Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 3

• FIRZANI DAFINA B
• LINTANG ANANTI C
• NASYA ZAHIRA P
• SEKAR TIARA P
• SYECHENA GIRI YP
• TASYA RAMADHINI
TUMBUHAN PAKU
(PTERIDOPHYTA)

Tumbuhan paku (Pteridophyta)


adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan
daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering
disebut juga dengan kormofita
berspora karena berkaitan dengan
adanya akar, batang, daun sejati, serta
bereproduksi aseksual dengan spora.
Tumbuhan paku juga disebut sebagai
tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
CARA HIDUP DAN HABITAT

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof,


artinya dapat membuat makanan sendiri dengan cara
berfotosintesis. Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai
habitat, terutama di tempat yang lembap (higrofit), di air
(hidrofit), permukaan batu, tanah, atau dan menempel
(epifit) di kulit pohon.
Habitat Pteridophyta

Paku banyak tumbuh subur di kawasan hutan hujan tropis,


selain itu tanaman pteridophyta dapat ditemukan pada :

Di tempat lembab Tanah berair


(higrofit) contoh : Marsilea sp.
Tanah
Contoh:Alsophila glauca
(paku tiang) Permukaan batu
contoh : Pteris sp.
Menempel (epifit) di kulit
pohon Di air (hidrofit)
contoh : Azolla pinnata dan
contoh : Platycerium
Salvania natans
bifurcatum (paku tanduk
rusa) dan Aspelnium nidus
(paku sarang burung)
REPRODUKSI PTERIDOPHYTA

TUMBUHAN PAKU BEREPRODUKSI SECARA ASEKSUAL


(VEGETATIF) MAUPUN SEKSUAL (GENERATIF).
 REPRODUKSI SEKSUAL terjadi melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot
tersebut akan tumbuh menjadi sporofit.
 Reproduksi secara aseksual dengan stolon yang menghasilkan gemma
atau tunas. Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun
yang mengandung spora. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan
adanya pergiliran antaragenerasi gametofit dan generasi sporofit
(metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan
generasi yang dominan dalam daur hidupnya. Generasi gametofit
dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh
pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium.
Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun
atau di batang. Spora haploid (n) yaitu protalium, sedangkan
sporofitnya adalah generasi diploid yaitu tumbuhan paku. Proses
pergiliran keturunan tumbuhan paku adalah sebagai berikut : Bila spora
jatuh di tempat yang sesuai maka akan menghasilkan alat kelamin
jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium). Masing-
masing alat kelamin akan menghasilkan spermatozoid dan ovum. Bila
terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoid maka akan dihasilkan zigot.
Selanjutnya zigot akan tumbuh menjadi embrio dan akhirnya menjadi
tanaman paku. Setelah dewasa, sporofil dari sporofit akan menghasilkan
spora yang terdapat di dalam kotak spora. Kotak spora ini akan
berkumpul di dalam sorus.
REPRODUKSI SECARA SEKSUAL
Ciri – Ciri Tumbuhan Paku

• Memiliki akar, batang dan daun (kormophyta berspora)


• Memiliki pembuluh angkut xilem dan floem
• Tumbuhan paku memiliki ukuran tubuh yang bervariasi,
dari tinggi sekitar 2 cm sampai 5 m
• Bentuk Tubuh tumbuhan paku bervariasi seperti lembaran,
perdu atau pohon seperti tanduk rusa
• Tumbuhan paku memiliki batang yang bercabang-
cabang menggarpu atau berupa rizoma tumbuh
dibawah permukaan tanah.
• Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis), dari generasi sporofit dan generasi gametofit.
generasi sporofit adalah generasi penghasil spora dan
gametofit adalah penghasil gamet
• Generasi sporofit memiliki hidup yang lebih lama dan memiliki
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan generasi
gametofit.
• Tumbuhan paku berhabitat darat terutama hutan hujan tropis
dan ada juga sebagian di air.
• Kutikula berada pada bagian luas
• Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya fotoautotrof.
• Tumbuhan paku yang masih mudah, biasanya menggulung
dan bersisik
Klasifikasi Tumbuhan Paku
1. Psilopsida (Paku Purba)

Sub divisi dari sistem klasifikasi tumbuhan paku yang pertama


adalah Psilopsida atau paku purba. Sesuai dengan namanya,
jenis tumbuhan paku satu ini telah ada sejak zaman purba.
Sebagian di antara mereka telah mengalami kepunahan dan
hanya ditemukan dalam bentuk fosil, misalnya Rhynia (paku
tidak berdaun), sedangkan sebagian kecil lainnya masih dapat
ditemukan saat ini, misalnya Paku Tmesipteris yang tumbuh di
kepulauan dan Psilotum nudum tumbuh di daerah tropis dan
subtropis.
Ciri-ciri dari jenis tumbuhan paku ini antara lain tingginya 30
cm – 1 m, memiliki rizhom yang dikelilingi rizoid, serta tidak
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Akan tetapi, dari ciri-
ciri tersebut, ada pula beberapa pengecualian. Sebagian
paku purba yang memiliki daun mempunyai ciri yang lebih
spesifik di antaranya:

1. Ukuran daun sangat kecil berbentuk seperti sisik.


2. Sporangium berada di ketiak ruas batang.
3. Gametofit tersusun atas sel yang tidak berklorofil.
4. Batang berklorofil dan sudah memiliki sistem pengangkut
(pembuluh vaskuler).
2. Lycopsida (Paku Kawat)

Pengklasifikasian tumbuhan paku juga menghasilkan satu sub


divisi yaitu tumbuhan paku kawat atau paku rambut (Lycopsida).
Sub divisi paku-pakuan ini diperkirakan telah tumbuh di bumi di
masa Devonian. Mereka terus berkembang biak hingga
jumlahnya sangat melimpah pada masa Karboniferus.

Hampir semua Lycopsida telah mengalami kepunahan. Mereka


kebanyakan telah ditemukan dalam bentuk fosil atau endapat
batu bara. Namun, beberapa di antaranya yang berukuran kecil
hingga kini dapat kita temui di permukaan tanah atau kulit pohon
di ekosistem hutan hujan tropis.
Secara umum, sub divisi dari klasifikasi tumbuhan paku ini
dapat diidentifikasi dari morfologi dan anatomi tubuhnya.
Ciri-ciri tumbuhan paku ini antara lain:

 Tinggi tubuhnya bisa mencapai 3 meter.


 Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan
memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik.
 Batangnya berbentuk seperti kawat dengan cabang-
cabang yang mengandung sporangium dalam wadah
sporofil yang berbentuk gada (strobilus).
 Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil. Oleh
karena itu, makanannya diperoleh melalui simbiosis
dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya.
 Sporangium menghasilkan spora. Ada Lycopsida yang
menghasilkan satu jenis spora (homospora), seperti
Lycopodium sp., namun ada juga yang menghasilkan 2
jenis spora (heterospora), seperti Selaginella sp.
 Gametofitnya ada yang memiliki 2 jenis alat kelamin,
misalnya Lycopodium sp., namun ada pula yang
menghasilkan 1 jenis alat kelamin saja, misalnya
Selaginella sp.
3. Sphenopsida atau Equisetopsida (Paku
Ekor Kuda)

Klasifikasi tumbuhan paku juga menghasilkan


satu sub divisi yang dinamai divisi paku ekor
kuda (Sphenopsida atau Equisetopsida).
Dinamai demikian karena jenis tumbuhan
paku ini mempunyai percabangan pada
batangnya dengan bentuk menyerupai ekor
kuda. Paku ekor kuda memiliki beberapa ciri,
di antaranya:
Sering tumbuh di daerah dengan tanah
berpasir.
1. Sering tumbuh di daerah dengan tanah berpasir.
2. Sporofitnya berbentuk sisik dengan warna agak transparan
dengan susunan melingkar pada batangnya.
3. Batangnya berongga dan beruas. Karena pada lapisan luar
batang terkandung silika tinggi, batang dari klasifikasi
tumbuhan paku ini cukup keras dan sering digunakan sebagai
alat penyikat.
4. Batang memiliki rizom dan ujung yang mengandung sporangia.
5. Sporangiumnya menghasilkan spora dengan ukuran dan
bentuk sama, kendati dari jenis yang berbeda. Oleh karena
inilah paku-pakuan dalam sub divisi ini tergolong paku
peralihan.
6. Tingginya bisa mencapai 15 meter.
4. Pteropsida (Paku Sejati)

Sub divisi dalam klasifikasi tumbuhan paku selanjutnya


adalah subdivisi paku sejati (Pteropsida). Tumbuhan paku
dari jenis ini umumnya dengan mudah kita temui pada
habitat lembab, seperti di daerah ekosistem hutan hujan
tropis. Pakis yang tumbuh di sela pohon sawit merupakan
salah satu spesies dari golongan tumbuhan paku ini.
Selain itu, spesies golongan paku sejati juga dapat kita
temui dengan melihat ciri-cirinya yaitu:
1. Memiliki akar, batang dan daun sejati dengan ukuran
variatf.
2. Daunnya berukuran lebih besar dibanding paku-pakuan
jenis lain, bentuknya lembaran, dan tulang daunnya
bercabang.
3. Daun atau tunas mudanya menggulung.
4. Terdapat > 12.000 spesies paku sejati di dunia saat ini.
Beberapa contoh tumbuhan paku dari sub divisi ini
antara lain Asplenium nidus, Adiantum fimbriatum, dan
Marsilea crenata.

Anda mungkin juga menyukai