Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

FISIOLOGI TANAMAN

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD HASKAN MANGGIDI

D1D120019

JURUSAN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah swt berkat rahmat dan karunianya, akhirnya penulis dapat
memenuhi tugas makalah yang berjudul “FISIOLOGI TUMBUHAN PAKU”

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw. Yang mana beliau telah memberikan rahmad kepada kita semua, karena berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sempurna.

Penulis tentu menyadari bahwa di dalam makalah ini, pasti banyak kekurangan dan
kekeliruan. Kepada dosen dan pembaca, penulis mohon maaf apabila ada kata-kata yang keliru.
Kritik dan saran dari pembaca penulis butuhkan demi kasempurnaan makalah ini, penulis harap,
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.AMIEN......

Kendari,27 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………..

BAB I PROFIL TANAMAN PAKU ………………………………………..

 SEJARAH TANAMAN PAKU ………………………………………..


 KLASIFIKASI TANAMAN PAKU ………………………………………..
 MORFOLOGI TANAMAN ………………………………………………..

BAB II FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN PAKU

 FAKTOR INTERNAL …………………………………………………


 FAKTOR EKDTERNAL ……………………………………..…………..

BAB III PROSES FISILIOGI DALAM TANAMAN PAKU ………………..

 PROSES POTOSINTESIS ………………………………………………..


 PROSES REPRIRASI ………………………………………………..
 PROSES TRANSPIRASI ………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PROFIL TANAMAN PAKU

A. Sejarah Tanaman Paku Di Indonesia


Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan
sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk reproduksi
seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat
penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti lumut dan
fungi.

Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan
lautan, dengan kecenderungan ditemukan tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk
pertanian. Total spesies yang diketahui sekitar 12.000,[2] dengan perkiraan 1.300[3] sampai
3000 lebih[4] spesies di antaranya tumbuh di kawasan Malesia (yang mencakup Indonesia).

Pengelompokan klasik anggota tumbuhan paku (Pteridophyta, dalam arti luas, mis.
menurut Haeckel (1866)[5]) pada pengetahuan terkini dianggap bersifat parafiletik. Dari
kelompok-kelompok cabang utama tumbuhan berpembuluh, satu kelompok yang mencakup
paku kawat, kumpai, serta rane, ternyata memisah paling awal dari kelompok lainnya.
Kelompok tersebut sekarang dimasukkan dalam divisio Lycopodiophyta. Ini menyebabkan
"Pteridophyta" sekarang memiliki dua pengertian: arti luas (sebagaimana arti klasik,
mencakup Lycopodiophyta) dan arti sempit (arti klasik minus Lycopodiophyta). Kelompok
tumbuhan paku arti sempit bersifat holofiletik atau monofiletik, dan sekarang disebut
Pteridophyta atau, untuk menghindari kebingungan, disebut Polypodiophyta atau
Monilophyta.

Fosil paku tertua berasal dari kala Devon, sekitar 360 juta tahun yang lalu [6] tetapi
suku-suku dan jenis-jenis modern baru muncul sekitar 145 juta tahun yang lalu, di awal kala
Kapur, di saat tumbuhan berbunga sudah mendominasi vegetasi bumi.
Pemanfaatan tumbuhan paku oleh manusia terbatas. Kebanyakan menjadi tanaman hias,
sebagian kecil dimakan, sebagai tumbuhan obat, atau bahan baku untuk alat bantu kegiatan
sehari-hari.

Klasifikasi Tanaman Paku

Tumbuhan paku dibagi ke dalam empat kelas. Keempat kelas tersebut adalah Lycopodiinae
(Paku Kawat), Psilophytinae (Paku Purba), Filicinae (Paku Sejati), Equisetinae (Paku Ekor
Kuda).

1. Psilophytinae (Paku Purba)

Tumbuhan paku jenis Psilophytinae saat ini sudah terancam punah. Pada masa sekarang
bisa dikatakan hanya ditemukan tumbuhan paku jenis ini dalam bentuk fosil.

Ciri-ciri tumbuhan paku jenis ini memiliki daun yang kecil bahkan kadang tidak berdaun.
Spesies dari tumbuhan ini yang masih tersisa adalah Psilotum.

2. Lycopodiinae (Paku Kawat)

Ciri-ciri tumbuhan paku kawat biasanya berdaun kecil dengan susunan spiral. Sesuai
namanya, ciri-ciri tumbuhan paku ini berbatang seperti kawat. Umumnya tumbuhan ini
hidup di darat dan sporangiumnya muncul di ketiak daun membentuk strobilus.

3. Equisetinae (Paku Ekor Kuda)

Ciri-ciri tumbuhan paku ekor kuda memiliki daun tunggal dengan ukuran kecil dan
tersusun secraa spiral. Batangnya berwarna hijau dan beruas. Letal sporangiumnya berada
di strobilus.

4. Filicinae (Paku Sejati)

Ciri-ciri tumbuhan paku sejati ini dapat dilihat dari daun yang berukuran besar,
sporangium terdapat pada sporofil, dan daun mudanya menggulung. Tumbuhan ini juga
disebut sebagai pakis.Berdasarkan tempat hidupnya, habitat tumbuhan paku ini dibagi
menjadi tiga, yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tumbuhan yang
tumbuh di perairan, dan tumbuhan yang hidup di tanah
B. Morfologi Tanaman Paku

Morfologi daun tumbuhan paku jenis ini berukuran kecil mirip sisik dan rambut. Daun
tersebut tumbuh tidak beraturan tetapi menyerupai bentuk spiral.

 Paku kawat juga memiliki sporangium yang keluar di bagian ketiak daun. Sporangium
ini kemudian saling berkumpul hingga membentuk kerucut atau strobilus. Habitat hidup
paku kawat umumnya adalah area darat dan populasinya masih bertahan hingga sekarang.
Contoh tumbuhan paku dari kelas ini adalah Selaginella dan Lycopodium.
 Akar. Paku-pakuan memiliki jenis akar serabut yang dilengkapi dengan kaliptra di
bagian ujungnya. Jaringan akar tumbuhan paku terdiri atas epidermis, korteks, serta
silinder pusat. Pada bagian ini juga terdapat berkas pengangkut xylem dan floem.
 Batang tumbuhan paku mempunyai struktur yang sama dengan akarnya, yaitu terdiri dari
lapisan epidermis, korteks, dan silinder pusat. Para peneliti menganggap akar dan batang
tanaman ini sebagai satu bagian yang sama dimana separuh batang tumbuhan paku hidup
di dalam tanah.
 Daun paku adalah bagian paling atas dari tumbuhan ini. Daunnya terdiri atas lapisan
epidermis, pembuluh pengangkut berupa xylem dan floem, serta mesofil. Ukuran daun
tumbuhan paku dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu daun makrofil yang berukuran besar
dan daun mikrofil yang berukuran kecil.

 Buah .Morfologi daun tumbuhan paku jenis ini berukuran kecil mirip sisik dan rambut.
Daun tersebut tumbuh tidak beraturan tetapi menyerupai bentuk spiral. Paku kawat juga
memiliki sporangium yang keluar di bagian ketiak daun. Sporangium ini kemudian saling
berkumpul hingga membentuk kerucut atau strobilus.
BAB II
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAM PAKU

A Faktor Internal

Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin
jantan dan betina oleh alat–alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium)
menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum) seperti
halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).

Metagenesis paku homospora

Metagenesis Paku Heterospora dan Paku Peralihan

Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora, ataupun paku
peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat yang cocok, spora tadi
akan berkembang menjadi protalium yang merupakan generasi penghasil gamet atau biasa
disebut sebagai generasi gametofit, yang akan segera membentuk anteredium yang akan
menghasilkan spermatozoid dan arkegonium yang akan menghasilkan ovum.

Ketika spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan segera
berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan
generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang akan menghasilkan spora untuk
perkembangbiakan. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan
daripada fase gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil),
di sana akan kita jumpai organ-organ khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk
dalam suatu wadah yang disebut sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku
terkumpul pada permukaan bawah daun.

B Faktor Eksternal
1. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas
dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman
membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan
langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.

2. Cahaya Matahari

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tanaman


sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata
dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang
terdapat pada ujung batang.

3. Air dan Kelembaban

Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban
mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh tanaman mengurangi penguapan.
Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.

4. Suhu

Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.


Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau dimana suhu rata-rata tinggi
akan lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan dimana suhu
rata-rata lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tanaman
dipengaruhi oleh suhu.

5. Tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan
kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain,
misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.
BAB III
PROSES FISIOLOGI DALAM TANAMAN PAKU

A Proses Fotosintesis

Daun Tropofil, yaitu daun yang tidak menghasilkan spora, tetapi memiliki zat hijau daun
(klorofil), sehingga berfungsi dalam proses fotosintesis atau menghasilkan zat makanan
(glukosa). Daun ini sering disebut sebagai daun steril.

Daun tumbuhan paku yang digunakan untuk melakukan fotosintesis disebut tropofil. Daun paku
yang menghasilkan spora disebut sporofil. Daun paku yang menghasilkan spora dan dapat
berfotosintesis adalah troposporofil.Berdasarkan tempat hidupnya, habitat tumbuhan paku ini
dibagi menjadi tiga, yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tumbuhan yang tumbuh di
perairan, dan tumbuhan yang hidup di tanah.

B Proses Reprirasi

Tumbuhan paku merupakan kelompok plantea yang sudah berbentuk kormus atau sudah
memiliki bagian batang,akar,dan daun sejati.tumbuhan paku sudah memiliki pembuluhan angkut
xilem dan floem.Fase sporofit yaitu fase ketika tumbuhan paku tersebut menghasilkan spora.
Spora tersebut lalu tumbuh menjadi protalium.

Nah, protalium ini merupakan organisme fase gametofit berbentuk talus berukuran kira-kira 1-2
cm dan hanya berumur beberapa minggu. Sebagai organisme fase gametofit, protalium
membentuk anteridium (alat kelamin jantan dan menghasilkan sperma) dan arkegonium (alat
kelamin betina dan menghasilkan ovum). Hasil fertilisasi ovum oleh sperma akan menghasilkan
zigot. Zigot berkembang menjadi tumbuhan paku

C Proses Transpirasi

Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air
pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air
dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun.

Stomata adalah pori-pori kecil yang ada di sisi bawah daun yang membantu pertukaran gas dan
uap air.proses transpirasi terjadi pada lada yaitu saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis.Transpirasi merupakan proses
pergerakan air dalam tubuh tanaman dan hilang menjadi uap air ke atmosfir [1]. Proses
transpirasi dimulai dari absorbs air tanah oleh akar tanaman yang kemudian ditransport melalui
batang menuju daun dan dilepaskan (transpired) sebagai uap air ke atmosfir.Transpirasi terjadi
pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk
berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air.
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/29588/2/BAB%20I.pdf

https://www.harapanrakyat.com/2020/10/sejarah-tanaman-paku-komoditi-mahal-
dan-paling-dicari-bangsa-eropa/

https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-paku/

https://www.corteva.id/berita/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-
dan-perkembangan-tan.html

https://www.merdeka.com/trending/proses-respirasi-pada-manusia-dan-tumbuhan-
yang-perlu-diketahui-beserta-manfaatnya-kln.html

https://brainly.co.id/tugas/470343

Anda mungkin juga menyukai