Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sistematika Tumbuhan FMIPA UNMUL 2019

Mei 2019, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

MENGAMATI BEBERAPA SPESIES PHAEOPHYTA (GANGGANG COKLAT)


FMIPA UNMUL 2019
Istik Haroh1, Selin Jelita Sibarani2
1Laboratorium Anatomi dan Histologi Tumbuhan, Program Studi Biologi
2Jurusan FMIPA Universitas Mulawarman

*Corresponding Author: istikharoh727@gmail.com

Abstrak Phaeophyta (berasal dari bahasa Yunani, phaios yang berarti gelap), merupakan alga
multiseluler yang dikenal dengan nama alga coklat. Warna coklatnya berasal dari pigmen fukosantin
yang dimilikinya. Selain pigmen coklat, pada Phaeophyta ditemukan juga pigmen lainnya berupa
klorofil a dan c, serta pigmen karotin. Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengenali beberapa
jenis Phaeophyta dan untuk mengenal berbagai bentuk dari Phaeophyta. Dalam percobaan ini
digunakan metode pengamatan langsung dengan mengamati morfologi awetan Pheophyta yaitu,
Turbinaria sp., Turbinaria conoides, Sargassum sp. dan Padina sp. kemudian digambar dan diberi
keterangan. Berdasarkan pengamatan morfologi yang telah dilakukan, terhadap spesies Turbinaria
sp. terdapat thalus menyerupai daun, thallus, gelembung udara, tonjolan thallus, holdfast dan
substrat. Pada Turbinaria conoides terdapat thalus menyerupai daun, thallus, gelembung udara,
tonjolan thallus, holdfast dan substrat. Pada Sargassum sp. terdapat thalus utama, gelembung udara,
thalus menyerupai daun, holdfast dan substrat. pada Padina sp. terdapat terdapat garis konsentris,
lembaran thalus menyerupai daun, holdfast, dan thalus utama.

Kata kunci: Phaeophyta, Thallus, Holdfast

Pendahuluan udara yang membuat mereka dapat melayang


Phaeophyta (berasal dari bahasa Yunani, di air[1].
phaios yang berarti gelap), merupakan alga Alga cokelat kebanyakan multiseluler dan
multiseluler yang dikenal dengan nama alga merupakan begian dari populasi rumput laut
coklat. Warna coklatnya berasal dari pigmen dilingkungan lingkungan laut beriklim sedang
fukosantin yang dimilikinya. Selain pigmen dan dingin. Seperti juga pada cryshophyta,
coklat, pada Phaeophyta ditemukan juga phaeophyta juga memilki klorofil a dan b, serta
pigmen lainnya berupa klorofil a dan c, serta karetonoid fukoxantin. Phaeophyta juga
pigmen karotin. Oleh karena keberadaan menyimpan kalorinya sebagai minyak dan
klorofil ini, Phaeophyta bersifat autotrof. sakarida lamarin. Dalam bentuk kelp raksasa,
Fotosintesisnya terjadi pada helaian yang panjangnya bias mencapai lebih dari 50 m.
menyerupai daun. Hasil fotosintesisnya pola reproduksinya dirincikan oleh pergiliran
berupa karbohidrat yang yang disebut generasi[2].
laminarin. Alga coklat umumnya hidup di Anggota kelopok Phaeophyta juga dikenal
lingkungan laut. Hanya beberapa jenis sebagai tumbuhan berukuran raksasa (giant
Phaeophyta yang saja yang hidup di air tawar. kleps), misalnya Macrocystis sp. dan
Banyak alga coklat memiliki struktur berisi Nereocytis sp. yang menghuni pantai pasifik.

1
Jurnal Sistematika Tumbuhan FMIPA UNMUL 2019
Mei 2019, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Di indonesia, jenis Phaeophyta yang terkenal differensiasi eksternal yang dapat


adalahTurbinaria austrilis, Sargasum dibandingkan dengan berpembuluh. Talus
siliquosum, dan Fucus vesiculosus. Ketiga dari alga ini mempunyai alat pelekat
jenis alga tersebut biasa dijimpai sepanjang menyerupai akar, dan dari alat pelekat ini
garis pantai. Di laut yang beriklim sedang, tumbuh bagian yang tegak dengan bentuk
terutama di laut Atlantika Utara dikenal sederhana atau bercabang seperti pohon
sebagai kawasan Alga Sargassum. Alga dengan cabang yang menyerupai daun
tersebut tampak mengambang dan menutupi dengan gelembung udara[5].
sebagian permukaan laut sehingga orang
mengenalnya sebagi Sargaso[3]. Metodelogi Percobaan
Phaeophyta hidup melekat pada dasar Waktu dan Tempat
perairan (melalui semacam akar), sedangkan Praktikum Sistematika Tumbuhan 1
bagian tubuh lainnya mengapung di air, dan tentang “Phaeophyta (ganggang coklat)” pada
melekat pada batu karang . Bentuk tubuh hari Jum’at, 3 Mei 2019 pukul 15.30-17.30
Phaeophyta tampak menyerupai tumbuhan WITA. Bertempat di Laboratorium Anatomi
tingkat tinggi karena adanya bagian yang dan Histologi Tumbuhan, Gedung G, Lantai 4,
menyerupai akar, batang, dan daun. Tinggi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Phaeophyta dapat mencapai 50 sampai 100 Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda,
meter[4]. Kalimantan Timur.
Kebanyakan phaeophyceae hidup
sebagai litofit, tetapi beebrapa jenis dapat Alat dan Bahan
sebagai epifit atau endofit pada tumbuhan lain Alat
atau alga makroskopik yang lain. Pada Adapun alat-alat yang digunakan pada
umumnya phaeophyceae memiliki tingkat praktikum ini yaitu pinset dan kamera
yang lebih tinggi secara morfologi dan anatomi
differensisasinya dibandingkan keseluruhan Bahan
alga. Tidak ada bentuk yang berupa sel awetan Pheophyta yaitu, Turbinaria sp.,
tunggal atau koloni (filament yang tidak Turbinaria conoides, Sargassum sp. dan
bercabang). Susunan tubuh yang paling Padina sp.
sederhana adalah filament heterotrikus.
Struktur thalus yang paling kompleks dapat Cara Kerja
dijumpai pada laga pirang yang tergolong Mula-mula disiapkan alat dan bahan,
kelompok Nereocystis, Makrocystis, dan diamati morfologi awetan Pheophyta yaitu,
sargassum). Pada alga ini terdapat Turbinaria sp., Turbinaria conoides,

2
Jurnal Sistematika Tumbuhan FMIPA UNMUL 2019
Mei 2019, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Sargassum sp. dan Padina sp. kemudian tonjolan, tidak dapat dibedakan akar, batang
digambar dan diberi keterangan. daunya.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilakukan, didapatkan morfologi dari spesies
Phaeophyta berupa

Gambar 1.2 Turbinaria conoides


Keterangan: 1. Thalus menyerupai daun, 2.
Gelembung udara, 3. Thallus
utama, 4. Holdfast, 5. substrat
6. Batang (Stipe)
Gambar 1.1 Turbinaria sp.
Klasifikasi:
Keterangan: 1. Thalus menyerupai daun, 2.
kingdom : Chromista
Thallus, 3. Gelembung udara, 4.
filum : Orchrophyta
Tonjolan thallus, 5. Holdfast, 6.
kelas : Phaeophyceae
Substrat.
ordo : Fucales
Klasifikasi:
family : Sargassaceae
kingdom : Chromista
genus : Turbinaria
filum : Orchrophyta
spesies : Turbinaria conoides
kelas : Phaeophyceae
(Agaradh, 1860)
ordo : Fucales
Turbinaria conoides merupakan jenis
family : Sargassaceae
Phaeophyta yang memiliki ciri-ciri batangnay
genus : Turbinaria
silindris, holdfast beripa cakram kecil,
spesies : Turbinaria sp.
umumnya hidup di daerah sekitar terumbu
(Agaradh, 1860)
karang, menagndung alginate dan iodin,
Turbinaria sp. merupakan jenis
percabangannya memutar dan bersifat
Phaeophyta yang memiliki ciri-ciri habitatnya
multiseluler.
di laut, melekat pada bebatuan, bewarna
coklat, tubuh seperti lembaran, batang
berbentuk silindris, tegak dan memiliki

3
Jurnal Sistematika Tumbuhan FMIPA UNMUL 2019
Mei 2019, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Keterangan: 1. Garis konsentris, 2.


Lembaran thalus menyerupai
daun, 3. Holdfast, 4. Substrat, 5.
Thalus utama

Klasifikasi:

Gambar 1.3 Sargassum sp. kingdom : Chromalveolata

Keterangan: 1. Thalus utama, 2. Gelembung filum : Heterokontophyta

udara, 3. Thallus menyerupai kelas : Phaeophyceae

daun, 4. Holdfast, 5. substrat ordo : Dictyotales

Klasifikasi: family : Dictyotaceae

kingdom : Chromalveolata genus : Padina

filum : Heterokontophyta spesies : Padina sp.

kelas : Phaeophyceae (Adanson, 1763)

ordo : Fucales Padina sp. merupakan jenis Phaeophyta


family : Sargassaceae yang memiliki ciri-ciri habitatnya di laut, bentuk
genus : Sargassum thalusnya seperti kipas, substansinya
spesies : Sargassum sp. gelatinus, warna coklat kekuningan, bagian
atas lobus melebar, holdfast berbentuk

(Agaradh, 1820) cakram kecil dan mengandung pigmen


fukosamin.
Sargassum sp. merupakan jenis
Phaeophyta memiliki berbagai manfaat
Phaeophyta yang memiliki ciri-ciri habitatnya
seperti sebagai bahan makanan, pupuk dan
di laut, bentuk thalusnya silindris,
bahan biofuel. Phaeophyta juga berfungsi
percabangan rimbun, bangun daun melebar,
sebagai produsen pertama dan sebagai
bersifat aerob, memiliki reseptakel, memiliki
indikator baik atau tidaknya suatu ekosistem.
gelembung udara.

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan morfologi yang
telah dilakukan terhadap spesies Phaeophyta
yaitu Turbinaria sp. terdapat thalus
menyerupai daun, thallus, gelembung udara,
tonjolan thallus, holdfast dan substrat. Pada
Gambar 1.4 Padina sp.
Turbinaria conoides terdapat thalus

4
Jurnal Sistematika Tumbuhan FMIPA UNMUL 2019
Mei 2019, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

menyerupai daun, thallus, gelembung udara, [2] Fried, G.H. dan Hademenos,G.J.
tonjolan thallus, holdfast dan substrat. Pada 2005. Biologi Edisi Kedua.
Sargassum sp. terdapat thalus utama, Jakarta: Erlangga.
gelembung udara, thalus menyerupai daun, [3] Aziz, Abdul. 2008. Dan Alampun
holdfast dan substrat. pada Padina sp. Bertasbih. Jakarta: Balai Pustaka.
terdapat terdapat garis konsentris, lembaran [4] Kadi, A. 2005. Kesesuaian Perairan Teluk
thalus menyerupai daun, holdfast, dan thalus Klabat Pulau Bangka Untuk
utama. Usaha Budidaya Rumput Laut.
Adapun peran Phaeophyta bagi Jurnal Osean. 2(30).
lingkungan ekosistem adalah sebagai [5] Sulisetijono, 2009. Bahan Serahan Alga.
produsen pertama dalam ekosistem. Salah Malang: UIN Press.
satu spesies yang menguntungkan adalah
Padina sp. yang berperan untuk menghasilkan
oksigen dari proses fotosintesis
Adapun kerugian Phaeophyta bagi
lingkungan adalah dapat merubah ph air, jika
terjadi Blooming maka dapat menyebabkan
kematian hewan-hewan laut. Salah satu
spesies yang merugikan adalah Sargassum
sp.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih pada
Laboratorium Anatomi dan Sistematika
Tumbuhan atas fasilitas yang telah sediakan
serta asistsen yang telah membimbing untuk
melakukan kegiatan praktikum ini. Demikian
pula, penulis berterima kasih kepada teman-
teman atas informasi dan diskusi yang
bermanfaat.

Referensi
[1] Pitriana, Pipit. 2008. Bio Ekspo Menjelajah
Dunia Dengan Biologi. Solo: Jatra
Graphic.

5
Jurnal Sistematika Tumbuhan FMIPA UNMUL 2019
Mei 2019, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Lampiran Hasil Pengamatan

Gambar 1.1 Turbinaria conoides Gambar 1.2 Turbinaria sp.

Gambar 1.3 Sargassum sp. Gambar 1.4 Padina sp.

Anda mungkin juga menyukai