Isolasi DNA Genom dari Tanaman Angrek Bulan ( Phalaenopsis amabilis (L.)
Blume)
I. Tujuan
1. Mengetahui teknik isolasi DNA total genom tumbuhan
2. Memperoleh DNA genom murni dari tumbuhan Phalaenopsis
amabilis
II. Dasar teori
DNA (Deoxyribonucleic acid) merupakan senyawa kimia yang paling
penting dalam makhluk hidup. DNA mengandung informasi genetik makhluk
hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Keseluruhan DNA dalam
suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen yang fungsional
maupun non-fungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi
interkromosomal dan ekstrakromosomal (Campbell, 2004).
DNA interkromosomal merupakan DNA yang ditemukan di inti sel.
Sedangkan DNA ekstrakromosomal merupakan DNA yang ditemukan di
sitoplasma sel. Pada sel-sel tanaman DNA ekstrakromosal ini dapat ditemukan
di mitokondria dan kloroplas. Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari
DNA, salah satu prinsip isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi
merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul
komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di
bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung
(Yuwono, 2008).
DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi secara sederhana.
Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan
dinding sel, membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun
secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam
jaringan. Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan
penggerusan menggunakan mortar dan pastle. Sedangkan secara kimiawi dapat
dilakukan dengan pemberian detergen. Penambahan sabun cair dan garam
dapur adalah untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel
yang berisi DNA ( Istanti, Annie. 1999).
Secara umum isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan
antara lain: preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrsk sel dan
presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara,
akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang
berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam
konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA
dilakukan dengan sample buah, maka kadar air pada masing-masing buah
berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kadar
air, maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga
DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit ( Murray,2009).
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya
membrane sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen
dengan protein dan lemak pada membrane membentuk senyawa lipid protein-
deterjen kompleks. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid
memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen,
sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia ( Murray,2009). Prinsip prinsip
dalam mengisolasi DNA ( Solomon, 2002) sebagai berikut:
a. Melisis sel secara fisik, dengan cara penggerusan.
b. Pemecahan dinding sel.
c. Pemecahan membran sel.
d. Pemisahan dna dari bahan yang lain.
Dalam isolasi DNA, bahan yang kita gunakan biasanya berupa jaringan
tumbuhan atau jaringan hewan, untuk itu langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah memecahkan jaringan menjadi sel. Proses dilakukan secara
mekanik atau fisik dengan menumbuk atau menggerus bahan yang akan kita
gunakan. Kedua adalah memecahkan dinding sel dan membran sel lapisan
pembungkus DNA. struktur utama pembentuk membran dan dinding sel adalah
lemak, untuk itu kita gunakan deterjen dan garam dapur. Kedua bahan ini
digunakan untuk melubangi dan merusak sel sehingga isi inti sel (DNA) bisa
keluar ( Solomon, 2002).
Tahap selanjutnya adalah pemisahan DNA dari bahan yang lain.
Pemisahan dilakukan dengan menggunakan ethanol/alkohol dingin
berkonsentrasi 90-95%. Ethanol/Alkohol tidak melarutkan DNA dan berat jenis
alkohol yang lebih ringan dari air membuat DNA naik dan melayang-layang di
permukaan ( Solomon, 2002). CTAB atau Cetyl trimethylammonium
bromide merupakan sejenis deterjen yang dapat mendegradasi dinding sel,
denaturasi protein, memisahkan karbohidrat, merusak membran sel dan
melarutkan DNA. Apabila dinding sel terdegradasi maka semua isi sel dapat
keluar termasuk DNA dan dilepaskan ke dalam buffer ekstraksi. Dalam proses
isolasi DNA tanaman, penambahan senyawa pereduksi seperti merchaptoetanol
dapat mencegah proses oksidasi senyawa fenolik sehingga menghambat
aktivitas radikal bebas yang dihasilkan oleh oksidasi fenol terhadap asam
nukleat. Merchaptoetanol juga berfungsi untuk melindungi RNA dari senyawa
quinon, disulphide, peroksida, poliphenoksidase, dan protein ( Solomon, 2002).
Klorofrom dan isoamilalkohol (CIAA) berfungsi untuk mengekstrak
dan dan mengendapkan komponen polisakarida di dalam buffer ektraksi yang
mengkontaminasi larutan DNA. Pemberian isopropanol dan etanol dilakukan
agar terjadi dehidrasi DNA sehingga terjadi presipitasi. Setelah pemberian
etanol, pelet yang dipeoleh dikeringanginkan. Hal ini bertujuan untuk
mengeringkan pellet dari sisa-sisa buffer maupun etanol.Tahapan terakhir dari
ektraksi ini adalah penambahan buffer TE. Buffer TE tris electrophoresis
berfungsi untuk melarutkan DNA yangdihasilkan dan menjagaDNA agar tidak
mudah rusak. Dalam buffer TE mengandung EDTA atau Ethylene Diamine
Tetra Acid yang berfungsi sebagai senyawa pengkelat yang mengikat ion
Magnesium, yaitu kofaktor yang diperlukan untuk altivtas berbagai enzim
nuclease. Metode ekstraksi DNA dengan CTAB akan menghasilkan pita DNA
yang berukuran tebal dan dapat memisahkan DNA dari polisakarida karena
adanya perbedaan karakteristik kelarutan (differensial of solubility). Disamping
deperoleh fragmen DNA, dengan metode CTAB juga akan diperoleh RNA
dengan pita tipis yang terletak jauh berada di bawah pita DNA. Keberadaan pita
RNA tergantung bahan yang diekstraksi (Asris, 2010).
Di antara jenis anggrek yang terdapat di Indonesia, anggrek
Phalaenopsis merupakan salah satu anggrek kebanggaan nasional. Pada tanggal
5 Juni 1990, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis L.) resmi dinobatkan
sebagai bunga nasional, dengan sebutan Puspa Pesona. Anggrek tersebut
memiliki ciri khas bunga berwarna putih bersih dengan lidah kuning keemasan
(Rukmana, 2000). Phalaenopsis adalah salah satu genus anggrek yang memiliki
kurang lebih 40 60 spesies. Jumlah varietasnya sekitar 140 jenis, 60
diantaranya terdapat di Indonesia. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis L.)
adalah salah satu spesies dari genus Phalaenopsis yang cukup populer dan
dianggap cukup penting karena peranannya sebagai induk dapat menghasilkan
berbagai keturunan atau hibrida. Keistimewaan lainnya adalah mampu
berbunga sepanjang tahun dengan rata-rata masa berbunga selama satu bulan
(Iswanto, 2001).
Dalam praktikum ini salah satu tujuannya adalah untuk
mengembangkan tanaman angggrek yang unggul dan memiliki niali keindahan
dengan metode embriosomatik. Anggrek merupakan tanaman hias yang bernilai
estetika tinggi dan memiliki arti penting dalam perdagangan bunga. Selain
karena bunganya yang indah dengan warna yang menarik, anggrek dapat
dijadikan sebagai tanaman pot maupun tanaman bunga potong. Tanaman
anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang bernilai ekonomi
tinggi dan sangat prospektif dibudidayakan, sebagai sumber pendapatan
(agribisnis), penyedia lapangan kerja dan penggerak ekonomi di daerah.
III. Alat, Bahan, dan Cara kerja
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung konikal 1,5
ml, petridish, timbangan digital, petle dan mortar, waterbath, gyrotary
shaker, sentrifuge, pisau, pinset, sendok kecil, hotplate, dan kamera
digital.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 0,3 gr daun
Phalaenopsis amabilis, larutan CTAB (Cetyl Trimethyl Ammonium
Bromide), larutan kloroform, larutan isopropanol, larutan ethanol 70%,
dan larutan 10T-0,1 E.
3. Cara kerja
a. Isolasi total DNA genom tanaman Anggrek
Daun Phalaenopsis amabilis ditimbang seberat 0,3 gr, dimasukkan ke
dalam tabung 1,5 ml. ditambahkan 100l larutan CTAB kemudian Sampel
daun dihaluskan menggunakan pestle dingin hingga hancur kemudian
ditambahkan 400 l larutan CTAB, sampel selanjutnya diinkubasi pada suhu
55-65C selama 30 menit di dalam waterbath lalu ditambahkan sebanyak 500
l larutan kloroform, dicampur dan digoyang pada gyrotary shaker pada suhu
kamar selama 30 menit kemudian tutup microtube sampel dibuka kemudian
disentrifuge 5000 rpm selama 5 menit, lapisan bening ditransfer ke tabung
baru sebanyak 300-400 l kemudian ditambahkan 300-400 l larutan
isopropanol (1:1) dan dicampur dengan inversi lalu didiamkan selama 10
menit pada suhu kamar, selanjutnya sampel disentrifuge selama 5 menit,
supernatant dibuang, lalu pellet DNA dibilas dengan 100 l larutan etanol
70% lalu disentrifugasi 10.000 rpm selama 4 menitlalu supernatant dibuang.
Pelet kemudian dikeringanginkan kemudian diresuspensi DNA dengan 50 l
larutan 10 T-0,1 E dan siap dielektroforesis.
a. Purifikasi DNA genom tanaman Anggrek
DNA yang diperoleh diresuspensi kemudian ditambah 50 l larutan
fenol kloroform isoamil alcohol (25:24:1) kemudian digoyang dengan shaker
selama 15 menit selanjutnya sampel kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit lalu supernatant dipindah ketabung
baru kemudian sampel kemudian di tambah 10% volume natrium asetat 3M
(pH 5,2) ditambah 2 x total volume ethanol absolut dingin kemudian disimpan
dalam freezer. Sampel disentrifugasi 10.000 rpm selama 10 menit kemudian
supernatan dibuang, pellet dicuci dengan ethanol 70% kemudian dikeringkan
lalu DNA diresuspensi dengan 50 l larutan 10nM Tris-HCL 0,1 EDTA (10T-
0,1E) kemudian diambil 2-5 l DNA untuk pengecekan dengan 0,7% gel
agarose elektoforesis
Gambar 3. Keterangan
A. pewarna DNA SYBRsafe
B. pemasukan sampel DNA genom dan Loading Dye ke
sumuran agarose
C. alat elektroforator yang terisi gel agarose
Pada gambar tersebut, sampel DNA genom adalah yang diberi tanda Pa(1)
adalah Phaelaenopsis kelompok 1(purifikasi), pa(2) adalah Phaelaenopsis kelompok
2 (non purifikasi), pa(3) adalah Phaelaenopsis laboratorium, sedangkan Nt(1) adalah
tembakau kelompok 3, Nt(2) adalah tembakau kelompok 4, Nt(3) tembakau
laboratorium, dan Pa(4) adalah Phaelaenopsis laboratorium encer. Berdasarkan hasil
elektroforesis baik pada kelompok satu dan dua, pita terlihat dengan jelas dan dapat
bermigrasi, dapat dibandingkan dengan panjang marker yang ada pada sumuran satu
atau maker Sty I yang diperoleh dari internet sehingga isolasi DNA genom dapat
dikatakan berhasil namun belum sepenuhnya murni karena pada band kedua atau
kelompok Phaelaenopsis kelompok dua terdapat smear yang memiliki panjang lebih
dari marker STY I. Smear ini muncul dapat dikarenakan DNA genom adalah
keseluruhan DNA yang dimiliki organisme tersebut, sehingga dimungkinkan
memiliki polinukeotida yang sangat panjang sehingga menumpuk pada pita atau juga
terdapat ukuran DNA yang bebeda yang menumpuk dan juga terdapat kontaminan
berupa protein atau RNA karena pada praktikum memang tidak ditambahkan
RNAase agar hasil lebih bagus. Jika dibandingkan dengan kelompok tanaman
tembakau maka dapat dilihat smear nya lebih banyak pada kelompok tembakau.
Tebalnya Smear tembakau menunjukan polinukeotida DNA genom tembakau lebih
panjang daripada Phaelaenopsis.
V. Simpulan
Isolasi DNA genom tumbuhan terdiri dari tiga tahap yaitu penghancuran sel (lisis),
pemisahan atau ekstraksi DNA dari bahan padat seperti debris sel, selulosa dan
protein, kemudian purifikasi DNA atau pemurnian DNA. Hasil isolasi DNA genom
sampel Phaelaenopsis amabilis pada kelompok satu dan dua dapat dikatakan berhasil
namun belum sepenuhnya murni karena masih muncul smear pada hasil
elektroforesis yang disebabkan oleh adanya kontaminan pada DNA berupa RNA atau
polinukleotida dengan rantai yang sangat panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Amilah, R.2004.Kultur Jaringan Anggrek. Jakarta: Erlangga.
Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM.
Iswanto, H. 2001. Anggrek Phalaenopsis. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Murray, Robert K.2009.Biokimia Harper.Jakarta:EGC
Suryo, 2004. Genetika Strata 1. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Solomon, E.P, Berg, L.R, Martin, D.W. 2002. Biology. 6th Ed. Brooks/Cole
Thompson Learning. USA.
Yuwono, T., 2008. Biologi Molekuler. Erlangga. Jakarta.
Lampiran
1. Cara kerja
b. Isolasi total DNA genom tanaman Anggrek
Daun Phalaenopsis amabilis ditimbang seberat 0,3 gr, dimasukkan ke
dalam tabung 1,5 ml. ditambahkan 100l larutan CTAB