BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................. 6
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan awal dari derivat-derivat lapisan benih mesoderm ....................... 7
2.1.1 Diferensiasi somit dan pembentukkannya .............................................................. 7
2.1.2 Mesoderm intermediat ............................................................................................... 10
2.1.3 Lapisan mesoderm pariental dan visera ............................................................... 11
2.1.4 Darah dan pembuluh darah ....................................................................................... 11
2.2 Organogenesis pada bumbung mesoderm ...............................................................14
2.3 Daerah turunan mesoderm ........................................................................................... 15
2.3.1 Kardameseoderm ........................................................................................................ 15
2.3.2 Mesoderm dorsal (paraksial)..................................................................................... 15
2.3.2.1 Pembentukan tulang belakang ............................................................................. 16
2.3.3 Mesoderm intermediet ............................................................................................... 18
2.3.3.1 Pembentukan ginjal ...................................................................................................18
2.3.3.2 pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi ..................................... 26
2.3.4 Mesoderm lateral ...........................................................................................................31
2.3.4.1 Pembentukan anggota tubuh ................................................................................ 31
2.3.5 Mesoderm kepala ......................................................................................................... 41
2.4 Hubungan perkembangan organ genitalia dan urinaria ....................................... 41
2.5 Diverensiasi lapisan ektoderm ..................................................................................... 41
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 48
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Lazimnya sel yang sudah dewasa, yaitu yang sudah berdiferensiasi tidak
dapat menempuh daur sel, berarti tidak dapat lagi membelah.
Page 4
yang daya diferensiasinya rendah masih dapat berdediferensiasi. Contohnya adalah
hati, ginjal dan pankreas. Jika suatu bagian pusat saraf atau ganglion rusak, badan
sel sarafnya yang rusak tidak dapat lagi membelah. Ia hanya mampu menyambung
kembali serabaut yang putus, dan daerah yang sel sarafnya mati akan digantikan
oleh neuroglia. Begitu pula halnya jika ada sebagian jantung yang nekrosis, karena
asalnya aliran darah ke situ terputus. Sel otot jantung yang sudah mati tidak dapat
lagi digantikan oleh sel otot baru, tapi hanya oleh jaringan pengikat. Karena itu
jantung yang kena infark kurang bingkas.
Sel otot lurik dan otot polos buat sekedar dapat juga berdediferensiasi.
Yakni jika terjadi luka kecil saja. Namun sebagian besar daerah bekas luka itu
akan ditempati oleh kalogen saja, sehingga perut itu tidak dapat berkerut-kerut.
Sel hati berdaya dediferensiasi yang tinggi. Jika suatu bagian hati tikus diangkat,
segera akan terjadi mitosis berulang-ulang di sekitar yang diangkat, dan dalam
beberapa hari hati itu akan kembali mencapai besar semula. Sel hati orang juga
dikira mampu demikian.
Page 5
hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya
mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
Kedua selaput ini membatasi suatu rongga baru yang disebut rongga
selom intra-embrional, dimana melanjutkan diri dengan selon ekstra-embrional
pada kedua sisi mudigah. Jaringan yang menghubungkan mesoderm paraksial
dan lempeng lateral disebut mesoderm intermediat. Menjelang akhir minggu
ketiga mesoderm paraksial terpecah dalam kelompok-kelompok sel epiteloid
yang disebut somit. Pasangan somit pertama timbul pada bagian leher mudigah.
Setiap hari akan timbul 3 somit sehingga pada akhir minggu kelima terdapat 42
sampai 44 pasang somit. Pasangan somit ini adalah; 4 oksipital, 8 servikal, 12
torakal, 5 lumbal, 5 sakral dan 8 sampai 10 pasang koksigeal. Somit oksipital
pertama dan sampai 7 somit koksigeal yang terakhir kemudian menghilang.
2.1.1 Diferensiasi somit
Page 7
Mekanisme pembentukan somit belum jelas, akan tetapi studi-studi
belakangan menunjukkan bahwa sel-sel mesoderem paraksial menjadi gumpalan-
gumpalan sel yang disebut somitomer. Penyusutan primitif streak menyebabkan
sel-sel tersebut membentuk somit. Sel-sel somit bagian luar berlekatan satu sama
lain. Somit dibungkus oleh lamina basal yang terdiri atas kolagen dan
glikosaminoglikan atau GAG, GAG dari tabung neural dan notokorda menginduksi
somit untuk menhhasilkan GAGnya sendiri (Gilbert, 1985)
Page 8
Gambar 2. Scanning elektron mikrograf tabung saraf dan somit
(Gilbert, 1985)
Gambar 3. Diagram sayatan transversal embrio manusia (A) pada umur awal
minggu 4 menunjukkan arah migrasi sel-sel sklerotom dan (B) pada
umur akhir minggu ke 4 menunjukkan kondensasi sel-sel
mesoderem sklerotom membentuk vertebra (Gilbert, 1985)
Page 9
Kondrtosit ini bertangungjawab dalam susunan skeleton aksial seperti
vertebra dan rusuk. Setelah skletotom memisahkan diri dari somit, sisa sel-sel yang
telah bermigrasi membentuk suatu tabung padat berlapis dua, lapisan dorsal disebut
dermatom yang akan membentuk jaringan ikat kulit. Lapisan dalam disebut myotom
yang akan berdifferensiasi membentuk otot-otot dinding tubuh dan tungkai (Gilbert,
1985)
Page 10
2.1.3 Lapisan-lapisan mesoderm parietal dan visera
dewasanya, hal ini dapat dilihat pada perbedaan sistem sirkulasinya. Pada
embrio, makanan yang dibutuhkan melalui kantung yolk atau plasenta,
sedangkan pada orgnisme dewasa makanan diabsorbsi melalui usus. Selain itu
respirasi pada embrio dilakukan melalui membran chorion atau allantois,
sedangkan organisme dewasa dilakukan melalui insang atau paru-paru.
Page 11
Gambar 4.Angigenesis. Pembentukan pembuluh darah pertama terlihat pada
dinding kantung yolk dimana mesenkim terdifferensiasi. (A) Kondensasi
untuk membentuk kelompok sel-sel angigenetik, (B) sel-sel bagian tengah
membentuk sel-sel darah dan sel-sel bagian
luar berkembang menjadi sel-sel endotelium pembuluh darah (Gilbert, 1985).
Gambar 5. Lengkung aorta pada embrio manusia. (A) Pada umumnya trunkus
anteriosus memompa darah menuju aorta yang bercabang pada
kedua sisi usus depan. Keenam lengkung aorta membawa darah
aorta ventral dan mengalir menuju aorta dorsal, (B) lengkung aorta
mulai berdegenerasi atau dimodifikasi. Garis terputus menunjukkan
struktur yang berdegenerasi, dan (C) lengkung aorta yang tersisa
dimodifikasi dan sistem arteri dewasa diebentuk (Gilbert, 1985).
Page 12
Gambar 6. Diagram sistem sirkulasi embrio ayam umur 44 jam
(Gilbert, 1985).
Pada embrio mamalia, makanan dan oksigen diperoleh dari plasenta. Pada
mamalia, suplai utama makanan dan oksigen berasal dari vena umbilika yang
Page 13
Vena umbilika membawa makanan dan oksigen kembali ke embrio.
Sementara itu, arteri umbilika mengangkut bahan buangan menuju plasenta.pada
mamalia, darah yang telah memasuki jantung dipompa ke dalam lengkung aorta
yang mmengelilingi farinks untuk membawa darah ke dorsal. Pada mamalia,
lengkung aorta keempat bagian kiri merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai
aorta, lengkung aorta bagian kanan menjadi arteri subclavia. Lengkung aorta ketiga
termodifikasi membentuk arteri carotid internal yang mensuplai darah ke otak dan
kepala. Lengkung aorta keenam termodifikasi untuk membentuk arteri pulmonalis.
Lengkung aorta pertama kedua dan kelima berdegenerasi.
c. Sel-sel darah dan getah bening dan dinding jantung, pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.
d. Ginjal, kelenjar kelamin dan saluran keluarnya
e. Korteks anak ginjal dan limpa.
definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo
Page 14
mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan
psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu.
Bumbung mesoderm ini akan menumbuhkan :
Otot lurik, polos dan jantung.
Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica
musclarismucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubh, seperti
pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.
Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar buntu. Lapisan
dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama pulpanya
Page 15
mampat dan tersusun atas suatu epitel. Perkembangan selanjutnya sel-sel
pada bagian ventral dari somit bermitosis (kehilangan sifat epithelnya) dan menjadi
mesenkim (kendur), daerah ini disebut sklerotum. Sel-sel mesenkim akan bermigrasi
ke arah bumbung neural dan notochord menjadi kondrosit akan membangun rangka
tubuh. Selanjutnya sel-sel sklerotum memisahkan diri dari somit. Sisa-sisa sel-sel
somit membentuk suatu tabung padat berlapis-lapis dimana lapisan dorsal disebut
Dermaton (membentuk jarikat kulit/ dermis) dan lapisan dalam disebut miotom ( sel-
selnya membentuk otot membentuk otot serat lintang dari punggung dan anggota
tubuh)
Pada Burung
Disebut juga mesoderm segmental
Pada Manusia
Tidak bersegmen
Pembentukan Otot
Pembentukan otot melaui proses yang disebut Myogenesis.
- Dibentuk dari sel mesenkim membentuk mioblast (sel otot)
Page 16
Gambar 8. Sel-sel skleretom lepas dan menutupi notokorda. (A) sayatan
longituginal, stadium awal dan (B) stadium lanjut (Majumdar, 1985)
Dari empat arcualia ini, dua diatas disebut arcualia interdorsal dan arcualia
basidoral, serta dua dibawah disebut arcualia interventral dan basiventral. Bagian
arcualia dorsal tubuh memanjang sepanjang sisi tabung saraf dan berfusi di atasnya
membentuk lengkung neural dan spine neural dari vertebra. Arcualia ventral tubuh
membentuk lengkung haemal dan spina haemal. Bagian yang tersisa dari arcualia
tumbuh ke arah pusat notokorda membentuk centrum vertebra (Majumdar, 1985)
Page 17
Gambar 9. Transformasi sel-sel skleretom menjadi vertebra. (A) sstadium
skleretom, (B) stadium arcualia, (C) tonjolan arcualia membentuk
lengkung neural dan elngkung haemal, (D) pembentukan prosessus
transverr dari dasar arcualia (Majumdar, 1985)
Page 18
Pada reptilia, aves dan mamalia, ginjal yang fungsional adalah metanefros.
Jadi dalam ontogeninya mamalia pernah memiliki ginjal pronefros, mesonefros,
dan metanefros sebagai ginjal yang defenitif. Selama perkembangan embrio
(reptilia, aves dan mamalia), ketiga tipe ginjal tersebut dibentuk secara berurutan.
Page 19
Gambar 11. Gambar tubulus nefros. (A) Sayatan transversal melalui somit ke-
12 pada embrio ayam stadium 16 somit, memperlihatkan tubulus
pronefros, (B) diagram tubulus pronefros yang fungsional, (C)
sayatan transversal melalui somit ke 17 pada embrio ayam
stadium 30 somit memperlihatkan tubulus mesonefros, dan (D)
diagram tubulus mesonefros (Calson, 1988).
Ginjal yang pertama kali dibentuk adalah ginjal pronefros yang terletak di
daerah kepala dan berfungsi sebagai organ sekresi pada ikan tingkat rendah.
Selanjutnya dibentuk ginjal mesonefros yang diikuti dengan berdegenerasinya
pronefros. Kemudian pada daerah sebelah posterior mesonefros dibentuk ginjal
metanefros. Ketiga jenis ginjal tersebut merupakan organ-organ yang berpasangan.
Page 20
yang disebut nefrocoel yang berhubungan dengan coelom, yaitu rongga yang
memisahkan lapisan parietal dari mesoderem lateral (Carlson, 1989)
menginduksi epitelium tunas ureter dan menyebabkan epitel tunas ureter tumbuh
Page 22
memanjang dan bercabang. Dengan demikian pada bagian posterior ductus
mesonefros dekat kloaka, tebentuk struktur yang sdisebut diventrikula
metanefros atau tunas ureter. Tunas ureter tumbuh masuk ke dalam mesenkim
metanefros, dan selanjutnya mesenkim metanefros merangsang tunas ureter
untuk tumbuh dan bercabang-cabang. Pada ujung percabangan, epitelium
menginduksi mesenkim untuk beragregasi dan mengalami kavitasi untuk
membentuk tubulus metanefros hingga terbentuk ginjal yang definitif. Dengan
terbentuknya ginjal metanefros, maka ginjal mesonefros mulai bedegernerasi
kecuali pada beberapa bagian seperti ductus dan tubululs-tubulus yang pada
hewan jantan berkembang menjadi saluran-saluran reproduksi (Carlson, 1989).
Page 23
Gambar 14. Diagram posisi dan ukuran relatif organ-organ nefric pada embrio
manusia pada berbagai stadium perkembangan (A) awal minggu ke
5, (B) awal minggu ke 6, (C) awal minggu ke 7, (D) awal minggu
ke 9, (E) embrio laki-laki pada umur 3 bulan, dan (F) embrio
wanita pada umur 3 bulan (Carlson, 1989)
Page 24
Gambar 15. Diagram yang menunjukkan perkembangan tubulus metanefros
pada embrio mamalia (Carlson, 1989)
Page 25
Sebagai akibat interaksi mesenkim metanefrogenik terhadap epitelium
tunas ureter adalah terbentuknya cabang-cabang pada tunas ureter. Interaksi
tersebut dinamakan interaksi permissif artinya epitelium tunas ureter ini sudah
dipersiapkan untuk membentuk cabang, namun perlu diinduksi oleh mesenkim
metenefrogenik.
Page 26
Gambar 17. Ringkasan kejadian-kejadian utama dalam pembentukan fenotip
jantan dari gonad indifferen pada mamalia (Carlson, 1988).
Page 27
Tabel 1. Homologi-homologi utama dalam sistem urogenitalia (Carlson, 1980).
Page 28
Gambar 18. Perkembangan gonad indifferen menjadi testis atau ovarium
(Gilbert, 1985)
menebal menjadi epitel germinal atau korteks. Sel-sel PGC yang bermigrasi masuk
Page 29
ke dalam epitel germinal menyebabkan epitel germinal berproliferasi ke arah
dalam atau medulla dan pembentuk pita-pita seks primer. Pada tahap ini gonad
yang terbentuk belum dapat dibedakan antara gonad jantan dan betina dan
disebut sebagai gonad indifferen. Pada saat ini pita-pita skes primer tetap
berhubungan dengan permukaan epitel.
Page 30
pita-pita seks kortikal. Pita-pita seks kemudian berkelompok dan mengelilingi
satu atau lebih bakal sel kelamin. Pada perkembangan selanjutnya, pita-pita seks
akan berdifferensiasi menjadi sel-sel granulalosa yang kelak akan membentuk
folikel ovarium. Masing-masing folikel mengandung satu folikel germa. Pada
jantan, pita-pita seks primer bertumbuh terus membentuk pita-pita seks internal.
Pada ujung distal menjadi retestis. Pita-pita kemudian akan terlepas dari epitel
germinal dan mereka dipisahkan oleh suatu lapisan yang disebut tunika
albugenia. Pada mulanya pita-pita seks masif, dan pada periode pubertas akan
membentuk suatu rongga dan menjadi tubulus seminiferus yang bermuara pada
ductus efferensia. Selama periode fetus, mesenkim yang terdapat di antara pita-
pita testis berdifferensiasi menjadi sel-sel leydig yang menghasilkan testosteron,
sedangkan pita-pita testis berdifferensiasi menjadi sel-sel sertoli.
2.3.4 Mesoderm Lateral
Mesoderm lateral terbagi menjadi dua yaitu somatis dan planknis. Somatis
akan berdiferensiasi menjadi insang, perikardium, pleura, peritonium dan dermis
sedangkan planknis yang terbagi menjadi dua masing-masing akan berdiferensiasi
jantung dan bagian-bagiannya. Pembentukan sistem sirkulasi, permukaan rongga
tubuh, dan komponen anggota tubuh termasuk pertumbuhan anggota gerak.
Page 31
Gambar 20. Pembentukan kuncup anggota. Migrasi sel-sel mesoderem dari
daerah keping lateral mesoderem somatik menyebabkan kuncup
anggota pada embrio amphibia membentuk suatu tonjolan
(Gilbert, 1985).
tepi anterior dan posterior mesoderem anggota tubuh. Kematian sel juga terjadi pada
erosi jaringan antar jari-jari dalam pembentukan jari sehingga bila hal ini tidak
Page 32
terjadi maka jari akan tetap dihubungkan oleh selaput seperti halnya selaput
renang pada bebek.
Page 33
Gambar 22. Stadium perkembangan anggota gerak depan manusia (Carlson, 1989)
bentuk dari bentuk dayung atau bentuk kerucut menjadi bentuk anggota tubuh yang
sesungguhnya. Bentuk anggota tubuh dicapai karena terjadinya pertumbuhan
differensial dan dibantu dengan kematian sel.
Page 34
2. dengan cara transplasi kelompok sel-sel tertentu dari mesoderem ke
lokasi baru, kemudian dilakukan pengamatan apakah sel-sel yang
ditranplasikan tersebut membentuk anggota tubuh, dan
3. Dengan menandai kelompok sel-sel mesoderem tertentu dengan pewarna
vital dan diamati apakah sel-sel yang telah ditandai tersebut ikut
mengambil bagian dalam perkembangan anggota.
2. Bila cakram anggota dibagi menjadi dau bagian dan dicegah agar tidak
bergabung kembali, maka setiap bagian tersebut akan berkembang
menjadi anggota yang sempurna.
3. Bila dua cakram anggota sebangun dilapiskan atau satu sama lain, sel-
sel tersebut terorganisasi kembali dan hanya membentuk satu anggota
yang sempurna, dan
Page 35
1. Jika sel-sel sel-sel mesenkim dibuang, anggota tubuh tidak terbentuk
Page 36
d. Diferensiasi anggota tubuh adalah proksimodistal
mesoderem splankink leher. Mesoderen bakal jantung ini terdapat pada dua daerah
yang terpisah, masing-masing terletak pada kedua sisi sumbu embrio. Pada bagian
Page 37
ventral berhubungan dengan endoderem yang akan menjadi usus depan embrio.
Pada amphibia, kedua bakal daerah pembentuk jantung pada mulanya dijumpai
pada posisis paling anterior mantel mesoderem. Pada saat embrio melangsungkan
neurulasi, kedua daerah tersebut bersatu bersama-sama pada daerah ventral embrio
sehingga mereka membentuk rongga perikardium. Pada burung dan mamalia,
jantung juga berkembang sebelum mencapai perkembangan yang lebih lanjut. Pada
amniota, embrio berbentuk cakram, dan mesoderem lateral tidak melingkar secara
sempurna di sekeliling yolk, sehingga kedua bakal jantung berdifferensiasi secara
terpisah satu sama lain. Sel-sel bakal jantung pada burung dan mamalia membentuk
sepasang tabung yang berdinding rangkap yang terdiri atas endokardium di dalam
dan epimiokardium di luar. Endokardium akan membentuk lapisan dalam jantung dan
lapisan luar akan membentuk lapisan otot jantung.
Page 38
Gambar 23. Sayatan transversal melalui daerah pembentukan jantung dari
embrio ayam (A) 25 jam, (B) 26 jam, (C) 28 jam, dan (D) 29 jam
inkubasi (Gilbert, 1985)
Page 39
Gambar 24. Kardia bifida pada embrio ayam yang disebbakan oleh
penghambatan fusi dari ekedua primordium jantung (Gilbert, 1985).
Pada mulanya jantung merupakan satu tabung yang lurus dan selanjutnya
mengalami berbagai perubahan bentuk hingga menyerupai huruf S. Pada beberapa
tempat mengalami konstriksi dan menggelembung sehingga jantung terbagi menjadi
beberapa daerah yaitu bagian yang terletak di sebelah posterior dan
bersinambungan dengan vena vetellin disebut sinus venosus terletak pada bagian
posterior. Bagian atrium yang tadinya masih berupa tabung rangkap membentuk
saluran atrioventrikular, yang menghubungkan atrium communis dengan ventrikel
sederhana. Bulbus cordis, kecuali sepertiga proksimalnya membentuk bagian
ventrikel kanan yang berdinding kasar. Bagian distal bulbus, yaitu truncus anteriosus
menjadi pangkal dan bagian proksimal aorta dan arteri pumonalis. Persambungan
antara ventrikel dan bulbus cordis yang dari luar ditandai oleh sulcus
bulboventrikulus tetap sempit dan disebut interventriculare primarius.
Page 40
Gambar 25. Pembentukan kamar-kamar jantung dari tabung sederhana
selama minggu ke tiga perkembangan manusia. (A-D) Tampak
dari kiri, dan (E) tampak ventral (Gilbert, 1985).
Page 41
2.5 Diferensiasi Lapisan Ektoderm
Bumbung neural akan berkembang menjadi sistem saraf pusat, yaitu otak
dan sumsum tulang belakang. Bagian bumbung neural yang tersisa akan
menjadi medula spinalis.
Gambar 26. Bagan turunan dari bumbung neural. Sumber : (Gilbert, 1985).
Tabung saraf terdiri atas dua bagian yaitu bagian anterior dan bagian
posterior. Bagian anterior akan berkembang menjadi daerah otak, sedangkan bagian
posterior akan berkembang menjadi sumsum tulang belakang. Pada bagian anterior
Page 42
otak depan atau proencephalon, otak tengah atau mesencephalon dan otak
belakang atau robencephalon. Sementara itu, tabung saraf juga membentuk dua
lekukan, yaitu lekuk leher pada perbatasan otak belakang dan medulla spinalis
dan lekuk kepala yang terletak di daerah otak tengah.
2.5.2 Pembentukan mata
Cawan optik berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu sebelah luar yaitu
lapisan berpigmen menjadi retina berpigmen,dan sebelah dalam yaitu lapisan
sensoris menjadi retina sensoris. Bagian pangkal cawan optik menyempit,
disebut tangkai optik dan berhubungan dengan diensefalon. Akson sel-sel
ganglionik dari retina sensoris bertemu pada bagian dasar mata sepanjang
tangkai optik dan menjadi sarafoptik.
Page 43
Gambar 27. Tahap-tahap pembentukan cawan optik (Carlson, 1988)
Ganglion
Aparatus
vestibular
vestibular
Ganglion
statoakustik
Page 44
Gambar 28. Perkembangan telinga dalam pada manusia (Majumdar, 1985)
Telinga pada manusia terdiri atas tiga daerah yaitu telinga luar, telinga
tenga, dan telinga dalam. Telinga luar pada dasarnya merupakan corong
pengumpul suara yang tediri atas pinna dan saluran pendengar luar. Telinga
tengah adalah bagian yang menyalurkan suara dari telinga luar ke telinga dalam,
dan telinga dalam yang mengubah gelombang suara menjdi rangsang saraf.
mulanya penebalan tersebut berupa plakoda olfactori. Pada akhir minggu kelima,
plakoda berinvaginasi membentuk vesikula olfactori atau kantung olafactori.
Bagian tepi kantung tumbuh keluar membentuk struktru seperti tapak kuda yang
menyerupai cincin. Setiap kantung dan cincinnya saling mendekati satu sama
lain melalui sisi depan mulut, selanjutnya cincin kantung membentuk dinding
nostril dan septum nasal, sedangkan sel-sel pada atap dan sisi kantung olfactori
membentuk epitel olfactori yang berdifferensiasi menjadi saraf olfactori yang
berhubungan dengan lobus olfactori, memanjang dan terbuka ke dalam naso
farinks dimana rongga kantong olfactori berhubungan dengan rongga farinks.
Page 45
Gambar 29. Perkembangan organ olfactori (Majumdar, 1985)
Page 46
Gambar 30. Perkembangan kulit (Gilbert, 1985)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Derivat-derivat lapisan benih mosederm :
1. Diferensiasi somit
2. Mesoderm intermediat
3. Lapisan-lapisan mesoderm pariental dan viseral
4. Darah dan pembuluh darah
2. Mesoderem dorsal, terletak pada pada kedua sisi dari tabung saraf.
Jaringan ini menghasilkan jaringan ikat tubuh, tulang, otot, kertilago, dan
dermis kulit
3. Mesoderem intermediat, membentuk sistem urinaria dan saluran-saluran
genital
Page 49
Daftar pustaka
Page 50