Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI ANALITIK

KANDUNGAN KIMIA, KHASIAT, DAN PENGGUNAAN TUMBUHAN RUTACEAE

Disusun oleh :

Afina Fitria Wati 10717100


Rika Efnida Silaban 10717102
Ghazy Fadhil Muhammad 10717104
Clarissa Graciela 10717106
Sita Nurwulan 10717108
Grace Stefani Visakha Nur Jaya 10717110

Kelompok Jumat – 3

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI ANALITIK


PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020

BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Indonesia menempati
urutan kedua di dunia sebagai wilayah dengan kekayaan biodiversitas tertinggi. Hal tersebut
dapat disebabkan karena Indonesia merupakan negara kepuluauan yang sangat luas, yaitu
sekitar 9 juta km² yang terletak diantara dua samudra dan dua benua dan terbentang pada
garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis. Jenis flora di Indonesia terdapat kurang
lebih 25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis tumbuhan di seluruh dunia. Tidak kurang dari
40% lumut dan ganggang merupakan endemik atau jenis tumbuhan asli yang hanya terdapat
di Indonesia, dengan total jumlah marga endemik di Indonesia 202 jenis dan 59 di antaranya
telah tersebar di wilayah Kalimantan. Ragam kekayaan alam tersebut banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat. Salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan etnomedisin dengan keunikan
ramuan dan cara penyajian yang menunjukkan tingginya pengetahuan etnis lokal tentang
tumbuhan obat (Evizal et al., 2013).
Tanaman obat berasal dari ribuan jenis spesies. Dari total kurang lebih 40.000 jenis
tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia, 30.000-nya disinyalir terdapat di Indonesia.
Jumlah tersebut mewakili 90% dari tanaman obat yang terdapat di wilayah Asia. Dari jumlah
tersebut, 25% diantaranya atau sekitar 7.500 jenis sudah diketahui memiliki khasiat herbal
atau dapat disebut tanaman obat. Namun hanya 1.200 jenis tanaman yang sudah
dimanfaatkan untuk bahan baku obat-obatan herbal atau jamu. Dari sekian banyak suku
tumbuhan, beberapa spesies pada suku Rutaceae dikenal memiliki efek farmakologi.
Rutaceae (jeruk-jerukan) merupakan suku yang berasal dari ordo Rutales dengan ciri-ciri
yaitu merupakan tumbuhan perdu dan berkayu, dengan batang atau ranting berduri panjang
tetapi tidak rapat. Daun tidak memiliki spitula (daun penumpu), tunggal, dengan tepi rata,
permukaan licin dan memiliki kelenjar minyak. Bunga tunggal, dengan mahkota bunga
berwarna putih, mahkota bunga berjumlah 4 sampai 5, kepala sari beruang 2 menghadap ke
dalam, jumlah lingkaran benang sari sama dengan jumlah lingkaran mahkota bunga. Buah
bertipe hesperidium, berbentuk bulat, kulit buah memiliki 3 lapisan dan lapisan dalamnya
bersekat membentuk ruang yang terdapat gelembung-gelembung air. Beberapa spesies pada
suku Rutaceae memiliki berbagai golongan senyawa aktif yang dapat digunakan untuk
pengobatan. Seperti alkaloid, koumarin, flavonoid, limonoid, dan minyak volatil. Contoh
spesies pada suku asteraceae yang memiliki efek farmakologi adalah jeruk nipis atau Citrus
aurantiifolia yang mengandung hesperidin yang bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan,
dan menghambat sintesis prostaglandin.
BAB II

ISI

2.1 Kandungan Kimia

Anggota dari famili Rutaceae memiliki senyawa kimia hasil metabolit sekunder seperti
alkaloid, koumarin, flavonoid, limonoid, dan minyak volatil. Sebagai contoh pada genus
Citrus terdapat metabolit sekunder berupa asam askorba, asam askorbat, polifenol, asam
malat, asam glukarat, dan asam butarat.

Sumber: compoundchem.com

Gambar 1: Struktur kimia tanaman genus Citrus

Genus lain pada Rutaceae yaitu Zanthoxylum. Sebagai contoh Zanthoxylum limonella
memiliki senyawa fitokimia sebagai berikut
Sumber: bioline.org.br

Tabel 1: Senyawa kimia pada Z. limonella

Sumber: bioline.org.br

Gambar 2: Struktur kimia pada batang Z. limonella

Sumber: bioline.org.br

Gambar 3: Struktur kimia pada buah Z. limonella


Hasil ekstraksi buah dari beberapa tanaman Rutaceae memiliki zat
antimikroba seperti kloroform dan sabimin. Minyak atsiri pada beberapa tanaman Rutaceae
juga ada yang mengandung senyawa kimia tertentu yang dapat berfungsi sebagai anti
nyamuk.
2.2 Khasiat dan Penggunaan Tumbuhan
1. Kandungan asam askorbat sebagai sumber vitamin C yang bermanfaat meningkatkan
sistem imun, mencegah terserang penyakit flu, membantu mengusir radikal bebas dari tubuh,
membantu proses pemulihan, membantu merawat kesehatan tulang dan gigi, mengatasi
peradangan, memproduksi kolagen
2. Kandungan glucaric acid dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah, mencegah
radang usus dengan mengeluarkan butyric acid dalam usus besar, mencegah kanker seperti
kanker payudara, prostat, ovarium, mencegah sindrom premenstruasi dengan mendorong
glucoronidation
3. Kandungan polifenol sebagai antioksidan yang dapat melindungi dari radikal bebas,
melindungi kulit, menghindari risiko penuaan dini, kanker, dan pemyakit jantung
4. Kandungan serat menjaga kestabilan kadar gula dalam darah
5. Kandungan vitamin B6 dapat menjaga kestabilan tekanan darah dan mendukung
hemoglobin darah.
2.2 Penggunaan Tumbuhan Rutaceae
2.2.3 Penggunaan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
1. Citrus aurantifolia sebagai Antifungal
Ekstrak kulit buah jeruk nipis memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan
jamur penyebab penyakit kulit seperti jamur Trichophyton mentagraphytes dan
Microsporium cains. Ekstrak kulit buah jeruk dapat dijadikan sebagai bahan antijamur
disebabkan oleh kandungan zat kimianya, seperti basonin, eugenol, galangan, galangol, dan
asetoksi kavikal asetat (Hamzah, 2014; De Pooter, 2005).
2. Citrus aurantifolia sebagai Antioksidan
Daun jeruk nipis memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan menghambat
aktivitas oksidasi radikal 50%. Kandungan dari jeruk nipis yang memberikan adanya aktivitas
antioksidan adalah alkaloid, fenol, saponin, tanin, steroid, dan flavonoid (Reddy, 2012).
3. Citrus aurantifolia sebagai Antikanker
Ekstrak etanol jeruk nipis terbukti mampu menekan karsinogenesis melalui
penekanan ekspresi c-Myc dan menghambat tahap proliferasi. Kandungan flavonoid dalam
jeruk nipis berupa narigin, hesperidin dan naringenin berperan sebagai agen kemopreventif
karsinogenesis, menghambat proliferasi sel kanker dan tumorigenesis (De Leo,2005;
Pratiwi,2010).
4. Citrus aurantifolia sebagai Pemutih gigi
Jeruk nipis terbukti dapat memutihkan gigi yang mengalami diskolorisasi setelah
dilakukan perendaman dalam 30-60 menit, dimana kandungan asam sitrat pada daging buah
jeruk nipis memiliki pH yang hampir sama dengan pH pemutih gigi alami yaitu stroberi asam
(Reksodiputro, 2004).
5. Citrus aurantifolia sebagai Larvasida nyamuk Aedes aegypti
Kulit buah jeruk nipis terbukti memiliki potensi sebagai larvasida nyamuk Aedes
aegypti. Kandungan minyak atsiri pada kulit jeruk nipis seperti limonen atau limonoid
menghambat pergantian kulit pada larva dan dapat masuk ke dalam tubuh larva nyamuk
sebagai racun (Ekawati,2017).
6. Citrus aurantifolia sebagai antikolesterol
Jeruk nipis terbukti memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah,
dimana terapi jus jeruk nipis yang dibarengi oleh olahraga ataupun tidak memiliki hasil yang
sama dalam penurunan kadar kolesterol. Kandungan pectin (flavonoid dalam jeruk nipis)
mampu mengurangi kadar kolesterol darah, triglyceride dan LDL-cholesterol (Elon, 2015).
7. Citrus limon Burm sebagai Antiketombe
Citrus limon Burm terbukti sebagai antijamur terhadap ketombe yang disebabkan oleh
jamur Malassezia sp. oleh adanya kandungan senyawa flavonoid dan terpen dalam minyak
atsiri Citrus limon Burm. (Budiman, 2015).
8. Antioksidan
Rutaceae diuji efek sebagai antioksidan terhadap radikal bebas dari senyawa DPPH
dan dibandingkan potensi antioksidan antara buah lemon lokal (C. lemon, L. Burm. F. var.
Lisbon) dan lemon impor (C. lemon) dan juga perbandingan antara kulit lemon atau perasan
jeruk lemon. Dari percobaan yang didapatkan, kulit lemon dan perasan lemon lokal maupun
impor seluruhnya memiliki aktivitas antioksidan. Efek antioksidan tersebut dihasilkan oleh
senyawa flavonoid dan total fenolik (Anagnostopoulou et al., 2006) yang lebih banyak
terkandung di kulit lemon dibanding perasan dikarenakan pada perasan masih terkandung
banyak air sehingga konsentrasi antioksidan lebih rendah.
9. Analgesik
Uji analgesik dilakukan terhadap mencit putih betina menggunakan metode uji
rangsang senyawa asam asetat (perangsang nyeri). Pada penelitian tersebut terbukti bahwa
sari buah jeruk lemon mempunyai daya analgesik yang dipercayai disebabkan oleh vitamin C
sebagai antioksidan mengikat radikal-radikal bebas yang dibebaskan setelah terjadi kerusakan
sel, yaitu peroksida (endoperoksida dan asam peroksida), sehingga prostaglandin dan
leukotriene (mediator-mediator nyeri) tidak terbentuk (Wijaya, 2008).

BAB III
RINGKASAN
● Kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan Famili Rutaceae yang berkhasiat
dalam pengobatan yaitu golongan senyawa alkaloid, koumarin, flavonoid, limonoid,
dan minyak volatil.
● Tumbuhan Famili Rutaceae digunakan sebagai obat antifugal, antioksidan,
antikanker, pemutih gigi, larvasida nyamuk Aedes aegypti, antikolesterol,
antiketombe, antioksidan, analgesik.
● Penggunaan untuk setiap spesies akan berbeda – beda tergantung zat kimia yang
terdapat di dalam tumbuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anagnostopoulou, M.A., P. Kefalas, V.P. Papageorgiou, A.N. Assimopoulou dan D.


Boskou. 2006. Radical Scavenging Activity of Various Extracts and Fractions of
Sweet Orange Peel (Citrus sinensis). Food Chemistry, Vol. 94 (1): 19 – 25
Budiman, Arif dkk. 2015. Uji Aktivitas Sediaan Gel Shampo Minyak Atsiri Buah Lemon
(Citrus L Burm) sebagai Antiketombe. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia.
Vol. 2, No. 2.
De Leo, F. and Del Bosco, F.S. (2005). Citrus Flavonoids as Bioactive Compounds: Role,
Bioavailability, Socio-Economic Impact and Biotechnological Approach For Their
Modification, 9th ICABR International Conference on Agricultural Biotechnology:
Ten Years Later, Ravello, Italy.
De Pooter. H,L., Mn Omar and NM Schamp 2005. The Essential Oil Of Greater Skin Of
Lemon/Citrus from Malaysia. J Phytochem 24 : 93-96.
Ekawati, Evy Ratnasari, Setyo Dwi Santoso, dan Yeni Retno Purwanti. 2017. Pemanfaatan
Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai Larvasida Aedes aegypti Instar
III. Jurnal Biota Vol. 3 No. 1 Edisi Januari 2017.
Elon, Yunus, Jacqueline Polancos. 2015. Manfaat Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dan
Olahraga Untuk Menurunkan Kolesterol Total Klien Dewasa. Jurnal Skolastik
Keperawatan Vol.1, No. 1.
National Health Service. 2020. Vitamin and Minerals, Vitamin C.
https://www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/vitamin-c/
Compoundchem.com
Reddy LJ, dkk. Evaluation of Antibacterial and Atioxidant Activities of The Leaf Essential
Oil and Leaf extract of Citrus Aurantifolia L. Asian Journal of Biochemical and
Pharmaceutical Research. May 2012;2:346-53
Reksodiputro, S. 2004. Efek Jus Buah Stroberi Terhadap Pemutihan Kembali Permukaan
Email Gigi Yang Berubah Warna Karena Kopi. Tidak Diterbitkan. Karya Ilmiah.
Jakarta: Universitas Indonesia
Supabphol, Roongtawan. Tangjitjareonkun, Janpen. 2014. Chemical Constituents and
Biological Activities of Zanthoxylum limonella (rutaceae): A Review. 13(12): 2119-
2130
Wijaya, Y.A. 2008. Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus Limon L. Brum F.)
pada Mencit Putih Betina. Skripsi. Program Studi Ilmu Farmasi. Fakultas Farmasi.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Salim, Zamroni Ph.D (Ed.) dan Ernawati Munadi, Ph.D (Ed.). 2017. Info Komoditi Tanaman
Obat. Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia.
Kusmana, Cecep & Hikmat, Agus. (2015). The Biodiversity of Flora in Indonesia. Journal of
Natural Resources and Environmental Management. 5. 187-198.
10.19081/jpsl.2015.5.2.187.
Evizal, R., Endah. R., Ardian., Agung, W. Deddy. A,. 2013. Keragaman Tumbuhan dan
Ramuan Etnomidisin Lampung Timur. Lampung : Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung. Hal. 279.

Anda mungkin juga menyukai