Anda di halaman 1dari 23

FARMASETIKA SEDIAAN SEMISOLIDA

STUDI PRA FORMULASI


SEDIAAN GEL ALOE VERA

Disusun Oleh Kelompok D1 :

No Nama Kelompok NIM


1. Eko Priono 201610410311116
2. Zuhaidi A. Hidayah 201610410311137
3. Ima Dwi Rahmawati 201810410311126
4. Sri Wahyuni 201810410311136
5. Ifa Shahnaz 201810410311154
6. Asti Prenolin Rimadina 201810410311155
7. Irda Adhawanty 201810410311156
8. Pradina Zustrian C 201810410311158
9. Amelya Juniarty 201810410311159
10. Chandra Leony Mahardhika 201810410311161
11. Indah Dwy Lestari 201810410311162
12. Dian Andini Huda Putri 201810410311163
13. Marsha Nanda Ayu Salsabila 201810410311164

DOSEN PEMBIMBING:
Apt. Dian Ermawati ,M.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021
RANCANGAN FORMULA

SENYAWA AKTIF EFEK/KHASIAT EFEK SAMPING


Aloe Vera Menyembuhkan peradangan, gatal-gatal dan
kulit, melembabkan
kemerahan pada kelopak
kulit, mengatasi
mata. Efek samping lainnya pada
kulit belang, kulit seperti kekeringan, pecah-pecah
menyejukkan kulit.
dan muncul bintik-bintik ungu di
kulit.
KARAKTERISTIK FISIKA KARAKTERISTIK KIMIA KETERANGAN
KHUSUS
(BILA ADA)
1. Aloe Vera (FI Kandungan Kimia : Tanaman
VI hal. 80) lidah buaya dan dan akarnya
a. Deskripsi : Aloe adalah mengandung saponin dan
getah yang dikeringkan dari flavonoid di samping itu daunnya
daun aloe barbadensis Miller mengandung tannin dan polifenol
(Aloe vera Linne) (familia (Rohmawati, 2008).
Liliaceae) yang dikenal  Saponin adalah senyawa aktif
sebagai Aloe Curacao atau permukaan yang menimbulkan
dari daun Aloe ferox Miller busa jika dikocok dalam air
dan hibridanya dengan aloe dan pada konsentrasi yang
Africana Miller dan Aloe rendah sering menyebabkan
spicata Baker yang dalam hemolisis sel darah merah.
perdagangan dikenal dengan Beberapa saponin bekerja
nama Aloe Cape. Kadar sebagai antic mikroba, saponin
ekstrak yang larut dalam air memiliki kemampuan sebagai
tidak kurang dari 50%. pembersih sehingga efektif
untuk luka terbuka. Kelarutan
b. Pemerian : Bau khas; saponin dalam air dan etanol
sedikit asam dan tidak enak. tetapi tidak larut dalam eter
Serbuk Aloe berwarna kuning (Rohmawati, 2008).
cokelat kekuningan sampai  Flavonoid merupakan
cokelat-hijau kekuningan. senyawa larut dalam air yang
dapat di ekstraksi dengan
c. Kelarutan : senyawa tidak etanol 70% dan tetap dalam
larut dalam etanol tidak lebih lapisan air setelah ekstrak
dari 10,0%. dikocok dengan petroleum eter
(Rohmawati, 2008). Flavonoid
mempunyai efek antiinflamasi,
antioksidant juga diyakini
mempunyai
manfaat dalam proses
penyembuhan luka (Mawarti,
2005).
 Tanin tersebar dalam setiap
tanaman yang berbatang.
Tannin berada dalam jumlah
tertentu, biasanya berada pada
bagian yang spesifik tanaman
seperti daun, buah, akar dan
batang. Tannin mempunyai
aktivitas antioksidan
menghambat pertumbuhan
tumor dan enzim. Teori lain
menyebutkan bahwa tannin
mempunyai daya antiseptik
yaitu mencegah kerusakan
yang disebabkan bakteri atau
jamur (Rohmawati, 2008).
 Polifenol merupakan senyawa
turunan fenol yang mempunyai
aktivitas sebagai antioksidan.

2. CMC Na Ketebalan : 0.52 g/cm3


Konstanta Disosiasi : pKa =
a. Pemerian: serbuk yang
4.30
bersifat higroskopis,
Titik Cair : kecoklatan pada kira –
berwarna putih sedikit
kira 227o C
kekuningan, tidak berbau,
Muatan Cairan: Dapat dianggap
dan tidak berasa.
sebagai cirinya berisi air kurang
dari 10 %. Tetapi Sodium CMC
b. Kelarutan: serbuk yang meupakan higroskopik dan artinya
mudah larut dalam air dingin menyerap air sebanyak temperatur
maupun air panas. diatas 37o C yang relatif basah
sekitar 80 %.

c. Viskositas dari Na-CMC


dipengaruhi oleh pH larutan,
dengan kisaran pH 5-11.
3. Gliserin Bersifat: higroskopis
Berat molekul: 92,09
a. Pemerian: Cairan tidak Rumus molekul :C3H8O3
berwarna hingga kuning, tidak Titik didih 290oC: (554F)
berbau, berasa manis, bertekstur Titik beku: 20oC (68F)
kental Tekanan uap :0,0025 mmHg pada
50oC Kerapatan uap: (udara=1) 3,1
b. Kelarutan: Larut dalam Gravitasi spesifik: (air=1) 1,2613
air, alkohol, etil asetat, dan pH: netral
eter; Tidak larut dalam
benzen, kloroform, karbon
tetraklorida, karbon disulfida,
petroleum
eter, dan minyak
4. Metilparaben Konsentrasi: 0,02-0,3%

Pemerian: hablur kecil,tidak


berwarna atau serbuk hablur
putih, tidak berbau.

Kelarutan: sukar larut dalam


air, dalam benzen dan dalam
karbon tetraklorida, mudah larut
dalam etanol dan eter
5. Propilparaben Konsentrasi: 0,01-0,06%
Kegunaan: pengawet
Pemerian: kristal putih, tidak pH: stabil pada pH 3-6
berbau, tidak berasa penyimpanan: dalam wadah tertutup
baik, ditempat sejuk dan kering
Kelarutan: sukar larut dalam
etanol 95%, mudah larut dalam
air dan etanol 30%
Handbook of pharmaceutical
2009
6. HPMC Serbuk HPMC merupakan bahan
yang stabil. Larutan HPMC stabil
a. Pemerian: berbentuk serbuk pada pH 3-11 dan dapat disimpan
berserat dengan warna putih dalam wadah tertutup baik, di
kecokelatan dan tidak memiliki tempat sejuk dan kering. HPMC
rasa serta bau. digunakan sebagai gelling agent
dalam sediaan gel pada
b. Kelarutan: terlarut dalam konsentrasi 5-15% (Voigt, 1994).
air dingin dan akan membentuk Pada konsentrasi 2-4% HPMC dapat
larutan koloid yang kental. berfungsi sebagai agen peningkat
Tidak larut dalam air panas, viskositas (Wade and Waller, 1994).
etanol dan kloroform. Namun
terlarut dalam campuran
diklorometan dengan etanol
(Rowe et al., 2009).

3. Propilingekol Berat molekul : 76,1


Titik leleh ( 1 atm), o C : - 60 Titik
a. Pemerian: tidak berwarna,
didih ( 1 atm), o C : 187,4
tidak berbau, tidak berasa
Tekanan uap (25 oC),
b. Kelarutan: larut sempurna kpa : 0.017
dalam air Panas penguapan, kkal/gmol : 12,94
Panas pembentukan, kkal/gmol :
119,5
Indeks bias : 1,4327
Densitas (25 oC), gr/cc : 1,032
Viskositas (25 o C), cp : 48.6
Spesifik heat, kkal/gr oC : 0,5934

a. Bahan aktif terpilih : Aloe Vera


Alasan :
1. Aloe vera mengandung lemak tak jenuh asam arakidonat dan fosfatidilkoline
dalam jumlah relatif besar. Mengandung turunan Hidroksiantrasen (25-40%
aloin A dan B); 3-4% 7-hidroksialoin A dan B; aloe-emodin, krisofanol, asam
amino, sterol, tanin, polisakarida (pektin, glukoman, glukomanan).Yang
dapat membantu proses penyembuhan luka,Luka bakar ringan dan tersiram
air panas.
2. Pada pemakaian topikal aloe vera digunakan untuk memudarkan bekas
jerawat yang meradang, menyembuhkan luka akibat jerawat membandel,
radang kulit dan gatal gatal.
b. Bentuk sediaan terpilih : Gel
Alasan :
 efek pendinginan pada kulit saat digunakan
 penampilan sediaan yang jernih dan elegan
 pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang,
elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori
tidak terganggu
 mudah dicuci dengan air
 kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
c. Persyaratan bentuk sediaan :
 Definisi
Menurut Farmakope Indonesia Edisi VI salep adalah :
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan
sebagai sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam sistem dua
fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang
dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma
dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada
pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin
homogenitas dan hal ini tertera pada etiket.
 Persyaratan Sediaan Gel
1. Memiliki viskositas dan daya lekat tinggi, tidak mudah mengalir pada permukaan
kulit.
2. Memiliki sifat tiksotropi, mudah merata bila dioleskan.
3. Memiliki derajat kejernihan tinggi (efek estetika).
4. Tidak meninggalkan bekas atau hanya berupa lapisan tipis seperti film saat
pemakaian.
5. Mudah tercucikan dengan air.
6. Daya lubrikasi tinggi.
7. Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat digunakan.
(Depkes RI, 1978)
 Keuntungan Gel :
 Penampilan sediaan yang jernih dan elegan
 Pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang,
elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga tidak terganggu
 Mudah dicuci dengan air
 Pelepasan obatnya baik
 Kemampuan penyebarannya pada kulit baik
 Kerugian Gel :
 Untuk hydrogel harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diprlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih
pada berbagai perubahan temperature, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci
dengan air atau hilang ketika berkeringat. Kandungan surfaktan yang tinggi dapat
menyebabkan iritasi dan harga mahal
 Banyak mengandung air sehingga mudah terkontaminasi mikroba (Wardiah, 2015)
d. Spesifikasi Sediaann
Spesifikasi
PT. SALAM Gel Aloevera No. 01
SEJAHTERA Departemen Seksi Berlaku 21 Maret 2021
Pengembang Produk
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Superviso Manajer Pusat Manajer


Tanggal 21 Maret 2021 Tanggal 21 Maret 2021 Tanggal 21 Maret 2021
Bentuk sediaan Gel
Pemeriaan/organoleptis Putih Transparan
Bahan aktif obat tiap 10 gram/200 gram
kemasan
Volume 200 gram
Bau Khas
pH 6,6
Penyimpanan Simpan dibawah suhu 30˚C

e. Skema

A. Alur Pemilihan Bahan Dalam Sediaan Gel

Bahan Aktif
Aloe Vera

Sediaan Sediaan Sediaan Sediaan Penetral pH


dibuat harus mengandung mengandung sediaan dan
dalam akseptab air, agar air air sehingga penstabil
bentuk e l di kulit tidak mudah karbopol 940
menguap
sediaan gel ditumbuhi oleh
mikroba

Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan


Gelling agent emolien humectant Alkalizing
Dibutuhkan
pengawet agent

CMC Na,
Glycerin Propilenglikol
karbopol 940 Nipagin TEA
f. Macam Eksipien
Fungsi Nama Bahan Karakteristik Bahan Terpilih
Base Gel CMC Na Karboksimetilselulosa Natrium 1. CMC Na
adalah garam natrium dari
(FI VI hal. 832) 2. Carbopol
polikarboksimetil eter selulosa,
mengandung tidak kurang dari
6,5% dan tidak lebih dari 9,5%
natrium (Na) dihitung terhadap
zat kering.

Pemerian
Serbuk atau granul putih
sampai krem; higroskopik.

Kelarutan
Mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloidal;
tidak larut dalam etanol, eter
dan pelarut organik lain
Bahan bioadhesif; agen pelepas
Karbopol
Acrypol; terkontrol; agen pengemulsi;
Acritamer; polimer penstabil emulsi; pengubah
asam akrilik;
karbomera; reologi; zat penstabil;
Carbopol;
suspending
Carbomer.
agent; pengikat tablet.
(HPE 6th (HPE 6th edition, hal 110)
edition, hal Pemerian
110) Karbohidrat adalah bubuk
berwarna putih, halus dan asam
higroskopis dengan sedikit
bau khas. Karbomer granular
juga
Kelarutan
Dapat membengkak dalam air
dan gliserin dan, setelah
netralisasi, dalam etanol
(95%). Karbomer tidak larut
tetapi hanya membengkak
sampai tingkat yang luar biasa,
karena mereka adalah
mikrogel yang memiliki ikatan
silang tiga
dimensi. (HPE 6th edition, hal
112)
Humektan Propilenglikol Propilen glikol
1. Metil paraben
mengandung tidak kurang
(FI VI hal. 1446) 2. Propilenglikol
dari 99,5% C3H8O2.
Pemerian
Cairan kental, jernih, tidak
berwarna; rasa khas;
praktis tidak berbau;
menyerap air pada udara
lembab.
Kelarutan
Dapat bercampur dengan air,
dengan aseton, dan dengan
kloroform; larut dalam eter
dan dalam beberapa minyak
esensial; tidak dapat
bercampur dengan minyak
lemak.

Metil paraben Metilparaben mengandung


tidak kurang dari 98,0% dan
(FI VI hal.
tidak lebih dari 102,0%
1144)
C8H8O3, dihitung terhadap
zat kering.

Pemerian
Hablur kecil, tidak berwarna
atau serbuk hablur, putih: tidak
berbau.

Kelarutan
Sukar larut dalam air, dalam
benzen dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut
dalam etanol dan dalam eter.
Alkalizing
TEA Pemerian
agent
(HPE 6th edition, Trietanolamina adalah cairan
kental berwarna bening, tidak
hal 754)
berwarna sampai kuning
pucat dengan sedikit bau
amoniak. (HPE 6th edition,
hal 754)
Kelarutan
larut dalam acetone, carbon
tetrachloride, benzene,
methanol,
dan air. Agak sukar larut
dalan Ethyl eter. (HPE 6th
edition, hal 754)
Emulient Gliserin Gliserin mengandung,
C3H8O3, tidak kurang dari
(FI VI hal. 681)
99,0% dan tidak lebih dari
101,0% dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian
Cairan jernih seperti sirup, tidak
berwarna; rasa manis; hanya
boleh berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak). Higroskopik;
larutan netral terhadap lakmus.
Kelarutan
Dapat bercampur dengan air
dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter,
dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap.

Pelarut Aquadest Air Murni adalah air yang 1. Aquadest


(FI VI hal. 69) memenuhi persyaratan air
minum, yang dimurnikan
dengan cara destilasi,
penukar ion, osmosis balik
atau proses lain yang sesuai.
Tidak mengandung zat
tambahan lain.

Pemerian
Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau.

Formula 1
ORMULASI EDIAAN GEL ALOE
S VERA
No Nama Bahan Fungsi Rentang Formula
Rentang (%) yang dipilih Dalam
(%) 200gram
1 Aloe Vera Bahan Aktif 5 2,5 g
2 CMC Na Basis gel 3,0 - 6,0 4 2g
3 Gliserin Emulient ≤ 30 20 14 g
4 Metilparaben Pengawet 0,02 - 0,3 0,20 0,1 g
5 Propilen glicol Humectan 5-30 15 7,5 g
6 Aquadest ad Pelarut ad Ad 100% Ad 100%

Pengambilan Bahan :
1. Aloe Vera = 5/100 x 50 = 2,5g
2. CMC Na = 4/100 x 50= 2g
3. Gliseri = 20/100 x 50= 10g
4. Metilparaben = 0,2/100 x 50= 0,1g
5. Propilen glycol = 15/100 x 50= 7,5g
6. Aquadest ad 100%
Cara peracikan :
1. Ditambahkan aquadest sebanyak ± 30 ml dipanaskan hingga mencapai suhu ±80C,
kemudian diangkat. Dimasukkan ke dalam Mortir Panas
2. Dimasukkan CMC-N dengan cara ditabur rata lalu dikembangkan didalamnya selama 15
menit.
3. Setelah kembang ditambahkan Metilparaben yang telah dilarutkan dalam gliserin
4. Ditambahkan ekstrak etanol lidah buaya ke dalam Mortir panas
5. Di campur dan digerus ad homogen

Skema
Aquadest sebanyak ± 30 ml dipanaskan hingga mencapai suhu ±80C,
kemudian diangkat. Dimasukkan ke dalam Mortir Panas

Dimasukkan CMC Na dengan cara ditabur rata lalu dikembangkan didalamnya selama
15 menit.

Setelah kembang ditambahkan Metilparaben yang telah dilarutkan dalam
gliserin

Ditambahkan ekstrak etanol lidah buaya ke dalam Mortir panas

Ditambahkan propilenglikol sedikit demi sedikit sambil terus digerus sampai
homogen, terakhir dicukupkan dengan aquadest dan diaduk hingga
homogen.

Formula 2

Rentang Formula
No. Bahan Fungsi Rentang (%) yang dipilih Dalam
(%) 200gram
1 Aloe vera L. Bahan aktif 5 2,5 g
2 Carbopol Basis gel 0,5 – 2,0 1 2g
3 Propilenglikol Humectan 5 - 80 15 7,5 g
4 Metilparaben Pengawet 0,02 - 0,3 0,2 0,1 g
5 TEA Alkalizing Ad pH Ad pP
agent netral netral
6 Aquadest ad Pelarut Ad 100% Ad 100%

Pengamilan Bahan :
1. Aloe Vera = 5/100 x 50 = 2,5g
2. Carbopol = 1/100 x 50= 2g
3. TEA ad Netral
4. Metilparaben = 0,2/100 x 50= 0,1g
5. Propilen glycol = 15/100 x 50= 7,5g
6. Aquadest ad 100%

Cara peracikan :
1. Ditambahkan aquadest sebanyak ± 30 ml dipanaskan hingga mencapai suhu ±80C,
kemudian diangkat. Dimasukkan ke dalam Mortir Panas
2. Kemudian masukan Carbopol yang telah dinetralkan dengan TEA
3. Setelah kembang ditambahkan Metilparaben yang telah dilarutkan dalam gliserin
4. Ditambahkan ekstrak etanol lidah buaya ke dalam Mortir panas
5. Di campur dan digerus ad homogen

Skema
Aquadest sebanyak ± 30 ml dipanaskan hingga mencapai suhu ±80C,
kemudian diangkat. Dimasukkan ke dalam Mortir Panas

1. Kemudian masukan Carbopol yang telah dinetralkan dengan TEA

Setelah kembang ditambahkan Metilparaben yang telah dilarutkan dalam
gliserin

Ditambahkan ekstrak etanol lidah buaya ke dalam Mortir panas

Ditambahkan propilenglikol sedikit demi sedikit sambil terus digerus sampai
homogen, terakhir dicukupkan dengan aquadest dan diaduk hingga
homogen.

Formula 3

Formula
Rentang Rentang yang
No. Bahan Fungsi dalam
(%) dipilih (%)
200 gram
1 Aloe vera L. Bahan aktif 5 2,5 g
2 CMC Na Basis gel 3,0 - 6,0 5 2,5 g
3 Propilenglikol Humectan ≤15 15 7,5 g
4 Metilparaben Humectan 0,02 - 0,3 0,15 0,1 g
5 Glicerin Humectan ≤ 30 20 10 g
6 Aquadest ad Pelarut Ad 100% Ad 100%

Pengambilan Bahan :
1. Aloe Vera = 5/100 x 50 = 2,5g
2. CMC Na = 5/100 x 50= 2g
3. Gliseri = 20/100 x 50= 10g
4. Metilparaben = 0,2/100 x 50= 0,1g
5. Propilen glycol = 15/100 x 50= 7,5g
6. Aquadest ad 100%

Cara peracikan :
1. Ditambahkan aquadest sebanyak ± 30 ml dipanaskan hingga mencapai suhu ±80C,
kemudian diangkat. Dimasukkan ke dalam Mortir Panas
2. Dimasukkan CMC-N dengan cara ditabur rata lalu dikembangkan didalamnya selama 15
menit.
3. Setelah kembang ditambahkan Metilparaben yang telah dilarutkan dalam gliserin
4. Ditambahkan ekstrak etanol lidah buaya ke dalam Mortir panas
5. Di campur dan digerus ad homogen
.
Skema
Aquadest sebanyak ± 30 ml dipanaskan hingga mencapai suhu ±80C,
kemudian diangkat. Dimasukkan ke dalam Mortir Panas

Dimasukkan CMC Na dengan cara ditabur rata lalu dikembangkan didalamnya selama
15 menit.

Setelah kembang ditambahkan Metilparaben yang telah dilarutkan dalam
gliserin

Ditambahkan ekstrak etanol lidah buaya ke dalam Mortir panas

Ditambahkan propilenglikol sedikit demi sedikit sambil terus digerus sampai
homogen, terakhir dicukupkan dengan aquadest dan diaduk hingga homogen.
RACANGAN EVALUASI

1. Uji Organoleptis Prosedur :


Pengamatan dilakukan dengan mengamatai sediaan secara
visual dari segi warna bentuk, bau, tekstur sediaan
Dilakukan pengamatan dengan panca indra yaitu didapatkan
hasil :
Warna :
Bau :
Tekstur :
2. Uji Homogenitas Persyaratan : Tidak terdapat butiran kasar (Muharmin. 2008)
Alat : Object Glass
Prosedur : Uji homogenitas dilakukan dengan cara
mengoleskan gel pada gelas objek kemudian ditempel dengan
gelas objek lainnya. Dilihat secara visual ada atau tidaknya
butiran kasar (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1979).
3. Penetapan PH (FI VI Persyaratan : pH 4 – 7 (berdasarkan pH kulit)
hal. 2066) Alat : pH meter
Prosedur :
a) Menyambungkan pH meter ke listrik
b) Menyalakan alat dengan menekan tombol ON
c) Membilas elektroda dengan aquadest, keringkan dengan
tissue
d) Memasukan elektroda ke larutan yang akan diuji pHnya
e) Mengkalibrasi hasil pH dengan spesifikasi yang tercantum
dalam alat, catat suhunya
f) Membilas elektroda dengan aquadest, keringkan dengan
tissue.

4. Penetapan Viskositas Alat : viscometer Brookfield


(The Theory of Prosedur :
Practice Industrial a) Dipasang spindel pada gantungan spindel
Pharmacy 3rd Ed. b) Diturunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel
Page 493-494) tercelup kedalam cairan yang akan diukur viskositasnya
c) Dipasang stop kontak
d) Dinyalakan motor sambil menekan tombol
e) Dibiarkan spindel berputar dan dilihat jarum merah pada
skala
f) Dibaca angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut. Untuk
menghitung viskositas maka angka pembacaan tersebut
dikalikan dengan skala suatu faktor yang dapat dilihat pada
tabel yang terdapat pada brosur alat diubah– ubah RPM,
maka didapat viskositas pada beberapa RPM.
5. Uji Daya Sebar Alat : Lempengkaca
Persyaratan: 5-7 cm
Prosedur :
1. Ditimbang 5 g sediaan
2. Letakkan pasangan lempeng kaca diatas kertas millimeter
blok
3. Oleskan sediaan pada bagian tengah kaca
4. Tutup dengan kaca yang lain, kemudian beri beban mulai
dari yang ringan sampai berat berikan jeda 1 menit
5. Kemudian diukur, diameter pengukuran dilakukan secara
melintang, membujur
6. Catat hasil diameter yang menyebar

6. Uji Mikrobiologi (FI Prosedur Umum : Pengujian dilakukan pada kondisi aseptik
VI hal. 1815) sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari kontaminasi
mikroba dari luar produk, tetapi tidak mempengaruhi mikroba
yang diuji.
Metode : Pengujian dilakukan dengan metode Penyaringan
Membran atau salah satu Metode Angka Lempeng yang
sesuai. Metode lain adalah Angka Paling Mungkin (APM)
yang umum digunakan untuk produk dengan tingkat
kontaminasi rendah. Ditentukan dengan beberapa factor jenis
produk yang diuji. Syarat yang ditentukan dan ukuran sampel
yang memadai untuk memperkirakan kesesuaian secara
spesifik metode yang
harus ditetapkan.
7. Uji Aseptabilitas Alat : Kuisioner
Prosedur :
 Lakukan pada 10 orang subjek terkait sediaan
 Lakukan penilaian pada sediaan oleh subjek dengan
parameter kriteria berikut :
NO KRITERIA PENILAIAN
1 2 3 4
1 Kelembutan
2 Aroma
3 Tekstur
4 Kelengketan
5 Sensasi
6 Kemudahan
dicuci dengan air
7 Kemudahan di
oleskan
Keterangan :
1. Baik
2. Cukup baik
3. Baik
4. Sangat baik
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Farmakope Indonesia Edisi VI tahun 2020


2. Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014
3. Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995
4. Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979
5. Hydroxyprophyl, A. and Hpmc, M. (2012) ‘Formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun
lidah buaya (’.
6. Pounikar, Y. et al. (2012) ‘FORMULATION AND CHARACTERIZATION OF
ALOE VERA COSMETIC HERBAL HYDROGEL’, 4.
7. Rowe et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.
London : Pharmaceutical Press
8. Wardiah, S. (2015) ‘Perbandingan sifat fisik sediaan krim, gel, dan salep yang
mengandung etil p- metoksisinamat dari ekstrak rimpang kencur ( kaempferia galanga
linn.)’, Skripsi, p. 104.

Anda mungkin juga menyukai