PENDAHULUAN
Penampilan cantik dengan kulit yang tampak sehat adalah cita-cita alami
setiap wanita, oleh karena itu berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan kulit
yang sehat dan kencang. Kesadaran yang meningkat akan kesehatan kulit ini tidak
hanya terpusat pada wajah secara keseluruhan, namun juga pada bagian kecil dari
wajah, seperti dagu, bibir, hidung, maupun mata. Kekhawatiran utama di sekitar
yang dimiliki bangsa Indonesia untuk penyediaan bahan baku herbal untuk
tumbuhan obat untuk berbagai keperluan manusia. Sebagian besar dari tumbuhan
obat tersebut masih merupakan tumbuhan liar di hutan yang belum dimanfaatkan
secara optimal. Pemanfaatan terhadap potensi tumbuhan obat atau bahan obat dari
1
2
masalah penuaan di area sekitar mata adalah taya. Tanaman taya atau dalam
pulau Kalimantan. Penduduk lokal sering memanfaatkan kulit batang taya untuk
and Wibowo, 2014). Hal ini diduga karena adanya kandungan flavonoid,
Wibowo (2014), tentang kandugan ekstrak metanol daun tanaman taya. Hasil
penelitian tentang kandungan kulit batang tanaman taya juga diketahui bahwakulit
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat (<50 µg/mL) dan mampu menghambat
aktivitas enzim tirosinase (Charissa, Djajadisastra and Elya, 2017). Oleh karena
kosmetik under-eye cream, karena memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Eye
elastisitas, dan mengurangi tampilan lingkaran hitam dibawah mata (Lees, 2012).
Bentuk krim lebih mudah diterima oleh pasien karena kemudahan dalam
penggunaan, daya sebar tinggi, baik ke dalam kulit, mudah di cuci dibandingkan
salep. Krim merupakan suatu emulsi campuran dua fase yaitu fase minyak dan
fase air. Fase minyak terdiri dari ikatan rangkap yang tidak jenuh, ikatan rangkap
sendiri memiliki sifat yang mudah teroksidasi. Fase air terdapat logam dimana
logam sendiri dapat mengkatalis proses terjadinya oksidasi. Pada kulit kering
dengan tipe air dalam minyak (O/W) lebih sering digunakan untuk terapi
mutu, dan stabil selama waktu penyimpanan. Stabilitas suatu zat merupakan hal
yang harus diperhatikan dalam membuat formulasi sediaan farmasi. Hal ini
penting mengingat suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar
dan memerlukan waktu yang cukup panjang untuk sampai ketangan konsumen.
Oleh karena itu sediaan under-eye cream dari infusa kulit batang taya tersebut
juga perlu diuji kestabilannya terhadap karakter sediaaan sesuai prosedur yang
telah ditentukan. Sediaan krim yang stabil yaitu sediaan yang masih berada dalam
batas yang dapat diterima selama masa periode penyimpanan dan penggunaan,
yaitu sifat dan karakteristiknya tetap sama dengan yang dimilikinya pada saat
dibuat.
4
dari setiap formulasi krim yang dibuat. Selain itu perbedaan bahan pengemulsi,
jenis pelembab, dapar, dan preservatif juga berpengaruh terhadap karakter dan
stabilitas.
Oleh karena itu dalam rangka mengembangkan infusa kulit batang taya
mengandung infusa kulit batang taya (Nauclea Subdita). Parameter yang diuji
adalah karakterisitik fisik yang meliputi organoleptis (bentuk krim, warna, bau),
homogenitas fisik, nilai pH, viskositas, sifat alir, daya sebar, tipe krim, dan ukuran
dua bulan, yang akan diamati setiap minggu. Data akan dianalisis secara deskriptif
2. Apakah under-eye cream dari infusa kulit batang taya (Nauclea subdita)
1.3 Hipotesis
2. Under-eye cream dari infusa kulit batang taya (Nauclea subdita) memiliki
sudah ditetapkan.
mata.
6
sekitar mata.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai pengaruh buruk yang datang dari
luar baik dari pengaruh fisik maupun kimia. Kulit merupakan pertahanan pertama
dari berbagai ancaman yang datang dari luar seperti kuman, virus, dan bakteri.
merupakan bagian paling luar dari tubuh dan merupakan organ yang terluas yaitu
sekitar 2 m2 dengan berat 16% dari berat badan. Kulit memiliki kelenjar keringat
dan pigmen. Kelenjar keringat dapat mengekskresi zat-zat yang tidak berguna
untuk tubuh melalui pori-pori kulit. Pigmen dapat menyebabkan warna kulit
permukaan tubuh (Maharani, 2015). Kulit merupakan bagian tubuh yang paling
kelihatan, kulit menjadi sumber kecantikan dan daya pikat seseorang. Kulit dari
jenis kelamin, ras, iklim, dan lokasi tubuh (Kustanti, 2008). Mengingat fungsi
8
kulit yang sangat penting selayaknya kulit selalu dijaga dan di pelihara
kebersihanya.
Kulit manusia terdiri dari tiga lapisan yaitu: lapisan epidermis, lapisan
dermis dan lapisan subkutis. Ketiga lapisan kulit tersebut mempunyai karakteristik
Gambar 2.1 Struktur Kulit dan Mekanisme Aging (Bosch et al., 2015)
1. Lapisan Epidermis
tebal 75-150 nm untuk kulit tipis (paling tipis berada di kelopak mata) dan 400-
600 nm untuk kulit tebal (di tangan dan kaki) (Maharani, 2015). Lapisan
9
epidermis terdiri atas lapisan tanduk, lapisan malpighi, dan lapisan lusidum.
Lapisan malpighi terdiri atas startum spinosum, dan startum germinatum. Startum
korneum adalah lapisan kulit paling luar terdiri atas beberapa lapisan sel-sel
gepeng yang mati, tak berinti, dan protoplasmanya berubah menjadi keratin.
lapisan gepeng tanpa inti protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut
eleidin. Startum granulosum adalah lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir
kasar dan terdapat inti diantaranya. Startum spinosum merupakan lapisan yang
berfungsi untuk menahan gesekan dari luar. Startum spinosum terdiri atas
Startum germinatum adalah sel-sel yang memiliki bentuk kubus yang tersusun
Lapisan epidermis menjadi tujuan utama penampilan karena kulit terutama lapisan
tanduk bersifat impermeable, maka dari itu tidak semua senyawa mampu
2.Lapisan dermis
dan lebih tebal dari lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas lapisan elastis
dan fibrosan sehingga dapat membuat kulit yang dikerutkan kembali kebentuknya
semula.
10
saraf, kelenjar keringat. Lapisan dermis memiliki fungsi sebagai alat ekskresi,
3. Lapisan Hipodermis
Lapisan hipodermis adalah lapisan yang terdiri atas jaringan ikatan longgar
yang disebut hipodermis atau subkutan yang di dalamnya berisi sel-sel lemak.
pembuluh darah, jaringan saraf, dan limfe. Lapisan hipodermis memiliki fungsi
melindungi dari benturan fisik dan mengatur panas tubuh (Maharani, 2015).
Kulit sebagai pelindung jaringan di dalamnya dari gangguan fisik dan kimia
yang dapat menyebabkan iritasi dan radiasi. Startum korneum berfungsi sebagai
pelindung jaringan di dalamnya dari gangguan eksternal seperti luka dan serangan
kuman. Lapisan tipis lemak mengakibatkan kulit tahan terhadap air. Lipid
dan dapat mencegah masuknya air dari luar tubuh. Sebum memiliki fungsi untuk
mencegah kekeringan pada kulit dan rambut serta dapat berfungsi membunuh
metabolisme kulit, hidrasi kulit, dan kelembaban kulit. Kulit memiliki sifat
tubuh melalui epidermis, dan kelenjar sebasea. Kulit lebih mudah mengabsorpsi
bahan yang larut dalam lemak daripada bahan yang larut dalam air dikarenakan
(garam). Kulit dapat mengeluarkan keringat sebanyak 1 liter keringat setiap hari
Kulit memiliki fungsi sebagai thermoregulasi dimana suhu normal tubuh adalah
vasokontriksi dan vasodilatasi oleh syaraf otonom. Pada saat suhu tubuh tinggi
maka akan terjadi vasodilatasi sehingga panas yang berada di dalam tubuh akan
terbawa keluar. Pada saat tubuh merasa dingin maka akan terjadi sebaliknya yaitu
2016).
12
memiliki fungsi sebagai penerima rangsangan dari luar seperti panas, dingin,
nyeri, sentuhan, dan tekanan. Kulit sebagai indera peraba dilengkapi dengan
berbagai reseptor yang terdiri atas reseptor panas, reseptor rasa sakit, reseptor
tekanan. Reseptor panas dan sentuhan terdapat pada lapisan epidermis, reseptor
rasa sakit berada di ujung menjorok ke daerah epidermis, dan reseptor tekanan
Melanosit terletak pada lapisan basal. Pigmen memiliki fungsi untuk melindungi
vitamin D berlangsung sangat mudah. Kulit yang terpapar sinar ultraviolet dari
teraktivasi akan dilakukan modifikasi dengan enzim yang bersal dari ginjal dan
Kulit wajah yang tampak cantik, segar dan sehat merupakan cita-cita alami
setiap wanita. Kesehatan terhadap kulit wajah tidak hanya terpusat pada wajah
13
secara keseluruhan, namun juga pada bagian kecil dari wajah, seperti bibir,
hidung, dagu, maupun area sekitar mata. Kulit wajah merupakan organ yang
sangat sensitif terhadap rangsangan dan perlakuan. Kulit wajah yang dimiliki
setiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh kadar air dan produksi
minyak di dalam kulit, kecepatan dalam pergantian sel-sel lapisan tanduk, dan
wajah berbeda dengan bagian tubuh lainya, pembuluh darah di wajah lebih
sensitif terhadap pengaruh emosi. pH kulit wajah relatif asam, berkisar 4,0-5,5
(Harry, 2013).
Kulit di sekitar mata biasanya lebih kering dan sensitive daripada area kulit
lainya. Kosmetika yang digunakan di sekitar area mata seperti krim mata,
menyebabkan iritasi. Eye cream di rancang untuk area ini umumnya lebih tinggi
emolien dan lebih rendah humektan serta tidak mengandung pewarna dan parfum
atau butiran kristal karena area ini sangat tipis dan sensitive (Colvan, Fleck and
Vega, 2019).
terapi, keadaan kulit, konsentrasi obat, absorpsi perkutan, pemilihan basis obat,
dan durasi penggunaan agar dapat memaksimalkan efikasi dan efek samping
14
melalui startum korneum, epidermis, papilla dermis, dan kedalam vaskuler. Obat
topikal dapat berpenetrasi melalu startum korneum dapat karena adanya proses
1. Absorbsi Transpidermal
yang dapat terjadi melalui dua jalur yakni transeluler dan paraseluler. Jalur
transeluler merupakan jalur difusi yang melalui protein dalam sel serta
melewati daerah kaya akan lipid atau bersifat lipofil. Jalur paraseluler
merupakan jalur difusi yang melalui ruang antar sel. Absorbsi transpidermal
melalui beberapa tahap yang pertama obat melalui lapisan permukaan dari
stratum korneum melalui ruang antar sel pada lapisan lipid di sekeliling sel
2. Absorbsi Transfolikular
rambut dan kelenjar sebasea dan selanjutnya berdifusi menembus epitel folikel
Naucleeae dan termasuk ke sub family cinchonoideae serta masuk genus Nauclea.
mempunyai bagian-bagian tumbuhan yang terdiri dari akar, batang, dan daun
bentuk daun bulat telur dan daunya berwarna hijau sehingga tergolong kingdom
Nauclea Subdita memiliki kulit batang yang halus hingga pecah dan retak,
terkadang kulitnya bersisik atau coklat keabuan. Bagian dalam kulitnya berwarna
kuning hingga coklat pucat atau kemerahan atau merah muda dan terdapat lapisan
ungu kemerahan dan terdapat lapisan berwarna ungu kemerahan. Nauclea Subdita
memiliki tinggi 25 meter dan lingkaran batang 60 cm. Sapwood Nauclea Subdita
Subdita yang sudah kering berwarna putih sampai coklat pucat. Nauclea Subdita
hutan perbukitan dan juga sering tumbuh di sepanjang aliran sungai (Liew et al.,
2014).
Kulit batang taya secara empiris dimanfaatkan oleh wanita suku Dayak
batang taya agar membuat kulit terlihat putih, bersih, dan awet muda. Kulit batang
17
dan polifenol (Asmiyarti and Wibowo, 2014). Ekstrak etanol kulit batang tanaman
taya juga memiliki aktivitas untuk menghambat enzim tirosinase. Enzim tirosinase
berperan penting pada jalur sintesis melanin, jadi dengan menghambat enzim
pengujian yang pernah dilakukan IC50 ekstrak etanol kulit batang tanaman taya
yang di bandingkan dengan asam kojat diperoleh nilai IC50 sebesar 15,69 µg/ml
dengan L-tyrosinase dan 31,38 µg/ml dengan L-DOPA. Ekstrak etanol kulit
batang memiliki nilai IC50 yang lebih besaar dari asam kojat (Charissa,
Fraksi etil asetat kulit batang tanaman taya berpotensi sebagai tabir surya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, fraksi etil asetat kulit batang
tanaman taya dengan konsentrasi 150 dan 200 ppm memiliki proteksi maksimal
karena memiliki nilai SPF 10 dan 11 sedangkan fraksi etil asetat kulit batang
tanaman taya dengan konsentrasi 250 ppm, 300 ppm, 350 ppm memiliki proteksi
ultra karena memiliki nilai SPF 18, 21, dan 24. Kemampuan proteksi ini
elektron yang bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada zat atau
18
peningkatan produksi radikal bebas yang terbentuk dari faktor stress, radiasi UV,
sehingga perlu tambahan antioksidan dari luar. Fungsi utama antioksidan adalah
membran sel, protein, karbohidrat, dan asam nukleat yang memicu oksidasi.
Pembentukan radikal bebas adalah mekanisme penting yang diterima secara luas
yang menyebabkan penuaan kulit. Radikal bebas memiliki molekul reaktif sangat
tinggi dengan elektron tidak berpasangan yang dapat secara langsung merusak
berbagai struktur membran seluler, lipid, protein, dan DNA. Efek merusak dari
senyawa oksigen reaktif ini diinduksi secara internal selama metabolisme normal
Antioksidan adalah zat yang bisa memberi perlindungan endogen dan tekanan
19
Subarnas, 2018).
antioksidan alami yang dapat dibuat dalam bentuk sediaan oral sebagai vitamin
dan topikal sebagai produk perawatan kulit. Ekstrak tumbuhan dengan antioksidan
mencegah eritema dan penuaan dini pada kulit (Haerani, Chaerunisa and
Subarnas, 2018).
sangat kuat, ini di buktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Meiliana Charissa
yaitu mendapatkan hasil nilai IC50 48,78 µg/mL yang memiliki IC50 kurang dari
flavonol terbesar, kuersetin dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 60-75%
untuk melindungi tubuh dari reactive oxygen species (ROS). Kuersetin dapat
oksidasi berantai radikal bebas (Tomayahu and Abidin, 2016). Kadar flavonoid
total yang diperoleh dari ekstrak kulit batang taya yaitu sebesar 1,83%. Hasil uji
antioksidan ekstrak kulit batang taya memiliki nilai IC50 48,78 µg/mL tergolong
dalam antioksidan kuat karena IC50 kurang dari 50 µg/mL namun jika
dibandingkan dengan kuersetin murni memiliki IC50 10,12 µg/mL sehingga lebih
baik kuersetin murni. Hal ini karena ekstrak bukan merupakan senyawa murni
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan atau penarikan zat aktif yang dapat
pelarut air atau cairan penyari. Ekstrak merupakan sediaan pekat yang didapatkan
dengan mengekstraksi zat aktif atau simplisiaa hewani atau nabati menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan massa serbuk yang
1. Fase Pembilasan
komponen sel yang terdapat di dalamnya lebih mudah untuk melarut dalam
cairan penyari. Pada fase pembilasan sebagian bahan aktif telah berpindah
2. Fase Ekstraksi
22
digunakan dalam fase ekstraksi harus dapat masuk ke dalam sel, sehingga
1. Maserasi
dihaluskan atau dirubah bentuknya menjadi serbuk kasar. Bahan simplisiaa yang
sudah dihaluskan atau dibentuk serbuk kasar kemudian direndam dengan pelarut
yang sesuai pada suhu ruang. Bahan simplisiaa yang direndam dengan pelarut,
direndam selama kurang lebih 4-10 hari dan harus diaduk berulang kali. Metode
maserasi memiliki kelebihan dari metode lain yaitu: untuk senyawa yang tidak
tahan panas, peralatan pada metode maserasi sangat sederhana, murah, dan mudah
untuk didapat. Metode maserasi juga memiliki kelemahan yaitu: waktu ekstraksi
yang lama, membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak dan adanya
2. Perkolasi
perkolasi dilakukan dengan mengalirkan pelarut atau cairan penyari dari atas
23
dengan cairan penyarinya kemudian di maserasi selama kurang lebih 3 jam. Tahap
perkolator sedikit demi sedikit dan dituangi cairan penyari hingga terdapat selapis
cairan penyari, tutup perkolator dan diamkan selama 24 jam. Tahap ketiga pada
metode perkolasi yaitu, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah dangan
kecepatan 1ml/menit, setelah itu perkolator diuapkan pada suhu tekanan yang
padatan dan ekstrak dan kekurangan yang dimiliki metode ini adalah pelarut yang
digunakan cukup banyak dan waktu yang digunakan lama. Perkolasi dipengaruhi
oleh waktu dan perbandingan bahan pelarut. Waktu dan lamanya proses ekstraksi
suatu simplisiaa menentukan kandungan senyawa yang keluar dari bahan. Begitu
dalam proses difusi yang akan mempengaruhi kandungan senyawa (Rosidah et al.,
2017).
3. Sokletasi
Sokletasi menggunakan alat soklet dengan pelarut yang selalu baru. Padatan atau
simplisia pada metode sokletasi diletakan dalam alat soklet dan dipanaskan,
digunakan untuk bahan yang tahan terhadap pemanasan (Eksan and Tanol, 2016).
4. Refluks
dilakukan pada titik didih dari pelarut yang digunakan. Pada metode refluks
kembali dalam pelarut. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki metode refluks
yaitu, simplisa yang memiliki tekstur yang kasar dan tahan terhadap pemanasan
langung dapat diekstrak dengan baik oleh metode ini dan kelemahan yang dimiliki
metode ini adalah membutuhkan pelarut dalam jumlah banyak (Laksmini, 2018).
5. Infudasi
Infudasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara panas yang umumnya
digunakan untuk menyari bahan/zat kimia aktif yang dapat larut dalam air dari
maximal 90oC yang dilakukan selama 15 menit. Keuntungan dari metode infudasi
antara lain, lebih stabil digunakan karena bersifat polar, caranya sederhana, tidak
beracun, dan waktunya tidak lama. Kekurangan dari metode infudasi adalah
mudahnya sari tercemar oleh kuman dan kapang sehingga tidak boleh disimpan
mempengaruhi pemilihan cairan penarik antara lain: cairan penarik tidak merusak
zat-zat berkhasiat, kelarutan zat dalam cairan penarik, dan juga akibat lain yang
penarik memiliki harga yang relatif murah. Macam-macam cairan penarik antara
lain:
1. Air
Air merupakan pelarut yang paling mudah didapatkan dan harganya sangat
murah dibandingkan pelarut yang lain. Air merupakan pelarut yang sangat baik
mineral. Air memiliki kekurangan yaitu media yang baik untuk pertumbuhan
2. Etanol
Etanol tidak dapat melarutkan semua zat, hanya zat-zat tertentu yang dapat
ditarik oleh etanol. Etanol merupakan cairan penarik yang baik digunakan untuk
glukosida, damar-damar, alkaloid dan minyak atsiri. Etanol tidak dapat digunakan
3. Metanol
Metanol tidak dapat melarutkan semua zat, hanya zat-zat tertentu yang dapat
ditarik oleh metanol. Metanol merupakan cairan penarik yang baik digunakan
Metanol tidak baik digunakan untuk jenis gula, gom, dan albumin. Metanol dapat
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
penyakit. Namun, bila bahan kosmetik tersebut adalah bahan kimia, meskipun
berasal dari bahan alam dan organ tubuh yang dikenai adalah kulit maka dalam
hal tertentu kosmetik itu akan menyebabkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit
27
tersebut karena pada dasarnya tidak ada bahan kimia yang bersifat indeferens
aktif tertentu seperti zat-zat antibakteri, antijerawat, antigatal, dan anti produk
Kosmetika yang digunakan pada wajah dan sekitar mata seperti eye-
shadow, maskara, eye cream, dan produk perawatan rambut seperti shampo yang
dapat masuk ke mata pada saat digunakan sangat penting untuk memastikan
bahwa kosmetik tersebut tidak menimbulkan iritasi pada mata (Balsam, S and
Sagarin, 1992). Kosmetik disekitar mata tidak boleh terdapat mikroba dan
Krim adalah tipe emulsi dimana dua cairan yang tidak saling campur
seperti minyak dan air, dibuat menjadi disperse yang stabil dengan
mendispersikan fase terdispersi melalui fase lain yang bertindak sebagai medium
pendispersi. Krim secara umum mengandung fase minyak, fase air, emulgator,
28
(Mitsui, 1997).
Aplikasi utama krim adalah pada topikal kulit dan untuk produk yang akan
pengawet kecuali bila zat aktif atau zat dasarnya memiliki cukup aktivitas
bakterisidal atau fungsidal. Umumnya krim lebih diterima secara kosmetika dari
pada salep karena tidak berminyak, dan lebih mudah dioleskan (Agoes, 2012).
emulsifying agent maka akan terpisah menjadi dua fasa yang berbeda. Emulsifying
agent pada dasarnya memiliki sifat yang aktif pada permukaan atau bisa disebut
surfaktan. Menurut Agoes (2012), karakteristik dari suatu emulsi farmasetik yang
2. Daya alir pada suatu emulsi/krim mampu dengan mudah diambil dari
kelompok:
1. Basis krim tipe O/W: basis krim mudah di bersihkan dari kulit dan
2. Basis krim tipe W/O: basis krim sukar untuk di bersihkan dan tidak
Basis krim yang sering digunakan dalam kosmetik adalah basis krim tipe
O/W. Basis ini lebih disukai karena sifatnya yang mudah tercucikan dengan air,
Eye cream adalah sediaan krim khusus untuk kulit di sekitar area mata yang
lebih kering dan sensitif, berfungsi untuk menghaluskan kerutan di area mata,
cream mengandung emolien yang tinggi dan humektan yang rendah, serta tidak
2012).
Krim mata biasanya merupakan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. Eye cream dirancang khusus untuk kulit di sekitar area mata. area kulit ini
biasanya lebih kering dan lebih sensitif daripada area kulit lainnya. Oleh karena
itu, krim yang dirancang untuk area ini umumnya lebih tinggi emolien dan lebih
30
rendah humektan. Kulit di sekitar mata sangat tipis, jika banyak mengandung
agen hydrating dapat membuat kelopak mata terlihat bengkak. Tingginya emolien
produksi minyak yang berhubungan dengan area mata. Eye cream terkadang
menyebabkan iritasi dan reaksi alergi, oleh karena itu krim mata tidak
(pearlescence) karena area ini sangat tipis dan sensitif (Lees, 2012).
Gambar 2.4 Struktur Stearic Acid (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
Dalam formulasi pada sediaan topikal, asam stearat digunakan sebagai zat
dengan alkali atau trietanolamin, asam stearat digunakan dalam pembuatan krim.
Konsentrasi yang digunakan dalam pembuatan krim adalah 1-20%. Asam stearat
adalah serbuk yang keras, putih atau agak kuning, agak mengkilap, kristal atau
serbuk putih atau kekuningan. Asam stearat memiliki sedikit bau (dengan ambang
batas 20 ppm) dan rasanya seperti lemak. Asam stearat memiliki titik didih 383˚C
dan titik leleh pada suhu 69-70˚C. Asam stearat bebas larut dalam benzena,
karbon tetraklorida, kloroform, dan eter; larut dalam etanol (95%), heksana, dan
31
propilen glikol; dan praktis tidak larut dalam air. Asam stearat adalah bahan yang
stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup dengan baik di tempat yang sejuk
dan kering. Asam stearat banyak digunakan dalam formulasi farmasi oral dan
topical dan digunakan dalam kosmetik dan produk makanan. Asam stearat
umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun dan non-iritan (Rowe,
2.8.2 Aquadem
Aquadem banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam
pengolahan, formulasi dan pembuatan produk farmasi, bahan aktif farmasi (API)
dan zat antara. Nilai aquadem tertentu digunakan untuk aplikasi tertentu dalam
konsentrasi hingga 100%. Aquadem adalah cairan yang jernih, tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa. Aquadem memiliki titik didih 100˚C dan titik leleh
pada suhu 0˚C. Aquadem secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik (es, cairan,
dan uap). Aquadem yang meninggalkan sistem pemurnian farmasi dan memasuki
keperluan khusus harus disimpan dalam wadah yang sesuai (Rowe, Sheskey and
Quinn, 2016).
Gambar 2.5 Struktur Cetyl Alcohol (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
32
seperti supositoria, emulsi, lotion, krim, dan salep. Pada lotion, krim, dan salep,
cetyl alcohol digunakan karena sifatnya yang emolien menyerap air, dan
Cetyl alcohol juga digunakan untuk sifat penyerapan airnya dalam water-in-oil
emulsions. Sebagai contoh, campuran petrolatum dan cetyl alcohol (19: 1) akan
menyerap 40-50% dari berat airnya. Cetyl alkohol bertindak sebagai pengemulsi
pengurangan jumlah zat pengemulsi lain yang digunakan dalam formulasi. Cetyl
5%, stiffening agent 2–10%, dan water absorption 5%. Cethyl alcohol bentuknya
sebagai lilin, serpihan putih, butiran, kubus. Cethyl alcohol memiliki bau khas
yang samar dan rasa hambar. Cethyl alcohol memiliki titik didih 344˚C dan titik
leleh pada suhu 45-52˚C. Cethyl alcohol bebas larut dalam etanol (95%) dan eter,
kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu; praktis tidak larut dalam air.
Cethyl alcohol larut ketika dicairkan dengan lemak, parafin cair dan padat, dan
isopropil miristat. Cetyl alcohol stabil di asam, alkali, cahaya, dan udara. Cethyl
alcohol harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang sejuk dan kering
Gambar 2.6 Struktur Isopropyl Myristate (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
sebagai pelarut. Aplikasi dalam formulasi sediaan farmasi dan kosmetik sediaan
topikal termasuk sabun, makeup, produk perawatan rambut dan kuku, krim,
lotion, produk bibir, produk shaving, pelumas kulit, deodoran, suspensi otic, dan
krim vagina. Isopropyl myristate digunakan pada sediaan topical seperti krim dan
viskositas rendah yang jernih, tidak berwarna, praktis tidak berbau yang
mengental pada suhu sekitar 58oC. Isopropyl myristate terdiri dari ester propan-2-
ol dan asam lemak berat molekul tinggi jenuh, terutama asam miristat. Isopropyl
myristate memiliki titik didih 140,2˚C pada 266 Pa. Isopropyl myristate larut
dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etil asetat, lemak, alkohol berlemak,
minyak tetap, hidrokarbon cair, toluena, dan lilin. Isopropil myristate praktis tidak
larut dalam gliserin, glikol, dan air. Isopropyl miristate tahan terhadap oksidasi
dan hidrolisis. Isopropyl miristate harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat
yang sejuk dan kering dan terlindung dari cahaya. Isopropyl miristate banyak
digunakan dalam sediaan kosmetik dan formulasi pada sediaan farmasi topikal
34
dan umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun dan tidak mengiritasi
Gambar 2.7 Struktur Silicon Oil (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
Silicon oil banyak digunakan dalam formulasi kosmetik dan farmasi. Pada
sebagai zat anti-busa. Dimetikon bersifat hidrofobik dan juga banyak digunakan
waterrepellent film on glass containers. Silicon oil pada sediaan krim, lotion, dan
salep pada konsentrasi 10-30%. Silicon oil adalah cairan bening dan tidak
berwarna yang tersedia dalam berbagai viskositas. Silicon oil larut dengan etil
asetat, metil etil keton, minyak mineral, eter, kloroform, dan toluena, larut dalam
35
isopropil miristat, sangat sedikit larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut
dalam gliserin, propilenglikol, dan air. Silicon oil harus disimpan dalam wadah
kedap udara di tempat yang sejuk dan kering, mereka stabil terhadap panas dan
tahan terhadap sebagian besar zat kimia meskipun mereka dipengaruhi oleh asam
kuat. Silicon oil umumnya dianggap sebagai bahan yang relatif tidak beracun dan
tidak iritan meskipun dapat menyebabkan iritasi sementara pada mata. Dalam
formulasi farmasi dapat digunakan dalam sediaan oral dan topikal. Silicon oil juga
digunakan secara luas dalam formulasi kosmetik dan dalam aplikasi makanan
2.8.6 Triethanolamine
yang sama dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam oleat, trietanolamin
membentuk sabun anionik dengan pH sekitar 8, yang dapat digunakan sebagai zat
pengemulsi untuk menghasilkan minyak dalam air berbutir halus yang stabil.
pucat yang memiliki sedikit bau amoniak. Triethanolamine adalah campuran basa,
36
terkena udara dan cahaya. Trietanolamin harus disimpan dalam wadah kedap
udara yang terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
sediaan farmasi topikal. Meskipun secara umum dianggap sebagai bahan yang
kulit jika terdapat dalam produk yang diformulasikan. Dosis oral triethanolamine
oral manusia yang mematikan diperkirakan 5-15g/kg berat badan (Rowe, Sheskey
2.8.7 Glycerin
oral, otic, ophthakmic, topikal, dan parenteral. Dalam formulasi sediaan farmasi
dan sediaan topical pada kosmetik, gliserin digunakan untuk sifat humektan dan
emoliennya. Gliserin digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan
37
konsentrasi ≤30%. Gliserin adalah cairan higroskopis yang jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, kental dan memiliki rasa manis, sekitar 0,6 kali seperti sukrosa.
Gliserin memiliki titik didih 290˚C dan titik leleh pada suhu 17,8˚C. Gliserin
sedikit larut di aseton; praktis tidak larut di benzene dan chloroform; larut dalam
etanol (95%), eter (1 dalam 500), etil asetat (1 dalam 11) dan metanol; praktis
tidak larut dalam minyak; dan larut dalam air. Gliserin bersifat higroskopis.
Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer dalam kondisi
penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi dari akrolein
toksik. Campuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilenglikol stabil
secara kimia. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah; kristal
wadah kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering (Rowe, Sheskey and Quinn,
2016).
yang termasuk kelas senyawa yang dikenal sebagai hydantoins. Hal ini digunakan
kondisioner rambut, gel rambut, dan produk perawatan kulit. DMDM hydantoin
1995). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas sediaan yaitu faktor dari
luar (eksternal) yang terdiri dari faktor suhu, cahaya, kelembaban, oksigen, dan
karbon dioksida, serta faktor sediaan (internal) yang teriri dari ukuran partikel,
pH, komposisi pelarut, kompatibilitas antara kation dan anion, kekuatan ionik,
wadah primer, eksipien, dan interaksi bahan aktif dengan eksipien. Faktor
Convention, 2006).
memiliki kerapatan lebih rendah akan naik kepermukaan dan sebaliknya. Pada
krim tipe minyak dalam air, fase dalamnya merupakan minyak yang memiliki
keraptan partikel yang lebih rendah dibandingkan fase luarnya yang berupa air.
diameter globul, dan perbedaan kerapatan partikel antara fase dispersi dan
pengocokan, karena globul minyak masih dikelilingi oleh suatu lapisan pelindung
dari emulgator. Akan tetapi terjadinya creaming harus tetap dihindari karena dapat
3. Cracking adalah pemisahan fase disperse dan fase terdispersi dari suatu
4. Inversi terjadi disaat fase dalam menjadi fase luar atau sebaliknya. Pada
krim minyak dalam air, fase inversi menyebabkan krim berubah menjadi fase
substansi obat dan produk serta digunakan pada berbagai tahap pengembangan
kualitas bahan aktif atau produk bervariasi dengan waktu di bawah pengaruh dari
berbagai faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan cahaya, serta untuk
menetapkan re-test bahan aktif atau shelf-life untuk produk jadi dan suhu
berada di tingkat yang dapat diterima sepanjang berada di pasar, selama masa
pakai dan pasien berhenti menggunakan atau sampai unit produk yang terakhir.
Pengujian stabilitas suatu produk berguna untuk menentukan periode atau waktu
Uji stabilitas jangka panjang bertujuan untuk menguji kembali apakah tanggal
kadualuarsa (shelf life) pada label atau yang diinginkan sudah sesuai. Uji ini
dalam 1 tahun, setiap 6 bulan dalam 2 tahun, hingga tiap tahun dalam masa
waktu sesingkat mungkin dengan cara menyimpan sampel pada kondisi yang
1.Uji Organoleptis
Formula krim akan diobservasi dalam hal perubahan warna, bau, bentuk,
Brookfield tipe Cone and Plate DV-I dengan spindle CPE-41. Lepaskan sample
cup dari alat. Sampel mikroemulsi diletakkan pada sample cup, pastikan sampel
42
bebas gelembung dan tersebar merata pada permukaan cup. Pasangkan kembali
sample cup pada viskometer, viskometer dinyalakan, lalu biarkan beberapa saat
al., 2016).
Sebanyak ±0,5 gram krim ditimbang, diletakan di tengah alat kaca dan kaca
penutu yang sebelum suah ditimbang bobotnya, kemudian diletakan di atas basis,
dan biarkan selama 1 menit. Diameter dari penyebaran krim di ukur setelah 1
bobot tiap 20 g sampai bobot yang ditambahkan kurang dari 150 g, dicatat
4.Uji pH
skala dari 0 sampai dengan 14. Nilai pH 0-14 menunjukan suatu sediaan bersifat
asam, dan nilai pH 8-14 menunjukan sediaan bersifat basa (Sinko, 2012).
fase eksternalnya, jika diteteskan di permukaan air dan dapat tercampur maka m/a
(Sinko, 2012).
43
B. Uji kelarutan zat warna dapat dilakukan dengan metylen blue dan sudan(Sinko,
2012).
D. Fluoresensi untuk sediaan krim jenis o/w akan menunjukkan pola titik-titik
sedangkan untuk sediaan krim jenis w/o akan berfluoresensi secara keseluruhan di
dengan CoCl 2 kemudian dikeringkan. Kertas saring akan berwarna biru. Kertas
saring akan berubah menjadi merah muda jika krim jenis o/w ditambahkan
(Sinko, 2012).
Alat yang berfungsi untuk mengukur volume ukuran partikel adalah penghitung
Coulter. Prinsip alat ini adalah ketika suatu partikel melewati lubang kecil yang
kedua sisinya adalah elektrode akan terjadi perubahan tahanan listrik yang
menghasilkan pulse yang tercatat, secara digital dalam alat. Jika ukuran droplet
pemisahan fase terjadi (Sinko, 2012). Metode yang digunakan dalam uji ukuran
untuk mengukur ukuran partikel pada kisaran 0,2µm sampai 0,8µm. Menurut
metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi diletakkan pada kaca objek
44
dengan lensa okuler yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga ukuran partikel
5% 10% 15%
Asam stearat : 7%
Setil alkohol : 2%
Trietanolamin : 2%
Gliserin :10%
Silicone oil : 2%
Isopropilmiristat : 3%
DMDM Hydantoin : 0,3%
Aquadest : ad 100
Analisis data
Kesimpulan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
eksperimental dan kajian pustaka. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tiga
formula under-eye cream yang mengandung infusa kulit batang taya (Nauclea
subdita) dengan konsentrasi yang berbeda. Variabel tergantung pada penelitian ini
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tiga formula under-eye cream
yang mengandung infusa kulit batang taya (Nauclea subdita) dengan konsentrasi
warna, bau,) dan stabilitas fisika (bobot jenis, tipe emulsi, ukuran partikel, ukuran
47
droplet, daya sebar, viskositas, dan sifat alir) dan kimia (pH) pada sediaan under-
eye cream yang mengandung infusa kulit batang taya (Nauclea subdita).
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah jenis dan jumlah bahan
tambahan yang akan digunakan, kelembaban dan suhu selama proses pembuatan
under-eye cream, proses pembuatan, serta alat alat yang akan digunakan selama
penelitian.
Nama variabel, jenis variabel, alat utuk mengukur variabel, definisi, serta
Penelitian ini menggunakan bahan aktif infusa kulit batang taya yang diambil
Maret 2019. Selain itu ditambahkan beberapa eksipien antara lain asam stearat
penetration enhancer, silicon oil sebgai emolien. Semua bahan yang telah
Indonesia.
alat gelas gelas pyrex (labu ukur, beaker glass, gelas ukur), pipet tetes, kaca arloji,
Jerman).
50
yaitu organoleptis yang diamati dengan indra penciuman dan indra penglihatan,
viskositas dan sifat alir yang diukur dengan menggunakan alat Viskometer
(Labexchange, kota, Jerman) serta daya sebar yang diukur dengan menggunakan
horizontal plate, bentuk emulsi dan ukuran droplet yang diukur menggunakan
konsentrasi infusa kulit batang taya (Nauclea subdita) sebesar 5%, 10%, dan 15%
dari bobot sediaan yang dibuat. Selanjutnya dilakukan uji karakterisasi sediaan
dan uji stabilitas sediaan selama 60 hari penyimpanan pada suhu ruang (±27 oC).
Parameter stabilitas yang akan diamati meliputi organoleptis, viskositas dan sifat
alir, daya sebar, pH, tipe emulsi under-eye cream, dan ukuran droplet under-eye
cream
51
1. Preparasi sampel
Kalimantan Tengah, pada bulan Maret 2019. Pengambilan kulit batang dilakukan
dengan cara mengelupas kulit batang. Kulit batang taya disortasi basah agar
terbebas dari benda asing dan di cuci bersih dengan air. Kulit batang taya yang
dengan suhu kamar. Kulit batang taya yang telah dikeringkan dengan suhu kamar
beberapa hari kemudian dikeringkan kembali dengan oven pada suhu 50C.
halus.
Ditimbang serbuk kulit batang taya sebanyak 10 gram diatas beaker glass dan
waterbath dengan suhu kurang lebih 70oC selama 45 menit sampai 1 jam. Filtrat
kemudian dipisahkan dari serbuk kulit batang taya dengan cara di saring dan
kembali.
52
Under-eye cream infusa kulit batang taya dengan konsentrasi 5%, 10%, dan
Tabel 3.2 Tabel Bahan Sediaan Under-Eye Cream Kulit Batang Taya
Bahan Konsentrasi
5% 10% 15% Fungsi Bahan
Kulit batang taya 5 10 15 Bahan aktif
Trietanolamin 2 2 2 Emulgator
Gliserin 10 10 10 Emolien
1. Fase minyak
Selanjutnya dimasukan ketiga bahan tersebut ke dalam beaker glass dan lebur di
2. Fase air
53
silicon oil 2 gram dan DMDM Hydantoin 0,3 gram. Panaskan aquadem dengan
menggunakan beaker glass di atas hot plate pada suhu 75ºC, lalu tambahkan
3. Fase air dimasukan sedikit demi sedikit kedalam fase minyak (dalam keadaan
sama-sama panas) sambil diaduk dengan ultraturax pada kecepatan 3600 rpm
4. Base krim yang sudah terbentuk kemudian didinginkan di suhu ruang sampai
suhu 40ºC
5. Infusa kulit batang taya dan silicon oil dimasukan ke dalam base krim dan
Analisis Data
Kesimpulan
55
Bentuk : Krim
Cmmarat, 2012)
Sifat alir Pseudoplastis Martin, Awabrick and
Cmmarat, 2012)
Daya sebar Merata (5-7 cm) (Ulaen, Banne and Suatan,
2012)
Tipe emulsi Tipe O/W (Syamsuni, 2006)
krim
pH 5,00-6,00 (Alissya and Mufrod, 2015)
Ukuran droplet 0,1-100 µm Martin, Awabrick and
Cmmarat, 2012)
Sediaan under-eye cream infusa kulit batang taya dalam tiga formula, dibuat
kemudian di uji stabilitas fisik selama 60 hari pada suhu ruang (±27 oC), dengan
1.Organoleptis
56
terhadap sediaan yang telah dibuat. Sediaan krim kulit batang taya diamati secara
visual terhadap bentuk sediaan, bau sediaan, warna dan penampilan sediaan.
Viskositas dan sifat alir pada under-eye cream infusa kulit batang tayadiukur
menggunakan viscometer Brookfield cone and plate pada suhu ruang. Under-eye
cream infusa kulit batang taya ditimbang sebanyak 1 gram pada cone, kemudian
laju geser di tingkatka dari 0,5 rpm sampai 2,5 rpm. Viskositas pada sediaan
under-eye cream infusa kulit batang taya di baca pada setiap putaran per menit.
Sifat alir dari under-eye cream infusa kulit batang taya diketahui dengan
memasukan kurva data viskositas dan rate of shear (rpm) yang dimulai dari angka
terendah.
3.pH
dengan cara siapkan pH meter dan elektrode, lalu elektrode dibersihkan dengan
aqua dan di keringkan dengan tisu. Siapkan larutan buffer pH 4 dan pH 7 untuk
dilakukan kalibrasi. Lalu tekan tombon ON pada pH meter, tekan tombol mode
dalam larutan buffer kemudian tunggu sampai hasil di layar stabil dan
sediaan secara satu per satu dan bergantian. Dicatatlah hasil yang tertera dan
dilakukan 3x replikasi.
4.Daya sebar
Sediaan under-eye cream infusa kulit batang taya ditimbang sebanyak 1-5 gram,
sediaan tersebut kemudian diletakan diantara dua lempeng kaca (horizontal plate)
dengan beban 125 gram diatas permukaan kaca selama 1 menit, setelah itu diukur
Sediaan under-eye cream infusa kulit batang taya di cek tipe emulsi krimnya
dengan cara, menyiapkan dua objek glass, mengoleskan sebagian kecil Sediaan
under-eye cream infusa kulit batang taya di atas masing-masing objek glass. Pada
objek glass pertama diteteskan sudan III, sedangkan di objek glass kedua di
krim dengan tipe air dalam minyak (O/W), droplet minyak akan menunjukan
warna merah pada pemberian sudan III, sedangkan latar belakang krim akan
6.Ukuran Droplet
Sediaan under-eye cream infusa kulit batang taya diamati ukuran droplet
lensa okuler, mikrometer objektif dipasang dibawah lensa objektif, skala 0,0 pada
kemudian sejumlah kecil sediaan dioleskan pada objek glass. Ukuran partikel
diamati dan dicata hingga 200 data, kemudian dibuat interval kelas. Diamter
cream infusa kulit batang taya berupa data deskriptif dan kuantitatif. Data
deskriptif diperoleh dari pengamatan organoleptis dan tipe emulsi krim. Data
kuantitatif diperoleh dari pengujian viskositas dan sifat alir, pH, daya sebar, tipe
emulsi krim, ukuran droplet. Data kuantitatif diuji secara parametrik (one-way
ANOVA).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanaman taya (Nauclea subdita) adalah salah satu tanaman di Indonesia yang
aktivitas antioksidan yang kuat (<50 µg/mL) dan mampu menghambat aktivitas
Kalimantan Tengah, pada bulan Maret 2019. Pengambilan kulit batang dilakukan
dengan cara mengelupas kulit batang. Kulit batang taya disortasi basah dan di cuci
bersih dengan air. Kulit batang taya selanjutnya dilakukan perajangan lalu
dikeringkan dengan suhu kamar. Kulit batang taya dikeringkan kembali dengan
oven pada suhu 50oC. Simplisiaa yang telah kering kemudian dilakukan
menggunakan grinder sampai halus. Serbuk kulit batang taya ditimbang sebanyak
10 gram diatas beaker glass dan ditambahkan aquadem sebanyak 100 mL. Sampel
kemudian di panaskan diatas waterbath dengan suhu kurang lebih 100 oC selama
45 menit sampai 1 jam. Filtrat kemudian dipisahkan dari serbuk kulit batang taya
dengan cara di saring dan ditampung di dalam labu ukur. Filtrat di tambahkan
aquadem sampai 100mL kembali dan infusa kulit batang taya sudah selesai
dibuat.
60
infusa kulit batang taya dalam mempengaruhi karakteristik dan stabilitas under-
eye cream. Variabel penelitian yang diamati yaitu perbedaan konsentrasi infusa
kulit batang taya, 5%, 10%, 15%. Karakteristik under-eye cream yang dapat
diteliti berupa organoleptis (bentuk, bau, warna) pH, daya sebar, tipe emulsi, dan
viskositas, sifat alir, sedangkan untuk stabilitas dan ukuran droplet tidak dapat
tidak memungkinkan untuk dikunjungi karena adanya pandemi covid 19, sehingga
penelitian ini belum selesai dan dilanjutkan dengan melakukan kajian pustaka.
1. Apakah ada pengaruh perbedaan konsentrasi infusa kulit batang taya (Nauclea
2. Apakah under-eye cream dari infusa kulit batang taya (Nauclea subdita)
batang Taya yang merupakan bahan aktif sediaan under-eye cream. Kemudian
(Brinda and Tanuja, 2015). Formula yang digunakan sebagaimana diuraikan pada
tabel 4.1.
Komposisi
Nama Bahan
5% 10% 15%
Stearic Acid 18,0 18 18
Cetyl Alkohol 0,5 0,5 0,5
Potassium Hydroxide 0,2 0,2 0,2
Sodium Hydroxide 0,16 0,16 0,16
Triethanolamine 1,2 1,2 1,2
Glycerin 10 10 10
Methyl Paraben 0,01 0,01 0,01
Propyl paraben 0,02 0,02 0,02
Herbal Extracts (The roots
ofGlycyrrhizaglabra
1,5 3 4,5
Linn,HemidesmuscindicusR.Br andheartwood
of santalumalbum Linn)
eye cream memiliki bentuk, warna, dan bau yang baik. Sediaan under-eye cream
memiliki kekurangan yaitu kurang lembab dan saat di oleskan pada kulit sulit di
sebagai emolien dan penetration enhancer, seperti silicon oil. Silicon oil adalah
formulasi under-eye cream yang mengandung kulit batang taya. Formula yang
Tabel 4.2 Formula dan komposisi under-eye cream infusa kulit batang taya
62
Trietanolamin 2 2 2 Emulgator
Gliserin 10 10 10 Emolien
Dalam pembuatan under-eye cream yang mengadung kulit batang taya dipilih
beberapa bahan untuk membentuk under-eye cream yang stabil. Penggunaan asam
eye cream ini. Penggunaan asam stearat sendiri dapat berfungsi sebagai emulgator
dalam pembuatan krim jika direaksikan dengan basa (KOH) atau trietanolamin ini
trietanolamin dan asam stearat, mengingat bahwa krim yang dibuat ditujukan
untuk penggunaan luar. Kombinasi asam stearat dan TEA karena TEA akan
63
membentuk suatu emulsi o/w yang sangat stabil apabila dikombinasikan dengan
asam lemak bebas (Saryanti, Setiawan and Safitri, 2019). Krim dengan
Penggunaan silicon oil, gliserin dan cetyl alcohol dalam pembuatan under-
eye cream berfungsi sebagai emolien. Gliserin dan silicon oil dapat meningkatkan
ketebalan epidermal dan meningkatkan fungsi barrier. Selain itu juga berfungsi
untuk mencegah penuaan dini (Downie, 2010). Cetyl alcohol dapat digunakan
sebagai emollient, emulsyfing agent dan mampu menyerap air. Cetyl alcohol
dalam emulsi minyak dalam air (O/W) dapat menjaga stabilitas jika
dikombinasikan dengan emulsifying agent yang larut dalam air (Rowe et al,
2009).
karena mempunyai spektrum antimikroba yang luas, sangat larut dalam air, dan
cukup stabil pada rentang pH dan suhu yang luas (Selvi, 2017)
eye cream yang dapat diteliti berupa organoleptis (bentuk, bau, warna) pH, daya
64
sebar, tipe emulsi, viskositas, dan sifat alir, sedangkan ukuran droplet dan
stabilitas selama 60 hari tidak dapat diteliti karena evaluasi tersebut membutuhkan
pandemi covid 19, hasil evaluasi yang di dapatkan, dapat dilihat di tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil pengamatan dari under-eye cream kulit batang taya
Konsentrasi
Parameter Spesifikasi
5% 10% 15%
Organoleptis :
Bentuk : Krim Krim Krim Krim
Bau : Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Warna : Kuning muda Putih Kuning muda Kuning muda
Kekuningan
65
2.000-
Viskositas 19.346 cps 17.789cps 15.878cps
50.000cps
Sifat alir Pseudoplastis Pseudoplastis Pseudoplastis Pseudoplastis
Merata (5-8
Daya sebar 7,5 8 8
cm)
Tipe emulsi
Tipe O/W O/W O/W O/W
krim
pH 5,00-6,00 7,59 7,91 8,20
Ukuran
0,1-100 µm n.a n.a n.a
droplet
*n.a.= not available (pengukuran tidak dapat dilakukan)
4.3 Pembahasan Hasil Evaluasi Under-eye cream Infusa Kulit Batang Taya
66
15% 10% 5%
under-eye cream kulit batang taya. Warna dari under-eye cream kulit batang taya
yang didapatkan sudah sesuai dengan spesifikasi yang dapat dilihat pada tabel 4.3.
putih kekuningan, sedangkan pada konsentrasi 10% dan 15% didapatkan under-
eye cream berwarna kuning muda. Pada konsentrasi infusa kulit batang taya 5%
warna yang dihasilkan memiliki warna yang lebih muda dari konsentrasi 10% dan
15%. Hal ini disebabkan karena infusa kulit batang taya berwarna kuning
cream yang didapatkan semakin gelap kearah warna infusa kuning kecokelatan.
Warna kuning kecokelatan dari infusa kulit batang taya disebabkan karena
memiliki zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang
67
dilakukan dan diketahui bahwa daun sirsak mengandung tannin yang akan
menghasilkan warna kuning hingga coklat tua (Chintya and Utami, 2017).
Hasil evaluasi bau krimnya, didapatkan krim yang tidak berbau, sesuai
dengan spesifikasinya. Krim yang didapatkan tidak berbau karena kulit batang
taya tidak berbau, sehingga infusa yang dihasilkan juga tidak berbau. Under-eye
cream yang dibuat juga tidak diberikan penambahan pewangi atau parfum
apapun, karena daerah mata merupakan daerah yang sensitif, sehingga ditakutkan
dapat menimbulkan iritasi di daerah tersebut karena area ini sangat tipis dan
Viskositas yang didapatkan dari percobaan ini juga sudah sesuai dengan
19,346 cps, tetapi mengalami penurunan menjadi 17.789 cps pada konsentrasi
10%, dan pada konsentrasi 15% mengalami penurunan menjadi 15.878 cps.
Perbedaan viskositas antar krim yang didapatkan tidak berbeda bermakna, karena
viskositas infusa kulit batang taya yang digunakan tidak beda jauh dengan
viskositas air, sehingga perbedaan konsentrasi infusa batang taya tidak terlalu
Konsentrasi 5%
40,000
35,000
30,000
viskositas 25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
RPM
Konsentrasi 10%
35,000
30,000
25,000
Viskositas
20,000
15,000
10,000
5,000
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
RPM
Gambar 4.3 Grafik Sifat Alir Under-Eye Cream Konsentrasi Infusa 10%
69
Konsentrasi 15%
35,000
30,000
Viskositas 25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
RPM
Gambar 4.3 Grafik Sifat Alir Under-Eye Cream Konsentrasi Infusa 15%
Uji sifat alir yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa sifat
Instrumen yang digunakan yaitu Brookfield Cone & Plate seri AT 71362. Sediaan
0.5, 1, 2, dan 2,5, nilai viskositas yang didapatkan menurun. Pada uji sifat alir ini,
Sifat alir pseudoplastis dipilih sebagai spesifikasi karena formulasi sediaan under-
Hasil evaluasi pH menunjukkan bahwa krim yang didapat tidak sesuai dengan
7,59, 7.91 pada konsentrasi 10% dan 8,20 pada konsentrasi 15%.Hal ini
disebabkan karena infusa kulit batang taya bersifat basa dengan pH 8,67, sehingga
tinggi, Hal ini disebabkan karena kulit batang taya mengandung alkaloid yang
70
nitrogen dan unsur-unsur lain yang diperlukan tanaman (Ningrum, Purwanti and
timbulnya iritasi pada daerah mata yang merupakan daerah sensitif (Lees, 2012).
Evaluasi tipe emulsi secara mikroskopik didapatkan hasil yang sama untuk
ketiga konsentrasi (5%, 10%, 15%) yaitu tipe O/W. Tipe emulsi dalam under-eye
cream adalah O/W karena fase air yang berperan sebagai fase eksternal.
digunakan untuk membentuk emulsi tipe minyak dalam air (Saryanti, Setiawan
Hasil evaluasi daya sebar yang didapat sesuai dengan spesifikasi. Evaluasi
daya sebar sediaan yang didapatkan pada konsentrasi 5% adalah 7,5cm , pada
konsentrasi 10% dan 15 % adalah 8 cm. Salah satu faktor yang mempengaruhi
daya sebar yaitu formulasi sediaan under-eye cream. Formulasi sediaan under-eye
cream yang baik dipengaruhi juga oleh viskositas dari sediaan under-eye cream.
Semakin tinggi viskositas under-eye cream, maka semakin menurun daya sebar
sediaan under-eye cream. Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa viskositas yang
mudah menyebar maka pengguna akan cepat dan singkat mengaplikasikan sediaan
pada kulitnya, serta efek yang ditimbulkan jadi lebih merata diseluruh permukaan
lainnya, yaitu ekstrak kulit bengkoang, ekstrak pepaya, dan kulit kalapala. Pada
meningkat karena konsistensi sediaan krim yang didapatkan bersifat lunak dan
bengkuang yang digunakan antar krim juga tidak berbeda terlalu banyak, yaitu
0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2.5%, sehingga hasil uji daya sebar antar sediaan tidak
terlalu berbeda bermakna. Daya sebar ke-5 krim tersebut juga diamati dengan
bahwa semakin lama waktu penyimpanan, daya sebar krim semakin menurun,
Penelitian krim dengan ekstrak papaya 0%, 1%, 3%, dan 5%, menunjukkan
ekstrak papaya yang digunakan, dilihat dari hasil evaluasi pH, viskositas, dan
daya sebar. Pada uji pH, semakin tinggi konsentrasi ekstrak papaya, semakin
menurun pH sediaan tersebut. Hal ini didukung karena ekstrak etanol buah papaya
kaya akan flavonoid yang bersifat asam. Viskositas sediaan krim yang didapatkan
72
krim dengan menggunakan ekstrak kulit batang kalapala dengan konsentrasi 5%,
10%, 20%, 40%. Berdasarkan organoleptis, terdapat perbedaan pada warna dan
bau setiap krim. Saat konsentrasi esktrak kulit batang kalapala sebesar 5%, warna
krim yang didapatkan yaitu hijau muda. Seiring dengan peningkatan konsentrasi
ektrak kulit batang kalapala, warna krim yang didapatkan semakin hijau, sehingga
pada krim dengan konsentrasi ekstrak 40%, warna krim yang didapatkan yaitu
hijau kehitaman. Pada krim dengan konsentrasi ekstrak 5%, masih sangat tercium
bau zat tambahan di dalam krim. Semakin meningkat konsentrasi ekstrak kulit
batang kalapala yang digunakan, bau zat tambahan tersebut semakin tertutupi
dengan bau khas herbal tanaman kalapala. Hasil dari uji pH, hanya pada krim
BAB V
5.1. KESIMPULAN
sediaan under-eye cream. Dari hasil uji tipe emulsi, dan sifat alir, tidak
2. Under-eye cream dari infusa kulit batang taya (Nauclea subdita) memiliki
sudah di tetapkan.
74
5.2. SARAN
fisikokimia pada sediaan under-eye cream akibat pandemi covid-19. Oleh karena
RINGKASAN
masalah penuaan di area sekitar mata adalah taya. Tanaman taya atau dalam
pulau Kalimantan. Penduduk lokal sering memanfaatkan kulit batang taya untuk
and Wibowo, 2014). Hal ini diduga karena adanya kandungan flavonoid,
Wibowo (2014), tentang kandugan ekstrak metanol daun tanaman taya. Hasil
penelitian tentang kandungan kulit batang tanaman taya juga diketahui bahwakulit
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat (<50 µg/mL) dan mampu menghambat
aktivitas enzim tirosinase (Charissa, Djajadisastra and Elya, 2017). Oleh karena
elastisitas, dan mengurangi tampilan lingkaran hitam dibawah mata (Lees, 2012).
76
Bentuk krim lebih mudah diterima oleh pasien karena kemudahan dalam
penggunaan, daya sebar tinggi, baik ke dalam kulit, mudah di cuci dibandingkan
salep.
cream antara lain, bahan aktif infusa kulit batang taya yang diambil dari
2019. Selain itu ditambahkan beberapa eksipien antara lain asam stearat dan
mengandung infusa kulit batang taya dibuat dalam 3 konsentrasi berbeda (5%,
organoleptis (warna, bau, bentuk), viskositas, sifat alir, pH, tipe emulsi, ukuran
droplet.
under-eye cream kulit batang taya. Warna dari under-eye cream kulit batang taya
sedangkan pada konsentrasi 10% dan 15% didapatkan under-eye cream berwarna
kuning muda. Pada konsentrasi infusa kulit batang taya 5% warna yang dihasilkan
77
memiliki warna yang lebih muda dari konsentrasi 10% dan 15%. Hasil evaluasi
bau krimnya, didapatkan krim yang tidak berbau, sesuai dengan spesifikasinya.
Krim yang didapatkan tidak berbau karena kulit batang taya tidak berbau,
sehingga infusa yang dihasilkan juga tidak berbau. Under-eye cream yang dibuat
Viskositas yang didapatkan dari percobaan ini juga sudah sesuai dengan
19,346 cps, tetapi mengalami penurunan menjadi 17.789 cps pada konsentrasi
10%, dan pada konsentrasi 15% mengalami penurunan menjadi 15.878 cps.
Uji sifat alir yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa sifat
alirnya adalah pseudoplastis. Pada uji sifat alir ini, perbedaan konsentrasi infusa
kulit batang Taya tidak mempengaruhi hasilnya. Sifat alir pseudoplastis dipilih
Hasil evaluasi pH menunjukkan bahwa krim yang didapat tidak sesuai dengan
7,59, 7.91 pada konsentrasi 10% dan 8,20 pada konsentrasi 15%.Hal ini
disebabkan karena infusa kulit batang taya bersifat basa dengan pH 8,67, sehingga
tinggi.Hal ini disebabkan karena kulit batang taya mengandung alkaloid yang
bersifat basa.
78
Evaluasi tipe emulsi secara mikroskopik didapatkan hasil yang sama untuk
ketiga konsentrasi (5%, 10%, 15%) yaitu tipe O/W.Tipe emulsi dalam under-eye
creamadalah O/W karena fase air yang berperan sebagai fase eksternal.
digunakan untuk membentuk emulsi tipe minyak dalam air (Saryanti, Setiawan
konsentrasi infusa kulit batang taya (Nauclea subdita) 5%, 10%, 15% terhadap
karakteristik dan stabilitas under-eye cream dan Under-eye cream dari infusa kulit
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15% 10% 5%
89
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN 1 Mas SMPN 1 SMK Farmasi 3
Ubud Gianyar Saraswati
Jurusan - - Farmasi
Tahun Masuk-
2004-2010 2010-2013 2013-2016
Lulus
D. Pengalaman Organisasi
Anggota sie-
2 Bali Festival 2017
Dekorasi
Anggota sie-
3 Dharmayowana UKKH 2017
kerohanian
Anggota sie-
5 UKKH Championship 2017
Perlengkapan
Anggota sie-
6 Bali Festival 2018
Dekorasi
Anggota sie-
7 Segitiga Emas 2018
perlengkapan
Kordinator sie-
8 Donor Darah Fakultas farmasi 2018
perlengkapan
Anggota sie-
9 Suksesi UKKH 2018
keamanan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu