Disusun oleh :
Kelompok Jumat – 3
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Indonesia menempati
urutan kedua di dunia sebagai wilayah dengan kekayaan biodiversitas tertinggi. Hal tersebut
dapat disebabkan karena Indonesia merupakan negara kepuluauan yang sangat luas, yaitu
sekitar 9 juta km² yang terletak diantara dua samudra dan dua benua dan terbentang pada
garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis. Jenis flora di Indonesia terdapat kurang
lebih 25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis tumbuhan di seluruh dunia. Tidak kurang dari
40% lumut dan ganggang merupakan endemik atau jenis tumbuhan asli yang hanya terdapat
di Indonesia, dengan total jumlah marga endemik di Indonesia 202 jenis dan 59 di antaranya
telah tersebar di wilayah Kalimantan. Ragam kekayaan alam tersebut banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat. Salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan etnomedisin dengan keunikan
ramuan dan cara penyajian yang menunjukkan tingginya pengetahuan etnis lokal tentang
tumbuhan obat (Evizal et al., 2013).
Tanaman obat berasal dari ribuan jenis spesies. Dari total kurang lebih 40.000 jenis
tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia, 30.000-nya disinyalir terdapat di Indonesia.
Jumlah tersebut mewakili 90% dari tanaman obat yang terdapat di wilayah Asia. Dari jumlah
tersebut, 25% diantaranya atau sekitar 7.500 jenis sudah diketahui memiliki khasiat herbal
atau dapat disebut tanaman obat. Namun hanya 1.200 jenis tanaman yang sudah
dimanfaatkan untuk bahan baku obat-obatan herbal atau jamu. Dari sekian banyak suku
tumbuhan, beberapa spesies pada suku Rutaceae dikenal memiliki efek farmakologi.
Rutaceae (jeruk-jerukan) merupakan suku yang berasal dari ordo Rutales dengan ciri-ciri
yaitu merupakan tumbuhan perdu dan berkayu, dengan batang atau ranting berduri panjang
tetapi tidak rapat. Daun tidak memiliki spitula (daun penumpu), tunggal, dengan tepi rata,
permukaan licin dan memiliki kelenjar minyak. Bunga tunggal, dengan mahkota bunga
berwarna putih, mahkota bunga berjumlah 4 sampai 5, kepala sari beruang 2 menghadap ke
dalam, jumlah lingkaran benang sari sama dengan jumlah lingkaran mahkota bunga. Buah
bertipe hesperidium, berbentuk bulat, kulit buah memiliki 3 lapisan dan lapisan dalamnya
bersekat membentuk ruang yang terdapat gelembung-gelembung air. Beberapa spesies pada
suku Rutaceae memiliki berbagai golongan senyawa aktif yang dapat digunakan untuk
pengobatan. Seperti alkaloid, koumarin, flavonoid, limonoid, dan minyak volatil. Contoh
spesies pada suku asteraceae yang memiliki efek farmakologi adalah jeruk nipis atau Citrus
aurantiifolia yang mengandung hesperidin yang bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan,
dan menghambat sintesis prostaglandin.
BAB II
ISI
Anggota dari famili Rutaceae memiliki senyawa kimia hasil metabolit sekunder seperti
alkaloid, koumarin, flavonoid, limonoid, dan minyak volatil. Sebagai contoh pada genus
Citrus terdapat metabolit sekunder berupa asam askorba, asam askorbat, polifenol, asam
malat, asam glukarat, dan asam butarat.
Sumber: compoundchem.com
Genus lain pada Rutaceae yaitu Zanthoxylum. Sebagai contoh Zanthoxylum limonella
memiliki senyawa fitokimia sebagai berikut
Sumber: bioline.org.br
Sumber: bioline.org.br
Sumber: bioline.org.br
BAB III
RINGKASAN
● Kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan Famili Rutaceae yang berkhasiat
dalam pengobatan yaitu golongan senyawa alkaloid, koumarin, flavonoid, limonoid,
dan minyak volatil.
● Tumbuhan Famili Rutaceae digunakan sebagai obat antifugal, antioksidan,
antikanker, pemutih gigi, larvasida nyamuk Aedes aegypti, antikolesterol,
antiketombe, antioksidan, analgesik.
● Penggunaan untuk setiap spesies akan berbeda – beda tergantung zat kimia yang
terdapat di dalam tumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA