Anda di halaman 1dari 5

PLASMID, EPISOM DAN TRANSPOSABLE GENETIC ELEMENT

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika


yang dibina oleh bapak....

Oleh :

Faris Nizarghazi (160342606288)


Sendy devi rachmawati (160342606282)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
FEBRUARI 2018
Plasmid dan Episome

Plasmid merupakan DNA yang membawa sejumlah gen dengan bentuk sirkular dan melakukan
respirasi sendiri. Plasmid berada di dalam sel dan replikasinya seperti replikasi DNA seluler.
Plasmid diartikan sebagai unit dari materi genetic yang mampu melakukan replikasi secara mandiri
yang diwariskan secara stabil dan berada di luar kromosom. Plasmid hanya dimiliki oleh
organisme prokariotik.
Plasmid bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Plasmid F, berfungsi pada proses konjugasi karena memiliki factor F. Simbol F+
digunakan untuk menunjukan sel yang megandung plasmid jantan dan F- menunjukan sel-
sel yang tidak memiliki factor F yang berfungsi sebagai resipen DNA.
2. Plasmid R, sebelumnya disebut dengan RTF atau Resistensi Factor Transfer. Plasmid R
mengandung gen resistensi terhadap antibiotic atau obat anti bakteri lain.
3. Plasmid kol sebelumnya disebut factor kolikinogenik, yang berfungsi sebagai plasmid
coding untuk mengcoding colicins yaitu protein yang membunuh e-coli yang sensitive.
Plasmid dapat dibagi ke dua kelompok dengan dasar apakah mereka memediasi atau tidak
transfer konjunggativ mandiri. Plasmid yang dapat ditransmisikan atau konjugativ memediasi
perpindahan DNA melalui konjugasi (seperti dalam perkawinan F+ oleh F-. Semua plasmid F dan
F’, banyak plasmid R dan beberapa plasmid Col bersifat konjugatif. Sifat asli konjugatif dari
plasmid R memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran cepat dari antibiotik dan gen resistansi
obat melalui populasi bakteri patogen. Sedangkan plasmid yang non konjugatif atau yang tidak
dapat ditransmisikan adalah plasmid yang tidak memediasi transfer DNA melalui konjugasi.
Banyak dari plasmid R dan Col bersifat non konjugasif .
Episom merupakan unsur-unsur genetik bebas yang telah dapat berkembang dalam sel bakteri
baik dalam keadaan autonom (menggandakan diri dan dipindahkan tanpa bergantung kepada
kromosom bakteri) maupun pada keadaan terintegrasi (melekat pada kromosom bakteri, berperan
serta bersamanya dalam rekombinasi genetika dan dipindahkan bersama kromosom bakteri
tersebut).
Episome merupakan elemen genetic yang memiliki dua alternative replikasi, yaitu :
1. Sebagai bagian yang terintegrasi dalam kromosom utama (kromosom inang).
2. Sebagai elemen genetic autonom yang independen atau terpisah dari kromosom utama inang.
ELEMEN TRANSPOSABLE

Elemen transposable yaitu elemen yang bisa berpindah dari satu posisi ke posisi yang lain
dalam satu kromosom atau berpindah dari satu kromosom ke kromosom yang lain. Pada awalnya
gen dimasukkan tidak dapat berpindah, namun paa tahun 1940 Mc. Clintock menemukan skuen
DNA yang dapat berpindah yang kemudian disebut dengan element transposable atau transposon.
Element genetic yang berpindah dapat berupa satu gen atau beberapa gen yang bertaut. Element
transposable ini detemukan Mc. Clintock melalui analisis ketidakstabilan genetic pada maizena.
Transposon dapat berperan sebagai mutan alami. Apabila perpindahan transposon masuk dalam
daerah coding gen maka dapat merubah penerjemahan gen tersebut sehingga mengaibatkan
perbeddaan ekspresi gen dari sebelumnya atau dapat pula memajukan stop kodon karena gen yang
beraa dibelakang transposon tidak dapat diterjemahkan lagi.
Transposon dapat mengakibatkan kerusakan kromosom termasuk kerusakan pada double strain,
invensi atau translokasi.
Transposon dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Transposon potong-tempel
Kategori yang pertama yakni penarikan atau pengambilan posisi materi genetik pada
suatu kromosom dan menyisipkannya ke dalam posisi lain. Penarikan dan penyisipan
materi genetik tersebut dikatalisis oleh enzim yang disebut transposase, yang biasanya
dihasilkan oleh materi itu sendiri. Kejadian seperti ini biasa disebut dengan “cut-and-paste
transposition”. Dengan kata lain pemotongan posisi dari suatu genom dan disisipkan pada
posisi yang lain dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh genom itu sendiri dan disebut
dengan transpoase.
2. Replikatif
Transposisi terjadi di anatara elemen dan sebuah tempat materi genetik hasil penyisipan
yang memiliki potensial.Selama interaksi ini, elemen mengalami replikasi dan materi
gebetik tadi disalin dan disisipkan dalam tempat yang lain. Dengan kata lain yakni
penyalinan materi genetik yang terjadi selama proses transposisi.
3. Retrotransposon.
Retrotransposon menghasilkan molekul-molekul RNA yang dapat mentranskip menjadi
molekul-molekul DNA yang kemudian akan disisipkan ke dalam posisi genomik yang
baru.

Elemen Transposable pada Bakteri

Transposon bakteri yang paling sederhana adalah Insersi Sekuen (IS) elemen. Kira-kira kurang
dari 1500 pasang nukleotida dan mengandung gen yang hanya terlibat dalam regulasi transposisi.
Dua IS element yang homolog dapat bergabung dengan gen lain untuk membentuk composite
transposon “transposon gabungan” yang dinotasikan dengan symbol Tn. Simbol ini juga
digunakan untuk menotasikan transposon yang tidak mengandung IS element seperti Tn3 family
(mengandung gen yang tidak diperlukan untuk transposisi).
Ada 3 jenis utama dalam transposons bakteri :
1. “Insertion sequences “(IS) adalah elemen urutan sisipan yang merupakan unsur genetik
yang mampu menyisip ke tempat baru pada replikon yang sama maupun berbeda. IS tidak
dapat mereplikasi dirinya sendiri. Urutan dari kelompok IS sederhana biasanya hanya
mengandung gen tunggal yang mengkode satu enzim, transposase, yang penting untuk
transposisi elemen IS.
2. Transposon adalah unsur genetik yang mengandung beberapa kpb DNA, termasuk
nformasi yang diperlukan untuk migrasi dari satu lokus genetik ke lokus genetik lain,
terutama untuk fungsi khusus misalnya resistensi terhadap antibiotik.
3. Tn3 merupakan elemen dari kelompok transposons yang memiliki ulangan ujung terbalik
sepanjang 38-40 pasang nukleotid, lebih besar daripada elemen IS dan biasanya
mengandung gen yang dibutuhkan untuk transposisi. Transposisi pada Tn3 berlangsung
dalam dua tahap. Tahap pertama adalah transposase memediasi penggabungan antara dua
molokul sehingga membentuk struktur yang disebut cointegrate. Selama proses ini,
transposon mengalami replikasi dan masing-masing membentuk sambungan
pada cointegrate. Pada tahap kedua, pengkode tnpR memutuskan mediasi rekombinasi
pada lokasi yang spesifik antara dua Tn3 elemen. tahapan ini muncul pada urutan di Tn3
yang disebut res, lokasi resolusi, dan menyebabkan timbulnya dua molekul, masing-
masing dengan kopian dari transposon.

RQA
1. Sebutkan macam-macam plasmid pada bakteri ?
Jawab:
Plasmid bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Plasmid F, berfungsi pada proses konjugasi karena memiliki factor F. Simbol F+
digunakan untuk menunjukan sel yang megandung plasmid jantan dan F- menunjukan
sel-sel yang tidak memiliki factor F yang berfungsi sebagai resipen DNA.
 Plasmid R, sebelumnya disebut dengan RTF atau Resistensi Factor Transfer. Plasmid
R mengandung gen resistensi terhadap antibiotic atau obat anti bakteri lain.
 Plasmid kol sebelumnya disebut factor kolikinogenik, yang berfungsi sebagai plasmid
coding untuk mengcoding colicins yaitu protein yang membunuh e-coli yang sensitive.
2. Bagaimana dapat dua transposon dalam keluarga yang sama mengalami delesi DNA di
antara kromosom mereka?
Jawab:
Dua transposon harus berada di orientasi yang sama. Pasangan antara transposon diikuti
oleh rekombinasi akan pemotongan kromosom.
3. Mengapa IS tidak dapat mereplikasi dirinya sendiri?
Jawab:
Karena Urutan dari kelompok IS sederhana biasanya hanya mengandung gen tunggal yang
mengkode satu enzim, transposase, yang penting untuk transposisi elemen IS.

Anda mungkin juga menyukai