Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM I

A. Judul
: Bentuk dan Ukuran sel
B. Tujuan :
1. Melihat beberapa macam bentuk dan ukuran sel
2. Mempelajari beberapa macam bentuk dan ukuran sel
C. Teori Dasar
:
Bentuk sel tumbuhan bervariasi prisma, kubus, peluru, silindris, pipih,
memanjang dan sebagainya. Ukura sel dapat mencapai panjang antara 1/10001/100 mm atau 10-100m, namun ada juga yang mencapai 25 cm atau lebik,
bahkan ada juga yang mecapai panjang sampai beberapa meter seperti seperi sel
serabu dan sel serabu getah.
Karakteristik sel tumbuhan adalah adanya dinding sel yang berperan untuk
melindungi isi sel, memeber bentuk pada sel dan memperkuat sel.
D. Alat dan Bahan :
Alat
1. Microskop
2. Obkjek gelas
3. Cover gelas
4. Pipet
5. Silet

1| LAPORAN

Bahan
1. Batang Manihot utilissima
2. Rambut biji Gossypium sp
3. Buah Carica papaya muda
4. Rambut buah ceiba pentandra

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

E. Cara kerja
1. buatlah preparat segar dari penampang melintang gabus empulur batang
manihot utilissima, rambut biji

gossypium sp, Rambut buah ceiba

pentandra dan buah carica papaya muda.


2. persiapkan microskop untuk mengamati preparat
3. amati preparat-preparat tersebut diatas, gambar dan beri keterangan
selengkapnya.
F. Hasil pengamatan
1. penampang melintang gabus empulur batang manihot utilissima sel-sel
berbentuk segi banyak adanya ruang sel yang kosong.
2. preparat rambut biji gossypium sp, perhatikan sel berbentuk rambut
panjang dan berbentuk puntiran (torsi) dan adanya ruang antar sel.
3. rambut buah ceiba pentandra, perhatikan sel berbentuk rambut panjang
dan adanya ruang udara dalam sel.
4. penampang melintang buah carica papaya, perhatikan sel ukuran besar dan
adanya ruang udara dalam sel, juga ada saja yang tampak dalam se.
Note : Mohon maaf untuk Praktikum pertama tidak ada gambar hasil pengamatan
dikarenakan data gambar yang tdk ada.

PRAKTIKUM II
A. Judul
: Bagian- bagian sel tumbuhan.
B. Tujuan
:
1. Melihat bagian-bagian yang hidup dalam sel yaitu nucleus, kloroplas, dan
2.

aliran sitoplasma.
Melihat benda-benda tidak hidup, diantara amilum, butir-butir aleuron, dan

Kristal Ca oksalat.
C. Teori Dasar
:
Ciri suatu sel yang hidup adalah terdapat protoplasma, dimana bagianbagian yang hidup di dalam sel antara lain adalah nucleus, sitoplasma, plastid,
mitokondria, dan ribosom.
Selain benda hidup terdapat benda tidak hidup yang disebut ergastik.
Benda ergastik ini ada yang bersifat cair yang terdapat dalam cairan sel berupa
asam organic, lemak, protein dan karbohidrat, tannin, antosin, alkaloid, minyak
eteris, dan harsa. Benda ergastik yang bersifat padat yaitu amilum, aleuron,
kristaloid putih telur, Kistal Ca oksalat.
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Objek glas
3. Cover glas
4. Pipet
5. Silet

:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bahan
Umbi lapis Allium cepa
Daun Hidrylla verticillata
Ganggang Spirogyra sp
Biji Zea mays
Riccinus communis
Solanum tuberosum
Batang Begonia sp

E. Cara Kerja
:
1. Menyiapkan mikroskop, buatlah preparat segar maupun buatan.
2. Mengamati preprat-preparat disertai dengan gambar dan keterangannya.

F. Hasil Pengamatan:
1. Selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa (dalam air) perhatikan adanya
nucleus ( kadang-kadang tampak jelas, ditepi terdesak oleh sitoplasma ).
2. Daun Hidrylla verticillata perhatikan bentuk kloroplas, adanya aliran
sitoplasma yang ditunjukan oleh gerakan sitoplasma.
3. Preparat ganggang Spirogyra sp perhatikan kloroplas yang berbentuk spiral
dan nucleus tampak jelas diantara gulungan kloroplas.
4. Preparat sayatan Solanum tuberosum diamati bentuk amilum dan letak
hilum.
5. Irisan endosperm biji Riccinus communis amati bentuk sel dengan
aleuronnya yang berbentuk bulat telur yang di dalamnya terdapat kristaloid
putih telur dan globoid.
6. Penampang buah Zea mays diamati lapisan kulit buah, kulit biji, jaringan
endosperm dengan lapisan aleuron, butir amilum dan nucleus diantara
butiran amilum.
7. Penampang melintang batang Begonia sp diamati bentuk Kristal seperti
pasir, majemuk atau pyramid yang terdapat pada sel-sel korteks batang.
Gambar :
1. Umbi lapis Allium cepa (Bawang merah), penampang melintang,
Ukuran pembesaran mikroskop 10 x 10.
Epidermis
Nukleus
Dinding sel
Trikoma

2. Daun Hidrylla verticillata,


penampang melintang,
Ukuran pembesaran mikroskop 10 x 10.

Dinding sel
Kloroplas
Nukleus

3. Solanum tuberosum
(kentang), penampang melintang,
Ukuran pembesaran mikroskop 10 x 10.

Butir Amilum

4.
Riccinus communis, penampang melintang,
Ukuran pembesaran mikroskop 10 x 10.

5. Penampang buah Zea mays, penampang melintang,


Ukuran pembesaran mikroskop 10 x 10.

Irisan endosperm biji

Sel mati
Butiran Amilum
Epidermis

G. Pembahasan :
Sel

adalah

struktural

terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen
mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan
lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri
kehidupan antara lain melakukan

aktifitas

metabolisme, mampu

beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang,


dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu
bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas
komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma
yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organelorganel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai
benda ergastik (Karatasapoetra, 1991).
Benda ergastik adalah bahan nonprotoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan
makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola.
Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein
(aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal
ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik
memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan
makanan,

contohnya

amilum,

pemeliharaan

struktur

(lilin)

dan

perlindungan, misalnya adanya kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan


tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya
(Sumardi, 1993).

1. Pada praktikum kali ini, yang pertama kami amati yaitu umbi lapis Allium
cepa (Bawang merah). Dari pengamatan dengan menggunakan mikroskop
perbesaran 10 x 10 dengan sayatan melintang, kami menemukan bentuk sel
epidermis bawang merah yaitu seperti balok yang disusun miring yang
disusun miring. Di dalam sel bawang merah terdapat cairan yaitu cairan inti
(nukleoplasma) berupa gel dan transparan cairan ini disebut karyotin yang
mengandung senyawa kimia yang kompleks fungsinya yaitu untuk
melindungi fakuola. Sel bawang merah termasuk sel hidup, karena sel
bawang merah mempunyai inti sel,memiliki cairan didalamnya,dan ada
aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel. Kami juga
menemukan nucleus dengan bentuk bulat agak besar pada sel bawang merah
ini, serta terdapat dinding sel, dan epidermis.
2. Kemudian pengamatan berikutnya pada daun Hidrylla verticillata, dengan
penampang sayatan melintang. Ukuran pembesaran mikroskop 10 x 10. Kami
menemukan adanya kloroplas yang bentuknya spiral dan juga terdapat
nucleus dengan bentuk bulat tampak jelas diantara gulungan kloroplas, serta
terlihat dinding sel di sekitarnya.
3. Pengamatan selanjutnya mengamati benda-benda tak hidup didalam sel
(Ergastil). Pengamtan pertama mengamati sayatan Tuber Solanum (Kentang)
di bawah mikroskop pada perbesaran 10x10, di peroleh butir pati atau
amilum. Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas. Butir pati
terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum.
Lamela merupakan pelapisan pada butir pati yang tersusun dari 2 bagian yaitu
selulosa dan lignin. Pelapisan pada butir pati terlihat sebagai akibat kepekatan
molekul-molekul yang lebih banyak pada saat permulaan terbentuknya setiap
lapisan dan sedikit demi sedikit kepekatan berkurang pada lapisan terluar
karena kelebihan air. Hilus terletak di tepi butiran atau dipinggir sehingga
disebut tipe tepung eksentris. Lamelanya berbentuk mengerucut yang
berpusat pada hilus dan, amilum berfungsi sebagai cadangan makanan.
4. Pada pengamatan ke dua mengamati irisan biji Ricis comunis di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10, di peroleh sel penyusunnya berbentuk
heksagonal (Segi enam ) kadang berbentuk segi banyak dengan aleuron

berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang berbentuk


bintang dan terdapt kristaloid dan globoid.
5. Pada pengamatan ke tiga mengamati sayatan biji Zea mays (Jagung) pada
perbesaran 10x10. Bentuk bagian sel biji jagung atau Zea mays adalah segi
enam tersusun secara acak dan rapat serta terdapat bulatan-bulatan sangat
kecil yang dinamakan aleuron, dimana aleuron berisi sebuah krsitaloid putih
telur dan beberapa guboid (bulatan kecil yang terbuat dari zat fitin yaitu
garam Ca dan Mg dari asam mesoinosit hexafosfor). Aleuron terdapat pada
bagian lapisan paling luar dari endosperm.

PRAKTIKUM III
A. Judul

: EPIDERMIS DAN MERISTEM

B. Tujua
:
1. Melihat berbagai macam bentuk epidermis, stomata dan trikoma
2. Melihat jaringan meristem pada ujung akar dan batang
C. Dasar Teori :
Epidermis merupakan jaringan penyusun tubuh tumbuhan terluar
dan umumnya terdiri dari selapis sel. Karakteristik epidermis adalah
selnya hidup, letaknya rapat tanpa ruang antar sel, dinding luar yang
berbatasan dengan udara relative lebih tebal dari dinding sebelah dalam,
terdapat plastid yang pada umumnya berupa leukoplas, hanya pada

tumbuhan tertentu yang plastidanya berupa kloroplas. Fungsi epidermis


adalah ssebagai jaringan pelindung dan mempunyai derivate sel seperti
trikoma dan stomata.
Jaringan meristem tersusun oleh sel sel embrional yaitu sel yang
masih aktif mengadakan pembelahan. Meristem dibedakan menjadi
meristem primer dan meristem skunder. Tumbuhan dewasa mempunyai
jaringan yang bersifat meristem, disebut titik tumbuh apical yang terdapat
diujung akar dan batang.
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Objek glas
3. Cover glas
4. Pipet
5. Silet

Bahan
1.
2.
3.
4.

Tangkai daun bibiscus tiliaceus


Daun artocarpus communis
Daun zea mays
Ujung akar lidah buaya

E. Cara Kerja
1. Mempersiapkan mikroskop dan membuat preparat segar
2. Mengamati bentuk dan susunan sel sel epidermis dan trikoma dari
preparat tangkai daun hibiscus tiliaceus. Digambar dan beri
keterangan.
3. Mengamati bentuk dan susunan sel epidermis, bentuk dan tipe
stomata dan bentuk trikoma dari preparat rambut yang diambil dari
epidermis bawah daun artocarpus communis, digambar dan beri
keterangan.
4. Mengamati bentuk dan susunan epidermis, bentuk dan tipe
stomata, dan bentuk trikoma dari epidermis daun zea mays,
digambar dan diberi keterangan.

5. Mengamati ciri-ciri meristem, dermatogens (calon epidermis),


periblem (calon korteks), dan prelom (calon stele) dari ujung akar
aloe sp, digambar dan beri keterangan.
6. Mengamati daerah tunika (membentuk

epidermis),

korpus

(membentuk korteks dan stele), dan prokambium (membentuk


berkas pengangkut) dari ujung batang sambuscus javanicu,
digambar dan beri keterangan.

F. Hasil Pengamatan
Batang sambucus javanicus

Daun zea mays

G. Pembahasan
Jaringan epidermis merupakan jaringan paling paling luar pada
setiap organ tumbuhan misalnya batang, akar, daun dan sebagainya.

Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar,


batang hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang
berbentuk pipih dan rapat. Fungsi utama dari jaringan epidermis adalah
sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis seringkali memiliki cirri dan
fungsi khusus yang erkaitan dengan fungsi utama organ yang tertutupi.
Jarinan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami

modifikasi

menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan spina. Epidermis
sama halnya kulit pada tubuh kita yang merupakan komponen
perlindungan pertama melawan kerusakan fisik dan orgsnisme-organisme
patogenik. Sebagian besar epidermis terdiri dari sel yang boleh dikatakan
tak terspesialisai, sel yang lebih terspesialisai tersebar didalamnya. Sel
epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil
metabolisme. Sedangkan, jaringan meristem adalah jaringan yang
selselnya mampu membelah diri dengan cara metosis secara terus menerus
(bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tunuh pada tumbuhan
. meristem terdapat dibagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan. Cirri
dari jaringan meristem diantanya adalah bentuk dan ukuran selnya sama ,
dinding selnya tipis, tidak ada ruang antar sel, dan selnya penus dengan
protoplasma.
Pada pengamatan yang kami lakukan pada tangkai daun hibiscus tiliaceus
terdapat susunan sel-sel epidermis dan trikoma, kemudian pada percobaan
selanjutnya kami mengamati bentuk dan susunan sel epidermis bentuk
stomata dan bentuk trikoma pada daun artocarpus communis Dan pada dau
zea mays. Selanjutnya kami mengamati pada ujung akar aloe sp untuk
mengetahui ada tidaknya dermatogens (calon epidermis), periblem (calon
korteks), dan plerom (calon stele). dan yang terakhir kami melakukan
percobaan pada ujung akar sambucus javanicus untuk mengamati daerah
tunika (bentuk episrmis), korpus (membentuk korteks dan stele), dan
prokambium (membentuk berkas pengangkut). Untuk lebuh jelasnya bias
dilihat pada gambar.

PRAKTIKUM IV
A. Judul
: Jaringan sklerenkim dan kolenkim
B. Tujuan
:
Mengetahui adanya jaringan mekanik (penguat) yaitu
kolenkim dan sklerenkim pada tubuh tumbuhan.
C. Teori dasar
:
Sklerenkim tersusun oleh sel-sel yang berdinding tebal
dank eras karena mengalami lignifikasi. Bentuk sklerenkim
terbagi menjadi sklereida yang bervariasi dan serabut
sklerenkim yang memanjang dengan ujung meruncing dan
ruang sel yang sempit. Kolenkim tersusun oleh sel-sel
hidup

dengan

penebalan

dinding

dari

selulosa,

hemiselulosa dan pectin, selnya bersifat elastis.


D. Alat dan Bahan :
Alat
1.
Mikroskop
2.
Objek glas

Bahan
1. Tangkai daun seledri
2.
Batang
Hibiscus

sabdariffa
3.
Cover glass
4.
Pipet
5.
Silet
E. Cara Kerja
:
1. Menyiapkan Mikroskop, buatlah preparat segar dari
bahan yang sudah di sediakan tersebut.
2. Mengamati adanya berbagai bentuk penebalan sel
dari tangkai daun seledri dan batang
sabdariffa, digambar dan di beri keterangan.

Hibiscus

F. Hasil Pengamatan
:
Gambar
:
1. Tangkai Daun Seledri
Di sayat dengan penampang melintang
Pembesaran 10x25

Penebalan

Serabu
2. Batang Hibiscus sabdariffa
Di sayat dengan penampang melintang
Pembesaran 10x25

Kolenkim
Tipe
Lamelar
Ruang
Antar sel

Penebalan
3. Batang Hibiscus sabdariffa
Di sayat dengan penampang melintang
Pembesaran 10x25

Serabut

Penebalan

Kolenkim tipe Cincin


G. Pembahasan
Pada banyak

tumbuhan,

penguat pada

tingkat-

tingkat awal pertumbuhanya diberikan oleh suatu jaringan


yang lunak, tetapi kuat yang di kenal sebagai kolenkim.
Jaringan penguat pada tumbuhan yaitu kolenkim dan
sklerenkim, dari sudut pandang fisiologis secara kolektif
disebut

stereo.

Pada

organ

tumbuhan

kolenkim

dan

sklerenkim dapat ditemukan keduanya. (Susetjoadi Setjo


2004).
Pada praktikum kali ini kami lakukan pengamatan
pada Tangkai Daun Seledri dengan dilakukan sayatan
secara melintang. Setelah diamati dibawah mikroskop
dengan pembesaran 10x25 ditemukan adanya penebalan
yang

terlihat

pada

gambar

yaitu

berwarna

hijau.

Ditemukan jenis sklerenkim ini mengacu atau di kaitkan


dengan materi dari buku Bapak Sugianto, M.Pd. bahwa
jaringan sklerenkim merupakan jaringan yang tersusun dari
sel-sel

dengan

dinding

sel

berpenebalan

sekunder,

berlignin atau tidak. Selain itu ditemukan pula adanya


serabut/serat

di

samping

penebalan

tersebut.

Serat

terdapat di berbagai tempat dalam tumbuhan. Dapat juga


ditemukan terpisah sebagai idioblas seperti pada anak
daun Cycas (Sugianto, 2016).
Praktikum selanjutnya atau praktikum dengan bahan
terakir yaitu Batang Hibiscus sabdariffa (rosella), pada saat
praktikum berlangsung kami melakukan dua pengamatan
dengan sayatan yang sama yaitu melintang, namun

ditemukan dua jenis kolenkim yang berbeda dengan


pembesaran 10x25.
Pada sayatan melintang yang pertama pada batang
rosella ditemukan adanya jaringan penguat atau jaringan
kolenkim, yang ditemukan yaitu kolenkim tipe lamellar
yaitu yang dikatakan bahwa kolenkin dengan jenis terdapat
lamella

atau

adanya

jarak.

Ditemukan

pula

adanya

penebalan , yang pada irisan melintang jenis penebalan


tersebut terlihat seperti papan berderet-deret.
Pada sayatan kedua pada batang rosella dengan
sayatan melintang pula ditemukan adanya penebalan dan
juga serabut tetapi ditemukan jenis kolenkim yang berbeda
meskipun pada sayatan, batang dan tumbuhan yang sama.
Kolenkim jenis cincin yang terlihat pada percobaan batang
rosella kedua ini. Pada jenis kolenkim cincin ini penebalan
dinding sel merata melintangnya, sehingga ruang antar sel
(lumen) menjadi bentuk pipa.
Kesimpulan pada pengamatan yang dilakukan bahwa
telah ditemukan jenis jaringan penguat tersebut yaitu
sklerenkim dan kolenkim pada masing-masing jenis bahan
yang di uji coba

PRAKTIKUM V
A. Judul
: Jaringan Pengangkut
B. Tujuan
:
Mengetahui berbagai tipe berkas pengangkut dan unsurunsur berkas pengangkut pada tumbuhan

C. Teori dasar
:
Berkas pengangkut pada tumbuhan tersusun oleh jaringan
xylem dan floem. Xylem merupakan jaringan yang sangat
kompleks terdiri dari unsur trakea, serabut xylem dan
parenkim kayu. Xykem berfungsi sebagai pengangkut air
dan zat-zat hara dari akar keseluruh tubuh tumbuhan.
Floem merupakan jaringan yang kompleks tersusun atas
sel-sel

floem,

sel

pengiring,

parenkim,

serabut,

dan

sklereida. Fungsi dari floem adalah sebagai pengangkut


hasil-hasil asimilasi dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
D. Alat dan Bahan :
Alat
1. Mikroskop
2. Objek glas
3. Cover glass
4. Pipet
5. Silet

Bahan
1. Batang Zea mays
2. Batang Cucurbit asp
3. Pinus merkusi
4. Ricinus communis

E. Cara Kerja
:
1. Menyiapkan Mikroskop, buatlah preparat segar dari
bahan yang sudah di sediakan tersebut.
2. Menyiapkan preparat pinus merkusi secara membujur
dan Ricinus communis kemudian amati sel trakeida
yang berdinding tipis dan ujungnya meruncing, serabut
trakeida

dengan

berbentuk

dinding

seperti

tong

sel

tebal,

dengan

trachea
perforasi

yang
pada

ujungnya, di gambar dan diberi keterangan.


3. Menyiapkan preparat penampang melintang batang
Zea mays dan Cucurbit asp kemudian amati tipe berkas
pengangkut, bentuk xylem dan floem, digambar dan
diberi keterangan.
F. Hasil Pengamatan
:
Gambar
:
Satu sample
Ricinnus communis (Batang Jarak)
Sayatan Membujur

Pembesaran 10x25

Trakea
Runcing
Lubang

Penebalan
Ditemukan Berkas pengangkut jenis Trakea yaitu dengan
ciri ujung runcing dan terdapat lubang

G. Pembahasan
Jaringan

pengangkut

merupakan

jaringan

yang

berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar


sampai daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun
keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Berdasarkan fungsinya
jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem dan
floem.
Seperti

fungsi

xylem

dan

floem

yang

sudah

dijelaskan pada dasar teori, pengamatan pada praktikum


kali ini juga berujuan mengamati berkas pengangkut atau
xylem dan floem, dan pula letak penyebaranya, apakah
menyebar atau teratur. Selain itu juga kami bertujuan
melihat

atau

berkas

pegangkut

seperti

trakea

atau

trakeidnya. Trakea sendiri mempunyai ciri yang specific


yaitu ujung runcing dan berlungan, sedangkan trakeid tidak
berlubang namun adanya noktah.

Praktikum kami lakukan dengan prosedur kerja dan


tujuan yang akan kami amati, disitu terdapat beberapa
bahan yang akan diamati, namun kami hanya memilih satu
jenis bahan saja. Kami memilih bahan Ricinnus communis
(Batang Jarak) yang bertujuan untuk mengamati berkas
pengangkut seperti trakea atau trakeid. Pengamatan kami
lakukan dengan sayatan membujur, lau kami amati dengan
pembesaran pada mikroskop 10x25.
Pada saat pengamatan di lihat adanya jaretan lurus
namun terdapat di ujungnya berbentuk runcing da nada
pula bulatan-bulatan lubang. Kami menyimpulkan bahwa
yang kami temukan jenis trakea dengan ciri spesifik yang
telah disebutkan. Trakea dianggap berasal dari trakeid,
transport air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung
antara sel yang satu dengan sel yang lain secara bebas
lewat noktah antara sel-sel nya. Sel-sel pembentuk trakea
tersusun

sedemikian

sehingga

merupakan

deretan

memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada


ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya
hilang sehingga membentuk pipa panjang.
Kesimpulan dari praktikum kali ini bahwa ditemukan
adanya jaringan pengangkut, seperti ditemukan pada
Ricinnus communis. Xylem yang terdiri dari trakea dan
rakeid, yang specific ditemukan pada batang jarak adalah
trakea yang berbentuk panjang seperti pipa dan meruncing
terdapat pula adanya lubang. Lubang tersebut pada ujung
dinding seringkali disebut perforasi. Sedangkan floem
terdapat diluar xylem, floem tersusun atas sel tapisan, sel
pengiring dan parenkim.

Anda mungkin juga menyukai