Disusun oleh:
Nama : Aulia Nugrahani Sutrisna
NIM : K4320011
Kelas :A
Kelompok/Asisten : 3/Indah Nurlita Trisnawati
SURAKARTA
2021
Laporan
Resmi
Praktiku
m
I. Judul : Makroalga
II. Tujuan :
1. Untuk mengenal jenis ganggang cokelat yang hidup di laut.
2. Untuk mengenal jenis ganggang merah yang hidup di laut.
Bahan :
1. Turbinaria ornata
2. Ulva lactuca
3. Chaetomorpha linum
4. Mastocarpus papillatus
5. Gracilaria edulis
6. Dyctiota dichotoma
7. Padina minor
8. Boergesenia forbesii
Turbinaria Ornata
Gambar Klasifikasi
K: Plantae
D: Ochrophyta
C: Phaeophyceae
O: Fucales
F : Sargassaceae
G : Turbinaria
S: Turbinaria Ornata
Sumber : (Guiry,2018)
Keterangan gambar :
A : Stipe
B : Blades
Sumber: reefguide.org C : Holdfast
D : Frond
E : Thalus
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
Turbinaria ornata memiliki bentuk daun yang bergerigi dan bagian tengahnya
melengkung ke dalam seperti corong dengan bentuk batang silindris, kasar, tegak dan
memiliki bekas-bekas percabangan (Atmadja, 1996). Spesies ini memiliki holdfast yang
berupa cakram dengan perakaran radial dan percabangan berputar mengelilingi batang
utamanya. Daunnya tersusun melingkar memutari batang utama sehingga membuat batang
utamanya tidak terlihat apabila diamati dari atas. Turbinaria ornata umumnya berwarna
coklat gelap dan tingginya dapat mencapai 17 cm serta hidupnya berkoloni.
2. Bagian dan fungsi
3. Reproduksi (gambar+keterangan)
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Turbinaria ornata mempunyai struktur thalus agak kaku atau keras, tebak dan batang
tubuhnya tegak. Pada umumnya mempunyai warna coklat tua disertai dengan bintik-bintik. Pada
batangnya terdapat cabang lateral yang cukup banyak menyerupai daun yang biasa disebut dengan
filoid. Di bagian phyloidnya memperlihatkan kantong udara dan berbentuk meyerupai turbin atau
sebuah corong. Reseptakel Turbinaria ornata memiliki operculum dengan bulu yang panjang
tanpa adanya warna yang berfungsi menjadi pengontrol lepasnya gamet.
2. Habitat
Turbinaria ornata
biasanya ditemukan di perairan intertidal hingga subtidal. Spesies ini
tumbuh di tempat bebatuan, terumbu karang dan menempel pada substrat yang keras seperti karang
yang hidup, mati maupun batuan beku (Magrunder & Hunt,Turbinari
1979).
a ornatadapat hidup
dalam kelompok kecil maupun kelompok dengan persebaran yang sangat luas.
3. Peranan
Turbinaria ornata
memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan diantaranya sebagai sumber
alginat, sebagai sumber fukoidan yang dapat digunakan untuk mendorong pemulihan fungsi
kekebalan tubuh manusia, sebagai sumber iodin yang dapat dimanfaatkan untuk antibiotik serta
sebagaisumber polisakarida bioaktif dari laut.
4. Kunci determinasi
Kunci determinasi
Turbinaria ornata
yaitu 1b
-3b-5b-6a
6a. Cabang berbentuk corong sebagai daun dengan rongga udara di dalamnya
Referensi :
Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Tri Handayani. (2018). Mengenal Makroalga Turbinaria dan Pemanfaatannya. Pusat Penelitian
Oseanografi, 11(3),-39.
28
Ulva Lactuca
Gambar Klasifikasi
K : Plantae
D : Chlorophyta
C : Ulvophyceae
O : Ulvales
F : Ulvaceae
G : Ulva
S : Ulva lactuca
Sumber : itis.gov
Keterangan gambar :
A : Thallus
B : Undulate margin
Sumber: pinterest.ie
C : Holdfast
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
Spesies ini memiliki panjang yang dapat mencapai hingga 100 cm dan bentuknya
seperti pedang yang melipat dengan tepi yang halus bergelombang. Ulva lactuca
memiliki blade dengan warna hijau terang tetapi ada bagian yang berwarna hijau tua
terutama pada bagian pangkal karena terdapat sedikit penebalan, berkerut, rapuh,
bentuknya lonjong maupun bulat dan memiliki diameter lembaran blade sekitar 65 cm
(Litter dkk., 1989; Reine & Junior, 2002). Ulva lactuca mempunyai Thalus tipis dengan
lembaran licin dan disertai tepi yang bergelombang .
2. Bagian dan fungsi
Thallus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas antara
batang, daun dan akarnya
Undulate margin : berfungsi memberi pigmen hijau
Holdfast : untuk melekatkan bagian tubuhsubstrat
dengan
3. Reproduksi(gambar+keterangan
Reproduksi spesies ini melalui pertukaran generasi antara aseksual dengan seksual. Pada
gamet jantan dilengkapi dengan flagella agar dapat bertemu dengan gamet betina dalam proses
perkawinan sehingga dapat membentuk Siklus
zigot.reproduksi
Ulva lactucat rdiri dari dua
fase yaituase
f haploid (satu set kromosom)dan diploid (dua set kromosom).e Pada fase haploid,
gametofit menghasilkan garnet biflagella, sedangkan pada fase diploid, sporofit menghasilkan
zoospora quandriflage
. Kedua fase tersebut
memilikimorfologi yang identik atau biasa disebut
dengan isomorfik. erbedaannnya
P terletak pada jumlah flagella pada fase motil sel tunggal dan
ukuran sel haploid lebih kecil daripada sel diploid (Beach et 01., 1995). Perkembangbiakan
Ulva lactucadapat rnelaluieproduksi
r vegetatif maupun generatif (Verlaque et al., 2002).
Sistem perkembangbiakan pada Ulva biasa disebut dengan istilah -isomorfik
diosius-bifasik
dengan perkawinan isogami (Atmadja et 01., 2012). Selain itu, reproduksinya dapat terjadi
dengan eara grnentasi
fra (Gravier,20 12).
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Ulva lactuca mempunyai thalus berupa lembaran kecil dan lembaran besar. Thalus
yang menyerupai lembaran kecil berbentuk rumpun yang menyerupai jaring dengan tepi
lembaran bergelombang. Spesies ini sering melakukan asosiasi dengan daerah yang dekat
dengan sumber air tawar atau mempunyai nutrien yang tinggi, contohnya seperti tanaman
bakau (Littler dkk., 1989; Reine & Junior, 2002). Spesies ini tidak terdapat diferensiasi
jaringan dan seluruh sel memiliki bentuk yang kurang lebih identik, kecuali pada sel-sel basal
yang mengalami elongasi membentuk rhizoid penempel. Masing-masing sel pada spesies ini
terdiri atas sebuah nukleus, dengan kloroplas berbentuk cangkir, dan sebuah pirenoid (Guiry,
2007).
2. Habitat
Ulva lactuca habitatnya berada di zona interdial yang merupakan daerah yang
terpengaruh oleh pasang surut air laut (Littler dkk., 1989; Reine dan Junior, 2002).
3. Peranan
Ulva lactuca mempunyai beberapa manfaat bagi kehidupan ekosistem laut diantaranya
sebagai produsen primer dalam rantai makanan (Prathep et al, 2011). Spesies ini mempunyai
pigmen fotosintetik sehingga dapat membuat makanan sendiri menggunakan bantuan sinar
matahari. Dikarenakan Ulva lactuca dapat menghasilkan makanan sendiri sehingga ditetapkan
sebagai produsen maka spesies ini dapat berperan sebagai sumber makanan bagi biota laut
lainnya.
4. Kunci determinasi
Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Tri Handayani. (2016). Karakteristik dan Aspek Biologi Ulva spp.(Chlorophyta, Ulvaceae).
Oseana 10 (3), 1-8.
Chaetomorpha Linum
Gambar Klasifikasi
K : Plantae
D : Chlorophyta
C : Ulvophyceae
O : Cladopholares
F : Cladophoraceae
G : Chaetomorpha
S : Chaetomorpha linum
Sumber : itis.gov
Keterangan gambar :
A : Thalus
Sumber: alamy.com
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
Chaetomorpha linum mempunyai thalus yang bentuknya helaian seperti rambut
panjang dan sering ditemukan menggumpal serta melilit. Thalusnya mwmiliki tekstur
yang kasar, kusut dan tidak memiliki percabangan. Spesies ini berwarna kehijauan dan
memiliki buku-buku yang rapat apabila dilihat menggunakan mikroskop.
2. Bagian dan fungsi
Thalus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas antara
batang, daun dan akarnya
3. Reproduksi (gambar+keterangan)
Reproduksi spesies ini melalui pertukaran generasi antara aseksual dengan seksual. Pada
gamet jantan dilengkapi dengan flagella agar dapat bertemu dengan gamet betina dalam proses
perkawinan sehingga dapat membentukSiklus zigot.reproduksi
Chaetomorphanum li terdiri
dari dua fase yaitu
asef haploid (satu set kromosom)
dan diploid (dua set kromosom). Pada fase
haploid, gametofit menghasilkan garnet biflagella, sedangkan pada fase diploid, sporofit
menghasilkan zoospora quandriflage
. Kedua fase tersebut
memiliki morfologi yang identik atau
biasa disebut dengan isomorfik.
erbedaannnya
P terletak pada jumlah flagella pada fase motil sel
tunggal dan ukuran sel haploid lebih kecil daripada sel diploid (Beach et 01., 1995).
Perkembangbiakan Chaetomorpha linum dapatrnelalui reproduksi vegetatif maupun generatif
(Verlaque et al., 2002). Sistem perkembangbiakan pada Ulva biasa disebut dengan istilah
diosius-isomorfik
-bifasik dengan perkawinan isogami (Atmadja et 01., 2012). Selain itu,
reproduksinya dapat terjadiandengeara fragrnentasi
(Gravier,20 12).
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Chaetomorpha linum mempunyai thalus yang berupa filamen tunggal, memiliki
klorofil a, klorofil b, xantofil dan karoten. Spesies ini diklasifikasikan ke dalam divisi
chlorophyta sehingga dapat berfotosintesis karena mempunyai klorofil dan cadangan
makanannya berupa amilum.
2. Habitat
Chaetomorpha linum adalah spesies yang habitatnya berada di zona interdial yang
merupakan daerah yang terpengaruh oleh pasang surut air laut dan supratidal yaitu habitat
yang hidupnya di daerah pasang air laut tertinggi dari garis laut sehingga hanya dapat
mendapat siraman air laut dari gelombang dan ombak (Littler dkk., 1989; Reine dan Junior,
2002). Spesies ini dapat ditemukan dalam jumlah ratusan bahkan ribuan individu pada daerah
bebatuan, berpasir dan sekitar pasang surut air laut.
3. Peranan
Chaetomorpha linum mempunyai beberapa manfaat bagi kehidupan di lautan
diantaranya sebagai produsen primer dalam rantai makanan (Prathep et al, 2011). Spesies ini
mempunyai pigmen fotosintetik sehingga dapat membuat makanan sendiri menggunakan
bantuan sinar matahari. Chaetomorpha linum juga memiliki peranan sebagai tempat
perlindungan dan habitat bagi biota laut serta sebagai penyerap karbon sehingga dapat
mengurangi dampak dari pemanasan global.
4. Kunci determinasi
Referensi :
Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Mursal Ghazali, Mardiana, Menip, Bangun. (2018). Jenis-jenis Makroalga Epifit pada Budidaya
(Kappaphycus alvarezii) di Perairan Teluk Gerupuk Lombok Tengah. Jurnal Biologi
Tropis 18 (2), 208-215. DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.861
Yudianto, S.A. (1992). Pengantar Cryptogamae (Sistematik Tumbuhan Rendah). Bandung: Penerbit
Tarsito.
Mastocarpus Papillatus
Gambar Klasifikasi
K : Plantae
D : Rhodophyta
C : Florideophyceae
O : Gigartineles
F : Phyllophoraceae
G : Mastocarpus
S : Mastocarpus Papillatus
Sumber : (C. Agardh,1843)
Keterangan gambar :
A : Thalus
B : Holdfast
C : Stipe
Sumber: en.wikipedia.org
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
3. Reproduksi (gambar+keterangan)
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Mastocarpus papillatus mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya memiliki tipe
percabangan dichotomous (bercabang dua terus menerus). Spesies ini memiliki pigmen
fikoeritin, karoten dan xantofil. Ketiga pigmen tersebut merupakan pigmen warna pada
tumbuhan yang berperan untuk memberikan warna pada tanaman alga dan membantu dalam
proses fotosintesis dengan menyerap cahaya matahari.
2. Habitat
Mastocarpus papillatus adalah spesies yang habitatnya berada di zona interdial yang
merupakan daerah yang terpengaruh oleh pasang surut air laut (Littler dkk., 1989; Reine dan
Junior, 2002). Spesies ini biasanya ditemukan pada kedalaman 250 m dengan keadaan
menempel pada substrat.
3. Peranan
Mastocarpus papillatus dapat dimanfaatkan sebagai olahan bahan masakan karena
memiliki rasa yang nikmat.
4. Kunci determinasi
Referensi :
Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Sandra, C, L., Jefery, R, H & Patrick, T, M. (2011). New, resurrected and redefined species of
Mastocarpus (Phyllophoraceae, Rhodophyta) from the northeast Pacific. Phycologia 50
(6), 661-683.
Gambar Klasifikasi
K : Chromista
D : Rhodophyta
C : Rhodophyceae
O : Gigartinales
F : Gracilariaceae
G : Gracilaria
S : Gracilaria edulis
Sumber : (Dawes, 1981)
Keterangan gambar :
A : Blade
Sumber: en.wikipedia.org B : Stipe
C : Holdfast
D : Thallus
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
Gracilaria edulis merupakan makroalga yang mempunyai warna merah kecoklatan,
memiliki thallus berbentuk silindris yang terdapat lendir pada dinding thalusnya dengan tinggi
7,5-10 cm dengan garis tengah 2-3 cm dan panjang 19 cm. Bagian holdfast berbentuk discoid,
dengan tipe percabangan dichotomus, terkadang dijumpai irregular. Ketika dalam keadaan
kering, apeks mengecil dan melengkung serta thallus berwarna cokelat tua (Meriam et al.,
2016).
2. Bagian dan fungsi
Blade : berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis
Stipe : berfungsi sebagai penahan goncangan ombak
Holdfast : berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).
Thallus : berfungsi untuk menyebut struktur tubuh tanaman yang belum jelas batang, daun dan
akarnya
3. Reproduksi (gambar+keterangan)
Gracilaria edulis bereproduksi dengan pergantian antara seksual dan aseksual. Spesies
ini mempunyai 2 fase pertumbuhan yaitu gametofit dan sporofit. Thalus multiseluler
mempunyai sifat diploid sedangkan gamet mempunyai sifat haploid (Atmadja & Prud’home
van Reine, 2014). Tahapan reproduksi seksual yaitu gametofit menghasilkan sporofit melalui
pertumbuhan zigot sedangkan dalam reproduksi aseksual sporotif atau gametofit didapatkan
dari sporofit melalui perkembangan zoospora. Gametofit dan sporofit membentuk dirinya
kembali atau melalui proses meiosis sporofit dapat membentuk gametofit. Spora dan gamet
masing-masing dilengkapi oleh flagella tetapi gamet betina yang mempunyai ovum di dalam
oogonium tidak melakukan pergerakan.
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Gracilaria edulis mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya memiliki apeks yang
dapat mengecil dan melengkung. Spesies Gracilaria edulis ini mempunyai temperature optimum
pertumbuhan yaitu diantara suhu 20-28°C serta mempunyai pigmen fikoeritin, karoten dan
xantofil. Ketiga pigmen tersebut merupakan pigmen warna pada tumbuhan yang berperan untuk
memberikan warna pada tanaman alga dan membantu dalam proses fotosintesis dengan
menyerap cahaya matahari.
2. Habitat
Gracilaria edulis berhabitat pada daerah intertidal intertidal dengan kedalaman 2-3 meter
(Meriam et al., 2016). Spesies ini tumbuh di tempat bebatuan, terumbu karang dan menempel
pada substrat yang keras seperti karang yang hidup, mati maupun batuan beku (Magrunder &
Hunt, 1979).
3. Peranan
Gracilaria edulis dapat dimanfaatkan sebagai olahan bahan masakan yaitu sebagai bahan
baku pembuatan jelly atau agar-agar dengan pabrik besar. Spesies ini telah dibudidayakan di
tambak oleh masyarakat setempat. Bahan olahan agar-agar ini sudah luas pemasarannya karena
Indonesia sudah mengekspor bahan agar tersebut hingga ke Jepang.
4. Kunci determinasi
Kunci determinasi Gracilaria edulis yaitu 1b – 3b – 7b – 9b – 11b – 14b – 16b – 18b – 19b 1b.
3b. Thallus besar, diameter lebih dari 1mm, tumbuh tegak dan mempunyai alat pelekat, tidak
menempel pada tumbuhan lain
16b. Anak cabang (branchlet) panjang, bukan berupa duri, bintang atau garpu
18b. Percabangan thallus ke semua arah, pinnatus, opposites, dan multivarious 19b.
Referensi :
Mulyadi, H. 2014. Botani tumbuhan rendah. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Kasim, M. 2016. Makro alga: Kajian biologi, ekologi, pemanfaatan, dan budidaya. Jakarta: Penebar
Swadaya
Meriam, W.P.M., Kepel, R.C. & Lumingas, L.J.L. (2016). Inventarisasi makroalga di perairan pesisir
Pulau Mantehage Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal Ilmiah Platax, 4(2), 84-108.
Dictyota dichotoma
Gambar Klasifikasi
K : Chromista
D : Phaeophyta
C : Phaeophyceae
O : Dictyotales
F : Dictyotaceae
G : Dictyota
S : Dictyota dichotoma
Sumber : itis.gov
Keterangan gambar :
A : Holdfast
Sumber: alamy.com B : Stipe
C : Blade
E : Thallus
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
Dictyota dichotoma mempunyai bentuk thallus yang pipih seperti pita dengan
tinggi 4,7-5,4 cm dan lebar 0,3-0,4 cm. Spesies ini memiliki pinggiran thallus yang
tergolong rata dan mempunyai tipe percabangan dichotomus (bercabang dua secara terus
menerus) dengan bagian apeks sedikit membulat. Dictyota dichotoma mempunyai
holdfast discoid dengan warna thallus cokelat tua dan bagian ujungnya membelah dengan
panjang yang sama (Meriam et al., 2016).
2. Bagian dan fungsi
Holdfast: berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).
Stipe: berfungsi sebagai penahan goncangan ombak
Blade: berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis
Thallus : berfungsi untuk menyebutkan bagian
-bagian tanaman yang belum jelas batang,
akar dan daunnya
3. Reproduksi(gambar+keterangan
)
Dictyota dichotoma
bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual
dengan pembentukan spora (zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki flagel yang
tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral (sisi atau pinggir). Reproduksi seksual,
yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yang fertil membentuk
u badan
suatyang mengandung
alat pembiak disebut reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat konseptakel yang
mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan
oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan-benang
benang mand ul yang disebut
parafisis. Anteridium berupa-sel
selberbentuk corong yang muncul dari dasar dan tepi
konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Jika spermatozoid dapat
membuahi sel telur akan terbentuklah zigot. Zigot lalu membentuk
nding selulosa
di dan
pektin yang tebal, kemudian melekat pada suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya
tumbuh menjadi individu baru yang kromosom tubuhnya diploid.
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Dictyota dichotoma mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya memiliki thallus
yang berbentuk lembaran dan berwarna coklat. Spesies ini memiliki pigmen karoten dan
xantofil yang menyebabkan Dictyota dichotoma berwarna coklat. Dictyota dichotoma
merupakan spesies dengan tipe percabangan dichotomus (bercabang dua secara terus
menerus).
2. Habitat
Habitat Dictyota dichotoma yaitu menempel pada substrat berbatu, pasir, dan karang
mati (Meriam et al., 2016).
3. Peranan
Dictyota dichotoma berperan sebagai penghasil alginate. Alginate tersebut
merupakan karbohidrat alami yang dapat dihasilkan oleh Dictyota dichotoma yang dapat
digunakan sebagai olahan bahan makanan dan obat-obatan.
4. Kunci determinasi
Kunci determinasi Dictyota dichotoma yaitu 1b – 3a – 4a
4a. Thallus beruas-ruas, tersusun dari satu deretan sel yang bentuknya pipih
Referensi :
Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. Lowa: WM. C. Brown Company
Publisher.
Wei, T. L. & Chen, W.Y. 1983. Seaweeds of Singapure. Singapure: Singapure University Press.
Baino, I., Kepel, R.C. & Manu, G.D. (2019). Biodiversitas makroalga di perairan pesisir Desa
Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax,
7(1), 134-141.
Padina minor
Gambar Klasifikasi
K : Chromista
D : Phaeophyta
C : Phaeophyceae
O : Dictyotales
F : Dictyotaceae
G : Padina
S : Padina minor
Sumber : algaebase.org
Keterangan gambar :
A : Blade
B : Stipe
Sumber: eprints.ums.ac.id C : Holdfast
D : Thallus
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
Padina minor memiliki thallus yang relatif kecil dan tebal. Bentuk daunnya
seperti kipas dengan tinggi antara 4-7 cm, berwarna cokelat kekuningan. Terdiri dari
beberapa lembar cuping (flabellate lobes) dengan lebar 5-10 cm. Memiliki garis lengkung
ganda (concentric hair lines) pada pangkal daun hingga memenuhi permukaan daun
(Baino et al., 2019).
2. Bagian dan fungsi
Blade: berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis
Stipe: berfungsi sebagai penahan goncangan ombak
Holdfast: berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).
Thallus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas batang,
daun dan akarnya
3. Reproduksi(gambar+keterangan
)
1. Ciri khusus
Padina minor mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya
mempunyai thallus
berbentuk seperti kipas dengan ukuran yang kecil dan tebal. Spesies ini memiliki pigmen
karoten dan xantofil yang merupakan pigmen warna pada tanaman sehingga menyebabkan
Padina minormemiliki warna coklat.
2. Habitat
Padina minor
berhabitat pada substrat berair dan karang batu di daerah et
lateral (Baino
al., 2019).
3. Peranan
Padina minorberperan sebagai penghasil alginate.
Alginate tersebut merupakan
karbohidrat alami yang dapat dihasilk
an olehPadina minoryang dapat digunakan sebagai
olahan bahan makanan dan -obatan.
obat
4. Kunci determinasi
Kunci determinasi
Padina minor
yaitu1a – 2
Referensi :
Gambar Klasifikasi
K : Plantae
D : Chlorophyta
C : Ulvophyceae
O : Cladophorales
F : Valoniaceae
G : Boergesenia
S : Boergesenia forbesii
Sumber : itis.gov
Keterangan gambar :
A : Thallus
B : Holdfast
Sumber: commons.wikimedia.org
Pembahasan
1. Deskripsi morfologi
Boegesenia forbesii memiliki thallus berbentuk seperti kantung bulat memanjang,
mirip gada melengkung dan membentuk koloni dengan tinggi 1-5 cm. Thallus silindris,
berdinding tipis dan transparan. Bagian dalamnya berisi cairan, mengkilat, dan berlendir.
Berwarna hijau muda, memiliki holdfast rhizoid sebagai alat perekat pada bagian basal
(Meriam et al., 20116).
2. Bagian dan fungsi
Thallus : berfungsi dalam menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas batang,
daun dan akarnya
Holdfast: berfungsi untuk melekatkan
tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).
3. Reproduksi(gambar+keterangan
)
Reproduksi spesies ini melalui pertukaran generasi antara aseksual dengan seksual. Pada
gamet jantan dilengkapi dengan flagella agar dapat bertemu dengan gamet betina dalam proses
perkawinan sehingga dapat membentuk Siklus
zigot.
reproduksiBoegesenia forbesii
terdiri dari
dua fase yaituase
f haploid (satu set kromosom) dan diploid (dua set kromosom). Pada fase
haploid, gametofit menghasilkan garnet biflagella, sedangkan pada fase diploid, sporofit
menghasilkan zoospora quandriflage. Kedua fa
se tersebut
memiliki morfologi yang identik atau
biasa disebut dengan isomorfik. erbedaannnya
P terletak pada jumlah flagella pada fase motil
sel tunggal dan ukuran sel haploid lebih kecil daripada sel diploid (Beach et 01., 1995).
Perkembangbiakan Boegesen ia forbesiidapat rnelalui reproduksi vegetatif maupun generatif
(Verlaque et al., 2002). Sistem perkembangbiakan pada Ulva biasa disebut dengan istilah
diosius-isomorfik
-bifasik dengan perkawinan isogami (Atmadja et 01., 2012). Selain itu,
reproduksinyaapatd terjadi dengan eara fragrnentasi
(Gravier,20 12).
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Boergesenia forbesii mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya bentuk thalusnya
bulat memanjang seperti balon dan transparan. Spesies ini mempunyai pigmen karoten,
xantofil dan klorofil a dan klorofil b.
2. Habitat
Boergesenia forbesii berhabitat di karang mati dan batu pada daerah intertidal yang
merupakan daerah yang terpengaruh oleh pasang surut air laut atau sebagai epifit pada lamun
(Meriam et al., 2016).
3. Peranan
Boergesenia forbesii berperan sebagai produsen oksigen daerah perairan dan sumber
makanan biota laut herbivore.
4. Kunci determinasi
Kunci determinasi Boergesenia forbesii yaitu 1a – 2a – 4a
4a. Thallus terdiri dari satu sel (uniseluler) yang menggelembung berbentuk bulat atau lonjong
melekat pada sel basal. Antara rhizoid dan sel basal dibatasi oleh septum
Referensi :
Ghazali, M. dkk. (2018). Jenis-jenis makroalga epifit pada budidaya (Kappaphycus alvarezii) di
perairan Teluk Gerupuk Lombok Tengah. Jurnal Biologi Tropis, 18(2), 208-215.
M.D. Guiry in Guiry, M.D. & Guiry, G.M. 2021. AlgaeBase. World-wide electronic publication,
National University of Ireland, Galway. http://www.algaebase.org; searched on 03 April
2021.
Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. Lowa: WM. C. Brown Company
Publisher.
V. Kesimpulan
No Nama Spesies Ciri Khusus Kunci Determinasi
5a. Thallus
berbentuk filamen
7b. Thallus
berbentuk silinder,
compressed dan tidak
seperti daun
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. New York: John Wiley Dawson University of
South Florida.
M.D. Guiry in Guiry, M.D. & Guiry, G.M. 2021. AlgaeBase. World-wide electronic
publication, National University of Ireland, Galway. http://www.algaebase.org;
searched on 03 April 2021.
Meriam, W.P.M., Kepel, R.C. & Lumingas, L.J.L. (2016). Inventarisasi makroalga di
perairan pesisir Pulau Mantehage Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara,
Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 4(2), 84-108.
Mulyadi, H. 2014. Botani tumbuhan rendah. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.
Mursal Ghazali, Mardiana, Menip, Bangun. (2018). Jenis-jenis Makroalga Epifit pada
Budidaya (Kappaphycus alvarezii) di Perairan Teluk Gerupuk Lombok
Tengah. Jurnal Biologi Tropis 18 (2), 208-215. DOI:
http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.861
Pipit Marianingsih, Evi Amelia & Teguh Suroto. (2013). Inventarisasi dan Identifikasi
makroalga di Perairan Pulau Jawa. Jurnal Pendidikan Biologi.
Sandra, C, L., Jefery, R, H & Patrick, T, M. (2011). New, resurrected and redefined
species of Mastocarpus (Phyllophoraceae, Rhodophyta) from the northeast
Pacific. Phycologia 50 (6), 661-683.
Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. Lowa: WM. C. Brown
Company Publisher.
Asisten Praktikan