Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KEANEKARAGAMAN DAN KLASIFIKASI


CRYPTOGAMAE
MAKROALGA

Disusun oleh:
Nama : Aulia Nugrahani Sutrisna

NIM : K4320011

Kelas :A
Kelompok/Asisten : 3/Indah Nurlita Trisnawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
Laporan
Resmi
Praktiku
m

Keanekaragaman dan Klasifikasi Cryptogamae

I. Judul : Makroalga

II. Tujuan :
1. Untuk mengenal jenis ganggang cokelat yang hidup di laut.
2. Untuk mengenal jenis ganggang merah yang hidup di laut.

III. Alat dan Bahan :


Alat :
1. Objek glass

Bahan :
1. Turbinaria ornata
2. Ulva lactuca
3. Chaetomorpha linum
4. Mastocarpus papillatus
5. Gracilaria edulis
6. Dyctiota dichotoma
7. Padina minor
8. Boergesenia forbesii

IV. Dasar Teori


Makroalga merupakan alga yang memiliki ukuran besar mulai dari beberapa
sentimeter hingga bermeter-meter sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa
menggunakan bantuan mikroskop. Walaupun makroalga memiliki bentuk yang cukup
besar tetapi makroalga merupakan salah satu organisme tingkat rendah yang
keberadaannya melimpah dan mudah untuk ditemukan di Indonesia (Tomasicik et al,
1997). Tubuh makroalga biasanya disebut dengan tallus merupakan tubuh vegetatif
alga yang belum mengenal diferensiasi akar, batang dan daun seperti yang ditemukan
pada tumbuhan tingkat tinggi. Tallus dalam makroalga dibagi menjadi 3 macam yaitu
holdfast yang bentuknya serupa dengan akar, stipe yaitu bagian yang menyerupai
batang dan blade yang bentuknya seperti daun. Akan tetapi tidak semua jenis
makroalga memiliki ketiga bagian tersebut. Bentuk tallusnya pun juga beragam
diantaranya ada yang bentuknya seperti rambut, pipih, bulat, gepeng, dan tabung.
Percabangan talus ada yang dichotomous (bercabang dua terus menerus), pectinate
(berderet searah pada satu sisi talus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada
sepanjang talus utama secara berselang seling), ferticillate (cabangnya berpusat
melingkari aksis atau sumbu utama dan adapula yang sederhana dan tidak bercabang
(Aslan, 1998).
Pada umumnya hidup di daerah intertidal yang merupakan daerah pasang
surut yang dipengaruhi oleh ombak pantai dan laut. Agar dapat tumbuh makroalga
membutuhkan substrat sebagai tempat untuk menempel dan hidup. Padang lamun
merupakan tempat yang digunakan makroalga untuk hidup dan menempelkan
tubuhnya. Makroalga dapat dibagi ke dalam 3 kelompok diantaranya alga hijau
(Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta) dan alga merah (Rhodophyta), ketiga
kelompok tersebut merupakan alga dengan ekonomis penting karena setelah dilakukan
penelitian dapat dimanfaatkan di berbagai bidang industri (Bold & Wynne, 1985).
Alga hijau (Chlorophyta) dapat disebut sebagai kelompok terbesar dari alga.
Warna hijau dalam alga tersebut berasal dari klorofil sehingga mempunyai pigmen
dominan hijau. Kelompok alga hijau memiliki bentuk yang bervariasi, akan tetapi
yang paling sering dijumpai yaitu bentuknya seperti filamen dan berbentuk lembaran
(Suantika dkk, 2007). Contoh spesies dari Chlorophyta yaitu Clandophora glomerata,
Ulva lactuca, Caulerpa taxifolia, Ulva intestinalis dan Codium fragile. Alga coklat
(Phaeophyta) memiliki ukuran paling besar dibandingkan dengan kelompok alga
lainnya. Phaeophyta terdiri dari klorofil yang ditutupi oleh pigmen kuning dan coklat
berupa santofil, fukosanin dan karotin (Suantika dkk, 2007). Contoh spesies dari alga
coklat diantaranya Dictyopteris sp, Padina australis, Sargassum, Cystoseira sp dan D.
Bartayresiana. Kelompok terakhir yaitu Rhodophyta, warna merah yang didapatkan
oleh kelompok ini berasal dari cadangan fikorietrin yang lebih dominan daripada
pigmen lain. Contoh spesiesnya yaitu Gracilaria, Eucheuma, Chondrococcus,
Laurencia dan R. Palmata.

Turbinaria Ornata
Gambar Klasifikasi

K: Plantae
D: Ochrophyta
C: Phaeophyceae
O: Fucales
F : Sargassaceae
G : Turbinaria
S: Turbinaria Ornata
Sumber : (Guiry,2018)

Keterangan gambar :
A : Stipe
B : Blades
Sumber: reefguide.org C : Holdfast
D : Frond
E : Thalus

Pembahasan

1. Deskripsi morfologi
Turbinaria ornata memiliki bentuk daun yang bergerigi dan bagian tengahnya
melengkung ke dalam seperti corong dengan bentuk batang silindris, kasar, tegak dan
memiliki bekas-bekas percabangan (Atmadja, 1996). Spesies ini memiliki holdfast yang
berupa cakram dengan perakaran radial dan percabangan berputar mengelilingi batang
utamanya. Daunnya tersusun melingkar memutari batang utama sehingga membuat batang
utamanya tidak terlihat apabila diamati dari atas. Turbinaria ornata umumnya berwarna
coklat gelap dan tingginya dapat mencapai 17 cm serta hidupnya berkoloni.
2. Bagian dan fungsi

Stipe : sebagai penopang tanaman agar dapat berdiri dengak tegak


Blades : memiliki bentuk seperti daun yang berfungsi untuk fotosintesis, menyerap nutrien
dari air untuk melakukan reproduksi
Holdfast : untuk melekatkan bagian tubuh dengan substrat
Frond : sebagai penopang blades
Thalus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas antara
batang, daun dan akarnya

3. Reproduksi (gambar+keterangan)

Turbinaria ornata bereproduksi dengan pergantian antara seksual dan aseksual.


Spesies ini mempunyai 2 fase pertumbuhan yaitu gametofit dan sporofit. Thalus multiseluler
mempunyai sifat diploid sedangkan gamet mempunyai sifat haploid (Atmadja & Prud’home
van Reine, 2014). Tahapan reproduksi seksual yaitu gametofit menghasilkan sporofit melalui
pertumbuhan zigot sedangkan dalam reproduksi aseksual sporotif atau gametofit didapatkan
dari sporofit melalui perkembangan zoospora. Gametofit dan sporofit membentuk dirinya
kembali atau melalui proses meiosis sporofit dapat membentuk gametofit. Spora dan gamet
masing-masing dilengkapi oleh flagella tetapi gamet betina yang mempunyai ovum di dalam
oogonium tidak melakukan pergerakan.

Spesifikasi

1. Ciri khusus
Turbinaria ornata mempunyai struktur thalus agak kaku atau keras, tebak dan batang
tubuhnya tegak. Pada umumnya mempunyai warna coklat tua disertai dengan bintik-bintik. Pada
batangnya terdapat cabang lateral yang cukup banyak menyerupai daun yang biasa disebut dengan
filoid. Di bagian phyloidnya memperlihatkan kantong udara dan berbentuk meyerupai turbin atau
sebuah corong. Reseptakel Turbinaria ornata memiliki operculum dengan bulu yang panjang
tanpa adanya warna yang berfungsi menjadi pengontrol lepasnya gamet.
2. Habitat
Turbinaria ornata
biasanya ditemukan di perairan intertidal hingga subtidal. Spesies ini
tumbuh di tempat bebatuan, terumbu karang dan menempel pada substrat yang keras seperti karang
yang hidup, mati maupun batuan beku (Magrunder & Hunt,Turbinari
1979).
a ornatadapat hidup
dalam kelompok kecil maupun kelompok dengan persebaran yang sangat luas.

3. Peranan
Turbinaria ornata
memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan diantaranya sebagai sumber
alginat, sebagai sumber fukoidan yang dapat digunakan untuk mendorong pemulihan fungsi
kekebalan tubuh manusia, sebagai sumber iodin yang dapat dimanfaatkan untuk antibiotik serta
sebagaisumber polisakarida bioaktif dari laut.

4. Kunci determinasi
Kunci determinasi
Turbinaria ornata
yaitu 1b
-3b-5b-6a

1b. Thallus berbentuk kipas

3b. Cabang thallus bentuknya khusus dan tidak dichotomy

5b. Thallus tidak berizhoma, mempunyai cabang


bentuknya
yang khusus

6a. Cabang berbentuk corong sebagai daun dengan rongga udara di dalamnya

Referensi :

Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Pipit Marianingsih, Evi Amelia & Teguh


Suroto. (2013). Inventarisasi dan Identifikasi makroalga di
Perairan Pulau Jawa. Jurnal Pendidikan Biologi.

Tri Handayani. (2018). Mengenal Makroalga Turbinaria dan Pemanfaatannya. Pusat Penelitian
Oseanografi, 11(3),-39.
28
Ulva Lactuca

Gambar Klasifikasi

K : Plantae
D : Chlorophyta
C : Ulvophyceae
O : Ulvales
F : Ulvaceae
G : Ulva
S : Ulva lactuca
Sumber : itis.gov

Keterangan gambar :
A : Thallus
B : Undulate margin
Sumber: pinterest.ie
C : Holdfast

Pembahasan

1. Deskripsi morfologi
Spesies ini memiliki panjang yang dapat mencapai hingga 100 cm dan bentuknya
seperti pedang yang melipat dengan tepi yang halus bergelombang. Ulva lactuca
memiliki blade dengan warna hijau terang tetapi ada bagian yang berwarna hijau tua
terutama pada bagian pangkal karena terdapat sedikit penebalan, berkerut, rapuh,
bentuknya lonjong maupun bulat dan memiliki diameter lembaran blade sekitar 65 cm
(Litter dkk., 1989; Reine & Junior, 2002). Ulva lactuca mempunyai Thalus tipis dengan
lembaran licin dan disertai tepi yang bergelombang .
2. Bagian dan fungsi
Thallus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas antara
batang, daun dan akarnya
Undulate margin : berfungsi memberi pigmen hijau
Holdfast : untuk melekatkan bagian tubuhsubstrat
dengan

3. Reproduksi(gambar+keterangan

Reproduksi spesies ini melalui pertukaran generasi antara aseksual dengan seksual. Pada
gamet jantan dilengkapi dengan flagella agar dapat bertemu dengan gamet betina dalam proses
perkawinan sehingga dapat membentuk Siklus
zigot.reproduksi
Ulva lactucat rdiri dari dua
fase yaituase
f haploid (satu set kromosom)dan diploid (dua set kromosom).e Pada fase haploid,
gametofit menghasilkan garnet biflagella, sedangkan pada fase diploid, sporofit menghasilkan
zoospora quandriflage
. Kedua fase tersebut
memilikimorfologi yang identik atau biasa disebut
dengan isomorfik. erbedaannnya
P terletak pada jumlah flagella pada fase motil sel tunggal dan
ukuran sel haploid lebih kecil daripada sel diploid (Beach et 01., 1995). Perkembangbiakan
Ulva lactucadapat rnelaluieproduksi
r vegetatif maupun generatif (Verlaque et al., 2002).
Sistem perkembangbiakan pada Ulva biasa disebut dengan istilah -isomorfik
diosius-bifasik
dengan perkawinan isogami (Atmadja et 01., 2012). Selain itu, reproduksinya dapat terjadi
dengan eara grnentasi
fra (Gravier,20 12).
Spesifikasi

1. Ciri khusus
Ulva lactuca mempunyai thalus berupa lembaran kecil dan lembaran besar. Thalus
yang menyerupai lembaran kecil berbentuk rumpun yang menyerupai jaring dengan tepi
lembaran bergelombang. Spesies ini sering melakukan asosiasi dengan daerah yang dekat
dengan sumber air tawar atau mempunyai nutrien yang tinggi, contohnya seperti tanaman
bakau (Littler dkk., 1989; Reine & Junior, 2002). Spesies ini tidak terdapat diferensiasi
jaringan dan seluruh sel memiliki bentuk yang kurang lebih identik, kecuali pada sel-sel basal
yang mengalami elongasi membentuk rhizoid penempel. Masing-masing sel pada spesies ini
terdiri atas sebuah nukleus, dengan kloroplas berbentuk cangkir, dan sebuah pirenoid (Guiry,
2007).

2. Habitat
Ulva lactuca habitatnya berada di zona interdial yang merupakan daerah yang
terpengaruh oleh pasang surut air laut (Littler dkk., 1989; Reine dan Junior, 2002).

3. Peranan
Ulva lactuca mempunyai beberapa manfaat bagi kehidupan ekosistem laut diantaranya
sebagai produsen primer dalam rantai makanan (Prathep et al, 2011). Spesies ini mempunyai
pigmen fotosintetik sehingga dapat membuat makanan sendiri menggunakan bantuan sinar
matahari. Dikarenakan Ulva lactuca dapat menghasilkan makanan sendiri sehingga ditetapkan
sebagai produsen maka spesies ini dapat berperan sebagai sumber makanan bagi biota laut
lainnya.

4. Kunci determinasi

Kunci determinasi Ulva lactuca yaitu 1a-2b-5b-8b-10a


1a. Thallus tidak berkapur
2b. Bagian dalam thallus berrongga
5b. Thallus seluler, berupa daun atau silinder
8b. Thallus tidak berbentuk spons
10a. Thallus berupa daun dan pipih, terdiri dari dua lapis sel (diastromatic)
Referensi :

Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Tri Handayani. (2016). Karakteristik dan Aspek Biologi Ulva spp.(Chlorophyta, Ulvaceae).
Oseana 10 (3), 1-8.

Chaetomorpha Linum

Gambar Klasifikasi

K : Plantae
D : Chlorophyta
C : Ulvophyceae
O : Cladopholares
F : Cladophoraceae
G : Chaetomorpha
S : Chaetomorpha linum
Sumber : itis.gov

Keterangan gambar :
A : Thalus
Sumber: alamy.com
Pembahasan

1. Deskripsi morfologi
Chaetomorpha linum mempunyai thalus yang bentuknya helaian seperti rambut
panjang dan sering ditemukan menggumpal serta melilit. Thalusnya mwmiliki tekstur
yang kasar, kusut dan tidak memiliki percabangan. Spesies ini berwarna kehijauan dan
memiliki buku-buku yang rapat apabila dilihat menggunakan mikroskop.
2. Bagian dan fungsi
Thalus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas antara
batang, daun dan akarnya

3. Reproduksi (gambar+keterangan)

Reproduksi spesies ini melalui pertukaran generasi antara aseksual dengan seksual. Pada
gamet jantan dilengkapi dengan flagella agar dapat bertemu dengan gamet betina dalam proses
perkawinan sehingga dapat membentukSiklus zigot.reproduksi
Chaetomorphanum li terdiri
dari dua fase yaitu
asef haploid (satu set kromosom)
dan diploid (dua set kromosom). Pada fase
haploid, gametofit menghasilkan garnet biflagella, sedangkan pada fase diploid, sporofit
menghasilkan zoospora quandriflage
. Kedua fase tersebut
memiliki morfologi yang identik atau
biasa disebut dengan isomorfik.
erbedaannnya
P terletak pada jumlah flagella pada fase motil sel
tunggal dan ukuran sel haploid lebih kecil daripada sel diploid (Beach et 01., 1995).
Perkembangbiakan Chaetomorpha linum dapatrnelalui reproduksi vegetatif maupun generatif
(Verlaque et al., 2002). Sistem perkembangbiakan pada Ulva biasa disebut dengan istilah
diosius-isomorfik
-bifasik dengan perkawinan isogami (Atmadja et 01., 2012). Selain itu,
reproduksinya dapat terjadiandengeara fragrnentasi
(Gravier,20 12).

Spesifikasi
1. Ciri khusus
Chaetomorpha linum mempunyai thalus yang berupa filamen tunggal, memiliki
klorofil a, klorofil b, xantofil dan karoten. Spesies ini diklasifikasikan ke dalam divisi
chlorophyta sehingga dapat berfotosintesis karena mempunyai klorofil dan cadangan
makanannya berupa amilum.

2. Habitat
Chaetomorpha linum adalah spesies yang habitatnya berada di zona interdial yang
merupakan daerah yang terpengaruh oleh pasang surut air laut dan supratidal yaitu habitat
yang hidupnya di daerah pasang air laut tertinggi dari garis laut sehingga hanya dapat
mendapat siraman air laut dari gelombang dan ombak (Littler dkk., 1989; Reine dan Junior,
2002). Spesies ini dapat ditemukan dalam jumlah ratusan bahkan ribuan individu pada daerah
bebatuan, berpasir dan sekitar pasang surut air laut.

3. Peranan
Chaetomorpha linum mempunyai beberapa manfaat bagi kehidupan di lautan
diantaranya sebagai produsen primer dalam rantai makanan (Prathep et al, 2011). Spesies ini
mempunyai pigmen fotosintetik sehingga dapat membuat makanan sendiri menggunakan
bantuan sinar matahari. Chaetomorpha linum juga memiliki peranan sebagai tempat
perlindungan dan habitat bagi biota laut serta sebagai penyerap karbon sehingga dapat
mengurangi dampak dari pemanasan global.

4. Kunci determinasi

Kunci determinasi Chaetomorpha linum yaitu 1a-2b-5a-7a


1a. Thallus tidak berkapur
2b. Bagian dalam thallus tidak berrongga
5a. Thallus berbentuk filamen
7a. Filamen berseptum, tidak bercabang, sel berderet satu sel (uniseriate)

Referensi :
Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Mursal Ghazali, Mardiana, Menip, Bangun. (2018). Jenis-jenis Makroalga Epifit pada Budidaya
(Kappaphycus alvarezii) di Perairan Teluk Gerupuk Lombok Tengah. Jurnal Biologi
Tropis 18 (2), 208-215. DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.861

Yudianto, S.A. (1992). Pengantar Cryptogamae (Sistematik Tumbuhan Rendah). Bandung: Penerbit
Tarsito.

Mastocarpus Papillatus
Gambar Klasifikasi

K : Plantae
D : Rhodophyta
C : Florideophyceae
O : Gigartineles
F : Phyllophoraceae
G : Mastocarpus
S : Mastocarpus Papillatus
Sumber : (C. Agardh,1843)

Keterangan gambar :
A : Thalus
B : Holdfast
C : Stipe

Sumber: en.wikipedia.org

Pembahasan
1. Deskripsi morfologi

Mastocarpus papilatus merupakan spesies dari ganggang merah dalam famili


Phyllophoraceae yang mempunyai ukuran yang cukup besar. Spesies ini disebut juga
dengan papillatus (with papillae) karena mempunyai bentuk seperti papila pada gamet
betinanya. Batang dari spesies ini umumnya bercabang-cabang dan panjangnya kurang
lebih 15 cm. Mastocarpus papillatus biasanya berwarna coklat kemerahan tapi banyak
spesies yang berwarna coklat gelap hingga hitam.

2. Bagian dan fungsi


Thalus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas antara
batang, daun dan akarnya
Holdfast : untuk melekatkan bagian tubuh dengan substrat
Stipe : sebagai penopang tanaman agar dapat berdiri dengak tegak

3. Reproduksi (gambar+keterangan)

Mastocarpus papillatus bereproduksi dengan pergantian antara seksual dan


aseksual. Spesies ini mempunyai 2 fase pertumbuhan yaitu gametofit dan sporofit. Thalus
multiseluler mempunyai sifat diploid sedangkan gamet mempunyai sifat haploid (Atmadja
& Prud’home van Reine, 2014). Tahapan reproduksi seksual yaitu gametofit
menghasilkan sporofit melalui pertumbuhan zigot sedangkan dalam reproduksi aseksual
sporotif atau gametofit didapatkan dari sporofit melalui perkembangan zoospora.
Gametofit dan sporofit membentuk dirinya kembali atau melalui proses meiosis sporofit
dapat membentuk gametofit. Spora dan gamet masing-masing dilengkapi oleh flagella
tetapi gamet betina yang mempunyai ovum di dalam oogonium tidak melakukan
pergerakan.

Spesifikasi
1. Ciri khusus
Mastocarpus papillatus mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya memiliki tipe
percabangan dichotomous (bercabang dua terus menerus). Spesies ini memiliki pigmen
fikoeritin, karoten dan xantofil. Ketiga pigmen tersebut merupakan pigmen warna pada
tumbuhan yang berperan untuk memberikan warna pada tanaman alga dan membantu dalam
proses fotosintesis dengan menyerap cahaya matahari.

2. Habitat
Mastocarpus papillatus adalah spesies yang habitatnya berada di zona interdial yang
merupakan daerah yang terpengaruh oleh pasang surut air laut (Littler dkk., 1989; Reine dan
Junior, 2002). Spesies ini biasanya ditemukan pada kedalaman 250 m dengan keadaan
menempel pada substrat.

3. Peranan
Mastocarpus papillatus dapat dimanfaatkan sebagai olahan bahan masakan karena
memiliki rasa yang nikmat.

4. Kunci determinasi

Kunci determinasi Mastocarpus papillatus yaitu 1b-3b-7a-10b-13a


1b. Thallus tidak berkapur
3b. Thallus besar, diameter lebih dari 1 mm, tumbuh tegak dan mempunyai alat pelekat, tidak
menempel pada tumbuhan lain
7a. Thallus pipih berbentuk seperti daun (foliaceous)
8b. Medulla dari thallus berfilamen, bentuk thallus complanate, pipih atau foliaceous
10b. Bentuk thallus seperti daun, ujung-ujungnya runcing
13a. Permukaan thallus berpapilla, berbentuk duri atau gigi kecil, medulla terdiri dari filamen
yang memanjang

Referensi :
Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan Budidaya. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Sandra, C, L., Jefery, R, H & Patrick, T, M. (2011). New, resurrected and redefined species of
Mastocarpus (Phyllophoraceae, Rhodophyta) from the northeast Pacific. Phycologia 50
(6), 661-683.

Yudianto, S.A. (1992). Pengantar Cryptogamae (Sistematik Tumbuhan Rendah). Bandung:


Penerbit Tarsito.
Gracilaria edulis

Gambar Klasifikasi

K : Chromista
D : Rhodophyta
C : Rhodophyceae
O : Gigartinales
F : Gracilariaceae
G : Gracilaria
S : Gracilaria edulis
Sumber : (Dawes, 1981)

Keterangan gambar :
A : Blade
Sumber: en.wikipedia.org B : Stipe
C : Holdfast
D : Thallus

Pembahasan

1. Deskripsi morfologi
Gracilaria edulis merupakan makroalga yang mempunyai warna merah kecoklatan,
memiliki thallus berbentuk silindris yang terdapat lendir pada dinding thalusnya dengan tinggi
7,5-10 cm dengan garis tengah 2-3 cm dan panjang 19 cm. Bagian holdfast berbentuk discoid,
dengan tipe percabangan dichotomus, terkadang dijumpai irregular. Ketika dalam keadaan
kering, apeks mengecil dan melengkung serta thallus berwarna cokelat tua (Meriam et al.,
2016).
2. Bagian dan fungsi
Blade : berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis
Stipe : berfungsi sebagai penahan goncangan ombak
Holdfast : berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).
Thallus : berfungsi untuk menyebut struktur tubuh tanaman yang belum jelas batang, daun dan
akarnya

3. Reproduksi (gambar+keterangan)

Gracilaria edulis bereproduksi dengan pergantian antara seksual dan aseksual. Spesies
ini mempunyai 2 fase pertumbuhan yaitu gametofit dan sporofit. Thalus multiseluler
mempunyai sifat diploid sedangkan gamet mempunyai sifat haploid (Atmadja & Prud’home
van Reine, 2014). Tahapan reproduksi seksual yaitu gametofit menghasilkan sporofit melalui
pertumbuhan zigot sedangkan dalam reproduksi aseksual sporotif atau gametofit didapatkan
dari sporofit melalui perkembangan zoospora. Gametofit dan sporofit membentuk dirinya
kembali atau melalui proses meiosis sporofit dapat membentuk gametofit. Spora dan gamet
masing-masing dilengkapi oleh flagella tetapi gamet betina yang mempunyai ovum di dalam
oogonium tidak melakukan pergerakan.

Spesifikasi

1. Ciri khusus
Gracilaria edulis mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya memiliki apeks yang
dapat mengecil dan melengkung. Spesies Gracilaria edulis ini mempunyai temperature optimum
pertumbuhan yaitu diantara suhu 20-28°C serta mempunyai pigmen fikoeritin, karoten dan
xantofil. Ketiga pigmen tersebut merupakan pigmen warna pada tumbuhan yang berperan untuk
memberikan warna pada tanaman alga dan membantu dalam proses fotosintesis dengan
menyerap cahaya matahari.
2. Habitat
Gracilaria edulis berhabitat pada daerah intertidal intertidal dengan kedalaman 2-3 meter
(Meriam et al., 2016). Spesies ini tumbuh di tempat bebatuan, terumbu karang dan menempel
pada substrat yang keras seperti karang yang hidup, mati maupun batuan beku (Magrunder &
Hunt, 1979).

3. Peranan
Gracilaria edulis dapat dimanfaatkan sebagai olahan bahan masakan yaitu sebagai bahan
baku pembuatan jelly atau agar-agar dengan pabrik besar. Spesies ini telah dibudidayakan di
tambak oleh masyarakat setempat. Bahan olahan agar-agar ini sudah luas pemasarannya karena
Indonesia sudah mengekspor bahan agar tersebut hingga ke Jepang.

4. Kunci determinasi
Kunci determinasi Gracilaria edulis yaitu 1b – 3b – 7b – 9b – 11b – 14b – 16b – 18b – 19b 1b.

Thallus tidak berkapur

3b. Thallus besar, diameter lebih dari 1mm, tumbuh tegak dan mempunyai alat pelekat, tidak
menempel pada tumbuhan lain

7b. Thallus berbentuk silinder, compressed dan tidak seperti daun

9b. Thallus tidak berseptum, tidak berrongga

11b. Percabangan tidak teratur

14b. Pada ujung cabang tidak terdapat apical pit

16b. Anak cabang (branchlet) panjang, bukan berupa duri, bintang atau garpu

18b. Percabangan thallus ke semua arah, pinnatus, opposites, dan multivarious 19b.

Thallus terdiri dari sel-sel parenkimatis saja

Referensi :

Mulyadi, H. 2014. Botani tumbuhan rendah. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Kasim, M. 2016. Makro alga: Kajian biologi, ekologi, pemanfaatan, dan budidaya. Jakarta: Penebar
Swadaya

Meriam, W.P.M., Kepel, R.C. & Lumingas, L.J.L. (2016). Inventarisasi makroalga di perairan pesisir
Pulau Mantehage Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal Ilmiah Platax, 4(2), 84-108.
Dictyota dichotoma

Gambar Klasifikasi

K : Chromista
D : Phaeophyta
C : Phaeophyceae
O : Dictyotales
F : Dictyotaceae
G : Dictyota
S : Dictyota dichotoma
Sumber : itis.gov

Keterangan gambar :
A : Holdfast
Sumber: alamy.com B : Stipe
C : Blade
E : Thallus

Pembahasan

1. Deskripsi morfologi
Dictyota dichotoma mempunyai bentuk thallus yang pipih seperti pita dengan
tinggi 4,7-5,4 cm dan lebar 0,3-0,4 cm. Spesies ini memiliki pinggiran thallus yang
tergolong rata dan mempunyai tipe percabangan dichotomus (bercabang dua secara terus
menerus) dengan bagian apeks sedikit membulat. Dictyota dichotoma mempunyai
holdfast discoid dengan warna thallus cokelat tua dan bagian ujungnya membelah dengan
panjang yang sama (Meriam et al., 2016).
2. Bagian dan fungsi
Holdfast: berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).
Stipe: berfungsi sebagai penahan goncangan ombak
Blade: berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis
Thallus : berfungsi untuk menyebutkan bagian
-bagian tanaman yang belum jelas batang,
akar dan daunnya

3. Reproduksi(gambar+keterangan
)

Dictyota dichotoma
bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual
dengan pembentukan spora (zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki flagel yang
tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral (sisi atau pinggir). Reproduksi seksual,
yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yang fertil membentuk
u badan
suatyang mengandung
alat pembiak disebut reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat konseptakel yang
mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan
oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan-benang
benang mand ul yang disebut
parafisis. Anteridium berupa-sel
selberbentuk corong yang muncul dari dasar dan tepi
konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Jika spermatozoid dapat
membuahi sel telur akan terbentuklah zigot. Zigot lalu membentuk
nding selulosa
di dan
pektin yang tebal, kemudian melekat pada suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya
tumbuh menjadi individu baru yang kromosom tubuhnya diploid.
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Dictyota dichotoma mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya memiliki thallus
yang berbentuk lembaran dan berwarna coklat. Spesies ini memiliki pigmen karoten dan
xantofil yang menyebabkan Dictyota dichotoma berwarna coklat. Dictyota dichotoma
merupakan spesies dengan tipe percabangan dichotomus (bercabang dua secara terus
menerus).

2. Habitat
Habitat Dictyota dichotoma yaitu menempel pada substrat berbatu, pasir, dan karang
mati (Meriam et al., 2016).

3. Peranan
Dictyota dichotoma berperan sebagai penghasil alginate. Alginate tersebut
merupakan karbohidrat alami yang dapat dihasilkan oleh Dictyota dichotoma yang dapat
digunakan sebagai olahan bahan makanan dan obat-obatan.

4. Kunci determinasi
Kunci determinasi Dictyota dichotoma yaitu 1b – 3a – 4a

1b. Thallus tidak berbentuk kipas

3a. Thallus mempunyai percabangan dichotom

4a. Thallus beruas-ruas, tersusun dari satu deretan sel yang bentuknya pipih

Referensi :

Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. Lowa: WM. C. Brown Company
Publisher.

Wei, T. L. & Chen, W.Y. 1983. Seaweeds of Singapure. Singapure: Singapure University Press.

Baino, I., Kepel, R.C. & Manu, G.D. (2019). Biodiversitas makroalga di perairan pesisir Desa
Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax,
7(1), 134-141.
Padina minor

Gambar Klasifikasi

K : Chromista
D : Phaeophyta
C : Phaeophyceae
O : Dictyotales
F : Dictyotaceae
G : Padina
S : Padina minor
Sumber : algaebase.org

Keterangan gambar :
A : Blade
B : Stipe
Sumber: eprints.ums.ac.id C : Holdfast
D : Thallus

Pembahasan

1. Deskripsi morfologi
Padina minor memiliki thallus yang relatif kecil dan tebal. Bentuk daunnya
seperti kipas dengan tinggi antara 4-7 cm, berwarna cokelat kekuningan. Terdiri dari
beberapa lembar cuping (flabellate lobes) dengan lebar 5-10 cm. Memiliki garis lengkung
ganda (concentric hair lines) pada pangkal daun hingga memenuhi permukaan daun
(Baino et al., 2019).
2. Bagian dan fungsi
Blade: berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis
Stipe: berfungsi sebagai penahan goncangan ombak
Holdfast: berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).
Thallus : berfungsi untuk menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas batang,
daun dan akarnya

3. Reproduksi(gambar+keterangan
)

Padina minorbereproduksi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual


dengan pembentukan spora (zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki flagel yang
tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral (sisi atau pinggir). Reproduksi seksual,
yaituujung-ujung lembaran talusnya yang fertil membentuk suatu badan yang mengandung
alat pembiak disebut reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat konseptakel yang
mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan
oogoniumang y menghasilkan sel telur (ovum) dan benang
-benang mandul yang disebut
parafisis. Anteridium berupa-sel
selberbentuk corong yang muncul dari dasar dan tepi
konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Jika spermatozoid dapat
membuahi lsetelur akan terbentuklah zigot. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan
pektin yang tebal, kemudian melekat pada suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya
tumbuh menjadi individu baru yang kromosom tubuhnya diploid.
Spesifikasi

1. Ciri khusus
Padina minor mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya
mempunyai thallus
berbentuk seperti kipas dengan ukuran yang kecil dan tebal. Spesies ini memiliki pigmen
karoten dan xantofil yang merupakan pigmen warna pada tanaman sehingga menyebabkan
Padina minormemiliki warna coklat.

2. Habitat
Padina minor
berhabitat pada substrat berair dan karang batu di daerah et
lateral (Baino
al., 2019).

3. Peranan
Padina minorberperan sebagai penghasil alginate.
Alginate tersebut merupakan
karbohidrat alami yang dapat dihasilk
an olehPadina minoryang dapat digunakan sebagai
olahan bahan makanan dan -obatan.
obat

4. Kunci determinasi
Kunci determinasi
Padina minor
yaitu1a – 2

1a. Thallus berbentuk kipas

2. Thallus pipih, padat, berizhoid dan berbulu halus, terdapat


-gariskonsentris
garis berwarna
cokelat tua

Referensi :

Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. New: John


York Wiley Dawson University of South Florida.

Meriam, W.P.M., Kepel, R.C. & Lumingas, L.J.L. (2016).


Inventarisasi makroalga di perairan
pesisir Pulau Mantehage Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi
Utara.Jurnal Ilmiah Platax
, 4(2), 84
-108.

Wei, T. L. & Chen, W.Y. 1983. Seaweeds of Singapure.


Singapure:Singapure University Press
.
Boergesenia forbesii

Gambar Klasifikasi

K : Plantae
D : Chlorophyta
C : Ulvophyceae
O : Cladophorales
F : Valoniaceae
G : Boergesenia
S : Boergesenia forbesii
Sumber : itis.gov

Keterangan gambar :
A : Thallus
B : Holdfast
Sumber: commons.wikimedia.org

Pembahasan

1. Deskripsi morfologi
Boegesenia forbesii memiliki thallus berbentuk seperti kantung bulat memanjang,
mirip gada melengkung dan membentuk koloni dengan tinggi 1-5 cm. Thallus silindris,
berdinding tipis dan transparan. Bagian dalamnya berisi cairan, mengkilat, dan berlendir.
Berwarna hijau muda, memiliki holdfast rhizoid sebagai alat perekat pada bagian basal
(Meriam et al., 20116).
2. Bagian dan fungsi
Thallus : berfungsi dalam menyebutkan struktur tubuh tanaman yang belum jelas batang,
daun dan akarnya
Holdfast: berfungsi untuk melekatkan
tubuhnya pada substrat (Sumich, 1992).

3. Reproduksi(gambar+keterangan
)

Reproduksi spesies ini melalui pertukaran generasi antara aseksual dengan seksual. Pada
gamet jantan dilengkapi dengan flagella agar dapat bertemu dengan gamet betina dalam proses
perkawinan sehingga dapat membentuk Siklus
zigot.
reproduksiBoegesenia forbesii
terdiri dari
dua fase yaituase
f haploid (satu set kromosom) dan diploid (dua set kromosom). Pada fase
haploid, gametofit menghasilkan garnet biflagella, sedangkan pada fase diploid, sporofit
menghasilkan zoospora quandriflage. Kedua fa
se tersebut
memiliki morfologi yang identik atau
biasa disebut dengan isomorfik. erbedaannnya
P terletak pada jumlah flagella pada fase motil
sel tunggal dan ukuran sel haploid lebih kecil daripada sel diploid (Beach et 01., 1995).
Perkembangbiakan Boegesen ia forbesiidapat rnelalui reproduksi vegetatif maupun generatif
(Verlaque et al., 2002). Sistem perkembangbiakan pada Ulva biasa disebut dengan istilah
diosius-isomorfik
-bifasik dengan perkawinan isogami (Atmadja et 01., 2012). Selain itu,
reproduksinyaapatd terjadi dengan eara fragrnentasi
(Gravier,20 12).
Spesifikasi
1. Ciri khusus
Boergesenia forbesii mempunyai beberapa ciri khusus diantaranya bentuk thalusnya
bulat memanjang seperti balon dan transparan. Spesies ini mempunyai pigmen karoten,
xantofil dan klorofil a dan klorofil b.

2. Habitat
Boergesenia forbesii berhabitat di karang mati dan batu pada daerah intertidal yang
merupakan daerah yang terpengaruh oleh pasang surut air laut atau sebagai epifit pada lamun
(Meriam et al., 2016).

3. Peranan
Boergesenia forbesii berperan sebagai produsen oksigen daerah perairan dan sumber
makanan biota laut herbivore.

4. Kunci determinasi
Kunci determinasi Boergesenia forbesii yaitu 1a – 2a – 4a

1a. Thallus tidak berkapur

2a. Bagian dalam thallus berrongga

4a. Thallus terdiri dari satu sel (uniseluler) yang menggelembung berbentuk bulat atau lonjong
melekat pada sel basal. Antara rhizoid dan sel basal dibatasi oleh septum

Referensi :

Ghazali, M. dkk. (2018). Jenis-jenis makroalga epifit pada budidaya (Kappaphycus alvarezii) di
perairan Teluk Gerupuk Lombok Tengah. Jurnal Biologi Tropis, 18(2), 208-215.

M.D. Guiry in Guiry, M.D. & Guiry, G.M. 2021. AlgaeBase. World-wide electronic publication,
National University of Ireland, Galway. http://www.algaebase.org; searched on 03 April
2021.

Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. Lowa: WM. C. Brown Company
Publisher.
V. Kesimpulan
No Nama Spesies Ciri Khusus Kunci Determinasi

1. Turbinaria  Struktur thalus agak kaku Kunci determinasi


ornata atau keras, tebak Turbinaria ornata yaitu
1b-3b-5b-6a
 Batang tubuhnya tegak
1b. Thallus
 Berwarna coklat tua berbentuk kipas
disertai dengan
bintikbintik 3b. Cabang thallus
bentuknya khusus dan
 Reseptakel Turbinaria tidak dichotomy
ornata memiliki
operculum dengan bulu 5b. Thallus tidak
yang panjang tanpa berizhoma, mempunyai
adanya warna yang cabang yang bentuknya
berfungsi menjadi khusus
pengontrol lepasnya
gamet 6a. Cabang berbentuk
corong sebagai daun
dengan rongga udara di
dalamnya

2. Ulva lactuca  Thalus berupa lembaran Kunci determinasi Ulva


kecil dan lembaran besar lactuca yaitu 1a-2b-5b-
yang berbentuk rumpun 8b-10a
menyerupai jaring 1a. Thallus tidak berkapur
dengan tepi lembaran
bergelombang 2b. Bagian dalam thallus
berrongga
 Tidak terdapat
diferensiasi jaringan dan 5b. Thallus seluler, berupa
seluruh sel memiliki daun atau silinder
bentuk yang kurang
8b. Thallus tidak
lebih identik
berbentuk spons
 Berwarna hijau
10a. Thallus berupa daun
dan pipih, terdiri dari dua
lapis sel (diastromatic)

3. Chaetomorpha  Memiliki pigmen Kunci determinasi


linum karoten, xantofil, klorofil Chaetomorpha linum
a&b yaitu 1a-2b-5a-7a
 Tipe percabangan
whorled 1a. Thallus tidak berkapur
 Memiliki buku-buku yang 2b. Bagian dalam thallus
cukup rapat tidak berrongga

5a. Thallus
berbentuk filamen

7a. Filamen berseptum,


tidak bercabang, sel
berderet satu sel
(uniseriate)

4. Mastocarpus  Memiliki tipe Kunci determinasi


papillatus percabangan dichotomus Mastocarpus papillatus
yaitu 1b-3b-7a-10b-13a
 Memiliki pigmen
fikoeritin, karoten dan 1b. Thallus tidak berkapur
xantofil 3b. Thallus besar,
 Berwarna coklat diameter lebih dari 1 mm,
kemerahan hingga hitam tumbuh tegak dan
mempunyai alat pelekat,
 Memiliki batang yang tidak menempel pada
umumnya tumbuhan lain
bercabangcabang dan
panjangnya kurang lebih 7a. Thallus pipih
15 cm berbentuk seperti daun
(foliaceous)

8b. Medulla dari thallus


berfilamen, bentuk
thallus complanate, pipih
atau foliaceous

10b. Bentuk thallus


seperti daun,
ujungujungnya runcing

13a. Permukaan thallus


berpapilla, berbentuk duri
atau gigi kecil, medulla
terdiri dari filamen yang
memanjang

5. Gracilaria  Mempunyai temperature Kunci determinasi


edulis optimum petumbuhan, Gracilaria edulis yaitu 1b
yaitu antara 20-28°C – 3b – 7b – 9b – 11b –
 Apeks mengecil
14b – 16b – 18b – 19b
dan melengkung
1b. Thallus tidak berkapur
 Memiliki fikoeritin,
pigmen 3b. Thallus
karoten, dan xantofil. besar, diameter
lebih dari 1mm, tumbuh
tegak dan
mempunyai alat pelekat,
tidak menempel pada
tumbuhan lain

7b. Thallus
berbentuk silinder,
compressed dan tidak
seperti daun

9b. Thallus tidak


berseptum, tidak
berrongga

11b. Percabangan tidak


teratur

14b. Pada ujung cabang


tidak terdapat apical pit

16b. Anak cabang


(branchlet) panjang,
bukan berupa duri,
bintang atau garpu

18b. Percabangan thallus


ke semua arah, pinnatus,
opposites, dan
multivarious

19b. Thallus terdiri dari


sel-sel parenkimatis saja
6. Dictyota  Thallus berbentuk Kunci determinasi
dichotoma lembaran, berwarna Dictyota dichotoma yaitu
cokelat 1b – 3a – 4a
 Memiliki pigmen karoten
dan xantofil 1b. Thallus tidak
 Tipe percabangan berbentuk kipas
dichotomus
3a. Thallus mempunyai
percabangan dichotom

4a. Thallus beruas-ruas,


tersusun dari satu deretan
sel yang bentuknya pipih
7. Padina minor  Thallus kecil dan tebal Kunci determinasi Padina
 Thallus berbentuk seperti minor yaitu 1a – 2
kipas
 Memiliki pigmen karoten 1a. Thallus
dan xantofil berbentuk kipas

2.Thallus pipih, padat,


berizhoid dan berbulu
halus, terdapat garis-garis
konsentris berwarna
cokelat tua

8. Boergesenia  Thallus berbentuk bulat Kunci determinasi


forbesii memanjang seperti balon Boergesenia forbesii yaitu
 Thallus transaparan 1a – 2a – 4a
 Memiliki pigmen karoten,
xantofil, dan 1a. Thallus tidak berkapur
klorofil a & b
2a. Bagian dalam thallus
berrongga

4a. Thallus terdiri dari


satu sel (uniseluler) yang
menggelembung
berbentuk bulat atau
lonjong melekat pada sel
basal. Antara rhizoid dan
sel basal dibatasi oleh
septum
VI. Daftar Pustaka
Baino, I., Kepel, R.C. & Manu, G.D. (2019). Biodiversitas makroalga di perairan
pesisir Desa Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal Ilmiah Platax, 7(1), 134-141.

Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. New York: John Wiley Dawson University of
South Florida.

Ghazali, M. dkk. (2018). Jenis-jenis makroalga epifit pada budidaya (Kappaphycus


alvarezii) di perairan Teluk Gerupuk Lombok Tengah. Jurnal Biologi Tropis,
18(2), 208-215.

Handayani, T. (2018). Mengenal makroalga turbinaria dan pemanfaatannya. Oseana,


43(4), 28-39.

Kasim Ma’ruf. (2016). Makroalga Kajian Biologi, Ekologi, Pemanfaatan, dan


Budidaya. Jakarta : Penebar Swadaya.

M.D. Guiry in Guiry, M.D. & Guiry, G.M. 2021. AlgaeBase. World-wide electronic
publication, National University of Ireland, Galway. http://www.algaebase.org;
searched on 03 April 2021.

Meriam, W.P.M., Kepel, R.C. & Lumingas, L.J.L. (2016). Inventarisasi makroalga di
perairan pesisir Pulau Mantehage Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara,
Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 4(2), 84-108.

Mulyadi, H. 2014. Botani tumbuhan rendah. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.

Mursal Ghazali, Mardiana, Menip, Bangun. (2018). Jenis-jenis Makroalga Epifit pada
Budidaya (Kappaphycus alvarezii) di Perairan Teluk Gerupuk Lombok
Tengah. Jurnal Biologi Tropis 18 (2), 208-215. DOI:
http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.861

Pipit Marianingsih, Evi Amelia & Teguh Suroto. (2013). Inventarisasi dan Identifikasi
makroalga di Perairan Pulau Jawa. Jurnal Pendidikan Biologi.

Sandra, C, L., Jefery, R, H & Patrick, T, M. (2011). New, resurrected and redefined
species of Mastocarpus (Phyllophoraceae, Rhodophyta) from the northeast
Pacific. Phycologia 50 (6), 661-683.

Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. Lowa: WM. C. Brown
Company Publisher.

Tri Handayani. (2016). Karakteristik dan Aspek Biologi Ulva spp.(Chlorophyta,


Ulvaceae). Oseana 10 (3), 1-8.

Tri Handayani. (2018). Mengenal Makroalga Turbinaria dan Pemanfaatannya. Pusat


Penelitian Oseanografi, 11(3), 28-39.

Wei, T. L. & Chen, W.Y. 1983. Seaweeds of Singapure. Singapure: Singapure


University Press.
VII. Lampiran
VIII. Lembar Pengesahan

Klaten, 5 April 2021

Asisten Praktikan

(Indah Nurlita Trisnawati) (Aulia Nugrahani Sutrisna)

NIM. K4319042 NIM. K4320011

Anda mungkin juga menyukai