, produksi, dan perhitungan lain


. Tabel Perhitungan Trial
Konsentrasi Jumlah
No. Nama Bahan (%) (g)
F1 F2 F3 F1 F2 F3
1 Acacia Gum 10 % 15 % 20% 10 15 20

Rincian Perhitungan:

Perhitungan F1(acacia gum 10% )


1. Castor oil : 5 ml x10 = 50 ml

30
2. Sorbitol : 100 x 100 ml= 30 ml

10
3. Acacia Gum : 100 x 100 ml= 10 g

0.025
4. Natrium Benzoat : 100
x 100 ml=0.025 g

5
5. Orange : x 100 ml= 5 g
100

Halaman14dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

0.05
6. Sunset Yellow : 100
x 100 ml=0.05 g

7. Aquadest : 40 ml

Perhitungan F2 ( acacia gum 15%)


1. Castor oil : 5 ml x 10 = 50 ml

30
2. Sorbitol : 100 x 100 ml= 30 ml

15
3. Acacia Gum : 100 x 100 ml= 15 g

0.025
4. Natrium Benzoat : 100
x 100 ml=0.025 g

5
5. Orange : 100 x 100 ml= 5 g

0.05
6. Sunset Yellow : 100
x 100 ml=0.05 g

7. Aquadest : 35 ml

Perhitungan F3 ( acacia gum 20%)


1. Castor oil : 5 ml x 10 = 50 ml

30
2. Sorbitol : 100 x 100 ml= 30 ml

20
3. Acacia Gum : x 100 ml= 12 g
100

0.025
4. Natrium Benzoat : x 100 ml=0.025 g
100

5
5. Orange : 100 x 100 ml= 5 g

0.05
6. Sunset Yellow : 100
x 100 ml=0.05 g

7. Aquadest : 30 ml

Rincian Perhitungan:
Perhitungan tiap 100 ml emulsi
Per Wadah Per Bets
No. Nama Bahan Fungsi
Jumlah UoM Jumlah UoM
1 Castor oil Zat aktif 50 ml 150 ml
2 Sorbitol Pemanis 30 ml 90 ml
3 Acacia gum Emulgator 15 g 45 g

4 Natrium Benzoat Pengawet 0,025 g 0.075 g


5 Orange Perasa 5 g 15 g
6 Sunset Yellow Pewarna 0.05 g 1.15 g
7 Botol kaca BKP 1 Buah 3 Buah
8 Tutup ulir ulastik BKP 1 Buah 3 Buah

Halaman15dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

9 Sendok takar Penakar 1 Buah 3 Buah


10 Label BKS 1 Buah 3 Buah
11 Brosur BKS 1 Buah 3 Buah
12 Folding box BKS 1 Buah 3 Buah

BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder


Rincian Perhitungan:

Perhitungan tiap 1 botol emulsi (100 ml)

1. Castor oil : 5 ml x 10= 50 ml

30
2. Sorbitol : x 100 ml= 30 ml
100

15
3. Acacia Gum : 100 x 100 ml= 15 g

0.025
4. Natrium Benzoat : 100
x 100 ml=0.025 g

5
5. Orange : 100 x 100 ml= 5 g

0.05
6. Sunset Yellow : x 100 ml=0.05 g
100

7. Aquadest : 35 ml

Perhitungan tiap 1 batch suspensi


1. Castor oil : 50 ml x 3 = 150 ml

30
2. Sorbitol : x 100 ml= 30 ml x 3 = 90 ml
100

15
3. Acacia Gum : 100 x 100 ml= 15 g x 3 = 45 g

0.025
4. Natrium Benzoat : 100
x 100 ml=0.025 g x 3 =0.075 g

5
5. Orange : 100 x 100 ml= 5 g x 3 = 15 g

0.05
6. Sunset Yellow : 100
x 100 ml=0.05 g x 3 = 0.15 g

7. Aquadest : 105 ml

IX. Rancangan proses produksi


1. Penyiapan Bahan Baku dan Bahan Kemasan
 Dilakukan penimbangan bahan sesuai prosedur dan jumlah yang tercantum pada
dokumen produksi
 Disusun bahan-bahan yang telah ditimbang dengan rapi dan diberi label timbang

Halaman16dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

 Disimpan bahan-bahan yang akan ditimbang untuk proses selanjutnya


2. Penyiapan Kemasan Primer
 Dilakukan pencucian pada kemasan primer sesuai prosedur
 Dikeringkan kemasan yang telah dicuci dengan meniriskan pada keranjang
 Disimpan kemasan yang telah dicuci dan diberi penandaan/kalibrasi
3. Pencampuran 1
 Dibuat muchilago dengan mencampurkan acacia gum 45 gram dan air 90 ml
dengan menggunakan homogenizer
 Ditambahkan castor oil sedikit demi sedikit ke dalam muchilago yang telah
terbentuk
4. Pencampuran 2
 Larutkan orange, natrium benzoat, dan sorbitol, dan sunset yellow ke dalam sisa
air
5. Pencampuran 3
 Pencampuran 2 kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam pencampuran
1 sambil terus digerus
6. Pengisian dan Pengemasan Primer
 Dimasukkan sediaan ke dalam wadah 100 ml
 Ditutup botol dan disimpan untuk proses selanjutnya
7. Pemberian Label dan Pengemasan Sekunder
 Ditempel label pada botol
 Dimasukkan leaflet pada kemasan sekunder
 Dimasukkan botol sediaan pada kemasan sekunder

X Referensi
1. Lachman dkk. 2012. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi 3 Jilid II. Jakarta: UI Press
2. Lachman, Leon. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi 2 Jilid II. Jakarta: UI Press.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Jilid V. Jakarta: Kementrian
Kesehatan
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Jilid I V. Jakarta: Kementrian
Kesehatan
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Jilid III. Jakarta: Kementrian
Kesehatan
6. Goodman and Gilman’s. 2012. The Pharmacological Basic of Therapeutics. 12th Edition.
7. Rogers, T.L. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. London:
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.
8. Aulton, M., E. 2012. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. London: Churchill
Living Stone
9. Allen, L. V., and Ansel H. C.. 2014. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System
10thEdition.Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins
10. Jones, David. 2008. Pharmaceutics : Dosage Form and Desgn. Chicago: Pharmaceutical Press
11. Parikh, Dilip M. 2005. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology. Boca Raton:
Taylor and Francis Group
12. Ofner III CM and Klech-Gelotte CM.2007. Gel and Jellies.Encyclopedia of pharmaceutical
Technology, 3 rd edition. New York: Informa
13. Boc Gases .1996. Material safety data shit phosgene.
14. Reynold, James. E., F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia, 36th Edition. London: The
Pharmaceutical Press
15. Katzung, Bertram. 2007. Basic & clinical Pharmacology. 13th edition. United States : Lange

Halaman17dari18
CIRAJEA®EMULSI 2,5 ml /5ml, 18DRP.EM.D1.032-16028

Medicinal Publications
16. Aulton, M., E. 2002. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design 2th Edition. London:
Churchill Living Stone
17. Parrot, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology : Fundamental Pharmaceutics. Mineapolis :
Burgess Publishing Company

Halaman18dari18

Anda mungkin juga menyukai