BM 53,49
(Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur halus atau kasar, berwarna
putih; rasa asin dan dingin; higroskopik
(Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sedikit larut dalam etanol
(Farmakope Indonesia IV, hlm. 94)
Larut dalam 2,7 bagian air dan dalam 100 bagian etanol
(The Pharmaceutical Codex, 12th ed., 1994, hlm.728)
Stabilita Tahan terhadap panas. Larutan dengan konsentrasi tinggi dapat
Panas mengalami kristalisasi pada suhu rendah
Hidrolisis (The Pharmaceutical Codex, 12th ed., 1994, hlm.728)
Cahaya Tidak mudah terhidrolisis/teroksidasi. Higroskopik dan berpotensi
Struktur NaCl
BM 58,44 g/mol
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 637)
Pemerian Serbuk kristal putih, atau kristal tidak berwarna, rasa asin, berbentuk
kubus. Padatan NaCl tidak mengandung air, di bawah 0°C garam
dapat mengkristal sebagai dihidrat.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 637)
Kelarutan Sedikit larut dalam etanol, larut 1 dalam 250 bagian etanol (95%),
larut 1 dalam 10 bagian gliserol, larut 1 dalam 2.8 bagian air, larut 1
dalam 2.6 bagian air pada 100°C.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Stabilita
Panas Titik lebur: 804°C
Hidrolisis -
Cahaya Stabil terhadap cahaya
pH 6,7-7,3 (larutan jenuh encer)
Stabil dalam bentuk larutan NaCl tetapi dapat menyebabkan
pemisahan partikel kaca jenis tertentu pada wadah.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Sterilisasi Larutan encernya dapat disterilisasi menggunakan autoklaf pada
121°C selama 15 menit atau dengan cara filtrasi.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Inkompatibilitas Larutan NaCl korosif terhadap besi. Bereaksi dengan perak, timbal
dan garam merkuri membentuk endapan. Kelarutan pengawet
antimikroba metilparaben menurun ketika terlarut dalam larutan
NaCl. Viskositas gel karbomer dan hidroksi etil atau hidroksi propil
selulosa menurun ketika penambahan larutan NaCl.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 639)
Kegunaan Tonicity agent
2. Natrium Hidroksida
Struktur NaOH
BM 40,0 g/mol
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 648)
Pemerian Natrium hidroksida terjadi sebagai massa leburan putih atau hampir
putih. Tersedia dalam bentuk pelet kecil, serpihan, batang, dan
bentuk lainnya. Keras dan rapuh dan menunjukkan fraktur kristalin.
Ketika terpapar udara dengan cepat menyerap karbon dioksida dan
air.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 648)
Kelarutan Larut dalam gliserol, larut 1 dalam 7.2 bagian etanol, larut 1 dalam
4.2 bagian metanol, larut 1 dalam 0.9 bagian air.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 649)
Stabilita
Panas Titik lebur: 318°C
Hidrolisis Higroskopis
Cahaya Stabil terhadap cahaya
pH pH = 12 (0.05% b/b larutan encer)
pH = 13 (0.5% b/b larutan encer)
pH = 14 (5% b/b larutan encer)
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 649)
Sterilisasi Larutan encernya dapat disterilisasi menggunakan autoklaf pada
121°C selama 15 menit.
Inkompatibilitas Natrium hidroksida adalah basa kuat dan tidak sesuai dengan apapun
senyawa yang mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi, akan
bereaksi dengan asam, ester, dan eter, terutama dalam larutan encer.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 649)
Kegunaan Adjust pH
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 648)
4. Asam Klorida
Struktur HCl
BM 34,46 g/mol
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Pemerian Terdapat sebagai cairan yang jernih, tidak berwarna, larutan encer
berasap, dengan bau menyengat.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, larut dalam dietil eter, etanol (95%),
dan metanol.
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Stabilita
Panas -
Hidrolisis -
Cahaya Stabil terhadap cahaya
pH pH = 0.1 (10% v/v larutan encer)
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Sterilisasi Autoklaf pada 121°C selama 15 menit.
Inkompatibilitas Asam hidroklorida bereaksi kuat dengan alkali, dengan adanya panas.
Asam hidroklorida juga bereaksi dengan banyak
logam, membebaskan hidrogen..
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Kegunaan Adjust pH
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th ed., hal. 308)
Struktur H2O
BM 18,02 g/mol
Jumlah NaCl yang ditambahkan agar sediaan infus amonium klorida isotonis adalah:
0,35% = 0,35g/100mL
b. Osmolaritas
Bobot zat (g/L)
Rumus: Berat molekul (g/mol) x 1000 x Jumlah ion
Jumlah ion: 2
5 (𝑔/𝐿)
Osmolaritas ammonium klorida = 53,49 (𝑔/𝑚𝑜𝑙) x 1000 x 2 = 186,95 mOsmol/L
3,02 (𝑔/𝐿)
Osmolaritas dekstrosa = 58,44 (𝑔/𝑚𝑜𝑙) x 1000 x 2 = 103,354 mOsmol/L
c. Dapar
Dapar tidak digunakan karena sediaan infus ammonium klorida merupakan injeksi
volume besar
V. Pendekatan Formula
No
Komposisi Jumlah (%) Fungsi
.
1. Amonium klorida 0,5 Acidifying agent
2. NaCl 0,302 Pengistonis
3. NaOH qs. Adjust pH
4. HCl qs. Adjust pH
5. Water for Injection Ad 100 % Pembawa (pelarut)
b. Wadah
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
.
1. Flakon 500 mL 2 Oven pada suhu 230-250ºC selama 30-60
menit
2. Tutup flakon 2 Direndam dalam alkohol 70% selama 24 jam
c. Bahan
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
.
1. Water for injection 1100mL Autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit
Berdasarkan FI V Hal. 1570, dibuat kelebihan volume sebanyak 2% untuk sediaan dengan
volume lebih dari 50 mL, dimana artinya dibuat kelebihan: 2% x 500mL = 10 mL.
Sehingga untuk mengatasi volume terpindahkan dan kehilangan selama produksi dibuat
volume sebanyak 1100 ml untuk 2 sediaan @500mL.
No. Nama Bahan Jumlah (%) Jumlah per Jumlah yang
1 sediaan ditimbang dalam
(g) 1100 mL (g)
1. Amonium klorida 0,5 2,55 5,5
2. NaCl 0,35 1,785 3,85
3. NaOH qs. qs. qs.
4. HCl qs. qs. qs.
5. Water for injection ad 100 ad 510 ad 1100
3. Kaca arloji steril yang berisi bahan yang telah ditimbang dan ditutup
alumunium foil dimasukkan ke white area melalui pass box.
White Area 1. Meja kerja dibersihkan dengan alkohol 70%
(Ruang
2. NaCl sebanyak 3,32 gram dilarutkan dalam 50 mL water for injection
pencampuran:
bebas pirogen dalam gelas kimia 100 mL steril (Gelas kimia A). Kaca
kelas C)
arloji yang digunakan pada penimbangan NaCl dibilas dengan 5mL
water for injection bebas pirogen sebanyak 2 kali.
3. Amonium klorida sebanyak 5,5 gram dilarutkan dalam 50 mL water
for injection bebas pirogen dalam gelas kimia 100 mL steril (Gelas
kimia B). Kaca arloji yang digunakan pada penimbangan ammonium
klorida dibilas dengan 5mL water for injection bebas pirogen
sebanyak 2 kali.
4. Larutan pada gelas kimia A dan B dimasukkan ke dalam gelas kimia
2000 mL steril yang telah ditara.
5. IPC: Penetapan Kejernihan.
6. Water for injection bebas pirogen ditambahkan ke dalam larutan pada
gelas kimia 2000 mL yang telah ditara 880 mL (80% volume total).
7. IPC: Penetapan pH. Dilakukan pengecekan pH pada larutan, pH
yang diinginkan adalah 4,6 – 6 sasuai dengan pH sediaan injeksi
Amonium klorida
8. Jika diperlukan, HCl atau NaOH ditambahkan hingga pH sediaan
(4,6-6) tercapai.
9. Water for injection bebas pirogen ditambahkan sampai batas tara
(1100ml).
10. Larutan difiltrasi menggunakan membran filter bermuatan positif
untuk menghilangkan endotoksin bermuatan negatif dan bakteri
hidup. Filtrat ditampung pada gelas kimia 1000 mL steril.
11. Larutan difiltrasi menggunakan membran filter 0.45µm untuk
menghilangkan partikulat. Filtrat ditampung pada gelas kimia 1000
mL steril.
12. Larutan dimasukkan ke dalam 2 flakon dengan masing – masing
volume 500 mL.
13. Flakon yang sudah terisi larutan injeksi Amonium klorida ditutup
dengan penutupnya dan dibawa ke ruang penyegelan.
Ruang 1. Flakon yang berisi larutan injeksi Amonium klorida disealed
Penyegelan menggunakan alat penutup flakon.
Grey Area 1. Sediaan disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit pada
(Ruang suhu 1210C.
sterilisasi) 2. Sediaan yang sudah disterilisasi dibawa ke ruang evaluasi melalui
pass box.
Grey Area 1. Sediaan yang sudah disterilisasi diberi etiket pada kemasan primer,
kemudian dikemas dalam wadah sekunder.
(Ruang
2. Dilakukan evaluasi pada sediaan, yang meliputi :
Evaluasi)
a. Organoleptik
b. Uji kejernihan
c. Penetapan pH
d. Uji volume terpindahkan
e. Uji kebocoran wadah
f. Uji bahan partikulat
menyelidiki pengotor
berwarna dan latar
belakang hitam untuk
menyelidiki pengotor
berwarna putih.
4. Uji Kebocoran Untuk cairan bening tidak 1 Sediaan
wadah (Goeswin berwarna, wadah memenuhi
Agoes, Larutan dimasukkan ke dalam syarat jika
Parenteral, larutan metilen biru 0,1%. larutan dalam
hal.191-192) Jika wadah bocor maka wadah tidak
larutan metilen biru akan menjadi biru.
masuk ke dalam wadah,
sehingga larutan dalam
wadah berwarna biru.
5. Uji volume Larutan dituang secara 1 Volume yang
terpindahkan perlahan dari wadah ke terukur harus
(Farmakope gelas ukur kering dengan sama seperti
Indonesia IV, kapasitas dua setengah kali yang tertera
1995, Hal.1089) volume yang diukur dan pada etiket.
telah dikalibrasi, lalu
diamkan selama tidak
lebih dari 30 menit.
6. Uji Sterilitas Pengujian terhadap sediaan 1 Tidak Tidak terjadi
(Suplemen I dapat dilakukan dengan dilakukan pertumbuhan
Farmakope teknik penyaringan mikroba pada
Indonesia IV, membran secara aseptik media setelah
2009 , Hal.1512- atau inokulasi langsung diinkubasi
1515) pada media. Media yang selama 14
digunakan adalah hari.
Tioglikonat cair atau
Soybean Casein Digest,
yang diinkubasikan pada
Kesimpulan :
Sediaan memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
X. Pembahasan