Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
JURNAL BELAJAR
A. Identitas Jurnal
Nomor : 14
Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Rendah
Bobot (SKS) : 3 (2-1)
Pengampu : Dr. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si.
Disusun(hari, tgl,jam) : Selasa, 5 Desember 2023 (pukul 10.00)

B. Pengantar
Perkuliahan kali ini membahas divisi Pteridophyta kelas Lycopodineae. Perkuliahan
dilangsungkan di gedung G ruang G7. Adapun topik yang dibahas meliputi pengantar
tentang bryophyta, ciri khusus divisi ini, morfologinya dan umum tentang Pteridophyta,
dan perbedaan mencolok diantara kelas-kelasnya. Dan juga membahas secara detail
morfologi, anatomi, bagian-bagiannya, dan siklus hidup serta klasifikasi dari Pteridophyta.
Manfaat yang dapat diambil adalah sebagai bahan pengetahuan sebagai bekal menjadi
guru serta yang paling utama adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga adanya wawasan tentang mereka dimaksudkan sebagai bahan pengetahuan dan
bekal di kemudian hari.

C. Catatan Kuliah
1. KELAS LYCOPODINEAE (PAKU KAWAT ATAU PAKU RAMBAT)
Paku kawat atau paku rambat ini tumbuh baik pada kondisi lembab dan merambat.
Meliputi golongan yang sudah punah dan yang sekarang masih ada. Golongan yang
sekarang masih ada hanya terdiri dari 4 marga, yaitu: Lycopodium, Phylloglosum,
Selaginella dan Isoetes, yang keseluruhannya meliputi 900 jenis. Sporofit dapat
dibedakan adanya batang, akar dan daun. Batang kecil seperti kawat dan bercabang-
cabang. Daunnya berukuran kecil seperti rambut yang terdapat di seluruh batang.
Sporangium terdapat di ketiak daun atau pangkal sisi atas daun dan biasanya terkumpul
di ujung cabang atau batang, dilindungi oleh daun-daun steril yang lembut seperti
rambut (strobilus). Ada yang bersifat homospor dan ada yang heterospor. Pada yang
heterospor gametofit dibentuk di dalam spora (endosporik), sedang yang homospor
gametofitnya dibentuk di luar spora (eksosporik).
1) Bangsa Lycopodiales
- Hanya mempunyai 2 marga yang masih ada sampai sekarang, yaitu
Lycopodium dan Phylloglosum.
- Terna kecil, batang tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang- cabang
menggarpu yang tertutup oleh daun.
- Daun-daun panjangnya 2-10 mm, berambut, berbentuk garis atau jarum yang
sama bentuknya
- Akar bercabang menggarpu.
- Sporofil berbentuk segi tiga sama sisi, mempunyai sporangium yang agak
pipih, berbentuk ginjal yang terdapt pada sisi atas daun dekat pangkalnya.
- Protalium hidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil, keputih-putihan
dan punya rizoid. Padanya terdapat jamur di lapisan perifer. Umurnya dapat
sampai 20 th. Berumah satu, terdapat alat kelamin di bagian apikal.
Anteridium terbenam dalam jaringan protalium, terdiri atas banyak sel, tiap sel
menghasilkan spermatozoid berbentuk jorong dengan 2 bulu cambuk.
Arkegonium mempunyai banyak sel saluran leher yang sering tereduksi
sampai tinggal satu saja.
- Zigot mula-mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membelah
menjadi 2 sel, yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran
kemudian menjadi oktan dan selanjutnya menjadi embrionya, sedang sel-sel
yang menghadap leher arkegonium menjadi pendukung embrio atau
suspensor. Dengan demikian embrio tidak menghadap ke leher arkegonium.
Letak embrio tersebut dinamakan endoskopik.

2) Bangsa Selaginellales (Paku Rane, Paku Lumut)


- Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae dengan satu marga
Selaginella yang meliputi ± 700 jenis.
- Habitus dalam beberapa hal menyerupai Lycopodineae.
- Ada jenis yang berukuran kecil mirip dengan lumut hati yang berdaun dan
tumbuh di antara tumbuhan lumut, sehingga dinamakan juga paku lumut.
- Di dekat percabangan batang terdapat alat tambahan yang dinamakan rizofora
atau pendukung akar. Rizofora bentuknya seperti batang tetapi tidak berdaun,
tumbuh ke bawah menuju tanah dan pada ujungnya tumbuh akar.
- Daun-daun kecil, tersusun spiral atau berhadapan pada batang. Pada bagian
bawah sisi atas daun terdapat sisik yang dinamakan ligula, berfungsi sebagai
alat penghisap air, dan seringkali mempunyai hubungan dengan berkas
pengangkut.
- Selaginella bersifat heterospor. Sporangium terdapat dalam strobilus,
menghasilkan mikro dan megaspora yang terpisah-pisah tetapi keduanya
ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Dinding sporangium terdiri atas 3
lapis, tapetum di lapisan paling dalam berguna untuk memberi makanan
kepada spora. Spora sudah memulai perkembangan nya membentuk protalium
sejak masih di dalam sporangium.
- Setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi, mulailah perkembangan
embrio yang bersifat endoskopik. Untuk membebaskan diri dari protalium,
embrio tersebut membelok seperti pada Lycopodium. Calon akar baru
dibentuk kemudian. Pertumbuhan memanjang berlangsung dengan
perantaraan suatu sel ujung sebagai sel pemulanya.

D. Identifikasi Masalah
Bagaimana morfologi dan anatomi Pteridophyta kelas Lycopodineae serta apa
hubungannya dengan siklus hidup dan cara hidupnya?

E. Catatan Hasil Ulasan Dosen


Lycopodineae berasal dari bahasa latin, yaitu lukos yaitu serigala dan podia dan kaki.
Artinya paku yang seperti kaki serigala, atau penampakannya seperti rambut-rambut pada
kaki serigala. Percabangannya dikotomous. Ia memiliki spora yang berkumpul di ujung
cabang membentuk strobilus. Sporanya adalah homospora, karena memiliki ukuran yang
sama.
Selaginalles berasal dari selago artinya lumut, dengan demikian selaginella adalah
paku yang seperti lumut atau paku lumut. Memiliki akar, rhizofor (struktur yang
menyerupai akar), batang horizontal dan batamg vertikal, daun yang di batang. Daun yang
tidak membungkus spora adalah tropofil dan daun yang membungkus spora disebut
sporofil. Sporanya adalah heterospora, karena memiliki ukuran yang berbeda. Ada dua
jenis, yaitu mikrospora menghasilkan mikroprotalium dan membentuk sperma dan
megaspora menghasilkan makroprotalium yang membentuk arkegonium yang didalamnya
terdapat sel telur.

F. Refleksi Diri
1) Apakah Anda benar-benar telah belajar tentang topik perkuliahan hari ini? disertai
fakta konkret.
Jawaban: Ya, saya benar-benar sudah belajar tentang topik tentang Pteridophyta kelas
Lycopodineae. Adapun fakta pendukungnya berupa pembuatan jurnal belajar ini dan
kehadiran saya serta saya sebagai kelompok penyaji. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa saya sudah benar-benar belajar tentang topik ini.

2) Apakah Anda dapat mengikuti kegiatan belajar? disertai fakta konkret.


Jawaban: Ya, saya dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik yang dibuktikan
dengan meningkatnya pemahaman saya tentang pemateri yang berdampak pada
partisipasi saya di diskusi selama kelas berlangsung.

3) Jika tidak, mengapa Anda tidak dapat belajar dengan baik? Apa penyebabnya?
Bagaimana alternatif solusinya (disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika
mungkin dasar rujukan sesuai).
Jawaban: tidak ada.

4) Bagaimana usaha dosen dalam mendorong mahasiswa yang tidak aktif untuk belajar?
Jawaban: Dosen memberikan bimbingan intensif dan memfasilitasi kegiatan
pembelajaran dengan baik. Beliau menstimulus agar mahasiswa mampu berpikir kritis
dan cerdas dan mengoptimalkan potensinya masing-masing dalam memahami materi.

5) Pembelajaran berharga apa yang dapat dipetik dari observasi pembelajaran ini?
Jawaban: Hal menarik yang perlu diperhatikan setelah observasi pembelajaran materi
tentang Pteridophyta adalah kita mengenal dan mampu mengidentifikasi organisme
yang termasuk Lycopodineae sehingga memperluas pengetahuan. Selain itu
memanfaatkannya ke arah yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai