Anda di halaman 1dari 11

PEMBUATAN SPEKTRUM IR DAN PENENTUAN KADAR KAFEIN

DALAM TEH MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER FTIR

Tamia Elinda (G44140004)1, Akhmad Aghzath Ananjaya2, Antonio Kautsar3, ,


Zulhan Arif, M. Si4
1,2
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, 16680, Bogor, Indonesia
3
Pusat Studi Biofarmaka, Taman Kencana, Kota Bogor, Indonesia
4
Divisi Kimia Analitik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, 16680, Bogor, Indonesia

ABSTRAK
Fourier Transform Infra Red (FTIR) merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk menganalisa komposisi kimia dari senyawa-senyawa organic,
polimer, pelapisan, material semi konduktor, sampel biologis, senyawa-senyawa
anorganik, dan mineral. Daerah inframerah yang digunakan pada percobaan
ini adalah MIR (Middle Infrared) yang bilangan gelombangnya berkisar dari
4000-400 cm-1. FTIR tidak hanya mempunyai kemampuan untuk analisa kulitatif,
namun untuk analisa kuantitatif. Percobaan ini menggunkan FTIR untuk analisis
secara kuantitatif penentuan kadar kafein dalam teh menggunakan larutan
standar kafein. Penentuan kadar kafein dalam sampel teh menggunakan larutan
standar kafein 200, 500, 800, 1000, dan 1500 ppm. Kurva standarnya dibuat
untuk mendapat persamaan garis yang akan digunakan untuk menentukan kadar
kafein dalam sampel teh. Persamaan garis tersebut diperoleh dari nilai
absorbansi maksimum dari tiap larutan standar. Persamaan garis kurva standar
diperoleh y = 1X10-4x + 0.0021 dengan koefisien korelasi (R²) sebesar 0.9997.
Konsentrasi kafein dalam teh sebesar 1478 ppm atau 2,956% (b/b).
Kata kunci : FTIR, gelombang elektromagnetik, inframerah, spektroskopi
PENDAHULUAN

Jika suatu radiasi gelombang elektromagnetik mengenai suatu materi, maka


akan terjadi suatu interaksi, diantaranya berupa penyerapan energi (absorpsi) oleh
atom-atom atau molekul-molekul dari materi tersebut. Absorpsi sinar ultraviolet
dan cahaya tampak akan mengakibatkan tereksitasinya elektron. Sedangkan
absorpsi radiasi inframerah, energinya tidak cukup untuk mengeksitasi elektron,
namun menyebabkan peningkatan amplitudo getaran (vibrasi) atom-atom pada
suatu molekul. Hal yang sangat unik pada penyerapan radiasi gelombang
elektromagnetik adalah bahwa suatu senyawa menyerap radiasi dengan panjang
gelombang tertentu bergantung pada struktur senyawa tersebut. Absorpsi khas
inilah yang mendorong pengembangan metode spektroskopi (Anam 2007).
Salah satu metode spektroskopi yang sangat populer adalah metode
spektroskopi inframerah yang dilengkapi dengan transformasi Fourier untuk
analisis hasil spektrumnya. Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared), yaitu
metode fourier transform infrared (FTIR) yang merupakan metode bebas reagen,
tanpa penggunaan radioaktif . Prinsip kerja FTIR adalah mengenali gugus fungsi
suatu senyawa dari absorbansi inframerah yang dilakukan terhadap senyawa

1
tersebut (Sjahfirdi 2015). Metode spektroskopi yang digunakan adalah metode
absorpsi, yaitu metode spektroskopi yang didasarkan atas perbedaan penyerapan
radiasi inframerah. Absorbsi inframerah oleh suatu materi dapat terjadi jika
dipenuhi dua syarat, yaitu kesesuaian antara frekuensi radiasi inframerah dengan
frekuensi vibrasional molekul sampel dan perubahan momen dipol selama
bervibrasi (Anam 2007). Pola absorbansi yang diserap oleh tiap-tiap senyawa
berbeda-beda, sehingga senyawa-senyawa dapat dibedakan dan dikuantifikasikan
(Sankari, 2010). Percobaan ini bertujuan membuat spektrum IR dan investigasi
nisbah sinyal terhadap derau serta waktu payar sebagai fungsi jumlah payar rerata
dan resolusi instrumen menggunakan spektrofotometer FTIR. Selain itu,
percobaan ini bertujuan menentukan kadar kafein dalam teh.

METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer FTIR, neraca, dan pembuat
pelet, tabung reaksi, dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah KBr dan
p-dimetilamino benzaldehida kafein, daun/serbuk teh, NH4OH 2 M, dan
kloroform.

Prosedur
Pembuatan Spektrum IR dan Investigasi Nisbah Sinyal Terhadap Derau
Serta Waktu Payar sebagai Fungsi Jumlah Payar Rerata dan Resolusi
Instrumen Menggunakan Spektrofotometer FTIR
KBr dimasukkan 100-200 mg ke dalam mortar dan dimasukkan 1-2 mg
asam benzoat/ p-dimetilaminobenzaldehida. Keduanya dicampurkan dengan baik
hingga seragam dengan cepat karena KBr dapat pula menyerap air. Hal ini dapat
menyebabkan saat mengempa tidak akan menghasilkan pellet yang baik.
Selanjutnya, pelet ditempatkan ke dalam wadah sampel dan dilakukan pembuatan
spektrum FTIR dengan parameter yang tertera di Tabel 1. Spektrum disimpan
dengan menggunakan nama yang sesuai.
Tabel 1. Spektrum yang harus dibuat dan nama spektrum
Resolusi
Jumlah Payar
1 2 4 8 16
8 - - 4_8 - -
16 - - 4_16 - -
32 1_32 2_32 4_32 8_32 16_32
64 - - 4_64 - -

Penentuan Kadar Kafein dalam Teh


Sekitar 250 mg serbuk teh ditimbang secara akurat dalam suatu wadah
(tabung reaksi). Sebanyak 5 ml NH4OH 2M ditambahkan ke dalam wadah
tersebut kemudian campuran tersebut dikocok selama 2 menit. Kemudian,
sebanyak 5 ml kloroform ditambahkan ke dalam campuran tersebut lalu dikocok
kembali selama 2 menit. Setelah itu, campuran dipisahkan secara sentrifugasi atau

2
manual. Fase kloroform diambil dari campuran tersebut, kemudian dibuat
spektrum IR diantara bilangan gelombang 4000-600 cm-1. Spektrum background
diperoleh dari larutan blanko (tanpa sampel). Untuk penentuan nilai tinggi serapan
kafein dilakukan koreksi garis dasar mulai bilangan gelombang 1800 cm-1 pada
sampel yang kemudian diinterpolasi dengan kurva kalibrasi yang diperoleh dari
standar kafein yang dilarutkan dalam kloroform yang diiukur dengan kondisi yang
sama seperti sampel dengan koreksi backgroundnya menggunakan kloroform.
Untuk Analisis data, kurva kalibrasi dibuat untuk menunjukkan sinyal
larutan standar kafein. Garis regresi linier selanjutnya dibuat untuk menentukan
nilai slope dan intersep dari kurva. Y adalah sinyal serapan kafein dan X adalah
konsentrasi kafein dalam ppm. Kadar kafein dalam serbuk teh dihitung (%b/b)
beserta standar deviasi dan selang kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared) merupakan spektroskopi
inframerah yang dilengkapi dengan transformasi Fourier untuk deteksi dan
analisis hasil spektrumnya. Inti spektroskopi FTIR adalah interferometer
Michelson yaitu alat untuk menganalisis frekuensi dalam sinyal gabungan.
Spektrum inframerah tersebut dihasilkan dari pentrasmisian cahaya yang melewati
sampel, pengukuran intensitas cahaya dengan detektor dan dibandingkan dengan
intensitas tanpa sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrum inframerah
yang diperoleh kemudian diplot sebagai intensitas fungsi energi, panjang
gelombang (µm) atau bilangan gelombang (cm-1). Analisis gugus fungsi suatu
sampel dilakukan dengan membandingkan pita absorbsi yang terbentuk pada
spektrum infra merah menggunakan tabel korelasi dan menggunakan spektrum
senyawa pembanding (yang sudah diketahui) (Anam 2007).
Daerah inframerah yang digunakan pada percobaan ini adalah MIR (Middle
Infrared) yang bilangan gelombangnya berkisar dari 4000-400 cm-1. Analisis
kualitatif FTIR dapat diidentifikasi dari spektrum yang dihasilkan. Pembuatan
spektrum serapan IR dan investigasi nisbah sinyal terhadap derau serta waktu
payar sebagai fungsi jumlah payar rerata dan resolusi instrumen FTIR pada
percobaan ini, menggunakan alat spektrofotometer FTIR dengan menggunakan
bahan berupa padatan pelet KBr dan sampel berupa p-dimetilbenzaldehida.
Pembuatan pelet KBr dilakukan dengan cara divakum dengan tekanan 80 kN. Hal
ini bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan air yang terikat dengan KBr
karena sifat KBr yang higroskopis. Higroskopis artinya KBr dapat mengikat
secara mudah dengan air yang berasal dari lingkungan sekitar (Khopkar 2003).
Alasan menggunakan KBr karena KBr tidak dapat menyerap sinar IR, sehingga
sinar IR hanya dapat menyerap sampel, yaitu p-dimetilbenzaldehida.Larutan p-
dimetilamino benzaldehida berfungsi sebagai background. Backgrond dalam IR
berfungsi sebagai Auto zero pada UV-VIS (Blangko). Tujuan dari pengukuran
background sebelum pengukuran serapan IR pada larutan sampel adalah agar
menghasilkan serapan sinar IR yang lebih baik tanpa adanya gangguan sinyal dari
pelarut (Pavia et a. 2009). Larutan p-dimetilamino benzaldehida diukur dengan 2

3
perlakuan, yaitu variasi jumlah payar dan perbedaan resolusi. Hasil spektrum
perlakuan jumlah payar menunjukkan perbedaan yang terlihat (Gambar 1).
Sementara itu, spektrum perlakuan perbedaan resolusi menunjukkan tidak adanya
perbedaan spektrum (Gambar 2). Nisbah sinyal dan derau semakin tinggi nilainya
maka semakin baik.
FTIR tidak hanya mempunyai kemampuan untuk analisa kulitatif, namun
untuk analisa kuantitatif. Percobaan ini menggunkan FTIR untuk analisis secara
kuantitatif penentuan kadar kafein dalam teh menggunakan larutan standar kafein.
Penentuan kadar kafein dalam sampel teh menggunakan larutan standar kafein
200, 500, 800, 1000, dan 1500 ppm. Bilangan gelombang khas untuk kafein, yaitu
sebesar 1658 cm-1. Kurva standar dibuat untuk mendapat persamaan garis yang
akan digunakan untuk menentukan kadar kafein dalam sampel teh. Absorban
tertinggi yang diperoleh dari masing-masing spektrum serapan IR standar
kemudian dibuat kurva hubungan konsentrasi kafein terhadap absorban tertinggi
larutan standar yang kemudian diperoleh kurva persamaan regresi linear yang
dapat digunakan untuk mencari konsentrasi sampel teh. Persamaan garis kurva
standar diperoleh y = 1X10-4x + 0.0021 , dengan koefisien korelasi (R²) sebesar
0.9997 , dari R² yang diperoleh linearitas nya sangat baik karena hasil mendekati
(R² = 1) (Gambar 3). Konsentrasi kafein dalam teh sebesar 1478 ppm atau 2,956%
(b/b).

SIMPULAN

Percobaan pengukuran spektrum IR dengan spektrofotometer FTIR


menggunakan bahan berupa padatan pelet KBr dan sampel berupa p-
dimetilbenzaldehida. p-dimetilaminobenzaldehida dengan perlakuan variasi
jumlah payar menunjukkan perbedaan yang terlihat pada spektrumnya, sementara
perlakuan perbedaan resolusi tidak menunjukkan perbedaan hasil spektrum.
Analisis kuantitatif untuk pengukuran kadar kafein. Persamaan garis kurva standar
kafein diperoleh y = 1x10-4x + 0.0021 , dengan koefisien korelasi (R²) sebesar
0.9997. Konsentrasi kafein dalam teh sebesar 1478 ppm atau 2,956% (b/b).

DAFTAR PUSTAKA
Anam C, Sirojudin, Firdausi K S. 2007. Analisis gugus fungsi pada sampel uji,
bensin dan spiritus menggunakan metode spektroskopi FTIR. Jurnal
Berkala Fisika. 1 (10) : 79-83.
Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta (ID): UI Press.
Pavia DL, Lampman GM, Kris GS, Vyvyan JR.2009. Introduction to
Spectroscopy 4th Edition. California (USA): Brooks & Cole.
Sankari, Kriahnamoorthy G E, Jayakumaran S, Gunaeakaran S, Priya V V,
Subramanlam S, Subramanlam S, Mohan S K. 2010. Analysis of serum
immunoglobulins using fourier transform infrared spectral measurements.
Biol. Med. 2(3) : 42-48.

4
Sjahfirdi F, Aldi N, Maheshwari H, Astuti P. 2015. Aplikasi Fourier Transform
Infrared (FTIR) dan pengamatan pembengkakan genital pada spesies
primata, lutung jawa (Trachypitheus auratus) untuk mendeteksi masa
subur. Jurnal Kedokteran Hewan. 2 (9) : 156-160.

5
Lampiran

Gambar 1 Spektrum pengukuran p-dimetilamino benzaldehida dengan jumlah


payar berbeda

6
Gambar 2 Spektrum pengukuran p-dimetilamino benzaldehida dengan resolusi
berbeda

Tabel 1 Nilai S/N pada jumlah payar yang berbeda


jumlah payar S/N (RMS) S/N (PP)
8 15.62 3.765
16 15.562 3.747
32 15.564 3.745
64 15.578 3.751
Tabel 2 Nilai S/N pada nilai resolusi yang berbeda

Nilai Resolusi S/N (RMS) S/N (PP)


4 15.564 3.745
8 15.984 4.303
16 16.923 4.952
Tabel 3 Absorbans standar kafein dan sampel teh pada bilangan gelombang
1589.23 - 1791.74 cm-1

absorbansi
Bilangan
gelombang (cm-1) sampel
standar stndar standar standar standar
the
200 500 800 1000 1500
ppm ppm ppm ppm ppm
1791.74 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0.0003
1789.81 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0.0003
1787.88 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0.0003
1785.95 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0.0003
1784.03 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0.0003
1782.10 0.0002 0.0003 0.0003 0.0004 0.0005 0.0005
1780.17 0.0003 0.0004 0.0004 0.0005 0.0007 0.0007
1778.24 0.0006 0.0006 0.0006 0.0007 0.0009 0.0010
1776.31 0.0010 0.0009 0.0009 0.0010 0.0012 0.0014
1774.38 0.0014 0.0012 0.0010 0.0013 0.0014 0.0017
1772.45 0.0015 0.0014 0.0011 0.0014 0.0015 0.0018
1770.53 0.0014 0.0013 0.0010 0.0013 0.0013 0.0017
1768.60 0.0011 0.0010 0.0008 0.0010 0.0010 0.0014
1766.67 0.0007 0.0006 0.0005 0.0006 0.0006 0.0010
1764.74 0.0003 0.0003 0.0002 0.0003 0.0003 0.0007
1762.81 0.0003 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0008
1760.88 0.0003 0.0003 0.0002 0.0003 0.0002 0.0010
1758.95 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0001 0.0013
1757.02 0.0002 0.0002 0.0001 0.0002 0.0001 0.0017
1755.10 0.0004 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0025
1753.17 0.0007 0.0007 0.0005 0.0006 0.0006 0.0037

7
1751.24 0.0011 0.0010 0.0007 0.0009 0.0009 0.0052
1749.31 0.0014 0.0014 0.0009 0.0011 0.0012 0.0072
1747.38 0.0015 0.0016 0.0011 0.0013 0.0014 0.0096
1745.45 0.0015 0.0017 0.0011 0.0013 0.0016 0.0127
1743.52 0.0012 0.0017 0.0010 0.0012 0.0017 0.0169
1741.60 0.0010 0.0018 0.0010 0.0012 0.0019 0.0217
1739.67 0.0013 0.0024 0.0015 0.0018 0.0027 0.0279
1737.74 0.0018 0.0033 0.0022 0.0027 0.0038 0.0355
1735.81 0.0022 0.0040 0.0028 0.0034 0.0048 0.0436
1733.88 0.0023 0.0045 0.0032 0.0039 0.0054 0.0519
1731.95 0.0020 0.0046 0.0032 0.0039 0.0056 0.0596
1730.02 0.0015 0.0044 0.0030 0.0037 0.0055 0.0667
1728.09 0.0008 0.0039 0.0027 0.0033 0.0053 0.0723
1726.17 0.0001 0.0034 0.0024 0.0030 0.0052 0.0756
1724.24 0.0000 0.0035 0.0026 0.0033 0.0057 0.0774
1722.31 0.0007 0.0044 0.0036 0.0046 0.0075 0.0777
1720.38 0.0018 0.0059 0.0056 0.0072 0.0109 0.0767
1718.45 0.0029 0.0079 0.0085 0.0109 0.0162 0.0755
1716.52 0.0040 0.0102 0.0126 0.0161 0.0239 0.0757
1714.59 0.0051 0.0133 0.0181 0.0232 0.0345 0.0787
1712.66 0.0065 0.0171 0.0250 0.0321 0.0480 0.0851
1710.74 0.0079 0.0211 0.0324 0.0415 0.0622 0.0929
1708.81 0.0093 0.0248 0.0389 0.0499 0.0748 0.1001
1706.88 0.0108 0.0276 0.0437 0.0560 0.0838 0.1043
1704.95 0.0115 0.0284 0.0449 0.0576 0.0858 0.1018
1703.02 0.0114 0.0270 0.0426 0.0546 0.0813 0.0935
1701.09 0.0103 0.0238 0.0374 0.0480 0.0713 0.0804
1699.16 0.0085 0.0194 0.0306 0.0394 0.0586 0.0655
1697.24 0.0063 0.0149 0.0239 0.0310 0.0463 0.0519
1695.31 0.0044 0.0109 0.0182 0.0238 0.0359 0.0405
1693.38 0.0026 0.0078 0.0139 0.0184 0.0283 0.0325
1691.45 0.0014 0.0057 0.0111 0.0148 0.0233 0.0274
1689.52 0.0011 0.0045 0.0092 0.0124 0.0197 0.0238
1687.59 0.0013 0.0041 0.0082 0.0110 0.0175 0.0217
1685.66 0.0016 0.0039 0.0075 0.0101 0.0160 0.0201
1683.73 0.0014 0.0035 0.0068 0.0093 0.0148 0.0189
1681.81 0.0011 0.0030 0.0064 0.0088 0.0143 0.0183
1679.88 0.0008 0.0029 0.0067 0.0092 0.0151 0.0191
1677.95 0.0005 0.0031 0.0075 0.0103 0.0170 0.0210
1676.02 0.0008 0.0041 0.0092 0.0125 0.0205 0.0245
1674.09 0.0021 0.0066 0.0129 0.0172 0.0272 0.0314
1672.16 0.0036 0.0101 0.0183 0.0241 0.0372 0.0417
1670.23 0.0054 0.0143 0.0251 0.0329 0.0501 0.0549
1668.31 0.0075 0.0197 0.0337 0.0438 0.0663 0.0713

8
1666.38 0.0099 0.0259 0.0438 0.0567 0.0853 0.0904
1664.45 0.0123 0.0323 0.0542 0.0699 0.1049 0.1099
1662.52 0.0143 0.0377 0.0632 0.0813 0.1218 0.1264
1660.59 0.0163 0.0425 0.0708 0.0909 0.1361 0.1400
1658.66 0.0179 0.0453 0.0746 0.0958 0.1429 0.1457
1656.73 0.0179 0.0446 0.0729 0.0935 0.1391 0.1407
1654.80 0.0167 0.0410 0.0667 0.0856 0.1273 0.1275
1652.88 0.0152 0.0361 0.0580 0.0746 0.1105 0.1095
1650.95 0.0130 0.0300 0.0476 0.0613 0.0906 0.0884
1649.02 0.0102 0.0232 0.0367 0.0473 0.0700 0.0669
1647.09 0.0074 0.0171 0.0272 0.0352 0.0523 0.0485
1645.16 0.0052 0.0128 0.0207 0.0268 0.0403 0.0360
1643.23 0.0040 0.0097 0.0156 0.0203 0.0306 0.0259
1641.30 0.0033 0.0076 0.0117 0.0152 0.0230 0.0178
1639.38 0.0034 0.0068 0.0097 0.0127 0.0188 0.0131
1637.45 0.0040 0.0070 0.0090 0.0116 0.0167 0.0101
1635.52 0.0046 0.0072 0.0084 0.0106 0.0147 0.0072
1633.59 0.0051 0.0076 0.0081 0.0100 0.0134 0.0047
1631.66 0.0055 0.0079 0.0080 0.0097 0.0125 0.0026
1629.73 0.0059 0.0084 0.0081 0.0097 0.0121 0.0010
1627.80 0.0067 0.0092 0.0086 0.0101 0.0122 0.0004
1625.87 0.0076 0.0102 0.0092 0.0108 0.0126 0.0002
1623.95 0.0085 0.0111 0.0098 0.0113 0.0129 0.0002
1622.02 0.0093 0.0119 0.0104 0.0119 0.0133 0.0007
1620.09 0.0101 0.0128 0.0110 0.0126 0.0139 0.0015
1618.16 0.0110 0.0138 0.0119 0.0134 0.0148 0.0027
1616.23 0.0122 0.0152 0.0131 0.0148 0.0162 0.0043
1614.30 0.0141 0.0176 0.0153 0.0171 0.0189 0.0067
1612.37 0.0172 0.0213 0.0188 0.0210 0.0233 0.0102
1610.45 0.0213 0.0265 0.0237 0.0263 0.0293 0.0146
1608.52 0.0266 0.0330 0.0297 0.0329 0.0367 0.0197
1606.59 0.0324 0.0398 0.0359 0.0397 0.0440 0.0246
1604.66 0.0368 0.0450 0.0405 0.0446 0.0491 0.0280
1602.73 0.0382 0.0465 0.0417 0.0457 0.0501 0.0287
1600.80 0.0361 0.0436 0.0389 0.0426 0.0464 0.0265
1598.87 0.0307 0.0370 0.0328 0.0358 0.0387 0.0219
1596.94 0.0233 0.0279 0.0246 0.0268 0.0289 0.0162
1595.02 0.0233 0.0279 0.0246 0.0268 0.0289 0.0162
1593.09 0.0233 0.0279 0.0246 0.0268 0.0289 0.0162
1591.16 0.0233 0.0279 0.0246 0.0268 0.0289 0.0162
1589.23 0.0233 0.0279 0.0246 0.0268 0.0289 0.0162
ket : = Nilai absorban maksimum

9
Tabel 4 Konsentrasi dan absorbans sampel pada bilangan gelombang 1658.66cm-1
Larutan konsentrasi absorbansi
kafein
(ppm)
standar 1 200 0.0179
standar 2 500 0.0453
standar 3 800 0.0746
standar 4 1000 0.0958
standar 5 1500 0.1429
sampel 1478 0.1457

0.1600
0.1400
0.1200 y = 1E-04x - 0.0021
0.1000 R² = 0.9997
absorbansi

0.0800
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0.0000 200.0000 400.0000 600.0000 800.0000 1000.0000 1200.0000 1400.0000 1600.0000
[kafein] (ppm)

Gambar 3 Kurva hubungan absorbans dengan konsentrasi sampel pada bilangan


gelombang 1658.66 cm-1

Contoh perhitungan :

 Konsetrasi kafein dalam sampel teh :


y = 1x10-4 x - 0.0021

0.1457 = 1x10-4 [kafein]- 0.0021

0.1457 + 0.0021 = 1x10-4 [kafein]

0.1478 = 1x10-4 [kafein]

[kafein] = 1478 ppm

Jadi, konsentrasi kafein dalam teh sebesar 1478 ppm

10
 Konsentrasi kafein dalam % b/b
𝑏 𝑚𝑔 1𝐿 1𝑔 1
% = 1478 × × × × 5 𝑚𝐿 × 100% = 2.956%
𝑏 𝐿 1000 𝑚𝐿 1000 𝑚𝑔 0,250 𝑔

Jadi, konsentrasi (%b/b) kafein dalam teh sebesar 2.956%

11

Anda mungkin juga menyukai