21542001
2B
Tumbuhan Paku
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT
PENDIDIKAN
INDONESIA
DAFTAR ISI
Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya
akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga
disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana.
Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor
internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi
kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan
fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah dan sangat pendek,
ada juga yang mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daunnya ketika masih
muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukuran susunannya daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuknya kecil atau bersisik, tidak
bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil memiliki ciri
daun yang besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, dengan sel yang telah
terdiferensiasi.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang mempunyai kormus, artinya tubuhnya
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun. Alat
perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebabnya ahli taksonomi
membagi dunia tumbuhan
dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogama
e (tumbuhan spora) meliputi Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.
Dalam mempelajari lebih daam mengenai tumbuhan, serta struktur dan fungsi jaringan yang ada
di dalamnya, buku Struktur & Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan hadir untuk menjelaskan
mengenai seluk beluk tumbuhan secara mendalam.
CIRI-CIRI TUMBUHAN PAKU
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua. Ciri-ciri tumbuhan
paku diantaranya adalah :
Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan floem.
Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit
atau di sisa-sisa tumbuhan lain dan sampah-sampah sebagai saprofit.
Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak spora
atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus. Sorus-sorus ini
kemudian berkumpul di permukaan bawah dari helaian daun.
Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari
disebut generasi sporofit.
Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan
spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil, berfungsi
untuk fotosintesis.
Tidak berbunga.
Umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah).
Akar: Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel
yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
Batang: Pada sebagian jenis tumbuhan paku batang tidak tampak karena terdapat di dalam
tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul di atas permukaan
tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m, akan tetapi ada batang beberapa jenis
tumbuhan paku seperti paku pohon atau paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan
kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
Daun: Bentuknya selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan bentuk
ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang
daun. Berdasarkan bentuk daun dibedakan lagi menjadi mikrofil dan makrofil, berikut
penjelasannya:
Mikrofil: Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai
dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat
dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
Makrofil: Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta
bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi
HABITAT TUMBUHAN PAKU
Habitat tumbuhan paku ada di darat, terutama pada lapisan bawah tanah di dataran
rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah lembab,
dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di air (misalnya Azolla
pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan
terestrial (tumbuhan darat). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan Paku :
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari ketahanan
gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti
tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya tempat
lembab). Beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan
panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun. Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat
sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya.
Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya.
SISTEM REPRODUKSI dan METAGENESIS
TUMBUHAN PAKU
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin
jantan dan betina oleh alat–alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium)
menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum) seperti
halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
1. SUBDIVISI LYCOPSIDA
Spesies yang satu ini merupakan jenis spesies dari tumbuhan paku yang dapat menghasilkan dua
bentuk spora, yaitu makrospora dan mikrospora. Berikut ini ciri-ciri dari tumbuhan paku yang termasuk
kedalam spesies subdivisi lycopsida:
Terdiri dari daun sejati, batang dan akar.
Menempelkan diri pada tanaman lain sebagai media untuk hidup.
Memiliki ukuran daun yang sangat kecil dan berbentuk rapat.
Menghasilkan mikrosporangium dan sporangium.
2. SUBDIVISI SPHENOPSIDA
Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini, pada umumnya banyak hidup dan
dijumpai di daerah yang beriklim tropis. Tumbuhan paku yang satu ini memiliki ekor yang
panjang pada tubuhnya. Inilah ciri-ciri dari tanaman paku yang tergolong kedalam spesies
subdivisi sphenopsida:
Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini, merupakan tumbuhan paku sejati
yang sering dijuluki dengan sebutan tanaman pakis. Jenis tumbuhan yang satu ini mampu hidup
dan tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Inilah ciri-ciri tumbuhan paku yang
tergolong kedalam spesies subdivisi pteropsida:
Memiliki batang yang berbentuk tegak dan tumbuh diatas dan dibawah permukaan tanah.
Menghasilkan spora yang berjenis homospora dan isospora.
Spora yang dihasilkan berkumpul dibawah daun.
Penyebaran spora untuk berkembang biak menyebar melalui bantuan angin.
4. SUBDIVISI PSILOPSIDA (PAKU PURBA)
Psilopsida merupakan tumbuhan paku yang sederhana dan memiliki susunan cukup
sederhana. Tanaman ini berupa ranting yang bercabang-cabang. Ada bulu-bulu halus yang
menyelimuti, berakar serabut halus atau sering di sebut akar semu berfungsi juga sebagai
perekat pada tumbuhan lain. Contoh tumbuhan paku ini ialah subdivisi psilopsida ini adalah
Psilotum nudum.
Tumbuhan paku berdaun makrofil merupakan tanaman paku yang memiliki daun yang
sangat lebar. Tumbuhan ini sangat mudah kita temukan di berbagai tempat. Ciri-ciri makrofil
yakni sebagai berikut :
6. SUPLIR
Contoh tumbuhan paku selanjutnya yang bisa mempercantik ruangan adalah tanaman
suplir. Tanaman ini sering digunakan untuk menghiasi pekarangan rumah dengan cara menanam
di dalam pot atau langsung ke tanah. Bentuknya hampir menyerupai trapesium dengan warna
hijau muda yang cerah. Agar tanaman suplir panjang umur, sebaiknya letakkan di tempat yang
agak teduh karena mereka tidak menyukai tempat yang langsung terkena sinar matahari.