Anda di halaman 1dari 44

11 Jenis Jenis Tanaman Paku dan Gambarnya

Advertisement

Umumnya, tanaman paku-pakuan (pterydophyta ) merupakan tanaman dengan ciri memiliki daun,
batang, akar sejati atau istilahnya disebut cormophyta. Tanaman paku -pakuan hidup di hampir semua
wilayah/tempat di seluruh dunia. Wilayah lembab, di atas permukaan tanah (misalnya: secara merambat,
di wilayah bangunan kosong tak terawat, pinggiran tebing), sekitar wilayah air (seperti danau, kolam),
wilayah gunung berapi kecuali daerah gurun yang kering dan daerah salju abadi.

Bagaimana cara hidup tanaman paku ?

Cara hidup tanaman paku – pakuan juga beragam. Ada yang hidup secara epifit maupun saprofit.
Sebagaimana lumut, tanaman paku -pakuan juga mengalami metagenesis. Namun, ada yang
membedakan tanaman paku – pakuan dari lumut, yaitu pada tanaman paku – pakuan fase yang lebih
dominan adalah fase sporofit, pada tanaman lumut fase gametofit justru lebih dominan. Ini bearti dalam
sistim reproduksi, tanaman paku – pakuan berkembang biak mengunakan spora. Bentuk tanaman paku-
pakuan cukup bervariasi, ada yang berbentuk pohon, rerumputan serta berbentuk seperti tanduk rusa.

Ciri – ciri umum tanaman paku-pakuan

1. Memiliki akar, batang, daun sejati ( cormophyta). Ini berarti antara akar, batang, dan daun sudah dapat
dibedakan dengan jelas.
2. Akar pada tanaman paku-pakuan bersifat seperti serabut atau istilahnya rizoid dengan pelindung pada
ujungnya yang disebut tudung akar atau kaliptra.
3. Umumnya batang pada tanaman paku – pakuan tidak terlihat, karena biasanya akar pada tanaman paku
– pakuan terbenam dalam tanah dalam bentuk rimpang (rizoma). Namun demikian, ada juga akar
tanaman paku – pakuan yang berdiri tegak di atas permukaan tanah seperti Cyathea.
4. Daun muda pada tanaman paku-pakuan umumnya menggulung dan melingkar pada ujungnya.
5. Memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof
6. Tidak memiliki biji untuk berkembangbiak
7. Walaupun sifat akarnya seperti serabut (rizoid), tetapi telah memiliki jaringan pengangkut yang
sempurna, yaitu jaringan pengangkut xilem dan floem.
8. Memiliki tinggi yang bervariasi, dari yang tingginya 2 cm hingga 5 m (misalnya paku tiang atau
Sphaeropteris). Bahkan tanaman paku pada zaman purba diperkirakan tingginya mencapai 15 m.
9. Siklus hidupnya terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan gametofit.
10. Cara hidup tanaman paku-pakuan secara epifit dan sprofit.

Setelah kita mengetahui penjelasan tanaman paku berserta ciri-ciri tanaman paku. kita akan
menjelaskan jenis-jenis jenis tanaman paku yaitu :

1. Subdivisi psilopsida (paku purba)


Tanaman paku subdivisi psilopsida merupakan salah satu tanaman paku yang
sederhana, karena susunan atau struktur tanamannya dapat dikatakan cukup sederhana. Tanaman paku
psilopsida ini hanya berupa ranting yang bercabang – cabang, tanpa daun dan akar. Adapun, struktur
yang berbentuk bulu – bulu halus yang disebut rizoid atau akar semu, berfungsi seperti akar, alat untuk
melekatkan diri pada substrat dan menyerap air dan zat hara. Psilopsida hanya memiliki dua genus di
seluruh dunia yang tersebar di iklim tropis dan subtropis. Tanaman ini termasuk tanaman sporofit atau
penghasil spora. Sayangnya, tanaman subdivisi psilopsida ini termasuk tanaman yang hampir punah
keberadaannya. Contoh subdivisi psilopsida ini adalah Psilotum nudum.

Ciri – ciri psilopsida:

 homospora
 berdaun mikrofil dan batangnya berklorofil
 tak memiliki daun sejati
 hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis
 umumnya telah punah dengan perkiraan 10 hingga 13 jenis yang masih bertahan hidup hingga saat ini.

2. Subdivisi Lycopsida

Subdivisi lycopsida merupakan tanaman paku heterospora, yaitu tanaman yang


menghasilkan dua jenis spora, mikrospora dan makrospora. Lycopsida atau disebut juga paku rambut
atau paku kawat memiliki daun yang kecil – kecil dan hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Subdivisi
lycopsida termasuk tanaman epifit atau menumpang hidup pada tanaman lainnya. Subdivisi Lycopsida
contohnya adalah tanaman Lycopodium cernuum (paku kawat) serta Selaginella (paku rane).

Ciri – ciri Lycopsida:

 memiliki akar, batang, daun sejati


 daunnya tersusun rapat dan bentuknya kecil – kecil
 memiliki dua jenis sporangium pada paku rane atau Selaginella, yaitu makrosporangium dan
mikrosporangium.
 hidup di tanah ataupun menempel pada batang pohon

3. Subdivisi sphenopsida

Tidak seperti subdivisi lycopsida yang hidup di daerah tropis, sebaliknya


subdivisi sphenopsida atau yang juga disebut tanaman paku ekor kuda hidup di daerah sub tropis,
terutama di daerah rawa – rawa. Subdivisi sphenopsida memiliki daun mikrofil dan termasuk generasi
sporofit, yaitu tanaman yang menghasilkan spora. Spora haploid dihasilkan dari sporangium (kotak
spora) dengan cara meiosis. Subdivisi sphenopsida memiliki batang yang keras dan berongga,
mengandung silika. Contoh dari Subdivisi sphenopsida adalah Equisetum palustre.

Ciri – ciri sphenopsida:

 sering tumbuh di daerah berawa


 heterospora
 kandungan silika yang berlimpah pada batangnya
 batangnya tumbuh di atas permukaan tanah (tegak) juga terbenam dibawah permukaan tanah (rimpang /
rhizome)

4. Subdivisi Pteropsida

Subdivisi Pteropsida (paku sejati) dikenal di Indonesia sebagai tanaman pakis.


Subdivisi Pteropsida hidup di daerah dengan iklim tropis dan sub tropis. Subdivisi Pteropsida memiliki
akar, batang, daun sejati. Daunnya cukup lebar dibandingkan subdivisi yang lainnya dengan tulang daun
yang bercabang. Pada daun muda subdivisi Pteropsida akan menggulung di ujung. Contoh tanaman
subdivisi Pteropsida adalah Adiantum cuneatum (suplir), Marsilea crenata (semanggi), serta Asplenium
nidus (paku sarang kuda).

Ciri – ciri Pteropsida:

sponsored links

 homospora / isospora , dimana spora – spora ini berkumpul dan terletak di bawah daun
 dalam fertilisasi membutuhkan bantuan air sebagai sarana bagi sperma bersilia menuju sel telur. Sperma
bersilia dan sel telur pada subdivisi Pteropsida dihasilkan dari protalium dan protalium merupakan tahap
perkembangan dari spora Pteropsida yang jatuh ke tanah.
 penyebaran spora ke berbagai daerah baru dibantu oleh angin
 batangnya tumbuh di atas permukaan tanah (tegak) juga terbenam dibawah permukaan tanah (rimpang
atau rhizome)

5. Berdaun Mikrofil

Tanaman paku-pakuan yang berdaun mikrofil, yaitu tanaman paku-pakuan


yang berdaun kecil yang pada umumnya terdapat pada tumbuhan yang memiliki keunikan sendiri dan
tumbuhan paku berdaun mikrofil ini merupakan jenis tumbuhan paku yang tidak langka sehingga mudah
untuk ditemukan.

Ciri-ciri tanaman paku-pakuan berdaun mikrofil adalah:

 memiliki bentuk daun seperti sisik atau rambut.


 struktur daunnya tidak bertangkai
 struktur daunnya tidak memiliki tulang.
 biasanya tanaman paku-pakuan berdaun mikrofil ini tidak memiliki diferensiasi sel.

6. Berdaun Makrofil
Tanaman paku-pakuan berdaun makrofil adalah tanaman paku-pakuan yang
memiliki daun yang besar-besar. Dan tamanan paku berdaun makrofil ini juga tidak langka sehingga
muda untuk ditemukan.

Ciri-ciri tanaman paku-pakuan berdaun makrofil adalah:

 memiliki bentuk daun yang besar-besar.


 pada daunnya terdapat tangkai
 memiliki tulang daun serta daunnya bercabang.
 Selain itu, tanaman paku berdaun makrofil telah memiliki diferensiasi sel.

7. Berdaun Tropofil

Daun tropofil merupakan daun yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya


fotosintesis (proses pembuatan makanan). Yang akan membantu menyerap air yang disalurkan melalui
stomata sehingga akan terbentuknya proses fotosintesis secara sempurna. Sehingga berfungsi dalam
proses fotosintesis yang menghasilkan zat makanan (glukosa) dan sering disebut dengan daun steril.

Tumbuhan paku berdaun tropofil ini selalu ada di setiap tumbuhan paku karena berperan penting sekali
dalam berlangsungnya fotosintesis sebuah tumbuhan yang merupakan daun dari setiap tumbuhan paku
yang akan menyerap air yang yang akan membuat tumbuhan paku tumbuh secara sempurna dan
bertahan lama.

8. Berdaun Sporofil
Daun sporofil merupakan daun yang berfungsi sebagai penghasil spora. Spora
disimpan didalam kotak spora yang disebut sporangium. Pada daun sporofil inilah kumpulan sporangium
(yang disebut sorus) berada, biasanya terletak pada bagian bawah daun dan berupa bintik-bintik
berwarna kuning, cokelat, atau cokelat kehitaman.

Sorus-sorus yang masih muda dilindungi oleh membran tipis yang disebut indisium. Dan sporofil memiliki
peran penting dalam tumbuhan paku karena merupakan akar dari setiap tumbuhan paku yang akan
menghasilkan spora yang akan melengkapi struktur tanaman paku sehingga akan menghasilkan
tanaman paku yang sempurna

9. Homospora

Tanaman paku homospora atau isospora adalah tanaman paku yang


menghasilkan satu macam ukuran spora sebagai alat perkembangbiakan (reproduksi) sehingga daun ini
memiliki sebutan daun fertil (subur).

Tanaman paku ini terlihat berwarna hijau yang menyegarkan karena merupakan kelompok plantae yang
bisa melakukam fotosintesis dan pada tanaman ini pada daunnya terdapat alat reproduksi atau
perkembangbiakkan yang disebut dengan spora yang terdapat pada permukaan bawah dari daun.
Tanaman paku ini berkembangbiak secara vegetatif dengan spora dan terjadi fertilisasi secara silih
berganti sehingga memiliki kemampuan metagenesis.

Contoh : Lycopodium sternum (paku kawat).

10. Heterospora
Tanaman paku heterospora atau anisospora memiliki ukuran spora yang
berbeda, yaitu mikrospora (spora berukuran kecil dan bekelamin jantan) serta makrospora (spora
berukuran besar dan berkelamin betina). Mikrospora berukuran lebih kecil dibandingkan dengan
makrospora.

Jenis tanaman paku heterospora ini merupakan jenis tanaman paku yang termasuk langka dan sulit
untuk ditemukan dan hanya berada di tempat-tempat tertentu karena tak banyak ukuran spora yang
berbeda.

Contoh dari tanaman paku heterospora adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella (paku rane).

11. Peralihan

Tanaman paku peralihan merupakan tanaman paku-pakuan yang


menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, jenis kelamin berbeda namun tetap diantara
jenis kelamin betina dan jantan.

Namun ketika spora itu jatuh ditempat yang sesuai ternyata dapat menghasilkan prothalium yang
berbeda, sehingga masing-masing prothalium akan ada yang bisa menghasilkan Antheridium dan akan
ada pula yang bisa menghasilkan archegonium.

Contoh tanaman paku peralihan adalah Equisetum debile (paku ekor kud
Home » Tumbuhan » 10 Contoh Tumbuhan Monokotil beserta Nama Latinnya

10 Contoh Tumbuhan Monokotil beserta Nama Latinnya


Administrator

Add Comment

Tumbuhan

Thursday, March 31, 2016

Tumbuhan berdasarkan jumlah keping bijinya dibedakan menjadi 2, yaitu tumbuhan monokotil dan dikotil.
Tumbuhan monokotil memiliki satu keping biji yang tidak akan membelah ketika ia berkecambah. Selain itu,
tumbuhan monokotil juga memiliki karakteristik lainnya yang hampir sama, mulai dari akar, batang, daun,
buah, hingga bunganya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh tumbuhan monokotil beserta nama
latinnya sebagai dasar bagi Anda dalam mengenali dan mengidentifikasi tanaman-tanaman ini.

Contoh Tumbuhan Monokotil


Ada 5 suku tumbuhan yang tergolong ke dalam jenis tumbuhan monokotil. Kelima suku tersebut antara lain
rumput-rumputan (Graminae), anggrek-angrekan (Orchidaceae), pinang-pinangan (Palmae), pisang-pisangan
(Musaceae), dan jahe-jahean (Zingiberaceae). Dari kelima suku tersebut, berikut ini 10 contoh tumbuhan
monokotil yang termasuk ke dalamnya.
1. Jagung (Zea mays sp)
Tanaman bernama latin Zea mays sp. ini merupakan salah satu tanaman penting penghasil karbohidrat di
dunia. Selain padi dan gandum, jagung menjadi makanan pokok bagi sebagian penduduk Amerika, Afrika, dan
Asia. Secara morfologi, jagung tergolong contoh tumbuhan monokotil atau berkeping biji satu. Bijinya tidak
membelah saat berkecambah.

2. Padi (Oryza sativa L)


Padi memiliki nama latin Oryza sativa L. Tumbuhan ini merupakan penghasil energi terpenting dalam
peradaban umat manusia. Padi diperkirakan berasal dari India dan China. Ia menyebar ke seluruh penjuru
dunia melalui migrasi manusia dari daratan Asia pada sekitar tahun 1.500 SM.
3. Kelapa (Cocos nucifera)
Kelapa adalah contoh tumbuhan monokotil yang mempunyai nama latin (Cocos nucifera). Tumbuhan ini
memiliki manfaat yang sangat banyak sekali. Semua bagian tanaman ini bisa digunakan untuk keperluan
hidup manusia. Diperkirakan tanaman ini berasal dari pesisir Samudra Hindia dan menyebar ke seluruh dunia
melalui arus air laut.

4. Tebu (Saccharum sp)


Tebu dalam bahasa Inggris disebut sugar cane. Tebu merupakan tanaman yang menjadi bahan baku
pembuatan gula. Tanaman bernama latin Saccharum sp ini juga merupakan contoh tumbuhan monokotil
karena hanya memiliki satu keping biji saja. Diperkirakan tanaman ini berasal dari Papua Nugini dan
menyebar ke seluruh daerah beriklim tropis, terutama di kawasan Asia Tenggara.
5. Kelapa Sawit (Elaeis guinennsiss Jacq)
Kelapa sawit (Elaeis guinennsiss Jacq) adalah tumbuhan penghasil minyak yang paling penting di dunia.
Indonesia sendiri menjadi negara dengan produksi kelapa sawit tertinggi di dunia. Tumbuhan yang termasuk
ke dalam suku aren-arenan (palmae) ini juga merupakan salah satu contoh tumbuhan monokotil dengan
keping bijinya yang hanya satu.

6. Pisang (Musa sp)


Pisang merupakan contoh tumbuhan monokotil dengan nama latin Musa sp. Tumbuhan ini menghasilkan
buah yang sangat kaya manfaat. Kandungan kalium dan karbohidratnya yang tinggi membuat buah ini sering
digunakan sebagai buah meja. Ada banyak jenis pisang yang bisa kita temukan di dunia, misalnya pisang
kepok, pisang lilin, pisang raja, dan lain-lain.
7. Anggrek (Orchidaceae)
Anggrek adalah contoh tumbuhan monokotil yang hidupnya sering kali bersifat epifit. Tumbuhan bernama
latin Orchidaceae ini sering digunakan sebagai tanaman hias. Perkembangbiakannya yang sulit membuat
tanaman ini sering diperbanyak menggunakan teknik kultur jaringan.

8. Vanili (Vanilla planifolia)


Vanili adalah contoh tumbuhan monokotil yang bernama latin Vanilla planifolia. Tanaman ini menghasilkan
bubuk vanili yang umum digunakan sebagai pengharum masakan. Bubuk vanili dihasilkan dari buah vanili
yang bentuk berupa polong. Vanili diperkirakan berasal dari Meksiko

9. Jahe (Zingiber officinale)

Contoh tumbuhan monokotil selanjutnya adalah jahe. Tanaman bernama latin Zingiber officinale ini adalah
tanaman penghasil rimpang yang kaya minyak atsiri. Rimpang jahe banyak digunakan sebagai obat
tradisional, selain itu juga umum digunakan sebagai bumbu masakan di daerah tropis.

10. Kunyit (Curcuma domestica)


Sama seperti jahe, kunyit (Curcuma domestica Val.) juga berada dalam ordo Zingiberaceae. Tumbuhan ini
dimanfaatkan sebagai rempah, bumbu masakan, dan bahan obat tradisional. Tanaman yang diperkirakan
berasal Asia Tenggara ini juga merupakan contoh tumbuhan monokotil karena hanya memiliki satu keping
biji.
MAKALAH MACAM-MACAM ALGA
(GANGGANG)
RABU, 26 MARET 2014 Label: Biologi

MACAM-MACAM ALGA (GANGGANG)


Ganggang adalah tumbuhan yang hidup didasar laut. Ganggang dibedakan menjadi beberapa
macam diantaranya yaitu: alga merah, alga hijau, alga emas, alga biru, dan alga pirang.

Ciri-ciri Alga
Alga memiliki ciri-ciri, antara lain:
a. Belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
b. Mempunyai klorofil, terdapat pirenoid yang berfungsi membentuk amilum.
c. Bersel satu atau bersel banyak.
d. Habitat di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat yang lembap.
e. Reproduksi:
1) Aseksual dengan fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan zoospora dan pembentukan zigospora.
2) Seksual dengan konjugasi, pembentukan gamet jantan dan betina.

Manfaat Alga:
1. Ganggang merupakan plankton, sebagai makanan ikan.

2. Agar-agar sebagai bahan makanan, kosmetik, dan farmasi dari anggota Rhodophyta, yaitu
Eucheuma, Gracillaria, Gelidium.

3. Asam alginat sebagai bahan es krim, cat, kosmetik, dan tekstil. Bahan ini diekstraksi dari
anggota Phaeophyta, yaitu Laminaria.
4. Bahan makanan sebagai protein sel tunggal (PST) dari anggota Chlorophyta, yaitu Chlorella.

Klasifikasi Alga:
Berdasarkan macam klorofil dan pigmen lain yang dominan, alga dibagi menjadi lima divisio, yaitu:

a. Chlorophyta (ganggang hijau)

Ciri-ciri chlorophyta

1) Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga
ganggang ini berwarna hijau rumput.

2) Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.

3) Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral dsb.

4) Sel berinti sejati (eukaryotik) , satu atau lebih.

5) Dinding sel mengandung selulose dan berlendir sehingga lingkungan jadi licin.

6) Banyak terdapat di danau, kolam ada juga yang hidup di laut (90% hidup di air tawar dan 10% hidup di
laut) Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah
dan Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga
lain.

7) Bentuk talus/struktur vegetatif


a. uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.
b. uniseluler nonmotil/kokoid / bulat : Chlorella sp.
c. koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp
d. koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
e. palmeloid: Tetraspora sp.
f. dendroid: Prasinocladus sp.
g. berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
h. tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
i. heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp.
j. berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
k. lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.
l. berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha
m. berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.

Perkembangbiakan
1. secara vegetatif: dengan fragmentasi talusnya
2. secara aseksual: dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora.
3. secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami

2) Klasifikasi Chlorophyta
Berdasarkan bentuk dan dapat tidaknya bergerak, Chlorophytandigolongkan menjadi beberapa genus,
yaitu:

a) Alga hijau bersel satu tidak bergerak


Contoh: Chlorococcum

Ciri-cirinya:

• Tubuh bersel satu,


• tempat hidup air tawar,
• bentuk bulat telur,
• setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk.
• Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)

b) Alga hijau bersel satu dapat bergerak

Contoh: Chlamydomonas

• Bentuk sel bulat telur


• memiliki 2 flagel sebagai alat gerak
• terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas.
• Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata)
• terdapat pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
• Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi

c) Alga hijau berkoloni tidak bergerak


Contoh: Hydrodictyon

Ciri-cirinya:

• Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar


• Koloninya berbentuk seperti jala.
• Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
• Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
• Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru.
• Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
d) Alga hijau berbentuk koloni bergerak
Contoh: Volvox

Ciri-cirinya:

• Volvox ditemukan di air tawar


• Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 - 5000 buah
• Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata
• Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet

e) Alga hijau berbentuk benang (filamen)

Contoh: Oedogonium

Ciri-cirinya:

• Ganggang ini berbentuk benang


• ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan
• Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak.
• Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan
menghasilkan gamet jantan (spermatozoid).
• Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan
menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan
tumbuh membentuk individu.

f) Alga hijau berbentuk thalus


Contoh: Ulva lactua

Ciri-cirinya:

• Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar perairan
• bentuk seperti lembaran daun. sering disebut dengan selada air dan dapat dimakan
• Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora
• Spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid.

b. Alga Biru
GANGGANG BIRU merupakan ganggang yang paling sederhana. Dalam beberapa hal,
strukturnya mirip dengan sel bakteri sehingga sementara ahli ada yang menggunakan istilah bakteri
hijau biru (Cyanobacteria) untuk organisme tersebut. Sungguhpun demikian, organisme tersebut
memiliki klorofil a sebagai organ fotosintesis yang berbeda dengan klorofil pada bakteri fotosintesis.
Selain itu, ganggang tersebut juga melepaskan O2 sebagai hasil fotosintesis yang tidak dijumpai pada
bakteri. Alasan inilah yang menempatkan organisme tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu
Cyanophyta.

CIRI UMUM:

 Tipe sel: sel Prokariotik (sama dengan bakteri)

 Uniseluler dan Multiseluler

 Memiliki pigmen fikosianin

 Klorofil tidak di dalam kloroplas, tetapi tersebar di seluruh sitoplasma

HABITAT GANGGANG BIRU

 Perairan (terutama perairan tawar) dan tempat-tempat lembab.

 Mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 85 derajat C (sumber air panas) sehingga Ganggang
Biru merupakan salah satu vegetasi perintis.

PERANAN GANGGANG BIRU DALAM KEHIDUPAN

Ganggang biru berperan dalam kehidupan manusia, ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.

a. Ganggang biru yang menguntungkan


Ganggang biru adalah fitoplankton di ekositem perairan dan berperan sebagai produsen dalam rantai
makanan. Hal itu penting untuk perikanan air tawar maupun air laut.
Ada sebagian ganggang biru yang dapat menyuburkan tanah karena mampu memfiksasi N2 dari udaara,
misalnya Nostoc daan Gloeocapsa. Anebaena azollae bersimbiosis dengan paku air (Azolla pinnata) yang
hidup terapung di air. Daun Azolla pinnata mengandung nitrat hasil fisasi N2 oleh Anabaena azollae.
Kandungan nitrogen yang banyak di dalam taanah adalah sutu pertanda kesuburan tanah itu.

Beberapa jenis ganggang biru mulai dikembangkan untuk sumber makanan yaang bernilai gizi tinggi,
misalnya Spirulina maxima yang dimanfaatkan untuk sumber protein disebut Protein Sel Tunggal (PST).

b. Ganggang biru yang merugikan


Ada beberapa ganggang biru yang merugikan karena menyebabkan kematian organisme di dalam air
maupun yang minum air beracun tersebut. Misalnya, Microcystis aurugynosa, Anabaena flosaquae, dan
Aphanizomenom sp.

MACAM-MACAM GANGGANG BIRU

1. Alga biru uniseluler

 Chroococcus -> hidup di air/kolam yang tenang

 Gloeocapsa -> hidup pada batu atau epifit pada tumbuhan lain

2. Alga biru uniseluler berkoloni

 Polycistis

 Spirulina -> dapat diolah menjadi makanan kesehatan (food


suplement)

3. Alga biru berbentuk benang

 Oscillatoria

 Nostoc commune

 anabaena azollae dan anabaena cycadae bersimbiosis dengan Azolla


pinnata dan Cycas rumphii.

Simbiosis Anabaena azollae dnegan Azolla pinnata sebagai alternatif pupuk Urea, karena simbiosis ini
dapat meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan.

Ganggang merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun yang sebenarnya,
tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan
ada pula yang banyak sel (multi seluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai Fitoplankton sedang yang
multiseluler dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau Perifiton.
c. Ganggang Merah (Rhodophyta)

Ciri-cirinya:

 Habitat di laut.

 Tubuhnya bersel banyak.

 Mempunyai klorofil a dan d, pigmen tumbuhan fikosianin, fikoerithrin.

Contoh: Eucheuma spinosum (bisa dibuat agar-agar), Gelidium sp, dan Gracillaria sp.

Manfaat Alga Merah

Ganggang atau alga, banyak dikonsumsi oleh penduduk negara Jepang, karena selain lezat juga
merupakan sumber vitamin C dan mineral. Selain ganggang, di dalam laut juga ada bunga laut. Ada lagi
yang disebut dengan rumput laut. Rumput laut banyak sekali ditemukan di Laut daerah Mediterania.
Nah, kali ini kita akan membahas manfaat alga merah.

Alga merah merupakan salah satu jenis rumput laut. Warna alga merah bervariasi mulai dari coklat,
ungu gelap dan merah.Warna merah berasal dari pigmen "fikoeritrin". Dalam pengobatan cina alga
merah bermanfaat untuk melancarkan aliran "QI" . Berikut adalah manfaat alga merah yang lain:

Alga merah terkenal hebat dalam melawan radikal bebas. "Astaxanthine" merupakan zat aktif yang
terkandung dalam alga merah yang mengandung anti oksidan 6000 kali lebih banyak dari vitamin C dan
1000 kali lebih banyak dari vitamin E. Selain itu alga merah juga berfungsi sebagai agen anti penuaan.
Alga merah yang telah dicerna membantu menjaga sistem pencernaan dengan baik, alga merah juga
dapat melancarkan sirkulasi darah, memperbaiki sel-sel rusak dan memproduksi insulin dalam darah.

Alga merah juga menjaga sistem imun tubuh untuk merespon serangan virus. Alga merah melawan
penyakit infeksi saluran kencing, asma, masalah pencernaan, bisul, tumor dan menurunkan tingkat
kolesterol dalam tubuh sampai batas normal.

d. Alga Keemasan
Ciri-cirinya:

 Habitat di air tawar.

 Bersel tunggal, membentuk koloni atau benang.

 Dinding sel mengandung silika.

 Cara hidup sebagai fitoplankton.

 Mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan berupa karoten.

2) Klasifikasi Chrysophyta

a. Bersel tunggal

1. Ochromonas, merupakan jenis Chrysophyta uniseluler yang mempunyai dua flagela, satu panjang
dan satu pendek. Ochromonas dapat tumbuh secara autotrof dengan menggunakan energi cahaya
matahari atau secara heterotrof dengan menyerap makanan. Sel tubuhnya berbentuk bola yang
dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di dalam
sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting, seperti kloroplas yang berbentuk lembaran
melengkung, vakuola, stigma, dan nukleus. Ochromonasberkembangbiak dengan membelah diri.
2. Navicula, Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik karena dinding sel tubuhnya
mengandung zat kersik. Kersik merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp hidup di
air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu kotak (hipoteka) dan tutup
(epiteka). Di antara kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe. Perkembangbiakan Navicula
sp:
 Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatomae membelah
menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya, dinding
sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan, baik kotak maupun tutup akan
berfungsi menjadi tutup, dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian
setiap sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel
asalnya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
 Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. Bila ukuran
tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi, inti selnya akan
mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian akan meninggalkan sel dan
setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh
menjadi sel Navicula baru dan membentuk tutup dan kotak baru.

Bila Navicula mati, dinding selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik.
Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus.

3. Pinnularia, mirip dengan diatome.

b. Bersel banyak
Vaucheria, hidup berkoloni dalam filamen yang berbentuk tabung yang kadang-kadang bercabang. Jenis
yang hidup di darat menempel pada permukaan dengan rizoid yaitu cabang-cabang menyerupai akar
yang tidak berwarna. Filamen Vaucheria berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding sekat yang
disebut senosit. Di dalam sitoplasma terdapat vakuola besar di tengah sel. Di dalam sitoplasma terdapat
banyak inti, plastida yang berbentuk cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa minyak dalam
bentuk tetes-tetes minyak. Tubuhnya berupa benang bercabang-cabang dan tidak bersekat, memiliki inti
sel banyak, dan menyebar. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang
berbentuk akar. Habitatnya di air tawar maupuan di air payau.
Perkembangbiakan Vaucheria:

 Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan zoospora yang berkumpul


dalam sporangium pada ujung filamen. Selanjutnya, inti di dalam sporangium membelah secara
meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak dan mempunyai flagel yang
tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh
menjadi Vaucheria baru.
 Perkembangbiakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan ovum oleh spermatozoid.
Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteridium, keduanya
terdapat pada benang yang sama (homotalus). Zigospora hasil pembuahannya akan membelah
secara meiosis dan menghasilkan spora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan tumbuh menjadi
alga baru.

e. Phaeophyta (ganggang cokelat)

Tubuh menyerupai tumbuhan tinggi. Mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan xantofil dan
fikosantin. Habitat sebagian besar di laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospora.
Reproduksi seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma dihasilkan oleh
anteridia. Contoh: Laminaria sp (penghasil asam alginat yang dibutuhkan untuk produksi tekstil,
makanan, dan kosmetik), Sargassum sp, Fucus, Turbinaria decurens, Macrocystis.
Baru–baru ini, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi (BBRP2B)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mengumumkan hasil
penelitian terbarunya. Spesies ganggang cokelat yakni Turbinaria decurrens yang hidup di Indonesia
dinilai mampu membunuh sel tumor mulut rahim.

Penelitian yang menyatakan bahwa ganggang atau rumput laut dapat mengobati kanker bukan pertama
kalinya. Sebelumnya, ganggang merah jenis Rhodymenia palmata dan ganggang hijau jenis Ulva fasciata
juga dapat membunuh sel tumor payudara.

Rumput laut kaya akan senyawa flavonoids yang mempunyai efek sebagai antitumor. Ia berharap
dengan riset tersebut pemanfaatan ganggang harus diperluas. Pemanfaatan ganggang sebaiknya tidak
sebatas sumber karigin saja, tetapi bisa menjadi sumber daya alam hayati bahan baku obat-obatan.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rizald M. Rompas
menambahkan, bila Indonesia berhasil menciptakan industri obat-obatan berbasis rumput laut, maka
hasilnya bisa mencapai lima hingga enam kali lebih besar daripada nilai hasil budidaya ikan di Indonesia
setahun

Pengertian Alga dan Jenis-jenis Ganggang


Mei 29, 2016 Hikmat
Alga (tunggal: alga) adalah tanaman atau organisme plantlike yang mengandung klorofil dan
pigmen lainnya (bahan pewarna) yang lampu perangkap dari Matahari Energi cahaya ini kemudian
diubah menjadi molekul makanan dalam proses yang disebut fotosintesis.

Kebanyakan ganggang menyimpan energi sebagai suatu bentuk karbohidrat (gula kompleks). Alga
dapat berupa bersel tunggal atau organisme multisel besar. Mereka dapat terjadi di air tawar atau
air garam (sebagian besar rumput laut adalah alga) atau pada permukaan tanah atau batuan yang
lembab.

Ganggang multiseluler kurang benar batang, daun, atau akar yang lebih kompleks, tumbuhan
tingkat tinggi, meskipun beberapa-seperti raksasa kelp-memiliki jaringan yang dapat diatur dalam
struktur yang melayani fungsi tertentu. Dinding sel alga umumnya terbuat dari selulosa dan juga
dapat mengandung pektin, yang memberikan ganggang nuansa berlendir nya.

Jenis Ganggang
Meskipun alga istilah yang awalnya disebut tanaman air, sekarang secara luas digunakan untuk
menyertakan sejumlah kelompok yang berbeda dari organisme yang tidak terkait.

Ada tujuh divisi organisme yang membentuk ganggang. Mereka dikelompokkan menurut jenis
pigmen yang mereka gunakan untuk fotosintesis, susunan dinding sel mereka, jenis senyawa
karbohidrat mereka menyimpan energi, dan jenis flagella (struktur whiplike) yang mereka gunakan
untuk gerakan.

Warna dari jenis alga adalah karena campuran khusus mereka pigmen fotosintesis, yang biasanya
mencakup kombinasi dari satu atau lebih dari klorofil berwarna hijau sebagai pigmen utama mereka.

Bagian-bagian untuk Tahu


Karbohidrat: Senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen yang ditemukan dalam
tanaman dan digunakan sebagai makanan oleh manusia dan hewan lainnya.

Fotosintesis: Proses dimana energi cahaya ditangkap dari Matahari oleh molekul pigmen pada
tumbuhan dan alga dan diubah menjadi makanan.

Fitoplankton: ganggang mikroskopis yang hidup tersuspensi dalam air.

Zooplankton: hewan kecil yang melayang melalui permukaan atas badan air dan memakan
fitoplankton.

Euglenoid (Euglenophyta).
Euglenoid, atau Euglenophyta, yang bersel tunggal, protozoa seperti ganggang, sebagian besar
terjadi di air tawar. Tidak seperti semua ganggang lainnya, mereka tidak memiliki dinding sel.

Kebanyakan Euglenoid membuat makanan sendiri dengan menggunakan energi cahaya dari
matahari tapi mampu bertahan dalam gelap jika makan bahan organik. Beberapa spesies
heterotrofik, yang berarti mereka tidak menghasilkan makanan mereka sendiri tetapi memakan
bahan organik tersuspensi dalam air.

Ganggang Cokelat keemasan (Chrysophyta).

Pengertian Alga dan Jenis-jenis Ganggang

Chrysophyta, atau cokelat keemasan ganggang dan diatom, diberi nama untuk pigmen kuning yang
mereka miliki. Alga bersel tunggal hidup baik di air tawar dan air asin. Dinding sel mereka tidak
memiliki selulosa tetapi sebagian besar terdiri dari pektin, yang sering diisi dengan silika, suatu
senyawa yang membuat dinding cukup kaku. Ini toko ganggang energi baik sebagai karbohidrat dan
tetesan minyak besar.

Diatom memiliki dua cangkang kaca yang terbuat sebagian besar dari silika yang cocok sama seperti
kotak pil dan indah ditandai. Jumlah spesies mereka dari 40.000 sampai 100.000. Ketika mereka
mati, cangkangnya membantu untuk membentuk sedimen di dasar laut. Sedimen halus ini sering
digunakan untuk filtrasi dalam sistem pemurnian cair.

Ganggang Api (Pyrrophyta).


Pengertian Alga dan Jenis-jenis Ganggang

Api ganggang, atau Pyrrophyta, adalah alga bersel tunggal dan termasuk dinoflagellata, yang
memiliki dua flagela digunakan untuk bergerak. Sebagian besar spesies mikroskopis hidup di air
asin, dengan beberapa terjadi di air tawar. Beberapa spesies dinoflagellata memancarkan kilatan
cahaya terang saat terkena udara, yang pada malam terlihat seperti api di permukaan laut.

Ganggang Hijau (Chlorophyta).

Pengertian Alga dan Jenis-jenis Ganggang

Ganggang hijau, atau Chlorophyta, terjadi di air tawar, meskipun beberapa hidup di laut.
Kebanyakan ganggang hijau bersel tunggal dan mikroskopis (dapat dilihat di bawah mikroskop),
membentuk buih hijau berlendir ditemukan di kolam stagnan. Lain yang lebih besar dan lebih
kompleks, membentuk bola (bulat) koloni yang terdiri dari banyak sel atau terjadi sebagai filamen
lurus atau bercabang (panjang, seri tipis sel). Ganggang hijau yang diduga berada di garis evolusi
yang memunculkan tanaman tanah pertama.

Ganggang merah (Rhodophyta).


Ganggang merah (Rhodophyta).

Ganggang merah, atau Rhodophyta, adalah tumbuhan laut yang hidup terutama di perairan dangkal
dan laut tropis yang mendalam. Beberapa juga terjadi di air tawar. Bentuk tubuh mereka berkisar
dari sel tunggal ke

bercabang filamen. Spesies yang lebih besar memiliki filamen yang berkumpul bersama-sama dan
menyerupai daun dan batang tanaman. Mereka tidak memiliki flagela dan biasanya tumbuh melekat
pada permukaan yang keras atau ganggang lainnya. Beberapa spesies mengandung pigmen merah;
lain berkisar dalam warna dari hijau menjadi merah, ungu, dan hijau-hitam. Dinding sel koral alga
merah menjadi sangat bertatahkan dengan mineral dan membantu untuk semen dan menstabilkan
terumbu karang.

Ganggang coklat (Phaeophyta).

Pengertian Alga dan Jenis-jenis Ganggang

Ganggang coklat, atau Phaeophyta, adalah rumput laut coklat mengkilap yang sangat melimpah di
sepanjang pantai berbatu, meskipun beberapa mengapung di laut terbuka. Ganggang coklat yang
besar dalam ukuran dan termasuk kelps raksasa, yang terletak di sepanjang pantai dan bentuk
hutan Pasifik yang menyediakan habitat untuk berbagai kehidupan laut. Beberapa spesies ganggang
coklat memiliki struktur yang disebut holdfasts yang jangkar ganggang untuk batuan terendam.
Melekat pada holdfasts adalah batang stemlike yang mendukung pisau leaflike lebar. Pisau ini
memberikan permukaan utama untuk pertukaran nutrisi dan fotosintesis dan diangkat ke
permukaan air dengan kandung kemih udara. Ganggang coklat mengandung aksesori berwarna
coklat pigmen yang memberikan warna gelap tanaman karakteristik mereka. Lain ganggang coklat
terkenal adalah umum Fucus rockweed dan Sargassum, yang mengapung di tebal, kusut massa
melalui Laut Sargasso-daerah besar arus lambat di Samudera Atlantik yang mendukung berbagai
organisme laut.

Ganggang Kuning-hijau (Xanthophyta).

Pengertian Alga dan Jenis-jenis Ganggang

Ganggang kuning-hijau, atau Xanthophyta, terutama terjadi pada air tawar. Mereka dapat berupa
bersel atau bentuk koloni tunggal, dinding sel mereka terbuat dari selulosa dan pektin senyawa yang
kadang-kadang mengandung silika, mereka dapat memiliki dua atau lebih flagela untuk bergerak,
dan mereka menyimpan energi sebagai karbohidrat. Mereka berasal berwarna kuning-hijau dari
pigmen karotenoid dan xanthrophyll.

Ekologi dari Ganggang


Ganggang mikroskopis adalah sumber dari banyak oksigen bumi. Alga juga sangat penting ekologis
karena mereka adalah awal dari rantai makanan bagi hewan lainnya. Fitoplankton, tipe sebagian
besar bersel tunggal ganggang, yang dimakan oleh hewan kecil yang disebut zooplankton
(kebanyakan krustasea seperti udang kecil) yang melayang di dekat permukaan laut. Zooplankton
yang pada gilirannya makan atas oleh zooplankton yang lebih besar, ikan kecil, dan beberapa paus.
Ikan yang lebih besar memakan yang lebih kecil. Di bagian atas jaring makanan perairan terbuka
mungkin ikan-makan burung, anjing laut, ikan paus, ikan yang sangat besar seperti hiu atau tuna
sirip biru, dan manusia.
Ganggang yang lebih besar menyediakan tempat tinggal dan habitat ikan dan hewan invertebrata
lainnya. Sebagai ganggang ini mati, mereka dikonsumsi oleh organisme yang disebut dekomposer
(kebanyakan jamur dan bakteri). Para pengurai memakan membusuk tanaman dan melepaskan
mineral penting yang digunakan oleh organisme lain dalam jaring makanan. Selain itu, materi
tanaman sebagian dicerna oleh dekomposer berfungsi sebagai makanan bagi cacing, siput, dan
kerang.

Algal Mekar
Ganggang yang meluap-luap alga yang dapat mempengaruhi ekosistem perairan di mana mereka
terjadi. Beberapa spesies laut dari dinoflagellata tumbuh liar di kali, menyebabkan pasang merah
yang mengubah laut sekitarnya warna merah tua. Angka-angka besar mikroorganisme dapat
merampok air oksigen, menyebabkan banyak ikan mati lemas.[

Para dinoflagellata juga memproduksi bahan kimia yang sangat beracun yang dapat membunuh
berbagai macam hewan laut, serta manusia yang makan kerang mengandung racun. Pasang merah
adalah peristiwa alam, meskipun beberapa ilmuwan percaya campur tangan manusia berkontribusi
terhadap terjadinya mereka di daerah-daerah tertentu.

Ganggang air tawar juga dapat menyebabkan masalah ketika mereka terlalu banyak. Ganggang
dapat menyebabkan rasa busuk dalam air yang disimpan dalam waduk yang digunakan untuk
menyediakan air minum bagi masyarakat di dekatnya.

Eutrofikasi adalah masalah utama yang berhubungan dengan ganggang di danau. Sebuah akibat
langsung dari campur tangan manusia, eutrofikasi disebabkan oleh penambahan kelebihan gizi
(runoffs fosfat dan nitrat dari pupuk kimia dan pembuangan limbah) ke air yang mendorong
ganggang untuk tumbuh subur. Sebagai ganggang mati dan tenggelam ke dasar, sebagian besar
oksigen air yang dikonsumsi dalam mogok materi tanaman membusuk. Ikan dan hewan lain yang
memerlukan sejumlah besar oksigen tidak bisa lagi bertahan dan digantikan oleh organisme dengan
tuntutan oksigen rendah.

Produk ekonomi yang diperoleh dari ganggang


Coklat dan rumput laut merah menyediakan produk-produk ekonomi yang penting dalam bentuk
makanan bagi orang-orang dan sumber daya dalam pembuatan produk industri. Rumput laut ini
sebagian besar dipanen dari alam liar, meskipun upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan
ganggang besar.
Sebuah alga merah yang dikenal sebagai nori adalah makanan populer di Jepang. Alga lain yang
dikenal sebagai kale laut yang dikonsumsi kering atau dimasak menjadi berbagai semur atau sup.
Sea selada dan rumput laut yang dapat dimakan adalah rumput laut yang biasa dimakan lainnya.

Rumput laut coklat menyediakan sumber alami untuk pembuatan bahan kimia yang disebut alginat
yang digunakan sebagai bahan pengental dan stabilisator dalam penyusunan industri makanan dan
obat-obatan farmasi. Agar merupakan produk rumput laut dibuat dari ganggang merah tertentu
yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan dan kosmetik, sebagai media kultur mikroorganisme
laboratorium, dan dalam penyusunan makanan penutup dibeku dan sup. Carrageenin merupakan
senyawa agarlike diperoleh dari alga merah yang banyak digunakan sebagai stabilizer dalam cat,
farmasi, dan es krim.
Jenis – Jenis Jamur dan Manfaatnya – Jamur ( Fungi ) atau juga di sebut cendawan
merupakan tanaman yang memiliki sifat saprofit yaitu berkembang biak dengan cara
memproleh dari bahan organik yang telah mati. Jamur juga di katkan sebagai organisme
heterotrof karena tidak bersintesis sendiri seperti tumbuhan yang tidak memiliki klorofil
dalam selnya.

Jamur juga merupakan organismes eukariotik dengan struktur tubuh terdiri hanya dari satu
sel saja, atau di sbeut uniseller, misalnya ragi. Namun, jamur juga ada yang memiliki sel
banyak atau multiselluer misalnya Rhizopus dan Penicillium.
Jenis- jenis jamu dan manfaatnya
a. Jamur merang ( Volvariella volvaceae )

Jamur merang ini dapat di temukan di tumpukan jerami pada musim panen atau juga di
tumpukan janjangan sawit yang telah lembab. jamur merang ini memiliki ras yang nikmat
dan juga memiliki kandungan yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.
b. Jamur tiram ( Pleurotus sp )

Jamur tiram ini hanya dapat di budidayakan dan tidak semabarang di temukan di manapu
kecuali di tempat budidaya jamur. Jamur tiram memiliki kandungan protein tinggi, lemak,
fospor, besi, thiamin dan juga riboflin yang sangat bermanfaat untuk mengatasi berbagai
masalah penyakit dalam tubuh. Misalnya membantu memberikan asupan protein dan nutrisi
di dalam tubuh dengan baik.
c. Jamur kuping ( Auricularia polytricha )
Jamur kuping ini memliki bentuk daun yang hampir sama dengan kuping manusia,
sehingga banyak yang menyebutkan jamur kuping. Jamur kuping ada 3 macam yaitu

 Jamur kuping hitam


 Jamur kuping merah
 Jamur kuping agar
Jamur kupinh hitam sangat bermanfaat untu mengobati dan mengatasi sakit jantung ,
meurukan kolseterol dan juga anti pendarahan.
d. Jamur shitake ( Lentinula edodes )

Jamur shitake adalah jamur yang berasal dari china dengan sebutan Chinese Black
Mushroom. Jamur ini biasanya di olah dan di gunakan untuk sop miso, acar, keripk dan
campuran lainnya. Harga jamur ini memiliki harga yang sangat mahal di bandingan dengan
lainnya. Selain itu juga manfaat jamur ini sangat baik untuk kesehatn tubuh terutamanya
adalah melancarkan metabolisme di dalam tubuh.
e. Jemur lingzhi ( Ganoderma lucidem )

Jamur lingzhi meruapakn jamur yang memiliki bentuk yang hampir mirip dengan jamur
kupig tetapi perbedaan hanya di bagian struktur yang memiliki garis lingkaran pada jamur.
Kandungan jamur ini sangat banyak dan tinggi sehingga jamur ini biasanya di gunakan
untuk mengatasi masalah berbagai penyakit terutamanya adalah menjaga dan
mengembalikan keseimbangan tubuh dan juga melancarkan peredaran darah dalam tubuh.

Itulah jenis –jenis jamur dan manfaatnya semoga bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca.
Home » Tumbuhan » 10 Contoh Tumbuhan Dikotil, Nama Latin, dan Penjelasannya

10 Contoh Tumbuhan Dikotil, Nama Latin, dan


Penjelasannya
Administrator

Add Comment

Tumbuhan

Friday, April 1, 2016

Setelah membahas tentang contoh tumbuhan monokotil pada artikel sebelumnya, pada kesempatan kali ini
kita akan mengulas tentang beberapa contoh tumbuhan dikotil beserta nama latinnya. Pengenalan contoh
tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua (dikotil) penting bagi Anda agar dapat memahami ciri-ciri dan
perbedaan antara monokotil dan dikotil.

Contoh Tumbuhan Dikotil


Tumbuhan dikotil atau tumbuhan dengan biji berkeping dua ada banyak ragam dan jenisnya. Tumbuhan ini
umumnya dicirikan dengan sistem akar tunggang, pertumbuhan batang yang bercabang, serta daunnya yang
melebar dengan tulang daun menjari atau menyirip. Berikut ini 10 contoh tumbuhan dikotil yang kami
rangkum lengkap dengan gambar dan nama latinnya. Silakan disimak!
1. Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan contoh tumbuhan dikotil berupa semak berkayu yang
menghasilkan biji dengan kandungan minyak tinggi. Tumbuhan yang banyak ditemukan di daerah tropis ini
sudah lama digadang-gadang sebagai sumber bahan bakar terbarukan untuk menggantikan sumber energi
fosil yang kian terancam kepunahan.

2. Singkong (Manihot utilissima)


Singkong (Manihot utilissima) merupakan contoh tumbuhan dikotil dari suku Euphorbiaceae yang
menghasilkan umbi akar dengan kandungan karbohidrat tinggi. Daun dari tumbuhan ini umumnya juga
dimanfaatkan sebagai sayuran hijau. Selain kaya serat, daun singkong diketahui memiliki kandungan asam
amino tinggi

3. Karet (Hevea braziliensis)


Contoh tumbuhan dikotil selanjutnya adalah karet (Hevea braziliensis). Karet merupakan nama dari pohon
penghasil getah lateks. Getah tanaman ini umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban dan
beragam piranti berbahan karet lainnya. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan penghasil karet alam
terbesar ke 2 setelah Thailand. [Baca Juga : Perbedaan Monokotil dan Dikotil]
4. Kacang Kedelai (Glycine soja)
Kacang kedelai merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tempe dan tahu, 2 lauk yang sangat akrab di
lidah orang Indonesia. Kacang kedelai diperoleh dari budidaya tanaman kedelai. Tanaman bernama latin
Glycin soja ini juga termasuk contoh tumbuhan dikotil karena bijinya akan membelah jadi 2 ketika mengalami
perkecambahan. Kacang kedelai diperkirakan telah dibudidayakan di Asia Timur sejak 3500 tahun silam.

5. Kakao (Theobroma cacao L.)


Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman asal Amerika Selatan yang saat ini banyak dibudidayakan
untuk diambil bijinya. Biji kakao adalah bahan baku dalam pembuatan cokelat. Indonesia sendiri telah
menjadi produsen biji kakao terbesar keempat di dunia. Cuaca dan iklim Indonesia sangat cocok dengan
syarat tumbuh tumbuhan dikotil satu ini.

6. Terong (Solanum melongena)


Terong, tanaman yang dalam bahasa latinnya disebut dengan nama Solanum sp ini juga merupakan contoh
tumbuhan dikotil. Asal usul tumbuhan ini diperkirakan sudah ada sejak zaman prasejarah. Meski memiliki
ukuran yang kecil, biji terong juga termasuk jenis biji dikotil karena ia akan mengalami pembelahan ketika
berkecambah.
7 . Petai (Parkia speciosa)
Nama latin petai atau pete adalah Parkia speciosa. Tumbuhan yang berasal dari suku polong-polongan ini
juga termasuk contoh tumbuhan dikotil. Anda bisa membuktikannya dengan membuka biji petai dan
memperhatikan belahannya yang sangat mudah ditemukan. Petai umum digunakan sebagai lalapan, meski
aromanya berbau kuat, namun kandungan serat dan kaliumnya terbilang cukup tinggi.

8. Jambu Biji (Psidium guajava)


Jambu biji (Psidium guajava) adalah tanaman tropis asal Brazil yang menghasilkan buah manis dengan
kandungan vitamin C tinggi. Biji dari tumbuhan ini juga akan membelah menjadi 2 saat berkecambah. Selain
itu, akarnya dominan tunggang dan tulang daunnya menyirip, persis seperti tumbuhan dikotil lainnya.

9. Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)


Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah adalah tumbuhan penghasil biji kuaci yang biasa diolah
menjadi camilan ringan kaya vitamin C. Tumbuhan ini juga termasuk contoh tumbuhan dikotil. Sifat unik yang
dimiliki dari tumbuhan ini adalah kebiasaan bunganya yang selalu mengikuti arah matahari (heliotropisme).
10. Cabe (Capsicum frutescens)
Cabai rawit atau Capsicum sp. adalah contoh tumbuhan dikotil penghasil buah berasa pedas. Sejak zaman
nenek moyang dulu, buah cabai sudah sangat akrab di lidah orang Indonesia. Buah cabai digunakan sebagai
bumbu masak dan untuk keperluan pengobatan tradisional. Saat dikecambahkan, biji dari buah cabai juga
mengalami pembelahan. Oleh karena itu, tanaman ini juga digolongkan ke dalam jenis tanaman dikotil.

Nah, demikianlah beberapa contoh tumbuhan dikotil beserta nama latinnya. Anda bisa mengidentifikasi 10
tumbuhan di atas untuk mengetahui ciri-ciri spesifik dari tumbuhan dengan biji berkeping dua. Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai