Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Tumbuhan Paku

1. DASAR TEORI

Tumbuhan Paku merupakan golongan tumbuhan yang telah berkosmus (mempunyai akar, batang
dan daun).

2. TUJUAN
 Mengamati struktur akar, batang, dan daun pada tumbuhan paku.
 Mengamati dan menggambarkan bagian tumbuhan paku yang mengandung spora.
 Membedakan dan menjelaskan tumbuhan paku berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya
masing-masing.
 Menjelaskan tumbuhan paku apakah merupakan fase sporotif dan gametofit.
 Membedakan metagenesis pada tumbuhan paku dan lumut dengan membandingkan sperma
metagenesis tumbuhan paku dan lumut.

3. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
lup/kaca pembesar

2. BAHAN
Beberapa spesies dari tumbuhan paku

4. CARA KERJA

1) Carilah tumbuhan paku di tepi sungai atau matang, cari pula tumbuhan suplir dan
pakis (Nephrolepis) ambilah tumbuhan paku yang daunnya bersefora (
dipermukaan daun seblah bawah tampak spora berupa bintik-bintik kehitaman.
2) Amati tumbuhan tersebut kemudian tentukan bagian akar, batang dan daunnya,
3) Catatan, jika ada mikroskop, amati dengan menggunakan microskop
4) Bedakan tumbuhan paku berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya masing-
masing
5) Jelaskan Fungsi dari setiap gambar yang kamu amati
6) Buat hasil laporan
5. HASIL PENGAMATAN
Gambar
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami mengamati Tumbuhan paku (Pterydhopyta) secara makrokopis yaitu
dari spesies Davallia trichomanoides, Adiantum sp, Javanicum Trichomanes dan Nephrolepis sp. Dengan
tujuan Mengklasifikasikan berdasarkan karekteristik preparat, dan Mengamati bentuk tubuh dari masing-
masing preparat tersebut. Tumbuhan paku (Pterydhopyta) adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki
sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji,
kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti
lumut dan fungi.

Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang),
epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau
humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m).
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan
sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora.
Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang
berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki
rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun.

Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium
(antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ
penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid
berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya
tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Divisio : Lycophyta
dengan satu kelas : Lycopsida.
Divisio : Pteridophyta

dengan empat kelas monofiletik:


-Psilotopsida, mencakup Ophioglossales.
-Equisetopsida
-Marattiopsida dan Polypodiopsida (=Pteridopsida, Filicopsida)

6. ANALISIS HASIL PENGAMATAN

Pengamatan yang pertama yaitu kami mengamati pada spesies Davallia trichomanoides. Pada Davallia
trichomanoides kami mendapatkan bentuk daun runcing dan setiap batang memiliki daun yang sama sejajar
tempatnya, Enthal menyirip ganda dua, tebal dan sedikit kaku, warna hijau tua; anak enthal berbagi. Sori
terdapat pada ujung anak enthal. Rhizome berambut halus, tersusun rapat dan panjang.

Klasifiksi dari Davallia trichomanoides adalah:


Regnum : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Filices
Familia : Polypodiaceae
Genus : Davallia
Spesies : Davallia trichomanoides
Selanjutnya pengamatan yang kedua yaitu pada Adiantum sp kami mendapatkan bentuk daunnya
tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah
daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya
khas, berwarna hitam mengkilap, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam seperti
tangkai biola (disebut circinate vernation). Akarnya serabut/rhizoid.

Klasifikasi dari Adiantum sp adalah:


Kerajaan : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Pteridales
Famili : Pteridaceae (Adiantaceae)
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum sp

Kemudian pada pengamatan yang ketiga yaitu pada Javanicum Trichomanes kami mendapatkan
bentuk daunnya berbentuk memanjang dan runcing tiap helainya seperti bentuk gergaji/bergrigi. Tumbuh
daun pada tangkainya tidak sejajar atau bersilangan. Sporofil terlihat dengan jelas berbentuk bulat kecil
pada tiap daun dengan berjumlah sangat banyak dan berwrna coklat. Sporofil terlindungi oleh sporangium
yang dilindungi oleh indusium.. Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma atau akar rizhoid.

Klasifikasi dari Javanicum Trichomanes adalah:


Kerajaan : Plantae
Filum : Tracheophyta
Kelas : Polypodiopsida
Order : Hymenophyllales
Keluarga : Hymenophyllaceae
Genus : Trichomanes
Spesies : Javanicum Trichomanes

Pada pengamatan yang terakhir, kami mengamati preparat dari spesies Nephrolepis sp. Kami
mendapatkan bentuk Enthal tunggal, tersusun menyirip, warna hijau; ujung runcing; tepi bergerigi. Sori
berbentuk bulat, berupa bintik-bintik kecil di tepi enthal, terdapat di permukaan bawah enthal. Akarnya
serabut.

Klasifikasi Nephrolepis sp. Adalah:


Kingdom : Plantae (tumuhan)
Divisio : pteridophyta (tumuhan paku)
Kelas : pteridopsida
Ordo : polypodiales
Familia : dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis sp.
7. JAWABAN PERTANYAAN

1) Berdasarkan hasil pengamatan apakah anda menjumpai struktur akar, batang,


dan daun pada tumbuhan paku?

 Pteridophyta merupakan organisme multiseluler dan eukariotik.


 Sudah memiliki akar, daun, dan batang yang jelas (kormophyta).

Struktur akar

Akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra (tudung akar). Jaringan akar
tumbuhan paku tersusun atas jaringan epidermis, korteks, dan silinder pusat.

Struktur batang

Batang tumbuhan paku tersusun atas jaringan epidermis, korteks, dan silinder pusat. Pada silinder
pusat terdapat jaringan pengangkut (pembuluh angkut), sehingga tumbuhan paku sudah memiliki
pembuluh angkut (tracheophyta).

Struktur daun

Daun tumbuhan paku juga tersusun atas jaringan epidermis, mesofil, dan pembuluh angkut. Macam
daun pada tumbuhan paku ;

1) Berdasarkan ukurannya, dibedakan :

 Daun Mikrofil, yaitu daun ang ukurannya kecil. Mikrofil berbentuk rambut atau
sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor
kuda.
 Daun Makrofil, yaitu daun yang ukurannya besar. makrofil sudah bertangkai,
bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata,
jaringan tiang, dan bunga karang.

2) Berdasarkan Fungsinya, dibedakan :

 Daun Tropofil, yaitu daun yang tidak menghasilkan spora, tetapi memiliki zat hijau
daun (klorofil), sehingga berfungsi dalam proses fotosintesis atau menghasilkan zat
makanan (glukosa). Daun ini sering disebut sebagai daun steril.
 Daun Sporofil, yaitu daun yang menghasilkan spora sebagai alat
perkembangbiakan (reproduksi), sehingga daun ini disebut juga daun fertil (subur).

Sporofil pada tumbuhan paku ada yang berbentuk helaian dan ada pula yang
membentuk strobilus. Strobilus merupakan kumpulan beberapa sporofil yang
menyerupai bentuk kerucut.

Di bagian bawah sporofil terdapat sorus, yaitu kumpulan bulatan kecil berwarna
cokelat yang mengandung banyak kotak spora (sporangium). Pada sporangium
terdapat sel penutup yang menyerupai cincin yang disebut annulus.
2) Berdasarkan hasil pengamatan apakah anda menjumpai spora? Dibagian
manakah spora ditemukan? Gambarkan bagian tumbuhan yang mengandung
spora!

 Daun Sporofil, yaitu daun yang menghasilkan spora sebagai alat


perkembangbiakan (reproduksi), sehingga daun ini disebut juga daun fertil (subur).

Sporofil pada tumbuhan paku ada yang berbentuk helaian dan ada pula yang
membentuk strobilus. Strobilus merupakan kumpulan beberapa sporofil yang
menyerupai bentuk kerucut.

Di bagian bawah sporofil terdapat sorus, yaitu kumpulan bulatan kecil berwarna
cokelat yang mengandung banyak kotak spora (sporangium). Pada sporangium
terdapat sel penutup yang menyerupai cincin yang disebut annulus.

Sorus dilindungi oleh suatu struktur berupa selaput yang disebut indusium

 Reproduksi / perkembangbiakan secara metagenesis, yaitu terjadi pergiliran


keturunan antara fase sporofit yang diploid (2n) dan fase gametofit yang haploid
(n). Pada Fase sporofit lebih dominan (waktu hidupnya lebih panjang).

3) Berdasarkan hasil pengamatan apakah anda dapat membedakan tumbuhan


paku tersebut berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya, jelaskan masing-
masing perbedaan tersebut!

Ada 3 (tiga) macam tumbuhan paku berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, yaitu :

a. Paku Homospora ( isospora )

Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat
dibedakan antara spora jantan dan betina

Contoh : Lycopodium sp. (paku kawat)


b. Paku Heterospora ( an-isospora )

Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran
kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora

Contoh : Selaginella sp.(paku rane), Marsilea crenata (semanggi)

c. Paku Peralihan

Paku peralihan menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, namun berjenis
kelamin jantan atau betina

Contoh : paku ekor kuda ( Equisetum debile )

4) Berdasarkan cirri-cirinya apakah tumbuhan paku yang anda amati merupakan


fase sporofit atau gametofit

Gametofit (gametophyte, dari gamos, "kawin", dan phyton, "tumbuhan") adalah bentuk
kehidupan yang berfungsi melakukan reproduksi seksual/generatif pada organisme yang
mengalami pergiliran keturunan. Pada tumbuhan daratan (Viridiplantae), pergiliran keturunan
diwakili oleh dua fase kehidupan yang berulang-ulang: gametofit dan sporofit.

Tumbuhan lumut

Gametofit tumbuhan lumut (lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun/sejati) adalah bentuk yang biasa
dikenal oleh orang dan menjadi sasaran untuk identifikasi. Fase gametofit cenderung untuk bertahan
bertahun-tahun lamanya, dan bahkan menopang kehidupan sporofitnya. Suatu koloni gametofit dapat
menghasilkan sporofit berulang-ulang.

Gametofit tumbuhan lumut tumbuh dari spora yang disebarkan oleh sporogonium yang dibawa sporofit.
Spora berkecambah membentuk berkas-berkas talus yang dinamakan protonema (jamak: protonemata).
Tumbuhan lumut yang biasa dikenal sebenarnya adalah struktur pembawa gamet (gametofora) yang
umumnya fotosintetik, jaringannya terdiferensiasi (kormus), namun tidak memiliki pembuluh angkut sejati
(trachea). Gametofora adalah haploid, artinya hanya membawa separuh bilangan genomnya. Gametofit
menyerap hara dari media tumbuh menggunakan rhizoid[1]. Gametofora jantan akan menghasilkan
anteridium, yang selanjutnya akan membentuk sel-sel sperma. Gametofora betina akan membentuk
arkegonium pada ujungnya, yang kemudian membentuk sel telur.

Nutrisi mineral juga disalurkan dari bagian gametofit ke bagian sporofit yang masih dalam tahap
perkembangan.[2]

Tumbuhan paku

Pada tumbuhan paku, gametofit adalah individu berbentuk seperti lumut hati yang tipis, berukuran biasanya
kurang dari 1 cm, hidup di tempat-tempat lembab dan basah. Sebutan untuk individu gametofit paku adalah
protalus (prothallus, ketika baru berkecambah dari spora) atau protalium (prothallium, dalam bentuk
dewasa dan siap menghasilkan organ kelamin/seksual). Protalium tidak memiliki pembuluh seperti bentuk
sporofit, bahkan cenderung thalloid (menyerupai thallus, alias tidak terspesialisasi sel-sel jaringannya).
Meskipun tidak menghasilkan akar sejati, protalium membentuk rhizoid sebagai penopang dan penyerap
hara dari media tumbuhnya. Gametofit paku kebanyakan bersifat autotrof karena memiliki klorofil untuk
fotosintesis, namun hampir selalu berasosiasi dengan cendawan tanah dalam asosiasi mikoriza. Protalium
beberapa spesies bahkan sepenuhnya mengandalkan cendawan untuk dapat bertahan hidup karena tidak
membentuk klorofil, seperti Ophioglossum. Meskipun ada pustaka menyatakan bahwa fase sporofit paku
lebih dominan daripada fase gametofitnya[1], sejumlah spesies memiliki gametofit yang hidup bertahun-
tahun lamanya di tanah semetara sporofitnya hanya muncul satu musim saja, untuk menghasilkan spora,
kemudian mati.

Tumbuhan berbiji

Gametofit pada tumbuhan berbiji tidak pernah merupakan individu bebas, tetapi menjadi parasit bagi
sporofitnya. Tumbuhan berbiji akan membentuk struktur reproduktif khusus (strobilus ataupun bunga,
tergantung kelompok tumbuhannya) sebagai persiapan membentuk spora. Spora dibentuk secara
tersembunyi pada struktur itu. Gahsnbdndjsosmns Seluruh tumbuhan berbiji adalah heterospor, artinya
sporanya berbeda ukuran tergantung kelaminnya: mikrospora adalah spora yang akan membentuk
gametofit jantan, dan megaspora(atau makrospora, ukurannya lebih besar) adalah spora yang akan
membentuk gametofit betina. Serbuk sari (pollen), yang dibentuk di kepala sari, adalah perkembangan
mikrospora menuju gametofit yang terlindung oleh lapisan khusus. Gametofit jantan berumur sangat
pendek, yaitu saat serbuk sari jatuh di kepala putik, lalu tumbuh membentuk pembuluh untuk mengantarkan
sel sperma / inti generatif menuju bakal biji untuk membuahi sel telur dan sel kutub/polar. Megaspora, di
sisi lain, berkembang di dalam bakal biji (ovulum). Di dalam bakal biji terdapat kantung embrio (embryo
sac), yang sesungguhnya adalah megagametofit (gametofit betina).

5) Identifikasikan perbedaan metagenesis pada tumbuhan lumut dan tumbuhan


paku dengan membandingkan sperma metagenesis tumbuhan lumut dan paku

Metagenesis Tumbuhan Paku dan Lumut


1. Metagenesis pada Tumbuhan Lumut
Pada tumbuhan lumut daun misalnya, spora tumbuh menjadi protonema, protonema tumbuh
menjadi tumbuhan lumut, tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium (alat
perkembangbiakan jantan) dan arkegonium (alat perkembangbiakan betina). Kedua organ ini
dapat berada dalam satu tumbuhan (berumah satu), dapat juga berada pada tumbuhan yang
berbeda (berumah dua). Anteridium akan menghasilkan sperma, dan arkegonium akan
menghasilkan ovum. Karena itulah tumbuhan lumut disebut sebagai gametofit (bersifat
haploid), n) atau tumbuhan penghasil gamet.
Pertemuan antara sperma dan ovum akan menghasilkan zigot yang akhirnya berkembang
menjadi sporofit (bersifat diploid, 2n) atau tumbuhan penghasil spora. Pada lumut daun,
sporofit tetap menempel pada ujung tumbuhan lumut. Pembentukan spora pada sporofit
terjadi melalui pembelahan sel-sel induk dalam sporangium. Sedangkan pembentukan
sporofit dimulai dari pertemuan sperma dan ovum.

2. Metagenesis pada Tumbuhan Paku


Metagenesis tumbuhan lumut sedikit berbeda dengan metagenesis tumbuhan paku. Spora
pada tumbuhan paku akan tumbuh atau berkecambah menjadi protalium. Protalium tumbuh
menghasilkan alat perkembangbiakan jantan dan betina, yakni antreridium dan
arkegonoium. Karena itulah protalium disebut sebagai gametofit. Apabila anteridium dan
arkegonoium dihasilkan dalam satu protalium, maka disebut berumah satu, sedangkan bila
dihasilkan pada protalium yang berbeda disebut berumah dua.

Sperma dan ovum yang dihasilkan dari kedua alat perkembangbiakan tersebut bertemu dan
menghasilkan tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang dewasa akan memiliki daun yang
menghasilkan spora, yang disebut sporofil. Oleh karna itu tumbuhan paku disebut sebagai
sprofit. Untuk lebih jelasnya, lihat skema metagenesis antara tumbuhan lumut dengan
tumbuhan paku.
8. KESIMPULAN
Dari pengamatan kali ini dapat di simpulkan bahwa Tumbuhan paku (Pterydhopyta) merupakan
tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket
steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar
serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan
silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jadi telah jelas adanya akar, batang dan daun. Ada
yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit),
tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah).
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) Dan Reproduksi secara seksual (generatif).
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan
Pterophyta. Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis.
Daunnya besar, daun muda menggulung.
Perkembangbiakan tumbuhan paku tergolong Metagenesis. Berbeda dengan lumut, yang sehari-hari
kita sebut sebagai tanaman paku adalah fase sporofit-nya. Tumbuhan paku yang ada di bumi ini
mempunyai masa kejayaan dalam zaman Paileozoikum, terutama dalam zaman karbon, disebut zaman
paku. Sisa-sisanya sekarang dapat digali sebagai batubara.
V. V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1. Hasil Pengamatan


Laporan hasil praktikum tumbuhan lumut

1. TEORI DASAR

Ciri-ciri lumut (Bryophyta) yaitu berklorofil, belum memiliki akar, daun dan batang sejati,
berspora, sudah membentuk embrio, memiliki gametofit yang dominan dan memiliki alat
pembiakan yang multi sel. Sel-sel alat pembiakan tersebut membentuk selubung luar yang
steril dan di dalamnya terdapat gamet. Struktur yang demikian penting agar gamet
terlindung dan tidak kekeringan. Alat kelamin betina (arkegonium) bentuknya seperti botol
dan berisi satu ovum, alat kelamin jantan (anteredium) bentuknya lonjong bertangkai pendek
dan menghasilkan banyak spermatozoid.

Berdasarkan letak alat kelaminnya, lumut dibagi menjadi dua lumut berumah satu (jika pada
satu individu terdapat anteredium dan arkegonium) dan lumut beruma dua (jika satu individu
hanya terdapat anteredium saja atau arkegonium saja, sehingga ada lumut jantan dan lumut
betina).

Berdasar habitus (perawakan) lumut ada dua yaitu:

 Lumut daun (musci); bentuk thallusnya seperti tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu tegak
dan lembaran daun yang tersusun spiral. Baik batang maupun daun belum memiliki jaringan
pengangkut. Pada bagian dasar batang semu terdapat rhizoid yang berupa benang halus dan
berfungsi sebagai akar. Pada bagian pucuk terdapat alat pembiakan seksual berupa anteredium dan
arkegonium. Contohnya : Spaghnum yang hidup di rawa dan merupakan komponen pembentuk
tanah gambut.
 Lumut hati (Hepaticae); bentuk thallusnya pipih seperti lembaran daun. Pada permukaan ventral
terdapat rhizoid dan pada permukaan dorsal terdapat kuncup. Anteredium memiliki tangkai yang
disebut anteridiofor dan tangkai arkegonium disebut arkegoniofor. Lumut hati dapat dipakai
sebagai indikator daerah lembab dan basah.

2. TUJUAN
1) Mengamati struktur tubuh tumbuhan lumut
2) Mengamati adanya spora dibagian tubuh tumbuhan lumut
3) Mengklasifikasi spesies lumut ke dalam kelasnya maing-masing dan menyebutkan
ciri-ciri utama masing-masing kelas.
4) Menjelaskan tumbuhan lumut apakah merupakan fase sporofit dan gametofit.
3. ALAT DAN BAHAN
 Mikroskop monokuler
 Lup
 Baki
 Kaca benda
 Lumut daun (Pogonatum sp)
 Lumut hati (Marchantia sp)
 Awetan Marchantia polymorpha
 Awetan Frullania

4. CARA KERJA
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Menggambar dan mengamati bentuk tubuh tumbuhan lumut
3) Menggambar hasil pengamatan, memberikan keterangan pada gambar dengan
jelas, membahas hasil pengamatan serta menyimpulkannya.

5. HASIL PENGAMATAN
Gambar
Keterangan:

1. Sporofit yang berfungsi menghasilkan spora

2. Gametofit yang berfungsi menghasilkan sel kelamin

3. Kapsul spora

4. Rhizoid ini berfungsi sebagai organ penyerap hara. Kelompok tumbuhan ini juga
belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid

5. Seta

6. Arkrgenium merupakan alat kelamin betina yang berfungsi menghasilkan ovum

7. Antiredium merupakan alat kelamin jantan yang menghasilkan Spermtozoidb

8. Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula


(kaki) - Seta (tangkai) - Apofisis (ujung seta yang melebar) - Kotak Spora :
Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk
spora). Spora lumut bersifat haploid.

6. ANALISA DATA

1) Lumut daun (Pogonatum sp)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisio : Bryophyta

Classis : Musci

Ordo : Bryales

Familia : Politrichaceae

Genus : Pogonatum

Species : Pogonatum sp

Tumbuhan ini mempunyai thalus seperti daun yang kecil-kecil sehingga sering disebut lumut daun.
Daunnya terdiri atas beberapa lapisan sel yang pada lapisan atasnya mengandung banyak klorofil dan
tersusun menurut panjang daun serta merupakan jaringan asimilasi. Pogonatum sp ini termasuk dalam
bangsa Bryales dan termasuk dalam Subordo Nematodanteae berdasarkan sifat gigi-gigi peristomnya, dan
termasuk ke dalam Politrichaceae karena memiliki banyak rambut, mungkin maksudnya kaliptranya banyak
ditutupi oleh rambut.
Untuk kebanyakannya lumut daun yang umur daunnya lebih dari setahun biasanya mempunyai
daun-daun yang sempit pada sisi perut tulang daun seringkali terdapat lamella yang membujur. Kapsu spora
tegak atau ada juga yang membujur. Lumut ini tidak berakar tetapi pada setiap pangkal batang terdapat
rhizoid yang berupa filamen yang bersel banyak dan bercabang yang berfungsi sebagai akar sehingga lumut
daun dikatakan belum memiliki akar sejati. Oleh karena itu, pengangkutan air ke atas berlangsung dengan
sistem kapiler yang terdiri atas batang dan daun-daun yang terkulai. Pangkal tiap batang tertancap di tanah
oleh filamen bersel banyak. Pristom dari lumut daun ini biasanya terdiri atas 32-64 gigi. Kapsul sporanya
telah mencapai differensiasi yang paling mendalam. Sporangiumnya mempunyai tangkai yang elastis atau
disebut juga seta. Tangkai dan kaki sporangium tertanam dalam tumbuhan gametofitnya. Pada ujung
tangkai terdapat kapsul yang di bagian atasnya diselubungi oleh operculum yang bisa membuka atau
menutup pada saat pengeluaran spora. Gametofit yang haploid dan menghasilkan anteridum dan
arkegonium mempunyai inang sporofit yang diploid. Sporofit disebut juga sporogonium, hidup sebagai
parasit pada gametofitnya. Perkembangan sporofit diakhiri dengan pembelahan reduksi yaitu pembentukan
spora. Dari sudut letak sporogoniumnya termasuk yang bersifat absokarp.

2. Lumut hati (Marchantia sp)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisio : Bryophyta

Classis : Hepaticae

Ordo : Marchantiales

Familia : Marchantiae

Genus : Marchantia

Species : Marchantia sp

Bagian lumut hati yang tergolong dalam bangsa Marchantiales ini mempunyai susunan talus yang
agak rumit. Sebagai contoh Marchantia polymorpha memiliki talus seperti pipa yang lebarnya kurang lebih
2 cm, agak tebal, bercabang-cabang menggarpu dan mempunyai suatu lekuk di tengah yang tidak begitu
jelas menonjol. Pada sisi bawah terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik
perut atau sisik ventral. Selain itu pada bagian talus terdapat rizoid-rizoid yang bersifat fototrop aktif dan
dinding selnya mempunyai penebalan ke dalam yang bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.

Gametangium Marchantiales didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak. Bagian bawah
cabang talus ini tergulung merupakan suatu tangkai, di dalam gulungan itu terdapat suatu saluran dengan
benang-benang rizoid. Bagian atas cabang tadi berulang-ulang mengadakan percabangan menggarpu hingga
akhirnya membentuk suatu badan seperti bintang. Tempat arkegonium dan anteredium terpisah, jadi
Marchantiales berumah dua. Pendukung anteredium disebut anterediofor dan pendukung arkegonium
disebut arkegoniofor.
Pendukung gametangium jantan menyerupai suatu tangkai dengan suatu cakram bertoreh delapan
pada ujungnya. Pada sisi atas cakram itu terdapat ruang-ruang berbentuk botol yang berada pada permukaan
atas dengan sebuah liang yang kecil. Ruang-ruang itu berisi anteredium dan satu sama lain terpisah oleh
ruangan yang mengandung ruang-ruang udara. Pendukung gametangium betina berakhir dengan suatu
badan berbentuk bintang. Kaki-kaki bintang itu biasanya berjumlah 9, tepinya melipat ke bawah, sehingga
sisi atas bagian yang mendukung arkegonium itu menghadap ke bawah pula. Akibatnya arkegonium
seakan-akan terdapat pada sisi bawah badan yang berbentuk bintang tadi. Letak arkegonium pada
pendukungnya berderetan menurut arah jari-jari.

3. Frullania sp.

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisio : Bryophyta

Classis : Hepaticae

Ordo : Jungermaniales

Familia : Acrogynaceae

Genus : Frullania

Species : Frullania sp

Untuk bangsa Jungermaniales, lumut hati ini biasanya berbentuk kecil namun untuk jenis ini
ukurannya lumayan besar untuk sebuah lumut hati, biasanya bangsa Jungermaniales hidup di atas tanah atau
batang-batang pohon, di daerah tropika juga sebagai epifit pada daun pohon-pohonan dalam hutan. Bentuk-
bentuk tubuh masih sangat sederhana dengan talus yang berbentuk pita, sempit dan bercabang-cabang
menggarpu. Sebaliknya ada pula yang rusuk tengah talusnya telah memberi kesan seperti batang dengan
bagian-bagian talus kesamping yang menyerupai daun-daun yang biasanya ditunjukkan oleh spesies
Frullania.

Kebanyakan bangsa ini telah mempunyai semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan
tumbuh dorsiventral. Pada bagian seperti batang itu terdapat dua baris semacam daun-daun kecil yang
letaknya agak miring. Bagian-bagian serupa daun kecil itu telah mempunyai ibu tulang, tetapi bagian yang
serupa batang belum mempunyai berkas pembuluh pengangkutan. Pada bangsa ini kapsul sporanya sudah
memiliki tangkai, sporogonium telah selesai terbentuk sebelum tangkai memanjang dan menembus dinding
arkegonium. Sisa dinding akhirnya tinggal pada pangkal sporogonium sebagai suatu selubung. Kapsul spora
yang terdapat pada ujung tangkai berbentuk bulat, jika sudah masak membuka dengan empat kantup.
Karena Frullania sp termasuk dalam famili Acrogynaceae maka arkegonium juga menjadi sporogonium
yang terdapat pada ujung bagian yang seperti batang atau cabangnya.
Habitat Lumut

Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-
pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai
menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis
antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.

Siklus Hidup

Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup
dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta
lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang
unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofi.

Perkembangan Lumut

Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid,
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada
yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh
dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya..

Manfaat Bryophyta

Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh
terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan
bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan
jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan
subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura
sebagai medium pertumbuhan.
7. MENJAWAB PERTANYAAN
1) Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda menjumpai struktur akar, batang, dan
daun pada lumut ? jelaskan jawaban anda!
Jawab : dalam pengamatan ini kami tidak menemukan akar pada tumbuhan lumut,
karena lumut tidak memiliki akar, tetapi memiliki rhizoids yang membantu ke
permukaan, tetapi tidak menyerap nutrisi seperti akar pada tanaman lain.

2) Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda mengamati adanya spora ? di bagian


manakah spora dapat ditemukan ?
Jawab : spora dapat ditemukan pada capsule. Spora dapat tersebar dengan air yang
membuat lumut baru sehingga mereka dapat tumbuh dan menyebar.

3) Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda dapat mengklasifikasi spesies lumut


tersebut ke dalam kelasnya masin-masing ? sebutkan cirri utama masing-masing
kelas yang anda peroleh.
Jawab : hasil pengamatan kami adalah spesies lumut daun ( muschi ) mempunyai
struktur tubuh yang mirip dengan batang, daun, dan akar ( rhizolds ), tetapi tidak
memiliki sel atau jarigan dan fungsi layaknya pada umumnya tumbuhan tingkat
tinggi.

4) Berdasarkan ciri-cirinya, apakah tumbuhan lumut yang anda amati merupakan


sporofit atau gametofit ? dengan menggunakan gambar, tunjukkan ciri tumbuhan
lumut fase sporofit dan fase gametofit !
Jawab : fase sporofit menghasilkan spora, sedangkan fase gametofit menghasilkan
gamet ( telur dan sperma ). Oleh karena itu, fase sporofit aseksual, sedangkan fase
gametofit adalah seksual.

8. KESIMPULAN

1. Tumbuhan lumut daun mempunyai ciri-ciri seperti tumbuhan tingkat tinggi yaitu mempunyai daun, batang
dan akar tetapi belum sejati serta sporangiumnya mempunyai seta dan kapsul.

2. Tumbuhan lumut hati mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan lumut daun akan tetapi lumut hati tidak
mempunyai batang karena akar tumbuh langsung dari daun. Lumut ini berumah dua dikarenakan
arkegonium dan anteridiumnya terdapat pada dua tumbuhan yang berbeda.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Birsyam, Inge L. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Yulianto, Suroso Adi. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito.


http://ngurah-dhika.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-taksonomi-tumbuhan_17.html
Laporan hasil praktikum tumbuhan berbiji

1. LANDASAN TEORI

2. TUJUAN

1) Dapat membedakan dan mengelompokkoan tumbuhan berbiji


2) Menjelaskan cirri-ciri tumbuhan angespermae
3) Dapat membedakan biji tumbuhan monokotil dan dikotil

3. ALAT DAN BAHAN

Anda mungkin juga menyukai