TINJAUAN PUSTAKA
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
utama sebagai pelindung dari berbagai pengaruh buruk yang datang dari luar baik dari
pengaruh fisik maupun kimia. Kulit merupakan pertahanan pertama dari berbagai
ancaman yang datang dari luar seperti kuman, virus, dan bakteri. Fungsi pelindung
melakukan thermoregulasi (Maharani, 2015). Kulit merupakan bagian paling luar dari
tubuh dan merupakan organ yang terluas yaitu sekitar 2 m 2 dengan berat 16% dari
berat badan. Kulit memiliki kelenjar keringat dan pigmen. Kelenjar keringat dapat
mengekskresi zat-zat yang tidak berguna untuk tubuh melalui pori-pori kulit. Pigmen
dapat menyebabkan warna kulit bervariasi. Kulit adalah lapisan-lapisan jaringan yang
bagian tubuh yang paling kelihatan, kulit menjadi sumber kecantikan dan daya pikat
tergantung pada umur, jenis kelamin, ras, iklim, dan lokasi tubuh (Kustanti, 2008).
7
8
Mengingat fungsi kulit yang sangat penting selayaknya kulit selalu dijaga dan di
pelihara kebersihanya.
Kulit manusia terdiri dari tiga lapisan yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis,
dan lapisan subkutis. Ketiga lapisan kulit tersebut mempunyai karakteristik dan
Gambar 2.1 Struktur Kulit dan Mekanisme Aging (Bosch et al., 2015)
9
1. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit. Epidermis memiliki tebal
75-150 nm untuk kulit tipis (paling tipis berada di kelopak mata) dan 400-600 nm
untuk kulit tebal (di tangan dan kaki) (Maharani, 2015). Lapisan epidermis terdiri atas
lapisan tanduk, lapisan malpighi, dan lapisan lusidum. Lapisan malpighi terdiri atas
stratum spinosum, dan stratum germinatum. Stratum korneum adalah lapisan kulit
paling luar terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tak berinti, dan
korneum. Stratum lucidum adalah lapisan gepeng tanpa inti protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Stratum granulosum adalah lapisan sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Stratum
spinosum merupakan lapisan yang berfungsi untuk menahan gesekan dari luar.
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polygonal yang
kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan dermoepidermal berbasis seperti pagar
atau palisade.
Lapisan epidermis menjadi tujuan utama penampilan karena kulit terutama lapisan
tanduk bersifat impermeable, maka dari itu tidak semua senyawa mampu menembus
2.Lapisan dermis
Lapisan dermis merupakan lapisan yang berada di bawah lapisan epidermis, dan
lebih tebal dari lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas lapisan elastis dan
fibrosan sehingga dapat membuat kulit yang dikerutkan kembali kebentuknya semula.
Lapisan dermis di dalamnya terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,
kelenjar keringat. Lapisan dermis memiliki fungsi sebagai alat ekskresi, organ
3. Lapisan Hipodermis
Lapisan hipodermis adalah lapisan yang terdiri atas jaringan ikatan longgar yang
disebut hipodermis atau subkutan yang di dalamnya berisi sel-sel lemak. Lapisan
darah, jaringan saraf, dan limfe. Lapisan hipodermis memiliki fungsi melindungi dari
Kulit sebagai pelindung jaringan di dalamnya dari gangguan fisik dan kimia yang
dapat menyebabkan iritasi dan radiasi. Stratum korneum berfungsi sebagai pelindung
11
jaringan di dalamnya dari gangguan eksternal seperti luka dan serangan kuman.
Lapisan tipis lemak mengakibatkan kulit tahan terhadap air. Lipid berfungsi untuk
mencegah terjadinya evaporasi dan dehidrasi permukaan kulit, dan dapat mencegah
masuknya air dari luar tubuh. Sebum memiliki fungsi untuk mencegah kekeringan
pada kulit dan rambut serta dapat berfungsi membunuh bakteri yang berada di kulit
(Syaiffuddin, 2016).
metabolisme kulit, hidrasi kulit, dan kelembaban kulit. Kulit memiliki sifat permeabel
terhadap O2 , CO2, dan H2O (Maharani, 2015). Kulit melakukan absorpsi lebih banyak
dan kelenjar sebasea. Kulit lebih mudah mengabsorpsi bahan yang larut dalam lemak
daripada bahan yang larut dalam air dikarenakan adanya barrier pada lapisan horny
(Tranggono, 2007).
Kulit mengekskresi keringat yang mengandung urea, amonia, dan NACL (garam).
Kulit dapat mengeluarkan keringat sebanyak 1 liter keringat setiap hari yang
Kulit memiliki fungsi sebagai thermoregulasi dimana suhu normal tubuh adalah
vasokontriksi dan vasodilatasi oleh syaraf otonom. Pada saat suhu tubuh tinggi maka
akan terjadi vasodilatasi sehingga panas yang berada di dalam tubuh akan terbawa
keluar. Pada saat tubuh merasa dingin maka akan terjadi sebaliknya yaitu
2016).
Kulit memiliki ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis yang memiliki
fungsi sebagai penerima rangsangan dari luar seperti panas, dingin, nyeri, sentuhan,
dan tekanan. Kulit sebagai indera peraba dilengkapi dengan berbagai reseptor yang
terdiri atas reseptor panas, reseptor rasa sakit, reseptor tekanan. Reseptor panas dan
sentuhan terdapat pada lapisan epidermis, reseptor rasa sakit berada di ujung
Melanosit terletak pada lapisan basal. Pigmen memiliki fungsi untuk melindungi kulit
Kulit sangat sering terpapar sinar matahari, sehingga proses pembentukan vitamin
D berlangsung sangat mudah. Kulit yang terpapar sinar ultraviolet dari matahari
dilakukan modifikasi dengan enzim yang bersal dari ginjal dan hati untuk
Kulit wajah yang tampak cantik, segar dan sehat merupakan cita-cita alami
setiap wanita. Kesehatan terhadap kulit wajah tidak hanya terpusat pada wajah secara
keseluruhan, namun juga pada bagian kecil dari wajah, seperti bibir, hidung, dagu,
maupun area sekitar mata. Kulit wajah merupakan organ yang sangat sensitif
terhadap rangsangan dan perlakuan. Kulit wajah yang dimiliki setiap individu
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh kadar air dan produksi minyak di dalam kulit,
kecepatan dalam pergantian sel-sel lapisan tanduk, dan faktor lingkungan individu
Kulit wajah memiliki lebih banyak pembuluh darah. Pembuluh darah di wajah
berbeda dengan bagian tubuh lainya, pembuluh darah di wajah lebih sensitif terhadap
pengaruh emosi. pH kulit wajah relatif asam, berkisar 4,0-5,5 (Harry, 2013).
Kulit di sekitar mata biasanya lebih kering dan sensitive daripada area kulit
lainya. Kosmetika yang digunakan di sekitar area mata seperti krim mata, eyeshadow,
eyeliner, mascara, eye makeup remover sedapat mungkin tidak menyebabkan iritasi.
14
Eye cream di rancang untuk area ini umumnya lebih tinggi emolien dan lebih rendah
humektan serta tidak mengandung pewarna dan parfum atau butiran kristal karena
area ini sangat tipis dan sensitive (Colvan, Fleck and Vega, 2019).
topikal sangat mempertimbangkan beberapa faktor seperti area tubuh yang di terapi,
keadaan kulit, konsentrasi obat, absorpsi perkutan, pemilihan basis obat, dan durasi
Obat yang digunakan secara topikal akan mengalami penetrasi melalui stratum
korneum, epidermis, papilla dermis, dan kedalam vaskuler. Obat topikal dapat
berpenetrasi melalu stratum korneum dapat karena adanya proses difusi melalui dua
mekanisme yaitu :
1. Absorbsi Transpidermal
dapat terjadi melalui dua jalur yakni transeluler dan paraseluler. Jalur transeluler
merupakan jalur difusi yang melalui protein dalam sel serta melewati daerah kaya
akan lipid atau bersifat lipofil. Jalur paraseluler merupakan jalur difusi yang
melalui ruang antar sel. Absorbsi transpidermal melalui beberapa tahap yang
pertama obat melalui lapisan permukaan dari stratum korneum melalui ruang
antar sel pada lapisan lipid di sekeliling sel korneosit, berdifusi viable epidermis,
15
2. Absorbsi Transfolikular
kedalam folikel rambut yang selanjutnya berdifusi melalui celah folikel rambut
dan kelenjar sebasea dan selanjutnya berdifusi menembus epitel folikel hingga
memiliki banyak spesies. Nauclea subdita termasuk ke dalam suku Naucleeae dan
termasuk ke sub family cinchonoideae serta masuk genus Nauclea. Nauclea subdita
bagian tumbuhan yang terdiri dari akar, batang, dan daun sejati sehingga masuk
dalam divisi tracheophyta. Nauclea Subdita memiliki bentuk daun bulat telur dan
klorofil di dalam daunya dan memiliki pembuluh. Nauclea Subdita memiliki kulit
batang yang halus hingga pecah dan retak, terkadang kulitnya bersisik atau coklat
keabuan. Bagian dalam kulitnya berwarna kuning hingga coklat pucat atau
kemerahan atau merah muda dan terdapat lapisan ungu kemerahan dan terdapat
lapisan berwarna ungu kemerahan. Nauclea Subdita memiliki tinggi 25 meter dan
mengandung klorofil di dalam daunya. Ranting Nauclea Subdita yang sudah kering
berwarna putih sampai coklat pucat. Nauclea Subdita menyebar di seluruh Malaysia,
ditempat yang berawa, di dataran rendah hingga hutan perbukitan dan juga sering
Kulit batang taya secara empiris dimanfaatkan oleh wanita suku Dayak untuk
merawat kecantikan kulitnya. Wanita suku Dayak memanfaatkan kulit batang taya
agar membuat kulit terlihat putih, bersih, dan awet muda. Kulit batang tanaman taya
(Asmiyarti and Wibowo, 2014). Ekstrak etanol kulit batang tanaman taya juga
penting pada jalur sintesis melanin, jadi dengan menghambat enzim tirosinase maka
dapat menghambat proses depigmentasi pada kulit. Menurut pengujian yang pernah
dilakukan IC50 ekstrak etanol kulit batang tanaman taya yang di bandingkan dengan
asam kojat diperoleh nilai IC50 sebesar 15,69 µg/ml dengan L-tyrosinase dan 31,38
µg/ml dengan L-DOPA. Ekstrak etanol kulit batang memiliki nilai IC50 yang lebih
Fraksi etil asetat kulit batang tanaman taya berpotensi sebagai tabir surya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, fraksi etil asetat kulit batang tanaman
taya dengan konsentrasi 150 dan 200 ppm memiliki proteksi maksimal karena
memiliki nilai SPF 10 dan 11 sedangkan fraksi etil asetat kulit batang tanaman taya
dengan konsentrasi 250 ppm, 300 ppm, 350 ppm memiliki proteksi ultra karena
memiliki nilai SPF 18, 21, dan 24. Kemampuan proteksi ini berdasarkan nilai SPF
Antioksidan adalah senyawa yang dapat meredam atau mencegah dampak negatif
dari oksidan dalam tubuh. Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron yang
bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada zat atau senyawa yang
dengan fungsi imunitas tubuh. Produksi antioksidan di dalam tubuh secara alami
pertahanan terhadap radikal bebas. Namun peningkatan produksi radikal bebas yang
terbentuk dari faktor stress, radiasi UV, dan polusi udara mengakibatkan sistem
pertahanan tubuh kurang memadai sehingga perlu tambahan antioksidan dari luar.
Fungsi utama antioksidan adalah memperkecil terjadinya proses oksidasi lemak dan
Mekanisme pertahanan antioksidan pada kulit bisa dipengaruhi oleh ROS, ketika
mekanisme pertahanan tidak seimbang, stres, oksidatif dapat merusak membran sel,
protein, karbohidrat, dan asam nukleat yang memicu oksidasi. Pembentukan radikal
bebas adalah mekanisme penting yang diterima secara luas yang menyebabkan
penuaan kulit. Radikal bebas memiliki molekul reaktif sangat tinggi dengan elektron
tidak berpasangan yang dapat secara langsung merusak berbagai struktur membran
seluler, lipid, protein, dan DNA. Efek merusak dari senyawa oksigen reaktif ini
diinduksi secara internal selama metabolisme normal dan eksternal melalui berbagai
20
menghasilkan penuaan yang dipercepat. Antioksidan adalah zat yang bisa memberi
antioksidan alami yang dapat dibuat dalam bentuk sediaan oral sebagai vitamin dan
mencegah eritema dan penuaan dini pada kulit (Haerani, Chaerunisa and Subarnas,
2018).
Kulit batang taya (Nauclea Subdita) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat
kuat, ini di buktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Meiliana Charissa yaitu
mendapatkan hasil nilai IC50 48,78 µg/mL yang memiliki IC50 kurang dari 50
mikrosomal yang merupakan enzim yang terlibat dalam terbentuknya ROS. Contoh
dari flavonoid seperti flavon, isoflavon, flavonon, flavonol, dan antosianidin (Kumar,
flavonol terbesar, kuersetin dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 60-75%
dari flavonoid. Kuersetin merupakan flavonoid kuat yang sering dimanfaatkan untuk
melindungi tubuh dari reactive oxygen species (ROS). Kuersetin dapat mengikat
reactive oxygen species (ROS) dengan mengikat radikal bebas. Mekanisme kerja
radikal bebas (Tomayahu and Abidin, 2016). Kadar flavonoid total yang diperoleh
dari ekstrak kulit batang taya yaitu sebesar 1,83%. Hasil uji antioksidan ekstrak kulit
batang taya memiliki nilai IC50 48,78 µg/mL tergolong dalam antioksidan kuat
karena IC50 kurang dari 50 µg/mL namun jika dibandingkan dengan kuersetin murni
memiliki IC50 10,12 µg/mL sehingga lebih baik kuersetin murni. Hal ini karena
22
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan atau penarikan zat aktif yang dapat
pelarut air atau cairan penyari. Ekstrak merupakan sediaan pekat yang didapatkan
dengan mengekstraksi zat aktif atau simplisia hewani atau nabati menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan massa serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Depkes RI,
1995).
1. Fase Pembilasan
Fase pembilasan dimana simplisia yang sudah pecah pada proses penghancuran
yang terdapat di dalamnya lebih mudah untuk melarut dalam cairan penyari. Pada
fase pembilasan sebagian bahan aktif telah berpindah kedalam bahan pelarut
( Voight 1995).
23
2. Fase Ekstraksi
digunakan dalam fase ekstraksi harus dapat masuk ke dalam sel, sehingga
1. Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi cara dingin dimana selama proses ekstraksi
dirubah bentuknya menjadi serbuk kasar. Bahan simplisia yang sudah dihaluskan atau
dibentuk serbuk kasar kemudian direndam dengan pelarut yang sesuai pada suhu
ruang. Bahan simplisia yang direndam dengan pelarut, direndam selama kurang lebih
4-10 hari dan harus diaduk berulang kali. Metode maserasi memiliki kelebihan dari
metode lain yaitu: untuk senyawa yang tidak tahan panas, peralatan pada metode
maserasi sangat sederhana, murah, dan mudah untuk didapat. Metode maserasi juga
memiliki kelemahan yaitu: waktu ekstraksi yang lama, membutuhkan pelarut dalam
jumlah yang banyak dan adanya kemungkinan bahwa senyawa tertentu tidak dapat
diekstrak karena kelarutannya yang rendah pada suhu ruang (Mukhriani, 2014).
2. Perkolasi
24
perkolasi dilakukan dengan mengalirkan pelarut atau cairan penyari dari atas secara
sedikit demi sedikit dan dituangi cairan penyari hingga terdapat selapis cairan
penyari, tutup perkolator dan diamkan selama 24 jam. Tahap ketiga pada metode
perkolasi yaitu, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah dangan kecepatan
1ml/menit, setelah itu perkolator diuapkan pada suhu tekanan yang rendah sampai
tidak dibutuhkan proses tambahan untuk memisahkan padatan dan ekstrak dan
kekurangan yang dimiliki metode ini adalah pelarut yang digunakan cukup banyak
dan waktu yang digunakan lama. Perkolasi dipengaruhi oleh waktu dan perbandingan
bahan pelarut. Waktu dan lamanya proses ekstraksi suatu simplisia menentukan
kandungan senyawa yang keluar dari bahan. Begitu juga perbandingan bahan pelarut,
konsentrasi yang sangat penting dalam proses difusi yang akan mempengaruhi
3. Sokletasi
25
Sokletasi menggunakan alat soklet dengan pelarut yang selalu baru. Padatan atau
simplisia pada metode sokletasi diletakan dalam alat soklet dan dipanaskan,
sedangkan yang dipanaskan hanya pelarutnya. Pelarut yang digunakan pada metode
yang dimiliki metode sokletasi adalah proses ekstraksi yang berlangsung kontinyu,
memerlukan waktu yang lebih sebentar. Metode sokletasi digunakan untuk bahan
4. Refluks
dilakukan pada titik didih dari pelarut yang digunakan. Pada metode refluks sampel
Pelarut dipanaskan sampai mencapai titik didih. Uap terkondensasi kembali dalam
pelarut. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki metode refluks yaitu, simplisa yang
memiliki tekstur yang kasar dan tahan terhadap pemanasan langung dapat diekstrak
dengan baik oleh metode ini dan kelemahan yang dimiliki metode ini adalah
5. Infudasi
Infudasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara panas yang umumnya
digunakan untuk menyari bahan/zat kimia aktif yang dapat larut dalam air dari bahan-
26
yang dilakukan selama 15 menit. Keuntungan dari metode infudasi antara lain, lebih
stabil digunakan karena bersifat polar, caranya sederhana, tidak beracun, dan
waktunya tidak lama. Kekurangan dari metode infudasi adalah mudahnya sari
tercemar oleh kuman dan kapang sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam
Pemilihan cairan penarik yang akan digunakan dalam ekstraksi sangat penting
pemilihan cairan penarik antara lain: cairan penarik tidak merusak zat-zat berkhasiat,
kelarutan zat dalam cairan penarik, dan juga akibat lain yang tidak dikehendaki
1. Air
Air merupakan pelarut yang paling mudah didapatkan dan harganya sangat murah
dibandingkan pelarut yang lain. Air merupakan pelarut yang sangat baik digunakan
pada suhu kamar untuk bahan-bahan misalnya garam alkaloid, glukosida, sakarida,
kekurangan yaitu media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri (Syamsuni,
2006).
27
2. Etanol
Etanol tidak dapat melarutkan semua zat, hanya zat-zat tertentu yang dapat ditarik
oleh etanol. Etanol merupakan cairan penarik yang baik digunakan untuk glukosida,
damar-damar, alkaloid dan minyak atsiri. Etanol tidak dapat digunakan untuk jenis
3. Metanol
Metanol tidak dapat melarutkan semua zat, hanya zat-zat tertentu yang dapat
ditarik oleh metanol. Metanol merupakan cairan penarik yang baik digunakan untuk
damar-damar, minyak atsiri, tanin, saponin, glukosida dan flavonoid. Metanol tidak
baik digunakan untuk jenis gula, gom, dan albumin. Metanol dapat menyebabkan
dan sebagian besar bakteri sehingga disamping sebagai penyari, juga berguna sebagai
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau
28
mengbah penampilam atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
penyakit. Namun, bila bahan kosmetik tersebut adalah bahan kimia, meskipun berasal
dari bahan alam dan organ tubuh yang dikenai adalah kulit maka dalam hal tertentu
kosmetik itu akan menyebabkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut
karena pada dasarnya tidak ada bahan kimia yang bersifat indeferens (tidak
tertentu seperti zat-zat antibakteri, antijerawat, antigatal, dan anti produk keringat
(Tranggono, 2007).
Kosmetika yang digunakan pada wajah dan sekitar mata seperti eye-shadow,
maskara, eye-cream, dan produk perawatan rambut seperti shampo yang dapat masuk
ke mata pada saat digunakan sangat penting untuk memastikan bahwa kosmetik
tersebut tidak menimbulkan iritasi pada mata (Balsam, S and Sagarin, 1992).
Kosmetik disekitar mata tidak boleh terdapat mikroba dan terkontaminasi oleh
bahan-bahan yang berbahaya yang dapat mengakibatkan infeksi pada mata (Diana,
2010).
29
Krim adalah tipe emulsi dimana dua cairan yang tidak saling campur seperti
minyak dan air, dibuat menjadi disperse yang stabil dengan mendispersikan fase
terdispersi melalui fase lain yang bertindak sebagai medium pendispersi. Krim secara
umum mengandung fase minyak, fase air, emulgator, surfaktan, dan bahan lainnya
Aplikasi utama krim adalah pada topikal kulit dan untuk produk yang akan
pengawet kecuali bila zat aktif atau zat dasarnya memiliki cukup aktivitas bakterisidal
atau fungsidal. Umumnya krim lebih diterima secara kosmetika dari pada salep
emulsifying agent maka akan terpisah menjadi dua fasa yang berbeda. Emulsifying
agent pada dasarnya memiliki sifat yang aktif pada permukaan atau bisa disebut
surfaktan. Menurut Agoes (2012), karakteristik dari suatu emulsi farmasetik yang
2. Daya alir pada suatu emulsi/krim mampu dengan mudah diambil dari
krim dan salep, sediaan tersebut harus dengan mudah di sebarkan pada area
penggunaan.
di rancang untuk penggunaan oral, rasa yang diberikan harus sesuai. Emulsi
yang digunakan secara eksternal harus memberikan tekstur yang nyaman saat
Berdasarkan tipe emulsi, basis krim dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
1. Basis krim tipe O/W: basis krim mudah dibersihkan dari kulit dan mudah
2. Basis krim tipe W/O: basis krim sukar untuk dibersihkan dan tidak
Basis krim yang sering digunakan dalam kosmetik adalah basis krim tipe O/W.
Basis ini lebih disukai karena sifatnya yang mudah tercucikan dengan air, tidak
Eye cream adalah sediaan krim khusus untuk kulit di sekitar area mata yang
lebih kering dan sensitif, berfungsi untuk menghaluskan kerutan di area mata,
meningkatkan elastisitas, dan mengurangi lingkaran hitam di bawah mata. Eye cream
mengandung emolien yang tinggi dan humektan yang rendah, serta tidak
mengandung pewarna, parfum atau pun butiran kristal (pearlescence) (Lees, 2012).
Krim mata biasanya merupakan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. Eye cream dirancang khusus untuk kulit di sekitar area mata. area kulit ini
biasanya lebih kering dan lebih sensitif daripada area kulit lainnya. Oleh karena itu,
krim yang dirancang untuk area ini umumnya lebih tinggi emolien dan lebih rendah
humektan. Kulit di sekitar mata sangat tipis, jika banyak mengandung agen hydrating
dapat membuat kelopak mata terlihat bengkak. Tingginya emolien yang ditambahkan
berhubungan dengan area mata. Eye cream terkadang menyebabkan iritasi dan reaksi
alergi, oleh karena itu krim mata tidak mengandung mengandung pewarna, parfum
atau pun butiran kristal (pearlescence) karena area ini sangat tipis dan sensitif (Lees,
2012).
Gambar 2.4 Struktur Stearic Acid (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
Dalam formulasi pada sediaan topikal, asam stearat digunakan sebagai zat
pengemulsi dan solubilizing agent. Ketika sebagian asam stearate dinetralkan dengan
alkali atau trietanolamin, asam stearat digunakan dalam pembuatan krim. Konsentrasi
yang digunakan dalam pembuatan krim adalah 1-20%. Asam stearat adalah serbuk
yang keras, putih atau agak kuning, agak mengkilap, kristal atau serbuk putih atau
kekuningan. Asam stearat memiliki sedikit bau (dengan ambang batas 20 ppm) dan
rasanya seperti lemak. Asam stearat memiliki titik didih 383˚C dan titik leleh pada
suhu 69-70˚C. Asam stearat bebas larut dalam benzena, karbon tetraklorida,
kloroform, dan eter; larut dalam etanol (95%), heksana, dan propilen glikol; dan
praktis tidak larut dalam air. Asam stearat adalah bahan yang stabil dan harus
disimpan dalam wadah tertutup dengan baik di tempat yang sejuk dan kering. Asam
stearat banyak digunakan dalam formulasi farmasi oral dan topical dan digunakan
dalam kosmetik dan produk makanan. Asam stearat umumnya dianggap sebagai
bahan yang tidak beracun dan non-iritan (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016).
2.8.2 Aquadem
Aquadem banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam
pengolahan, formulasi dan pembuatan produk farmasi, bahan aktif farmasi (API) dan
zat antara. Nilai aquadem tertentu digunakan untuk aplikasi tertentu dalam
konsentrasi hingga 100%. Aquadem adalah cairan yang jernih, tidak berwarna, tidak
33
berbau dan tidak berasa. Aquadem memiliki titik didih 100˚C dan titik leleh pada
suhu 0˚C. Aquadem secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik (es, cairan, dan
uap). Aquadem yang meninggalkan sistem pemurnian farmasi dan memasuki tangki
harus disimpan dalam wadah yang sesuai (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016).
Gambar 2.5 Struktur Cetyl Alcohol (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
Cetyl alcohol banyak digunakan dalam kosmetik dan formulasi farmasi seperti
supositoria, emulsi, lotion, krim, dan salep. Pada lotion, krim, dan salep, cetyl alcohol
digunakan karena sifatnya yang emolien menyerap air, dan mengemulsi, sehingga
dapat meningkatkan stabilitas, tekstur, dan konsistensi. Cetyl alcohol juga digunakan
campuran petrolatum dan cetyl alcohol (19: 1) akan menyerap 40-50% dari berat
airnya. Cetyl alkohol bertindak sebagai pengemulsi yang lemah dari jenis water-in-oil
2–5%, emulsifying agent 2–5%, stiffening agent 2–10%, dan water absorption 5%.
34
Cethyl alcohol bentuknya sebagai lilin, serpihan putih, butiran, kubus. Cethyl alcohol
memiliki bau khas yang samar dan rasa hambar. Cethyl alcohol memiliki titik didih
344˚C dan titik leleh pada suhu 45-52˚C. Cethyl alcohol bebas larut dalam etanol
(95%) dan eter, kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu; praktis tidak larut
dalam air. Cethyl alcohol larut ketika dicairkan dengan lemak, parafin cair dan padat,
dan isopropil miristat. Cetyl alcohol stabil di asam, alkali, cahaya, dan udara. Cethyl
alcohol harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang sejuk dan kering (Rowe,
Gambar 2.6 Struktur Isopropyl Myristate (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
Isopropyl myristate adalah nongreasy emollient yang mudah diserap oleh kulit.
pelarut. Aplikasi dalam formulasi sediaan farmasi dan kosmetik sediaan topikal
termasuk sabun, makeup, produk perawatan rambut dan kuku, krim, lotion, produk
bibir, produk shaving, pelumas kulit, deodoran, suspensi otic, dan krim vagina.
Isopropyl myristate digunakan pada sediaan topical seperti krim dan lotion pada
konsentrasi 1-10%. Isopropyl miristate adalah cairan dengan viskositas rendah yang
35
jernih, tidak berwarna, praktis tidak berbau yang mengental pada suhu sekitar 58oC.
Isopropyl myristate terdiri dari ester propan-2-ol dan asam lemak berat molekul tinggi
jenuh, terutama asam miristat. Isopropyl myristate memiliki titik didih 140,2˚C pada
266 Pa. Isopropyl myristate larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etil asetat,
lemak, alkohol berlemak, minyak tetap, hidrokarbon cair, toluena, dan lilin. Isopropil
myristate praktis tidak larut dalam gliserin, glikol, dan air. Isopropyl miristate tahan
terhadap oksidasi dan hidrolisis. Isopropyl miristate harus disimpan dalam wadah
tertutup di tempat yang sejuk dan kering dan terlindung dari cahaya. Isopropyl
miristate banyak digunakan dalam sediaan kosmetik dan formulasi pada sediaan
farmasi topikal dan umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun dan tidak
Gambar 2.7 Struktur Silicon Oil (Rowe, Sheskey and Quinn, 2016)
Silicon oil banyak digunakan dalam formulasi kosmetik dan farmasi. Pada
sebagai zat anti-busa. Dimetikon bersifat hidrofobik dan juga banyak digunakan
dalam topical barrier preparations. Secara terapi, dimetikon dapat digunakan dengan
36
simetikon dalam formulasi farmasi oral yang digunakan dalam pengobatan perut
kembung. Silicon oil juga digunakan untuk membentuk waterrepellent film on glass
containers. Silicon oil pada sediaan krim, lotion, dan salep pada konsentrasi 10-30%.
Silicon oil adalah cairan bening dan tidak berwarna yang tersedia dalam berbagai
viskositas. Silicon oil larut dengan etil asetat, metil etil keton, minyak mineral, eter,
kloroform, dan toluena, larut dalam isopropil miristat, sangat sedikit larut dalam
etanol (95%), praktis tidak larut dalam gliserin, propilenglikol, dan air. Silicon oil
harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering, mereka
stabil terhadap panas dan tahan terhadap sebagian besar zat kimia meskipun mereka
dipengaruhi oleh asam kuat. Silicon oil umumnya dianggap sebagai bahan yang
relatif tidak beracun dan tidak iritan meskipun dapat menyebabkan iritasi sementara
pada mata. Dalam formulasi farmasi dapat digunakan dalam sediaan oral dan topikal.
Silicon oil juga digunakan secara luas dalam formulasi kosmetik dan dalam aplikasi
2.8.6 Triethanolamine
terutama dalam pembentukan emulsi. Ketika dicampur dalam proporsi yang sama
dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam oleat, trietanolamin membentuk
sabun anionik dengan pH sekitar 8, yang dapat digunakan sebagai zat pengemulsi
untuk menghasilkan minyak dalam air berbutir halus yang stabil. Triethanolamine
adalah cairan kental berwarna jernih, tidak berwarna hingga pucat yang memiliki
titik didih 335˚C dan titik leleh pada suhu 20-21˚C. Triethanolamine dapat bercampur
berubah kecoklatan jika terkena udara dan cahaya. Trietanolamin harus disimpan
dalam wadah kedap udara yang terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan
berbagai sediaan farmasi topikal. Meskipun secara umum dianggap sebagai bahan
38
pada kulit jika terdapat dalam produk yang diformulasikan. Dosis oral
2.8.7 Glycerin
otic, ophthakmic, topikal, dan parenteral. Dalam formulasi sediaan farmasi dan
sediaan topical pada kosmetik, gliserin digunakan untuk sifat humektan dan
emoliennya. Gliserin digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan
emulsi. Dalam formulasi parenteral, gliserin digunakan terutama sebagai pelarut dan
cosolvent. Gliserin digunakan sebagai emolien dan humektan pada konsentrasi ≤30%.
Gliserin adalah cairan higroskopis yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental
dan memiliki rasa manis, sekitar 0,6 kali seperti sukrosa. Gliserin memiliki titik didih
290˚C dan titik leleh pada suhu 17,8˚C. Gliserin sedikit larut di aseton; praktis tidak
larut di benzene dan chloroform; larut dalam etanol (95%), eter (1 dalam 500), etil
asetat (1 dalam 11) dan metanol; praktis tidak larut dalam minyak; dan larut dalam
air. Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh
39
atmosfer dalam kondisi penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan
evolusi dari akrolein toksik. Campuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan
propilenglikol stabil secara kimia. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu
rendah; kristal tidak meleleh sampai di hangatkan ke 208˚C. Gliserin harus di simpan
dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering (Rowe, Sheskey and
Quinn, 2016).
termasuk kelas senyawa yang dikenal sebagai hydantoins. Hal ini digunakan dalam
industri kosmetik dan ditemukan dalam produk seperti shampoo, kondisioner rambut,
gel rambut, dan produk perawatan kulit. DMDM hydantoin bekerja sebagai pengawet
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas sediaan yaitu faktor dari luar
(eksternal) yang terdiri dari faktor suhu, cahaya, kelembaban, oksigen, dan karbon
dioksida, serta faktor sediaan (internal) yang teriri dari ukuran partikel, pH,
komposisi pelarut, kompatibilitas antara kation dan anion, kekuatan ionik, wadah
primer, eksipien, dan interaksi bahan aktif dengan eksipien. Faktor eksternal
pada permukaan globul yang teremulsi. Ketidakstabilan ini dapat diperbaiki dengan
beda pada emulsi. Karena dipengaruhi gaya gravitasi, partikel yang memiliki
kerapatan lebih rendah akan naik kepermukaan dan sebaliknya. Pada krim tipe
41
minyak dalam air, fase dalamnya merupakan minyak yang memiliki keraptan partikel
yang lebih rendah dibandingkan fase luarnya yang berupa air. Terjadinya creaming
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu viskositas medium, diameter globul, dan
perbedaan kerapatan partikel antara fase dispersi dan pendispersi. Krim yang
minyak masih dikelilingi oleh suatu lapisan pelindung dari emulgator. Akan tetapi
3. Cracking adalah pemisahan fase disperse dan fase terdispersi dari suatu emulsi
penggabungan antar fase terdispersi atau globul disebabkan oleh rusaknya lapisan
pelindung emulgator. Hal ini menyebabkan sulit untuk didispersikan kembali dengan
pengocokan, bahkan jika jumlah terjadinya coalescence melebihi batas tertentu maka
pendispersian kembali tidak dapat dilakukan. Cracking dapat terjadi dikarenakan oleh
4. Inversi terjadi disaat fase dalam menjadi fase luar atau sebaliknya. Pada krim
minyak dalam air, fase inversi menyebabkan krim berubah menjadi fase sebaliknya
obat dan produk serta digunakan pada berbagai tahap pengembangan produk. Tujuan
dari pengujian stabilitas untuk memberikan bukti bagaimana kualitas bahan aktif atau
produk bervariasi dengan waktu di bawah pengaruh dari berbagai faktor lingkungan
seperti suhu, kelembaban, dan cahaya, serta untuk menetapkan re-test bahan aktif
atau shelf-life untuk produk jadi dan suhu penyimpanan yang di rekomendasikan.
Kualitas produk harus dijamin agar tetap berada di tingkat yang dapat diterima
sepanjang berada di pasar, selama masa pakai dan pasien berhenti menggunakan atau
sampai unit produk yang terakhir. Pengujian stabilitas suatu produk berguna untuk
menentukan periode atau waktu pengujian kembali bahan obat, menentukan lama
Uji stabilitas jangka panjang bertujuan untuk menguji kembali apakah tanggal
kadualuarsa (shelf life) pada label atau yang diinginkan sudah sesuai. Uji ini
dilakukan pada kondisi yang sesuai dengan kondisi penyimpanan yang dianjurkan.
Frekuensi pengujian secara normal dapat berkisar setiap 3 bulan dalam 1 tahun, setiap
6 bulan dalam 2 tahun, hingga tiap tahun dalam masa mencapai shelf life
(Djajadisastra, 2004).
43
waktu sesingkat mungkin dengan cara menyimpan sampel pada kondisi yang
1.Uji Organoleptis
Formula krim akan diobservasi dalam hal perubahan warna, bau, bentuk,
homogenitas serta konsistensi. Pengamatan ini dilakukan sebelum dan sesudah diberi
Brookfield tipe Cone and Plate DV-I dengan spindle CPE-41. Lepaskan sample cup
dari alat. Sampel mikroemulsi diletakkan pada sample cup, pastikan sampel bebas
gelembung dan tersebar merata pada permukaan cup. Pasangkan kembali sample cup
pembacaannya stabil. Catat pembacaan viskositas pada display (Avanti et al., 2016).
Sebanyak ±0,5 gram krim ditimbang, diletakan di tengah alat kaca dan kaca penutu
yang sebelum suah ditimbang bobotnya, kemudian diletakan di atas basis, dan
biarkan selama 1 menit. Diameter dari penyebaran krim di ukur setelah 1 menit
kembali seberat 20 g, dan di ukur kembali setelah 1 menit dengan mengambil panjang
bobot yang ditambahkan kurang dari 150 g, dicatat diameter penyebaranya setiap
4.Uji pH
Nilai pH menunjukan derajat keasaman dari suatu sediaan. Nilai pH memilika skala
dari 0 sampai dengan 14. Nilai pH 0-14 menunjukan suatu sediaan bersifat asam, dan
A. Uji pengenceran prinsipnya adalah bahwa emulsi dapat tercampurkan dengan fase
eksternalnya, jika diteteskan di permukaan air dan dapat tercampur maka m/a (Sinko,
2012).
B. Uji kelarutan zat warna dapat dilakukan dengan metylen blue dan sudan(Sinko,
2012).
45
C. Konduktivitas yaitu emulsi o/w menghantarkan listrik lebih baik dibanding emulsi
D. Fluoresensi untuk sediaan krim jenis o/w akan menunjukkan pola titik-titik
sedangkan untuk sediaan krim jenis w/o akan berfluoresensi secara keseluruhan di
dengan CoCl 2 kemudian di keringkan. Kertas saring akan berwarna biru. Kertas
saring akan berubah menjadi merah muda jika krim jenis o/w ditambahkan (Sinko,
2012).
Alat yang berfungsi untuk mengukur volume ukuran partikel adalah penghitung
Coulter. Prinsip alat ini adalah ketika suatu partikel melewati lubang kecil yang
kedua sisinya adalah elektrode akan terjadi perubahan tahanan listrik yang
menghasilkan pulse yang tercatat, secara digital dalam alat. Jika ukuran droplet
fase terjadi (Sinko, 2012). Metode yang digunakan dalam uji ukuran droplet krim
ukuran partikel pada kisaran 0,2µm sampai 0,8µm. Menurut metode mikroskopis,
suatu emulsi atau suspensi diletakkan pada kaca objek dengan lensa okuler yang telah
diatur sedemikian rupa, sehingga ukuran partikel dapat diperkirakan (Sinko, 2012).
46
5% 10% 15%
Asam stearat : 7%
Setil alkohol : 2%
Trietanolamin : 2%
Gliserin :10%
Silicone oil : 2%
Isopropilmiristat : 3%
DMDM Hydantoin : 0,3%
Aquadest : ad 100
Analisis data
Kesimpulan