Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI INSTRUMENTAL

POTENSIOMETRI

Tanggal Praktikum : 13 September 2019

Disusun oleh:
Kelompok - 2 (Jumat Sore)
M. Ramadhan Sulaiman 10717001
Mega Silvia Hasugian 10717015
Afina Firdaus Syuaib 10717020
Hanifa Chairunnisa M. 10717028
Normalita Faraz Zefrina 10717055
Nadiah Rahimah Basri 10717065
Juanita Sukriandi 10717097

Asisten: Rozana Oktaviary 20718008

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI INSTRUMENTAL


SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
POTENSIOMETRI

I. Tujuan Penelitian
1. Menentukan titik ekivalen titrasi pertama dan kedua berdasarkan kurva perubahan pH terhadap
volume peniter, kurva turunan pertama, dan kurva turunan kedua pada titrasi potensiometri H3PO4
dengan larutan NaOH
2. Menentukan pH kesetimbangan asam (pKa1 dan pKa2) pada H3PO4 berdasarkan kurva perubahan
pH terhadap volume peniter, kurva turunan pertama, dan kurva turunan kedua pada titrasi
potensiometri

II. Prosedur
Sebelum digunakan, pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil
yang akurat. Untuk mengkalibrasi pH meter, pH meter dinyalakan. Kemudian elektroda pH meter
dibilas dengan aquades dan dikeringkan menggunakan tisu secara perlahan (tidak diusap karena
dapat menimbulkan listrik statis). Elektroda dimasukan ke dalam larutan standar pertama. Tombol
“cal” pada pH meter ditekan dan pH meter dibiarkan mengukur pH secara otomatis. Setelah terukur,
elektroda dikeluarkan dari larutan dan dibilas menggunakan aquades. Elektroda dikeringkan dan
dimasukan ke dalam larutan standar kedua. Tombol “cal” pada pH meter ditekan dan pH meter
dibiarkan mengukur pH secara otomatis. Elektroda dibilas, dikeringkan, dan dimasukan ke dalam
larutan standar ketiga dan dilakukan hal yang sama.
Ke dalam gelas kimia, 10 mL H3PO4 0,05 M dipipet dan ditambah aquades 20 mL. Magnetic
stirrer dimasukan ke dalam gelas kimia berisi larutan sampel. Elektroda pH meter dimasukan ke
dalam larutan (tidak terlalu dalam agar magnetic stirrer tidak mengenai elektroda). Buret dibilas dan
diisi menggunakan NaOH 0,1 M. pH awal larutan sampel diukur terlebih dahulu. Kemudian pH
larutan sampel diukur tiap penambahan 0,5 mL NaOH 0,1 M. Saat mendekati titik ekuivalen titrasi,
pH larutan cepat berubah sehingga pH sampel diukur tiap penambahan 0,1 mL NaOH 0,1 M.
Penambahan NaOH dilakukan hingga didapat pH 12. Setelah titrasi selesai, elektroda dibilas dengan
aquades, dikeringkan dan ditutup dengan larutan KCl pekat.
III. Pembahasan
Percobaan titrasi potensiometri yang dilakukan menggunakan analit berupa 10 ml larutan
H3PO4 0,05 M dan peniter berupa larutan NaOH 0,05 M. Titrasi potensiometri merupakan salah satu
metode elektrokimia yang memanfaatkan elektroda dalam pengukuran pH analit. Dalam pengukuran
potensiometri, elektroda membran (elektroda gelas) digunakan untuk pengukuran pH, dimana dua
sisi berlawanan dari membran akan kontak dengan larutan dengan pH berbeda. Salah satu sisi
membran kontak dengan larutan dalam membran yang mengandung konsentrasi tetap analit,
sementara bagian sisi lainnya kontak dengan analit atau ion-ion yang ada dalam matriks membran.
2
Elektroda pertama yang dibuat menggunakan komposisi 22% Na2O, 6% CaO, and 72% SiO2. Jika
terbenam dalam larutan, bagian sisi membran terluar menjadi terhidrasi. Hidrasi membran gelas
menghasilkan muatan negatif pada membran silika. Ion natrium bertindak sebagai counterion. Ion
hidrogen berdifusi ke dalam membran dan berikatan lebih kuat dengan gelas dibandingkan dengan
ikatan gelas terhadap ion Na+ sehingga meningkatkan selektivitas membran terhadap ion hidrogen.
Presisi dan akurasi dari titik akhir titrasi menggunakan potensiometri bergantung pada kuantum
gaya gerak listrik (GGL) yang diamati dalam daerah sekitar titik ekivalensi, sehingga seluruhnya
bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang digunakan. Untuk mendapatkan hasil
yang bermanfaat dan berguna, kekuatan antara asam atau basa yang digunakan bervariasi antara
setidaknya 105 hingga 1. (Pharmaceutical Drug Analysis 2nd hal:235)
Dengan menggunakan potensiometer berupa pH meter, pH analit dapat diukur tiap periode
penambahan peniter. Oleh karena itu titik ekivalen dan titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan
lebih akurat dibanding jika menggunakan indikator warna yang hanya dapat menentukan titik akhir
titrasi dari perubahan warna analit aja. Selain itu, analit yang digunakan pada metode tidak masalah
jika berwarna. Dari percobaan ini, pH analit terus mengalami kenaikan seiring dengan penambahan
volume titran berupa basa kuat yaitu NaOH.
Untuk dapat menghitung titik ekivalen dari data pH dan volume peniter yang telah diperoleh
dapat dilakukan perhitungan menggunakan 3 metode, yaitu plot kurva pH terhadap volume NaOH
dengan metode jajargenjang, metode turunan pertama, dan metode turunan kedua.
Pada metode jajargenjang, dibuat grafik antara pH (sumbu y) terhadap volume peniter/NaOH
(sumbu X) dengan plot data yang telah diperoleh. Pada titik-titik yang menandai dimulai dan
berakhirnya kondisi yang menyebabkan kenaikan atau penurunan drastis (minimal satu satuan pH)
pada grafik yaitu titik (4,5 ; 3,2) dan (4 ; 4,37), serta (10 ; 8,55) dan (10,5 : 10,59) dibuat dua garis
sejajar yang berpatokan pada titik-titik tersebut. Kemudian dibuat garis-garis yang berpotongan pada
dua garis sejajar tadi. Pada titik-titik yang menyebabkan kenaikan atau penurunan drastis (minimal
satu satuan pH) pada grafik yaitu titik (4,5 ; 3,2) dan (4 ; 4,37), serta (10 ; 8,55) dan (10,5 : 10,59)
dibuat garis diagonal, garis diagonal dapat dilengkapi dari sisi yang satunya untuk mendapatkan
bentuk jajargenjang. Titik perpotongan pada diagonal-diagonal dari jajar genjang merupakan titik
ekivalen pertama dan kedua dari titrasi.
Perhitungan (terlampir) menunjukkan Volume NaOH pada saat titik ekivalen diukur manual
menggunakan penggaris karena tidak ada titik pada kurva yang berpotongan dengan titik diagonal
sehingga dicari volume NaOH yang terdekat dengan titik diagonal dan garis putus – putus, sehingga
diperoleh Volume Ekivalen 1 = 5,062 mL dan Volume Ekivalen 2 = 10,308 mL. pH sama dengan
pKa pada saat Volume NaOH = ½ Volume ekivalen. Tidak terdapat data volume tersebut dalam data
pengamatan sehingga dibuat grafik regresi antara 2 titik yang mengapit nilai volume ½ ekivalen 1
dan nilai volume ½ ekivalen 2. Kurva regresi pada titik ekivalen 1 didapat dengan cara membuat
3
persamaan garis dari dua titik diagonal milik titik ekivalen 1, begitupun dengan kurva regresi pada
titik ekivalen 2, didapat dengan cara membuat persamaan garis dari dua titik diagonal milik titik
ekivalen 2. Dari persamaan garis kedua kurva, didapat pH = pKa1 = 2,457 dan pH = pKa2 = 5,495
dengan menggunakan metode jajargenjang.
Metode turunan pertama dilakukan dengan cara plot kurva (ΔpH/ΔV) terhadap volume rata-rata
(Vaverage). Volume pada saat titik ekivalen adalah titik puncak pada kurva. pH saat Volume sama
dengan ½ Volume Ekivalen merupakan saat pH sama dengan pKa. Dari metode ini, didapat pKa1 =
2,45 pKa2 = 5,29.
Metode turunan kedua dilakukan dengan cara plot kurva Δ(ΔpH)/ΔV2 terhadap ΔV2 .
Volume peniter pada titik ekivalen yaitu ketika respon Δ(ΔpH)/ΔV2 = 0. Diperoleh volume ekivalen
1 adalah 5,1 mL dan volume ekivalen 2 adalah 10,4 mL sehingga nilai pKa = pH pada saat Volume
sama dengan ½ Volume Ekivalen. Nilai pKa1 H3PO4 adalah 2,45 dan nilai pKa2 H3PO4 adalah 5,67.
Sebagaimana telah diuraikan pada pembahasan perhitungan di atas, Terdapat perbedaan hasil
perhitungan dengan pustaka yang diacu. Dari Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th, pKa1 dari
H3PO4 adalah 2.15, dan pKa2 dari H3PO4 adalah 7.09. Perbedaan hasil terutama pada pKa2 yang
diperoleh disebabkan pada saat titrasi terjadi juga lonjakan pH yang cukup berarti yaitu dari pH 8,55
hingga pH 10,52 karena penambahan 0,5 mL volume NaOH di titik volume peniter 10 ml dan
langsung ke 10.5 ml. Praktikan tidak mengantisipasi kenaikan pH yang drastis ini sehingga
pengukuran pH di dekat titik ini masih dilakukan setiap 0,5 mL. Seharusnya jika sudah berada di titik
sekitar calon titik ekivalen, praktikan memperkecil periode pengukuran pH menjadi setiap penetesan
0,1 mL NaOH. Perkiraan titik ekivalen dapat diduga dari pKa karena titik ekivalen merupakan titik
di mana jumlah titran yang ditambahkan cukup untuk sepenuhnya menetralkan larutan analit. Titik
ini juga dapat disebut sebagai titik stoikiometrik karena saat titik ekivalen terjadi mol asam basa
(NaOH) sama dengan jumlah mol yang dibutuhkan untuk menetralkan asam (H3PO4). Titik ekivalen
tidak selalu berarti rasio asam dengan basa adalah 1: 1. Rasio ditentukan oleh persamaan kimia
asam-basa setimbang yang tidak dibahas karena bukan merupakan tujuan dari percobaan ini.
Perbedaan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh proses titrasi yang kurang akurat karena pada
saat pencatatan volume NaOH yang berkontribusi dalam pengukuran pH larutan H3PO4, terdapat
tetesan yang masih menggantung di ujung buret sehingga volume yang tercatat dan volume yang
sebenarnya masuk ke dalam analit tidak benar-benar sama. Hal tersebut tentunya dapat
mempengaruhi data hasil dan perhitungan. Selain itu, kesalahan yang terjadi juga dapat dipengaruhi
oleh penimbangan bahan yang dicatat dalam pembulatan sehingga mempengaruhi akurasi
konsentrasi larutan asam fosfat 0,05 M atau NaOH 0,1 M yang dibuat.
Beberapa faktor berkontribusi dalam kesalahan pengukuran pH dengan metode titrasi
potensiometri meliputi kontribusi potensial dari ion pengganggu, aliran arus terbatas yang melewati

4
sel ketika melakukan pengukuran, perbedaan aktivitas analit sampel dan larutan standar, dan
potensial junction. (Modern Analytical Chemistry hal.494).

IV. Kesimpulan
1. Titik ekivalensi pada kurva perubahan pH per perubahan volume adalah titik di mana
Volume Ekivalen 1 = 5,062 mL dan Volume Ekivalen 2 = 10,308 mL. Titik ekivalensi pada
kurva turunan pertama adalah titik puncak kurva yaitu titik (5.05 ; 9,2 )dan (10, 25 ; 4,08) .
Titik ekivalensi pada kurva turunan kedua adalah titik saat volume ekivalen 1 = 5,1 mL dan
volume ekivalen 2 = 10,4 mL .
2. Dari titik ekuivalensi kurva perubahan pH didapat pKa1 = 2,457 dan pKa2 = 5,495. Dari titik
ekivalensi turunan pertama didapat pKa1 =2,45 dan pKa2= 5,29. Dari titik ekuivalensi kurva
turunan kedua didapat pKa1 = 2,45 dan pKa2 = 5,67

V. Daftar Pustaka
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. USA : Mc-Graw Hill Higher
Education
Helmenstine, Anne Marie (2019, 7 Mei). Equivalence Point in Titrations. Dikutip pada 20
September 2019 dari ThoughtCo: https://www.thoughtco.com/definition-of-equivalence-
point-605101.
Kar, Ashutos.2005.Pharmaceutical Drug Analysis 2th. New Delhi : New Age International Publisher
Rowe, Raymond C, Paul J Shesky, Paul J Weller. 2006. Handbook of
th
Pharmaceutical Excipients. Ed 5 . Chicago : Pharmaceutical Press.

5
LAMPIRAN
DATA DAN PERHITUNGAN TITRASI POTENSIOMETRI
Tabel Data Titrasi Potensiometri
V ΔV
V (ml) pH Δ volume Δ pH ΔpH/Δvolume Δ(Δ pH/Δvolume)
average average
0 2.09 0 0 0 0 0 0
0.5 2.15 0.5 0.06 0.25 0.12 0.25 0.12
1 2.21 0.5 0.06 0.75 0.12 0.5 0
1.55 2.29 0.55 0.08 1.275 0.145454545 0.525 0.025454545
2 2.36 0.45 0.07 1.775 0.155555556 0.5 0.01010101
2.5 2.45 0.5 0.09 2.25 0.18 0.475 0.024444444
3 2.56 0.5 0.11 2.75 0.22 0.5 0.04
3.5 2.72 0.5 0.16 3.25 0.32 0.5 0.1
4 2.89 0.5 0.17 3.75 0.34 0.5 0.02
4.5 3.2 0.5 0.31 4.25 0.62 0.5 0.28
5 4.37 0.5 1.17 4.75 2.34 0.5 1.72
5.1 5.29 0.1 0.92 5.05 9.2 0.3 6.86
5.2 5.67 0.1 0.38 5.15 3.8 0.1 -5.4
5.3 5.79 0.1 0.12 5.25 1.2 0.1 -2.6
5.4 5.91 0.1 0.12 5.35 1.2 0.1 -1.06581E-14
5.5 6.09 0.1 0.18 5.45 1.8 0.1 0.6
6 6.42 0.5 0.33 5.75 0.66 0.3 -1.14
6.5 6.66 0.5 0.24 6.25 0.48 0.5 -0.18
7 6.86 0.5 0.2 6.75 0.4 0.5 -0.08
7.6 7.03 0.6 0.17 7.3 0.283333333 0.55 -0.116666667
8 7.21 0.4 0.18 7.8 0.45 0.5 0.166666667
8.5 7.38 0.5 0.17 8.25 0.34 0.45 -0.11
9.05 7.63 0.55 0.25 8.775 0.454545455 0.525 0.114545455
9.5 7.9 0.45 0.27 9.275 0.6 0.5 0.145454545
10 8.55 0.5 0.65 9.75 1.3 0.475 0.7
10.5 10.59 0.5 2.04 10.25 4.08 0.5 2.78
10.6 10.76 0.1 0.17 10.55 1.7 0.3 -2.38
10.7 10.88 0.1 0.12 10.65 1.2 0.1 -0.5
10.8 10.93 0.1 0.05 10.75 0.5 0.1 -0.7
10.9 11.06 0.1 0.13 10.85 1.3 0.1 0.8
11.5 11.37 0.6 0.31 11.2 0.516666667 0.35 -0.783333333
12 11.45 0.5 0.08 11.75 0.16 0.55 -0.356666667
12.5 11.57 0.5 0.12 12.25 0.24 0.5 0.08
13 11.67 0.5 0.1 12.75 0.2 0.5 -0.04
13.5 11.74 0.5 0.07 13.25 0.14 0.5 -0.06
14 11.81 0.5 0.07 13.75 0.14 0.5 0
14.5 11.87 0.5 0.06 14.25 0.12 0.5 -0.02
15 11.92 0.5 0.05 14.75 0.1 0.5 -0.02
15.5 11.97 0.5 0.05 15.25 0.1 0.5 0
16 12.01 0.5 0.04 15.75 0.08 0.5 -0.02

6
METODE PLOT KURVA pH TERHADAP VOLUME NaOH / JAJAR GENJANG

Kurva pH terhadap Volume NaOH


14

12

10

8
pH

10,308

0
5,062
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Volume NaoH (ml)

Volume NaOH pada saat titik ekivalen diukur manual menggunakan penggaris karena
tidak ada titik pada kurva yang berpotongan dengan titik diagonal sehingga dicari volume
NaOH yang terdekat dengan titik diagonal dan garis putus – putus berwarna orange :
Volume Ekivalen 1 = 5,062 mL
Volume Ekivalen 2 = 10,308 mL

Pada saat pH = pKa1 :


Volume NaOH = ½ Volume ekivalen
Volume NaOH = ½ (5,062)
Volume NaOH = 2,531 ml

Pada saat pH = pKa2 :


Volume NaOH = ½ Volume ekivalen
Volume NaOH = ½ (10,308)
Volume NaOH = 5,154 ml

Tidak terdapat data volume tersebut dalam data pengamatan sehingga dibuat grafik
regresi antara 2 titik yang mengapit nilai volume ½ ekivalen 1 (2,531 ml) dan nilai
volume ½ ekivalen 2 (5,154 ml) :

7
Dua titik yang mengapit nilai volume ½ ekivalen 1 (2,531 ml) pada data pengamatan adalah :
x (volume NaOH) y (pH)
2.5 2.45
3 2.56

Dari tabel tersebut kemudian dibuat grafik dan didapatkan kurva regresi sebagai berikut :

Kurva Regresi 1/2 Titik Ekivalen 1


2.58
2.56 y = 0.22x + 1.9
R² = 1
2.54
2.52
pH

2.5
2.48
2.46
2.44
2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1
Volume NaOH

Didapatkan persamaan garis : y = 0,22x + 1,9


Pada saat volume NaOH (x) = ½ Volume ekivalen = 2,531 ml , pH :
y = 0,22x + 1,9
pH = 0,22(2,531) + 1,9
pH = 2,45682 = 2,457
pH = pKa1 = 2,457

Dua titik yang mengapit nilai volume ½ ekivalen 2 (5,154 ml) pada data pengamatan adalah :
x (volume NaOH) y (pH)
5.1 5.29
5.2 5.67

8
Dari tabel tersebut kemudian dibuat grafik dan didapatkan kurva regresi sebagai berikut :

Kurva Regresi 1/2 Titik Ekivalen 2


5.7
5.65
y = 3.8x - 14.09
5.6
R² = 1
5.55
5.5
pH

5.45
5.4
5.35
5.3
5.25
5.08 5.1 5.12 5.14 5.16 5.18 5.2 5.22
Volume NaOH

Didapatkan persamaan garis : y = 3,8x - 14,09


Pada saat volume NaOH (x) = ½ Volume ekivalen = 5,154 ml, pH :
y = 3,8x - 14,09
pH = 3,8(5,154) - 14,09
pH = 5,4952 = 5,495
pH = pKa2 = 5,495

9
METODE TURUNAN PERTAMA

Kurva Turunan Pertama


10
9 5,05;9,2
8
7
6
ΔpH/ΔV

5
4 10,25;4,08
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
V average

Volume peniter pada saat titik ekivalen


Volume Ekivalen 1 = 5,05 mL
Volume Ekivalen 2 = 10,25 mL
Dicari pH saat Volume = ½ Volume Ekivalen
Titik Ekivalen 1
½ Volume Ekivalen 1 = ½ (5,05 mL) = 2,525 mL
pH saat Volume titran 2,525 mL adalah 2,45

Titik Ekivalen 2
½ Volume Ekivalen 2 = ½ (10,25 mL) = 5,125 mL
pH saat Volume titran 5,125 mL adalah 5,29
3. Nilai pKa sama dengan nilai pH saat volume peniter ½ Volume Ekivalen
pKa 1 = 2,45
pKa 2 = 5,29

10
METODE TURUNAN KEDUA

Kurva Turunan Kedua


8

4
4,9;6,86
Δ(ΔpH)/ΔV2

0 10 ; 2,78
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
-2

-4

-6 5,1; -5,4
10,4 ; -2,38
-8
Δ2V

VI. Volume peniter pada titik ekivalen yaitu ketika respon Δ(ΔpH)/ΔV2 = 0
Titik Ekivalen 1
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1

𝑦 − 6,86 𝑥 − 4,9
=
−5,4 − 6,86 5,1 − 4,9

𝑦 − 6,86 𝑥 − 4,9
=
−12,26 0,2

0,2𝑦 − 1,372 = −12,26𝑥 + 60,074

0,2𝑦 + 12,26𝑥 = 61,446

Saat y=0
12,26𝑥 = 61,446𝑥 = 5,012
Titik Ekivalen 2

𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
𝑦 − 2,78 𝑥 − 10
=
−2,38 − 2,78 10,4 − 10
𝑦 − 2,78 𝑥 − 10
=
−5,16 0,4
0,4𝑦 − 1,112 = −5,16𝑥 + 51,6
0,4𝑦 + 5,16𝑥 = 52,712

Saat y = 0

11
5,16𝑥 = 52,712
𝑥 = 10,216
Jadi, nilai Δ2V pada titik ekivalen 1 = 5,012 mL dan nilai Δ2V pada titik ekivalen 2 =
10,216 mL
VII. Volume ekivalen 1
𝑉𝑛 − 𝑉𝑛−1 5,05 − 5,15
𝑉𝑎𝑣𝑔 = 𝑉𝑎𝑣𝑔 = = 5,1
2 2
Jadi, volume ekivalen 1 adalah 5,1 mL
Volume ekivalen 2
𝑉𝑛 − 𝑉𝑛−1 10,25 − 10,55
𝑉𝑎𝑣𝑔 = 𝑉𝑎𝑣𝑔 = = 10,4
2 2
Jadi, volume ekivalen 2 adalah 10,4 mL

VIII. Dicari pH saat Volume = ½ Volume Ekivalen


½ Volume Ekivalen 1 = ½ (5,1 mL) = 2,55 mL
pH saat Volume titran 2,55 mL adalah 2,45

½ Volume Ekivalen 2 = ½ (10,4 mL) = 5,2 mL


pH saat Volume titran 5,2 mL adalah 5,67

IX. Jadi nilai pKa1 H3PO4 adalah 2,45 dan nilai pKa2 H3PO4 adalah 5,67

GALAT

Menurut NCBI, pKa1 H3PO4 = 2,15 dan pKa2 H3PO4 = 7,09

1. Metode Jajar Genjang


Nilai pKa1
2,457 − 2,15
𝑥100% = 14,28%
2,15
Nilai pKa2
7,09 − 5,495
𝑥100% = 22,496%
7,09

2. Metode Turunan pertama


i. Nilai pKa1
2,45 − 2,15
𝑥100% = 13,95%
2,15
ii. Nilai pKa2
7,09 − 5,29
𝑥100% = 25,39%
7,09

3. Metode Turunan Kedua


i. Nilai pKa1

12
2,45 − 2,15
𝑥100% = 13,95%
2,15
ii. Nilai pKa2
7,09 − 5,67
𝑥100% = 20,028%
7,09

13

Anda mungkin juga menyukai