Anda di halaman 1dari 16

Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA STERIL


(FA 3132)

KELOMPOK : K-1 SHIFT : RABU

SOAL : INFUS AMONIUM KLORIDA

I. Preformulasi Zat Aktif


Nama Amonium Klorida
Struktur NH4Cl

BM 53,49
(Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur halus atau kasar, berwarna
putih; rasa asin dan dingin; higroskopik
(Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sedikit larut dalam etanol
(Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
Larut dalam 2,7 bagian air dan dalam 100 bagian etanol
(The Pharmaceutical Codex, 12th ed., 1994, hlm.728)
Stabilita Tahan terhadap panas. Larutan dengan konsentrasi tinggi dapat
 Panas mengalami kristalisasi pada suhu rendah
 Hidrolisis (The Pharmaceutical Codex, 12th ed., 1994, hlm.728)
 Cahaya Tidak mudah terhidrolisis/teroksidasi. Higroskopik dan berpotensi

 pH untuk mengendap (caking)


(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed., hlm. 42)
Tahan terhadap paparan cahaya

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 1/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

pH: 4,6-6,0 (Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)


(The Pharmaceutical Codex, 12th ed., 1994, hlm.728)
Kompatibilitas Kompatibel dengan dekstran 6% dalam glukosa 5%; dekstran 6%
dalam NaCl 0,9%; glukosa-NaCl 0,9%; kombinasi 2,5%, 5%, dan
10%; injeksi natrium laktat; compound sodium lactate injection; NaCl
0,45%; NaCl 0,9%; natrium laktat 0,167 M.
(The Pharmaceutical Codex, 12th ed., 1994, hlm.728)
Inkompatibilitas - Inkompatibel dengan alkali, alkali karbonat, garam timbal dan perak.
Kejernihan dapat hilang saat amonium klorida (intravena) dicampur
dengan dimenhidrinat, kodein fosfat, anileridine HCl, Levorphanol
tartrat, metadon HCl, dan sulphafurazol dietanolamin. (The
Pharmaceutical Codex, 12th ed., 1994, hlm.728)
- Inkompatibel dengan asam kuat dan basa kuat, ammonium nitart dan
kalium klorat, serta tembaga (Handbook of Pharmaceutical Excipient
6th ed., hlm. 42)
Penyimpanan - Dalam wadah tertutup rapat (Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
dan kemasan
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Garam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Larutan
(krim/salep) : -
Cara sterilisasi sediaan : Autoklaf pada 121℃ selama 15 menit
Kemasan : Dalam wadah tertutup rapat (Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
Primer : Botol flakon 500 ml

II. Permasalahan dan Penyelesaian Masalah


Permasalahan Penyelesaian masalah
Sediaan infus amonium klorida belum Ditambahkan bahan pengatur tonisitas
isotonis dengan tubuh. dekstrosa
Sediaan infus amonium klorida harus Dilakukan penyaringan dengan membran
bebas pirogen positif

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 2/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

III. Preformulasi eksipient


1. Natrium Klorida

Struktur NaCl
BM 58,44 g/mol
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 637)
Pemerian Serbuk kristal putih, atau kristal tidak berwarna, rasa asin, berbentuk
kubus. Padatan NaCl tidak mengandung air, di bawah 0°C garam
dapat mengkristal sebagai dihidrat.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 637)
Kelarutan Sedikit larut dalam etanol, larut 1 dalam 250 bagian etanol (95%),
larut 1 dalam 10 bagian gliserol, larut 1 dalam 2.8 bagian air, larut 1
dalam 2.6 bagian air pada 100°C.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Stabilita
 Panas  Titik lebur: 804°C
 Hidrolisis  -
 Cahaya  Stabil terhadap cahaya
 pH  6,7-7,3 (larutan jenuh encer)
Stabil dalam bentuk larutan NaCl tetapi dapat menyebabkan
pemisahan partikel kaca jenis tertentu pada wadah.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Sterilisasi Larutan encernya dapat disterilisasi menggunakan autoklaf pada
121°C selama 15 menit atau dengan cara filtrasi.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Inkompatibilitas Larutan NaCl korosif terhadap besi. Bereaksi dengan perak, timbal
dan garam merkuri membentuk endapan. Kelarutan pengawet
antimikroba metilparaben menurun ketika terlarut dalam larutan
NaCl. Viskositas gel karbomer dan hidroksi etil atau hidroksi propil
selulosa menurun ketika penambahan larutan NaCl.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Kegunaan Tonicity agent

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 3/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 637)

2. Natrium Hidroksida

Struktur NaOH
BM 40,0 g/mol
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 648)
Pemerian Natrium hidroksida terjadi sebagai massa leburan putih atau hampir
putih. Tersedia dalam bentuk pelet kecil, serpihan, batang, dan
bentuk lainnya. Keras dan rapuh dan menunjukkan fraktur kristalin.
Ketika terpapar udara dengan cepat menyerap karbon dioksida dan
air.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 648)
Kelarutan Larut dalam gliserol, larut 1 dalam 7.2 bagian etanol, larut 1 dalam
4.2 bagian metanol, larut 1 dalam 0.9 bagian air.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 649)
Stabilita
 Panas  Titik lebur: 318°C
 Hidrolisis  Higroskopis
 Cahaya  Stabil terhadap cahaya
 pH  pH = 12 (0.05% b/b larutan encer)
pH = 13 (0.5% b/b larutan encer)
pH = 14 (5% b/b larutan encer)
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 649)
Sterilisasi Larutan encernya dapat disterilisasi menggunakan autoklaf pada
121°C selama 15 menit.
Inkompatibilitas Natrium hidroksida adalah basa kuat dan tidak sesuai dengan apapun
senyawa yang mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi, akan
bereaksi dengan asam, ester, dan eter, terutama dalam larutan encer.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 649)
Kegunaan Adjust pH
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 648)

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 4/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

4. Asam Klorida

Struktur HCl
BM 34,46 g/mol
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Pemerian Terdapat sebagai cairan yang jernih, tidak berwarna, larutan encer
berasap, dengan bau menyengat.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, larut dalam dietil eter, etanol (95%),
dan metanol.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Stabilita
 Panas  -
 Hidrolisis  -
 Cahaya  Stabil terhadap cahaya
 pH  pH = 0.1 (10% v/v larutan encer)
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Sterilisasi Autoklaf pada 121°C selama 15 menit.
Inkompatibilitas Asam hidroklorida bereaksi kuat dengan alkali, dengan adanya panas.
Asam hidroklorida juga bereaksi dengan banyak
logam, membebaskan hidrogen..
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Kegunaan Adjust pH
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)

5. Aqua pro injection

Struktur H2O

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 5/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

BM 18,02 g/mol

Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau


(Farmakope Indonesia IV, hal. 112)
Kelarutan Bercampur dengan hampir semua pelarut polar
(Farmakope Indonesia IV, hal. 112)
Kegunaan Pelarut
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 766)

IV. Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas dan Dapar


a. Tonisitas
Metode: Ekivalensi NaCl
Perhitungan :
No Nama zat ENaCl % Konsentrasi Perhitungan tonisitas
1. Amonium klorida 1,10 0,5% = 1,10 x 0,5
(FI V Hal. 1789) = 0,55%

Jumlah NaCl yang ditambahkan = 0,9% - 0,55% = 0,35%

Jumlah NaCl yang ditambahkan agar sediaan infus amonium klorida isotonis adalah:
0,35% = 0,35g/100mL

b. Osmolaritas
Bobot zat (g/L)
Rumus: Berat molekul (g/mol) x 1000 x Jumlah ion

Larutan dinyatakan isotonis apabila osmolaritas total: 270-328 mOsmol/L

1. Amonium klorida (NH4Cl)


Bobot zat (g/L): 0,5% = 0,5g/100ml = 5g/L
Berat Molekul (g/mol): 53,49 g/mol

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 6/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

Jumlah ion: 2
5 (𝑔/𝐿)
Osmolaritas ammonium klorida = 53,49 (𝑔/𝑚𝑜𝑙) x 1000 x 2 = 186,95 mOsmol/L

2. Natrium klorida (NaCl)


Bobot zat (g/L): 0,302% = 0,302g/100ml = 3,02g/L
Berat Molekul (g/mol): 58,44 g/mol
Jumlah ion: 2

3,02 (𝑔/𝐿)
Osmolaritas dekstrosa = 58,44 (𝑔/𝑚𝑜𝑙) x 1000 x 2 = 103,354 mOsmol/L

Osmolaritas total: 186,95 mOsmol/L + 103,354 mOsmol/L = 290,304 mOsmol/L

 Kesimpulan: Sediaan infus amonium klorida bersifat isotonis

c. Dapar
Dapar tidak digunakan karena sediaan infus ammonium klorida merupakan injeksi
volume besar

V. Pendekatan Formula
No
Komposisi Jumlah (%) Fungsi
.
1. Amonium klorida 0,5 Acidifying agent
2. NaCl 0,302 Pengistonis
3. NaOH qs. Adjust pH
4. HCl qs. Adjust pH
5. Water for Injection Ad 100 % Pembawa (pelarut)

VI. Persiapan Alat/Wadah/Bahan


a. Alat
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
.
1. Gelas kimia 1 L 1 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
3. Gelas kimia 500 mL 2 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 7/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

4. Gelas kimia 100 mL 5 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit


5. Gelas Ukur 500mL 3 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
6. Gelas Ukur 100mL 1 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
7. Gelas Ukur 50 mL 1 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
8. Kaca Arloji 5 Oven pada suhu 170 ºC selama 1 jam
9. Pipet tetes 3 Oven pada suhu 170 ºC selama 1 jam
10. Karet pipet tetes 3 Direndam dalam alkohol 70% selama 24
jam
11. Batang pengaduk 3 Oven pada suhu 170 ºC selama 1 jam
12. Erlenmeyer 2 L 1 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
13. Corong 1 Oven pada suhu 170 ºC selama 1 jam
14. Spatula logam 3 Oven pada suhu 170 ºC selama 1 jam
15. Alumunium foil seperlunya Oven pada suhu 170 ºC selama 1 jam
16. Membran filter 0.45µm 4 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
17 Cawan petri 1 Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit

b. Wadah
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
.
1. Flakon 500 mL 2 Oven pada suhu 230-250ºC selama 30-60
menit
2. Tutup flakon 2 Direndam dalam alkohol 70% selama 24 jam

c. Bahan
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
.
1. Water for injection 1100mL Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit

VII. Penimbangan Bahan


Jumlah sediaan yang dibuat:

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 8/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

 Berdasarkan FI V Hal. 1570, dibuat kelebihan volume sebanyak 2% untuk sediaan dengan
volume lebih dari 50 mL, dimana artinya dibuat kelebihan: 2% x 500mL = 10 mL.
 Sehingga untuk mengatasi volume terpindahkan dan kehilangan selama produksi dibuat
volume sebanyak 1100 ml untuk 2 sediaan @500mL.
No. Nama Bahan Jumlah (%) Jumlah per Jumlah yang
1 sediaan ditimbang dalam
(g) 1100 mL (g)
1. Amonium klorida 0,5 2,55 5,5
2. NaCl 0,35 1,785 3,85
3. NaOH qs. qs. qs.
4. HCl qs. qs. qs.
5. Water for injection ad 100 ad 510 ad 1100

VIII. Prosedur Pembuatan


RUANG PROSEDUR
Grey Area 1. Water for injection disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu
(Ruang 121ºC selama 15 menit.
Sterilisasi) 2. Erlenmeyer steril, corong steril dan membran positif steril yang sudah
dibasahi dengan water for injection disiapkan untuk menyaring water
for injection. Water for injection bebas pirogen disimpan dalan
Erlenmeyer 2 L.
3. Gelas kimia 2 Liter ditara 1100 mL.
4. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara yang sesuai. Alat yang
disterilisasi dengan autoklaf dibungkus kertas perkamen dan diikat tali
kasur. Alat yang disterilisasi dengan oven dibungkus dengan
alumunium foil.
5. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke white area
melalui pass box.
White Area 1. Amonium klorida ditimbang sebanyak 5,5 g pada kaca arloji steril,
(Ruang ditutup dengan alumunium foil dan diberi label.
Penimbangan) 2. NaCl ditimbang sebanyak 3,85 g pada cawan penguap steril, ditutup
dengan alumunium foil dan diberi label.

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 9/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

3. Kaca arloji steril yang berisi bahan yang telah ditimbang dan ditutup
alumunium foil dimasukkan ke white area melalui pass box.
White Area 1. Meja kerja dibersihkan dengan alkohol 70%
(Ruang
2. NaCl sebanyak 3,32 gram dilarutkan dalam 50 mL water for injection
pencampuran:
bebas pirogen dalam gelas kimia 100 mL steril (Gelas kimia A). Kaca
kelas C)
arloji yang digunakan pada penimbangan NaCl dibilas dengan 5mL
water for injection bebas pirogen sebanyak 2 kali.
3. Amonium klorida sebanyak 5,5 gram dilarutkan dalam 50 mL water
for injection bebas pirogen dalam gelas kimia 100 mL steril (Gelas
kimia B). Kaca arloji yang digunakan pada penimbangan ammonium
klorida dibilas dengan 5mL water for injection bebas pirogen
sebanyak 2 kali.
4. Larutan pada gelas kimia A dan B dimasukkan ke dalam gelas kimia
2000 mL steril yang telah ditara.
5. IPC: Penetapan Kejernihan.
6. Water for injection bebas pirogen ditambahkan ke dalam larutan pada
gelas kimia 2000 mL yang telah ditara 880 mL (80% volume total).
7. IPC: Penetapan pH. Dilakukan pengecekan pH pada larutan, pH
yang diinginkan adalah 4,6 – 6 sasuai dengan pH sediaan injeksi
Amonium klorida
8. Jika diperlukan, HCl atau NaOH ditambahkan hingga pH sediaan
(4,6-6) tercapai.
9. Water for injection bebas pirogen ditambahkan sampai batas tara
(1100ml).
10. Larutan difiltrasi menggunakan membran filter bermuatan positif
untuk menghilangkan endotoksin bermuatan negatif dan bakteri
hidup. Filtrat ditampung pada gelas kimia 1000 mL steril.
11. Larutan difiltrasi menggunakan membran filter 0.45µm untuk
menghilangkan partikulat. Filtrat ditampung pada gelas kimia 1000
mL steril.
12. Larutan dimasukkan ke dalam 2 flakon dengan masing – masing
volume 500 mL.

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 10/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

13. Flakon yang sudah terisi larutan injeksi Amonium klorida ditutup
dengan penutupnya dan dibawa ke ruang penyegelan.
Ruang 1. Flakon yang berisi larutan injeksi Amonium klorida disealed
Penyegelan menggunakan alat penutup flakon.
Grey Area 1. Sediaan disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit pada
(Ruang suhu 1210C.
sterilisasi) 2. Sediaan yang sudah disterilisasi dibawa ke ruang evaluasi melalui
pass box.
Grey Area 1. Sediaan yang sudah disterilisasi diberi etiket pada kemasan primer,
kemudian dikemas dalam wadah sekunder.
(Ruang
2. Dilakukan evaluasi pada sediaan, yang meliputi :
Evaluasi)
a. Organoleptik
b. Uji kejernihan
c. Penetapan pH
d. Uji volume terpindahkan
e. Uji kebocoran wadah
f. Uji bahan partikulat

IX. Evaluasi Sediaan


Jumlah Hasil
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Syarat
sampel pengamatan
IPC
1. Penetapan pH Pengukuran pH larutan 1 pH yang
(Suplemen I sediaan menggunakan diukur sesuai
Farmakope potensiometrik (pH meter) dengan pH
Indonesia IV, yang telah dibakukan, target sediaan
2009, Hal. 1572 mampu mengukur harga yakni 4,6 – 6.
– 1573) pH hingga 0,02 unit pH.
Harga pH yang diukur
tidak persis sama dengan

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 11/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

harga yang diperoleh


secara teoritis jika larutan
atau suspensi dalam
pelarut bukan air.
2. Uji kejernihan Wadah sediaan diperiksa 1 Tidak
(Goeswin dengan menyinari wadah terdapat
Agoes, Larutan dari samping, dengan latar partikel
parenteral hal. belakang putih untuk viable.
201-203) menyelidiki pengotor
berwarna dan latar
belakang hitam untuk
menyelidiki pengotor
berwarna putih.
Evaluasi Sediaan
1. Uji bahan Larutan injeksi diuji 1 Penghambura
partikulat dalam dengan memanfaatkan n cahaya:
injeksi sensor penghamburan Injeksi
(Suplemen I cahaya, jika tidak memenui
Farmakope memenuhi batas yang syarat uji
Indonesia IV , ditentukan dilakukan uji apabila
2009 , Hal. 1533 mikroskopik. Prosedur partikulat
– 1542) penghamburan cahaya : berukuran
Campurkan bahan ≥10µm tidak
partikulat dengan lebih dari 25
membalikkan wadah per mL dan
sediaan akhir sebanyak 20 partikulat
kali, larutan pada wadah berukuran
diamkan 30 detik hingga ≥25µm tidak
bebas dari gelembung lebih dari 3
udara. Ambil 3 alikot per mL.
masing – masing 5 mL
tuang ke dalam sensor Mikroskopis :

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 12/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

penghamburan cahaya. Uji Injeksi


mikroskopik : 25mL memenui
larutan dipindahkan dalam syarat uji
corong saring, dan vakum. apabila
Setelah larutan disaring, partikulat
corong dibilas dan kertas berukuran
saring diambil lalu ≥10µm tidak
diletakan pada cawan petri, lebih dari 20
biarkan mengering lalu dan partikulat
ditutup dengan penutup berukuran
objek. Amati di bawah ≥25µm tidak
mikroskop dengan lebih dari 5.
perbesaran 100x, hitung
jumlah partikel berukuran
≥10µm dan ≥25µm.
2. Penetapan pH Pengukuran pH larutan 1 pH yang
(Suplemen I sediaan menggunakan diukur sesuai
Farmakope potensiometrik (pH meter) dengan pH
Indonesia IV, yang telah dibakukan, target sediaan
2009 , Hal. 1572 mampu mengukur harga yakni 4,6 – 6.
– 1573) pH hingga 0,02 unit pH.
Harga pH yang diukur
tidak persis sama dengan
harga yang diperoleh
secara teoritis jika larutan
atau suspensi dalam
pelarut bukan air.
3. Uji kejernihan Wadah kemasan sediaan 1 Tidak
(Goeswin diperiksa dengan terdapat
Agoes, Larutan menyinari wadah dari partikel
parenteral hal. samping, dengan latar viable.
201-203) belakang putih untuk

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 13/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

menyelidiki pengotor
berwarna dan latar
belakang hitam untuk
menyelidiki pengotor
berwarna putih.
4. Uji Kebocoran Untuk cairan bening tidak 1 Sediaan
wadah (Goeswin berwarna, wadah memenuhi
Agoes, Larutan dimasukkan ke dalam syarat jika
Parenteral, larutan metilen biru 0,1%. larutan dalam
hal.191-192) Jika wadah bocor maka wadah tidak
larutan metilen biru akan menjadi biru.
masuk ke dalam wadah,
sehingga larutan dalam
wadah berwarna biru.
5. Uji volume Larutan dituang secara 1 Volume yang
terpindahkan perlahan dari wadah ke terukur harus
(Farmakope gelas ukur kering dengan sama seperti
Indonesia IV, kapasitas dua setengah kali yang tertera
1995, Hal.1089) volume yang diukur dan pada etiket.
telah dikalibrasi, lalu
diamkan selama tidak
lebih dari 30 menit.
6. Uji Sterilitas Pengujian terhadap sediaan 1 Tidak Tidak terjadi
(Suplemen I dapat dilakukan dengan dilakukan pertumbuhan
Farmakope teknik penyaringan mikroba pada
Indonesia IV, membran secara aseptik media setelah
2009 , Hal.1512- atau inokulasi langsung diinkubasi
1515) pada media. Media yang selama 14
digunakan adalah hari.
Tioglikonat cair atau
Soybean Casein Digest,
yang diinkubasikan pada

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 14/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

suhu 30-35 oC untuk


bakteri dan suhu 20-25 oC
untuk fungi.
7. Uji Endotoksin Pengujian dilakukan 1 Tidak Tidak
Bakteri menggunakan Limulus dilakukan terbentuk gel
(Suplemen I Amebocyte Lysate (LAL) yang kuat
Farmakope dengan dua teknik uji pada uji
Indonesia IV, yakni teknik pembentukan jendela gel.
2009 , Hal. jendela gel dan teknik
1527-1532) fotometrik. Teknik jendela
gel : campur pereaksi LAL
dengan sejumlah volume
sediaan (0,1mL) lalu
diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 60 menit. Sediaan
mengandung endotoksin
apabila terbentuk gel yang
kuat,yang tetap
ditembatnya walaupun
dibalik.
8. Uji pirogen Pengujian dilakukan 1 Tidak Tidak seekor
(Farmakope dengan menyuntikan dilakukan kelinci dari 3
Indonesia IV, larutan uji secara intravena kelinci
1995, Hal.908- kepada kelinci dan diukur mengalami
909) kenaikan suhunya. kenaikan
Penyuntidakan sediaan suhu 0,5 oC
dengan dosis tidak lebih atau lebih.
dari 10mL/kg bb dalam
jangka waktu tidak lebih
dari 10 menit.

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 15/16


Sekolah Farmasi – Institut Teknologi Bandung

Kesimpulan :
Sediaan memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat

X. Pembahasan

XI. Daftar Pustaka


Agoes, Goeswin. 1967. Larutan Parenteral. Surabaya : Multikarja. Hal. 191-192, 201-203.
Ayuhastuti, Anggraeni. 2016. Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Hal 74-83.
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Jakarta:
Departemen Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 908-909, 1089, 1570, 94,
329,112.
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Suplemen I Farmakope Indonesia Ed. IV .
Jakarta : Departemen Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 1572 – 1573, 1527-
1532, 1512-1515, 1533 – 1542.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex 12th Edition. London : The Pharmaceutical
Press. Hal. 728.
Rowe, Raymond C. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excepient 6th Edition. London: The
Pharmaceutical Press. Hal. 42, 637, 639, 242, 243, 648-649, 308, 766.

FA 3132 – Praktikum Teknologi Sediaan Likuida-Semisolida Steril 16/16

Anda mungkin juga menyukai