Anda di halaman 1dari 12

Oseana, Volume XLIII, Nomor 4 Tahun 2018 : 28 - 39 ISSN 0216-1877

MENGENAL MAKROALGA Turbinaria DAN PEMANFAATANNYA

Oleh
Tri Handayani1)

ABSTRACT
KNOWING MACROALGAE Turbinaria AND THEIR USAGES. Turbinaria
is a member of brown macroalgae that can be found in almost all Indonesian waters.
Turbinaria is often regarded as Sargassum because they have a similar morphology
and both belong to the Family Sargassaceae. There are 35 species of Turbinaria in the
world and 11 of which can be found in Indonesia. Turbinaria conoides, T. decurrens
and T. ornata are the most common ones in Indonesian waters. Turbinaria grows on
rocky intertidal coastlines, tidepools and reef flats. The life cycle of Turbinaria occurs
through alternations between sexual and asexual. Their biphasic life cycle contains
gametophytes and sprorophytes. In their sexual reproduction, sporophytes resulted from
the germination of zygotes formed by fusion (fertilization) of male and female gametes.
Asexual spores develop from both sporophytes and gametophytes. Turbinaria was
commonly used as a source of alginate, fucoidan and other bioactive polysaccharides
(antioxidant, anticancer, antibacterial, anticoagulant, antiploriferative and antivirus
activities).

PENDAHULUAN makroalga coklat (Ochrophyta).


Turbinaria mempunyai peranan yang
Makroalga atau yang sebagian
sangat penting di dunia industri sebagai
disebut sebagai rumput laut (seaweed)
bahan baku alginat. Meskipun demikian,
merupakan tumbuhan yang hidup di laut.
makroalga ini tidak termasuk dalam
Tumbuhan ini termasuk dalam golongan
kategori komoditas unggulan rumput laut
tumbuhan tingkat rendah, karena tidak
oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
memiliki akar, batang dan daun yang
seperti Eucheuma, Kappaphycus,
sesungguhnya (Atmadja et al., 1996).
Gracilaria dan Gelidium (KKP, 2016).
Makroalga ini berbeda dengan tumbuhan
Angiospermae (tumbuhan tingkat tinggi) Marga Turbinaria sering kali
yang hidup di laut yang biasa disebut dianggap sebagai Sargassum karena
dengan lamun (seagrass). Makroalga morfologinya yang mirip. Hal ini
tersebar hampir di seluruh perairan dikarenakan ketidaktahuan perbedaan
Indonesia, dengan salah satu makroalga antara Turbinaria dengan Sargassum.
yang umum ditemukan (common species) Kesalahan dalam pengenalan Turbinaria
adalah dari Marga Turbinaria. sebagai Sargassum atau makroalga
coklat lainnya tentu memberikan dampak
Turbinaria merupakan salah satu
yang cukup besar seperti: (1) untuk
marga yang masuk dalam kelompok

1)
Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI

28
standar pasokan industri pengolahan mengalami perubahan tata nama
alginat umumnya membutuhkan taksonomi, filum ini berubah menjadi
makroalga coklat yang berasal dari satu Ochrophyta (Atmadja & Prud’home van
spesies (Rasyid, 2003), (2) Turbinaria Reine, 2014). Makroalga ini secara sekilas
merupakan salah satu makroalga coklat mirip dengan Sargassum, karena berasal
yang memiliki polisakarida bioaktif yang dari famili yang sama yaitu Sargassaceae.
dimanfaatkan untuk industri farmasi Kemiripan Turbinaria tidak hanya
sehingga pemberian nama spesies yang terhadap Sargassum saja tetapi juga
benar menjadi suatu keharusan karena terhadap Hormophysa, karena ketiga
setiap spesies makroalga memiliki marga tersebut berasal dari famili yang
kandungan metabolit yang berbeda sama yaitu Saegassaceae. Berdasarkan
(Handayani, 2014). Guiry & Guiry (2018), sistematika dari
Turbinaria adalah sebagai berikut:
Tulisan ini akan mengulas tentang
sistematika, diversitas, habitat, sebaran, Filum : Ochrophyta
reproduksi dan pemanfaatan makroalga Subfilum : Phaeista
marga Turbinaria. Diharapkan dengan Kelas : Phaeophyceae
tulisan ini dapat memberikan gambaran Subkelas : Fucophycidae
morfologi Turbinaria sehingga Ordo : Fucales
memperkecil kesalahan dalam penamaan, Famili : Sargassaceae
mengetahui habitat dan sebaran Genus : Turbinaria
Turbinaria sehingga mempermudah
untuk mencari keberadaannya di alam, DIVERSITAS Turbinaria DI
mengetahui sistem reproduksi sehingga INDONESIA
membantu proses penentuan teknik
Turbinaria termasuk makroalga
budidaya dan informasi pemanfaatan
yang sering kita jumpai di Perairan
makroalga diharapkan dapat memberikan
Indonesia walaupun memiliki diversitas
gambaran tentang pentingnya Turbinaria
yang rendah. Sampai saat ini, sudah
dalam kehidupan manusia.
tercatat sebanyak 11 spesies Turbinaria
yang ditemukan di Indonesia (Atmadja
SISTEMATIKA
& Prud’home van Reine, 2014) dari 35
Marga Turbinaria termasuk spesies yang ditemukan di dunia (Guiry
makroalga coklat yang semula masuk & Guiry, 2018). Diversitas spesies
dalam filum Phaeophyta, namun setelah Turbinaria dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Diversitas Spesies Turbinaria di Indonesia (Atmadja & Prud’home van Reine, 2014).
No Nama Spesies No Nama Spesies
1 Turbinaria condensata 7 Turbinaria parvifolia
2 Turbinaria conoides 8 Turbinaria trialata
3 Turbinaria decurrens 9 Turbinaria tricostata
4 Turbinaria luzonensis 10 Turbinaria turbinata
5 Turbinaria murrayana 11 Turbinaria vulgaris
6 Turbinaria ornata

29
Tiga dari 11 spesies Turbinaria berputar sekeliling batang utama dan
yang ditemukan di Indonesia merupakan daun berukuran kecil (diameter sekitar
spesies yang umum ditemukan, yaitu T. satu sentimeter). Ciri spesifik dari
conoides, T. decurrens, dan T. ornata. spesies ini adalah daun yang membentuk
Sedangkan spesies Turbinaria yang lain setengah bulatan melengkung seperti
lebih jarang ditemukan (Atmadja & ginjal (reniformis) dengan pinggir
Prud’home van Reine, 2014). Berikut daun bergerigi. T. conoides memiliki
adalah perbedaan morfologi ketiga gelembung udara yang terletak agak
spesies Turbinaria yang umum ditemukan menonjol di pertengahan daun. Spesies
di Indonesia. ini dapat memiliki rumpun setinggi 75
cm (Atmadja, 1996).Thalus berwarna
a. Turbinaria conoides
coklat muda hingga coklat tua (Mirza,
Turbinaria conoides secara umum 1966; Atmadja, 1996). Gelembung udara
memiliki batang silindris, tegak, kasar (vesicles) menempel pada daun. Organ
dan terdapat bekas-bekas percabangan, reproduksi (receptacle) menempel pada
memiliki holdfast (alat menempel) berupa tangkai ramuli dan membentuk rangkaian
cakram kecil dan terdapat perakaran pada tangkai daun (Wei & Chen, 1983;
yang menjalar ke segala arah (radial). Atmadja, 1996).
Spesies ini memiliki percabangan

Gambar 1. Morfologi Turbinaria conoides (Foto: koleksi pribadi).

30
b. Turbinaria decurrens percabangan berputar sekeliling batang
utama. Spesies ini memiliki ciri spesifik
Turbinaria decurrens memiliki ciri
berupa bentuk daun yang menyerupai
umum seperti Turbinaria lainnya yaitu
kerucut segitiga (Atmadja, 1996).
batang silindris, tegak, kasar dan terdapat
Gelembung udara (vesicle) berbentuk
bekas-bekas percabangan, holdfast berupa
sedikit piramid. Reseptakel bergerombol
cakram kecil dengan perakaran radial dan
membentuk racemose (Mirza, 1966).

Gambar 2. Morfologi Turbinaria decurrens (Foto: koleksi pribadi).

c. Turbinaria ornata dengan jenis lainnya adalah daun yang


berbentuk seperti corong dengan pinggir
Turbinaria ornata juga memiliki
bergerigi. Karakteristik jenis ini adalah
ciri umum seperti Turbinaria lainnya
pinggir daun membentuk bibir dengan
yaitu batang silindris, tegak, kasar dan
bagian tengah daun melengkung ke
terdapat bekas-bekas percabangan,
dalam (Atmadja, 1996). Ramuli atau
holdfast berupa cakram kecil dengan
daun tersusun secara melingkar pada
perakaran radial dan percabangan berputar
batang. Lebar daun sekitar 1 cm dengan
sekeliling batang utama. Perbedaan
panjang 0,8 cm (Wei & Chen, 1983).

31
Gambar 3. Morfologi Turbinaria ornata (Foto: koleksi pribadi)

HABITAT DAN DISTRIBUSI (Magrunder & Hunt, 1979; Atmadja,


1996). Turbinaria decurrens terdapat lebih
Turbinaria ditemukan di perairan
banyak di daerah rataan terumbu bagian
intertidal sampai dengan subtidal.
luar atau di tempat-tempat yang terkena
Turbinaria memiliki toleransi yang tinggi
ombak secara langsung. Turbinaria
terhadap beberapa parameter lingkungan
conoides dan T. ornata tumbuh di daerah
seperti kekeringan, cahaya matahari
rataan terumbu serta menempel pada
serta variasi salinitas dan temperatur.
substrat keras seperti karang mati, karang
Turbinaria tumbuh di daerah intertidal
hidup maupun batuan vulkanik (Atmadja,
berbatu, rataan terumbu dan menempel
1996). Gambar 4 menunjukan substrat
pada substrat keras seperti karang
tempat tumbuh marga Turbinaria.
hidup, karang mati maupun batuan beku

Gambar 4. Bentuk substrat dasar dimana pertumbuhan Turbinaria umum dijumpai


(Foto:koleksi pribadi).

32
Distribusi Turbinaria di dunia Pulau Sumatera dan sekitarnya memiliki
meliputi Benua antara lain: Amerika, diversitas spesies tertinggi, tetapi Pulau
Afrika, Asia dan Australia (Tabel 2) Sulawesi dan sekitarnya memiliki tingkat
(Guiry & Guiry, 2018). Turbinaria keseringan ditemukan Turbinaria paling
tumbuh tersebar hampir di seluruh tinggi yaitu 19 dari 64 lokasi. Sedangkan
wilayah perairan Indonesia. Wilayah wilayah yang memiliki tingkat keseringan
yang memiliki diversitas Turbinaria ditemukan Turbinaria paling rendah
tertinggi adalah Pulau Sumatera dan adalah Pulau Kalimantan dan sekitarnya
sekitarnya (tujuh spesies) dan selanjutnya (4 dari 64 lokasi). Turbinaria conoides,
adalah Pulau Jawa dan sekitarnya (enam T. decurrens, T. murrayana dan T. ornata
spesies). Sedangkan wilayah yang dapat ditemukan di 4-5 wilayah (Gambar
memiliki diversitas Turbinaria terendah 5) (Atmadja & Prud’home van Reine,
adalah Pulau Kalimantan dan sekitarnya 2014).
(satu spesies) (Gambar 5). Walaupun

Tabel 2. Sebaran Turbinaria di Dunia (Guiry & Guiry, 2018).

No Benua Negara/Wilayah

1 Amerika Chili, Amerika Serikat, American Samao, Polinesia Tengah,


Kepulauan Cook, Micronesia, Fiji, Guam, Kepulauan Hawaii,
Kepulauan Line, Kepulauan Mariana, Kepulauan Marshall,
New Caledonia, Kepulauan Samoan, Kepulauan Solomon,
Atol Wake, Pulau Wallis, dan Pulau Futuna

2 Afrika Eritrea, Kenya, Madagaskar, Mauritus, Mozambique,


Somalia, Afrika Selatan, Tanzania, Kepulauan Aldabra,
Seychelles,

3 Asia Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand,


Vietnam, China, Japan, Korea, Laut China Selatan, Taiwan,
Pulau Yonaguni, Teluk Arab, India, Oman, Sri Lanka, Papua
New Guinea, Kepulauan Andaman,

4 Australia Teritori Kepulauan Coral Sea, Queensland, Australia Barat,


Pulau Chrismas,

33
Gambar 5. Sebaran Turbinaria di Indonesia (diolah dari data Atmadja & Prud’home
van Reine, 2014).

SISTEM REPRODUKSI Fase pertumbuhan Turbinaria (makroalga


coklat) sama dengan makroalga hijau,
Sistem reproduksi Turbinaria
yaitu memiliki dua fase pertumbuhan
secara umum mengikuti pola reproduksi
(gametofit dan sprorofit). Berbeda
makroalga coklat pada umumnya, yaitu
dengan makroalga merah yang memiliki
melalui pergantian generasi antara seksual
tiga fase pertumbuhan, yaitu gametofit,
dan aseksual. Makroalga ini memiliki dua
karposporofit dan tetrasporofit (Atmadja
fase pertumbuhan yaitu gametofit dan
& Prud’home van Reine, 2010; Atmadja
sporofit. Thalus multiselulernya bersifat
& Prud’home van Reine, 2014). Siklus
diploid sedangkan gamet bersifat haploid
reproduksi Turbinaria dapat dilihat pada
(Atmadja & Prud’home van Reine, 2014).
Gambar 6.

Gambar 6. Siklus reproduksi Turbinaria (Fucales) yang terjadi melalui pergantian antara
seksual dan aseksual/vegetatif (Bell, 1997).

34
Tahap reproduksi seksual, biasa disebut sebagai natrium alginat
gametofit menghasilkan sprorofit (Rasyid, 2003).
melalui pertumbuhan zigot. Sedangkan
Kandungan alginat pada Turbinaria
reproduksi aseksual, gametofit atau
dapat mencapai 25-56% dari berat
sporofit dihasilkan dari sporofit melalui
keringnya (Rasmussen & Morrissey,
perkembangan zoospora. Gametofit
2007; Laksanawati et al., 2017;
umumnya membentuk gametofit
Kusumawati et al., 2018). Alginat
kembali, sedangkan sporofit membentuk
dimanfaatkan dalam berbagai industri
menjadi sporofit kembali atau melalui
seperti industri makanan, pakan,
meiosis membentuk gametofit. Spora
kosmetik maupun farmasi (Murata
dan gamet dilengkapi dengan flagella
& Nakazoe, 2001). Alginat memiliki
(zoospora dan zoogamet), tetapi gamet-
aktivitas antihipertensi, antik anker,
gamet betina yang memiliki ovum dalam
antiobesitas, antikolesterol, dan
oogoniumnya tidak bergerak (Atmadja &
antidiabetes (Kimura et al. 1996;
Prud’home van Reine, 2014).
Murata & Nakazoe, 2001; Holdt &
Kraan, 2011).
PEMANFAATAN
Turbinaria merupakan salah b. Sumber Fukoidan
satu makroalga yang memiliki nilai
Fukoidan umumnya ditemukan
ekonomi, walaupun bukan merupakan
pada makroalga coklat termasuk
produk unggulan rumput laut. Selain
Turbinaria. Senyawa ini tidak dapat
dimanfaatkan sebagai sumber alginat,
ditemukan pada makroalga lain
Turbinaria juga dimanfaatkan dalam
maupun tumbuhan tingkat tinggi.
bidang industri farmasi. Berikut adalah
Fukoidan memiliki bioaktivitas
pemanfaatan dari Turbinaria:
bagi kesehatan manusia, antara lain
a. Sumber alginat aktivitas antikoagulan (Chevolot et
al., 1999), antivirus (Li et al., 1995;
Pada dasarnya, semua makroalga
Iqbal et al., 2000), antioksidan (Hu
coklat mengandung alginat, hanya saja
et al., 2001), antitumor (Maruyama
setiap spesies makroalga memiliki
et al., 2006; Verdrengh et al., 2000)
rendemen dan kualitas alginat
dan antikanker (Liu et al., 2005).
yang berbeda-beda. Begitu juga
Fukoidan juga mendorong pemulihan
dengan Turbinaria yang merupakan
fungsi kekebalan tubuh (Wu et al.,
penghasil alginat. Alginat merupakan
2003).
komponen penting penyusun dinding
sel makroalga coklat. Alginat secara
c. Sumber iodin
umum memiliki dua bentuk yaitu
asam dan garam. Bentuk asam dari Turbinaria merupakan salah satu
alginat biasa disebut dengan asam makroalga coklat penghasil iodin
alginat, sedangkan bentuk garamnya (Atmadja, 1996; Ode & Wasahua,

35
2014). Iodin dimanfaatkan sebagai antivirus. Pemanfaatan Turbinaria dalam
antiseptik, mencegah penyakit bidang farmasi sebagian sudah dalam
gondok, pengujian amilum di tahap percobaan pada manusia, namun
laboratorium, fotografi (Anonim, demikian masih ada yang dalam tahap
2018) dan suplemen untuk ibu hamil percobaan pada mamalia lain (mencit/
(Lazarus, 2015). tikus percobaan). Penelitian lebih lanjut
terhadap pemanfaatan Turbinaria
d. Sumber polisakarida bioaktif lainnya dalam bidang farmasi masih terus
dikembangkan sampai saat ini. Penelitian
Makroalga merupakan sumber
dalam bidang taksonomi dan budidaya
polisakarida bioaktif dari laut (Holdt
perlu dikembangkan untuk menunjang
& Kraan, 2011). Senyawa polifenil
penyediaan stok Turbinaria dalam
dari T. ornata memiliki aktivitas
industri farmasi.
antioksidan (Vijayabaskar &
Shiyamala, 2012; ). Ekstrak heksan
dari T. ornata memiliki aktivitas DAFTAR PUSTAKA
antioksidan dan antiploriferasi
Anonim. 2018. Iodin. http://id.wikipedia.
(Deepak, et al., 2017). Turbinaria
org. Diakses pada Tanggal 19
conoides memiliki aktivitas
November 2018.
antibakteri, antioksidan dan
antikanker (Ponnan et al., 2017), Atmadja, W. S. 1996. Pengenalan jenis
sedangkan T. decurrens memiliki algae coklat (Phaeophyta).
aktivitas antikanker (Zakaria et al., Dalam: Atmadja, W.S., A.
2018). Kadi, Sulistijo dan Rachmaniar
(Eds). Pengenalan Jenis-Jenis
PENUTUP Rumput Laut Indonesia. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Indonesia memiliki kekayaan
Oseanologi-LIPI, Jakarta. 191
spesies Turbinaria sebanyak 11 spesies.
hal.
Jumlah spesies tersebut dapat mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan Atmadja, W. S. and W. F. Prud’home
tata nama ilmiah, ditemukannya spesies van reine. 2010. Checklist
atau temuan baru dan hilangnya spesies of the Seaweed Species
karena faktor antropogenik dan faktor Biodiversity of Indonesia with
bencana alam. Penelitian Turbinaria Distribution and Classification:
lebih banyak berkembang pada penelitian Red Algae (Rhodophyceae).
pemanfaatan dibandingkan dengan Natural Biodiversity Center
penelitian taksonomi dan budidaya. and Indonesian Institute of
Penelitian pemanfaatan Turbinaria Sciencies (LIPI), Jakarta. 72
dalam bidang farmasi seperti sebagai pp.
antioksidan, antikanker, antibakteri,
antikoagulan, antiploriferasi dan

36
Atmadja, W. S. and W. F. Prud’homme 1825.
van reine. 2014. Checklist of the
Handayani, T. 2014. Rumput laut sebagai
Seaweed Species Biodiversity
sumber polisakarida bioaktif.
of Indonesia with Distribution
Oseana 39 (2): 1-11.
and Classification: Green Algae
(Chlorophyta) and Brown Algae Holdt S.L. and S. Kraan. 2011. Bioactive
(Phaeophyceae, Ochrophyta). compounds in seaweed:
Natural Biodiversity Center functional food applications
and Indonesian Institute of and legislation. J. Appl. Phycol
Sciencies (LIPI), Jakarta. 59 23: 543-597.
pp. Hu J. F, M. Y. Geng, J. T. Zhang, and
Bell G. 1997. The Evolution of the life H.D. Jiang. 2001. An in vitro
cycle of brown seaweeds. study of the structure–activity
Biological Journal of the relationships of sulfated
Linnean Society, 60: 21-38. polysaccharide from brown
algae to its antioxidant effect.
Chevolot L, A. Foucault, F. Chaubet,
J. Asian Nat. Prod. Res. 3:353–
N. Kervarec, C. Sinquin,
358.
A. M. Fisher A. M, and C.
Boisson-Vidal. 1999. Further Iqbal M, H. Flick-Smith, and J.W.
data on the structure of brown McCauley. 2000. Interactions
seaweed fucans: relationships of bovine viral diarrhoea virus
with anticoagulant activity. glycoprotein E-rns with cell
Carbohydr. Res. 319:154–165. surface glycosaminoglycans. J.
Gen. Virol. 81:451–459.
Deepak P., R. Sowmiya, G.
Balasubramani and P. Perumal. Kimura Y, K. Watanabe, and H. Okuda.
2017. Phytochemical prolifing 1996. Effects of soluble
of Turbinaria ornata and sodium alginate on cholesterol
its antioxidant and anti- excretion and glucose tolerance
proliferative effects. Journal in rats. J. Ethnopharmacol
of Taibah University Medical 54:47–54.
Sciences. 12 (4): 329-337. Kusumawati R., B. Jamal and S. B. U.
Guiry, M. D. and Guiry, G. M. 2018. Bagus. 201. Characteristics of
AlgaeBase. World-wide Sodium Alginate Extracted from
electronic publication, National Turbinaria sp. and Sargassum
University of Ireland, Galway sp. Squalen Bulletin of Marine
(taxonomic information and Fisheries Postharvest and
republished from AlgaeBase Biotechnology. 13 (79). DOI:
with permission of M.D. Guiry). 10.15578/squalen.v13i2.297.
Turbinaria J.V. Lamouroux,

37
Laksanawati R., Ustadii dan H. Amir. from Undoria pinnotifida
2017. Pengembangan metode sporophylls (Mekabu). Planta
ekstraksi alginat dari rumput Med. 72:1415–1417.
laut Turbinaria ornata. Jurnal
Ode I. dan J. Wasahua. 2014. Jenis-
Pengolahan Hasil Perikanan
jenis alga coklat potensial di
Indonesia. 20 (2): . 362-369.
perairan Pantai Desa Hutumuri
Lazarus, J. H. 2015. The importance Pulau Ambon. Jurnal Ilmiah
of iodine in public health. Agribisnis dan Perikanan. 7
Environmental Geochemistry (2): 39-45.
and Health. 37 (4). Doi:10.1007/
Ponnan A., K. Ramu, M. Marudhamuthu,
s10653-015-9681-4.
R. Marimuthu, K. Siva and M.
Li F, T.C. Tian, and Y.C. Shi. 1995. Study Kadarkarai. 2017. Antibacterial,
on anti virus effect of fucoidan antioxidant and anticancer
in vitro. J. Norman Bethune properties of Turbinaria
Univ. Med. Sci. 21:255–257. conoides (J. Agaradh) Kuetz.
Clinical Phytoscience, 5 (3):1-
Liu R.M, J. Bignon, F. Haroun-Bouhedja,
10. DOI 10.1186/s40816-017-
P. Bittoun, J. Vassy, S.
0042-y
Fermandjian, J. Wdzieczak-
Bakala, and C. Boisson- Rasmussen R.S, and M.T. Morrissey.
Vidal. 2005. Inhibitory effect 2007. Marine biotechnology for
of fucoidan on the adhesion production of food ingredients.
of adenocarcinoma cells to Advances in food and nutrition
fibronectin. Anticancer Res. research, 52: 237–292.
25:2129–2133.
Rasyid A. 2003. Algae coklat
Magrunder W. H. and J. W. Hunt. 1979. (Phaeophyta) sebagai sumber
Seaweeds of Hawaii. Oriental alginat. Oseana, 28 (1): 33-38.
Publising Company. 116 pp.
Verdrengh M, H. Erlandsson-Harris,
Mirza J. N. 1966. Phaeophyceae in India. and A. Tarkowski. 2000. Role
Indian Council of Agricultural of selectins in experimental
Research, New Delhi. 202 pp. Staphylococcus aureus-induced
arthritis. Eur. J. Immunol.
Murata M, and J. Nakazoe. 2001.
30:1606–1613.
Production and use of marine
algae in Japan. Jpn. Agr. Res. Vijayabaskar P. and V. Shiyamala.
Q. 35:281–290. 2012. Antioxidant properties
of seaweed polyphenol from
Maruyama H, H. Tamauchi, M. Iizuka,
Turbinaria ornata (Turner)
and T. Nakano. 2006. The
J. Agardh, 1948. Asian
role of NK cells in antitumor
Pacific Journal of Tropical
activity of dietary fucoidan
Biomedicine. S90-S98.

38
Wei T. L. and W. Y. Chen. 1983. Seaweeds Zakaria A. D., K. Basah and A. Bahtiar.
of Singapure. Singapure 2018. Cytotoxic activity of
University Press, National extract and active fraction of
University of Singapure. 123 Turbinaria decurrens bory
pp. oncolon cancer cell line HCT-
116. Int. J. Morphol. 36(3):979-
Wu X.W, M.L. Yang, X.L. Huang, J. Yan,
983.
and Q. Luo. 2003. Effect of
fucoidan on splenic lymphocyte
apoptosis induced by radiation.
Chin. J. Radiol. Med. Prot.
23:43–50.

39

Anda mungkin juga menyukai