• FIRZANI DAFINA B • LINTANG ANANTI C • NASYA ZAHIRA P • SEKAR TIARA P • SYECHENA GIRI YP • TASYA RAMADHINI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Tumbuhan paku (Pteridophyta)
adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut. CARA HIDUP DAN HABITAT
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof,
artinya dapat membuat makanan sendiri dengan cara berfotosintesis. Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai habitat, terutama di tempat yang lembap (higrofit), di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, atau dan menempel (epifit) di kulit pohon. Habitat Pteridophyta
Paku banyak tumbuh subur di kawasan hutan hujan tropis,
selain itu tanaman pteridophyta dapat ditemukan pada :
Di tempat lembab Tanah berair
(higrofit) contoh : Marsilea sp. Tanah Contoh:Alsophila glauca (paku tiang) Permukaan batu contoh : Pteris sp. Menempel (epifit) di kulit pohon Di air (hidrofit) contoh : Azolla pinnata dan contoh : Platycerium Salvania natans bifurcatum (paku tanduk rusa) dan Aspelnium nidus (paku sarang burung) REPRODUKSI PTERIDOPHYTA
TUMBUHAN PAKU BEREPRODUKSI SECARA ASEKSUAL
(VEGETATIF) MAUPUN SEKSUAL (GENERATIF). REPRODUKSI SEKSUAL terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Reproduksi secara aseksual dengan stolon yang menghasilkan gemma atau tunas. Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antaragenerasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya. Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yaitu protalium, sedangkan sporofitnya adalah generasi diploid yaitu tumbuhan paku. Proses pergiliran keturunan tumbuhan paku adalah sebagai berikut : Bila spora jatuh di tempat yang sesuai maka akan menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium). Masing- masing alat kelamin akan menghasilkan spermatozoid dan ovum. Bila terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoid maka akan dihasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan tumbuh menjadi embrio dan akhirnya menjadi tanaman paku. Setelah dewasa, sporofil dari sporofit akan menghasilkan spora yang terdapat di dalam kotak spora. Kotak spora ini akan berkumpul di dalam sorus. REPRODUKSI SECARA SEKSUAL Ciri – Ciri Tumbuhan Paku
• Memiliki akar, batang dan daun (kormophyta berspora)
• Memiliki pembuluh angkut xilem dan floem • Tumbuhan paku memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, dari tinggi sekitar 2 cm sampai 5 m • Bentuk Tubuh tumbuhan paku bervariasi seperti lembaran, perdu atau pohon seperti tanduk rusa • Tumbuhan paku memiliki batang yang bercabang- cabang menggarpu atau berupa rizoma tumbuh dibawah permukaan tanah. • Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), dari generasi sporofit dan generasi gametofit. generasi sporofit adalah generasi penghasil spora dan gametofit adalah penghasil gamet • Generasi sporofit memiliki hidup yang lebih lama dan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan generasi gametofit. • Tumbuhan paku berhabitat darat terutama hutan hujan tropis dan ada juga sebagian di air. • Kutikula berada pada bagian luas • Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya fotoautotrof. • Tumbuhan paku yang masih mudah, biasanya menggulung dan bersisik Klasifikasi Tumbuhan Paku 1. Psilopsida (Paku Purba)
Sub divisi dari sistem klasifikasi tumbuhan paku yang pertama
adalah Psilopsida atau paku purba. Sesuai dengan namanya, jenis tumbuhan paku satu ini telah ada sejak zaman purba. Sebagian di antara mereka telah mengalami kepunahan dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil, misalnya Rhynia (paku tidak berdaun), sedangkan sebagian kecil lainnya masih dapat ditemukan saat ini, misalnya Paku Tmesipteris yang tumbuh di kepulauan dan Psilotum nudum tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Ciri-ciri dari jenis tumbuhan paku ini antara lain tingginya 30 cm – 1 m, memiliki rizhom yang dikelilingi rizoid, serta tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Akan tetapi, dari ciri- ciri tersebut, ada pula beberapa pengecualian. Sebagian paku purba yang memiliki daun mempunyai ciri yang lebih spesifik di antaranya:
1. Ukuran daun sangat kecil berbentuk seperti sisik.
2. Sporangium berada di ketiak ruas batang. 3. Gametofit tersusun atas sel yang tidak berklorofil. 4. Batang berklorofil dan sudah memiliki sistem pengangkut (pembuluh vaskuler). 2. Lycopsida (Paku Kawat)
Pengklasifikasian tumbuhan paku juga menghasilkan satu sub
divisi yaitu tumbuhan paku kawat atau paku rambut (Lycopsida). Sub divisi paku-pakuan ini diperkirakan telah tumbuh di bumi di masa Devonian. Mereka terus berkembang biak hingga jumlahnya sangat melimpah pada masa Karboniferus.
Hampir semua Lycopsida telah mengalami kepunahan. Mereka
kebanyakan telah ditemukan dalam bentuk fosil atau endapat batu bara. Namun, beberapa di antaranya yang berukuran kecil hingga kini dapat kita temui di permukaan tanah atau kulit pohon di ekosistem hutan hujan tropis. Secara umum, sub divisi dari klasifikasi tumbuhan paku ini dapat diidentifikasi dari morfologi dan anatomi tubuhnya. Ciri-ciri tumbuhan paku ini antara lain:
Tinggi tubuhnya bisa mencapai 3 meter.
Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik. Batangnya berbentuk seperti kawat dengan cabang- cabang yang mengandung sporangium dalam wadah sporofil yang berbentuk gada (strobilus). Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil. Oleh karena itu, makanannya diperoleh melalui simbiosis dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya. Sporangium menghasilkan spora. Ada Lycopsida yang menghasilkan satu jenis spora (homospora), seperti Lycopodium sp., namun ada juga yang menghasilkan 2 jenis spora (heterospora), seperti Selaginella sp. Gametofitnya ada yang memiliki 2 jenis alat kelamin, misalnya Lycopodium sp., namun ada pula yang menghasilkan 1 jenis alat kelamin saja, misalnya Selaginella sp. 3. Sphenopsida atau Equisetopsida (Paku Ekor Kuda)
Klasifikasi tumbuhan paku juga menghasilkan
satu sub divisi yang dinamai divisi paku ekor kuda (Sphenopsida atau Equisetopsida). Dinamai demikian karena jenis tumbuhan paku ini mempunyai percabangan pada batangnya dengan bentuk menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda memiliki beberapa ciri, di antaranya: Sering tumbuh di daerah dengan tanah berpasir. 1. Sering tumbuh di daerah dengan tanah berpasir. 2. Sporofitnya berbentuk sisik dengan warna agak transparan dengan susunan melingkar pada batangnya. 3. Batangnya berongga dan beruas. Karena pada lapisan luar batang terkandung silika tinggi, batang dari klasifikasi tumbuhan paku ini cukup keras dan sering digunakan sebagai alat penyikat. 4. Batang memiliki rizom dan ujung yang mengandung sporangia. 5. Sporangiumnya menghasilkan spora dengan ukuran dan bentuk sama, kendati dari jenis yang berbeda. Oleh karena inilah paku-pakuan dalam sub divisi ini tergolong paku peralihan. 6. Tingginya bisa mencapai 15 meter. 4. Pteropsida (Paku Sejati)
Sub divisi dalam klasifikasi tumbuhan paku selanjutnya
adalah subdivisi paku sejati (Pteropsida). Tumbuhan paku dari jenis ini umumnya dengan mudah kita temui pada habitat lembab, seperti di daerah ekosistem hutan hujan tropis. Pakis yang tumbuh di sela pohon sawit merupakan salah satu spesies dari golongan tumbuhan paku ini. Selain itu, spesies golongan paku sejati juga dapat kita temui dengan melihat ciri-cirinya yaitu: 1. Memiliki akar, batang dan daun sejati dengan ukuran variatf. 2. Daunnya berukuran lebih besar dibanding paku-pakuan jenis lain, bentuknya lembaran, dan tulang daunnya bercabang. 3. Daun atau tunas mudanya menggulung. 4. Terdapat > 12.000 spesies paku sejati di dunia saat ini. Beberapa contoh tumbuhan paku dari sub divisi ini antara lain Asplenium nidus, Adiantum fimbriatum, dan Marsilea crenata.