Kelompok 1
Nurfadillah Mukhtar
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
Kata pengantar…………………………………………………
Bab I Pendahuluan…………………………………………….
a. Latar belakang……………………………………………………
b. Tujuan…………………………………………………………..
Selandia
Baru……………………………………………………………….
Kesimpulan ………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tersebut, Yunani dan Romawi menjadi negara yang lebih dulu merawat
penderita nifas.
kelahiran bayi. Seorang bidan tidak takut terhadap hantu, setan dan
menjauhkan takhayul.
B. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar penulis dan pembaca bisa
Selandia Baru.
BAB II
PEMBAHASAN
Selandia Baru
Baru
yakin bahwa, untuk mempersiapkan bidan yang otonom dan dapat memberi
sistem kesehatan menempuh program kebidanan, tetapi program direct entry lebih
1. Pembelajaran teori yang difokuskan pada teori dasar yang akan melahirkan
waktu yang cukup lama. Tidak seperti model magang tradisional dimana
Mahasiswa tidak hanya mempelajari hal yang positif tetapi juga harus
mengetahui hal-hal yang negatif untuk itu dilakukan di masa mendatang. Satu
mahasiswa akan bekerja dengan satu bidan sehingga mereka tidak dikacaukan
dengan bermacam-macam model praktek dan ini dalam jangka waktu yang lama.
Bidan tersebut memberikan role model yang penting untuk proses pembelajaran.
Satu mahasiswa akan bekerja dengan satu bidan, sehingga mereka tidak akan
digunakan oleh Selandia Baru saling terkait satu sama lain sebagai bagian dari
macam partnership yang saling berintegrasi. Partnership ini menjaga agar program
yang dapat bekerja secara mandiri sebagai pemberi asuhan maternitas primer.
Selandia Baru telah sukses dalam menghidupkan kembali status bidan dan status
wanita. Kesesuaian antara pendidikan bidan dan ruang lingkup praktek kebidanan
sejak tahun 1904, tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu, lingkup praktik bidan telah
berubah secara berarti sebagai hasil dari meningkatnya sistem perumahsakitan dan
pekerja yang bergerak dalam praktiknya dengan lingkup praktik yang penuh di
area tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas, kehamilan
dan persalinan menjadi terpisah, dalam hal ini bidan kehilangan pandanganya
persalinan adalah kejadian normal dalam kehidupan dan peran mereka sebagai
pendamping kejadian tersebut .Selain itu bidan menjadi ahli dalam memberikan
intervensi dan asuhan maternitas yang penuh dengan pengaruh medis, dimana
seharusnya para dokter dan rumah sakit secara langsung yang lebih tepat untuk
memberikannya.
untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan janin hal ini berlangsung
pada tahun 1920 sampai dengan tahun 1980 dimana yang memberlakukan model
tersebut adalah negara-negara barat seperti Selandia Baru, Australia, Inggris dan
di tempat yang tepat sebagai pusat kontrol di dalam memilih apa yang berkenaan
ini didasarkan pada pendekatan mahasiswa pasca sarjana ilmu kebidanan dari
Universitas Aukland untuk terjun ke rumah sakit pemerintah khusus wanita. Salah
satu konsekuensi dari pendekatan ini adalah regional jasa, ini adalah efek dari
Aukland dibentuk pada tahun 1978 yang disebut perkumpulan home birth ,
dimulai dengan keangotaan 150 orang dan menjadi organisasi nasional selama 2
tahun yaitu NZNA (New Zealand Nurses Association). Perkumpulan ini didukung
oleh para langganan,donator dan tenaga kerja suka rela atau fakultatif yang
kesehatan secara resmi mengakui home birth pada tahun 1986. Pada 20 tahun
terakhir tidak ada bidan di Selandia Baru. Bidan tidak diizinkan untuk
kebijakan atas pembatasan rumah hal ini disampaikan olah penasehat panitia
meternal jasa kepada jawatan kesehatan. Panitia meternal jasa adalah suatu panitia
meninggal.
Tahun 1904 RS St. Hellen mengadakan pelatihan kebidanan
pada tahun 1986 dari 206 bidan yang ada, dan hanya 29 orang
Pada era 1980-an bidan bekerja sama dengan wanita untuk menegaskan
kembali otonomi bidan dan sama-sama sebagai rekanan. Mereka telah membawa
praktik bidan. Sebagian besar bidan di Selandia baru mulai memilih untuk bekerja
secara independen dengan tangungjawab yang penuh pada klien dan asuhanya
dalam lingkup yang normal , lebih dari 10 tahun yang lalu pelayanan maternitas
telah berubah secara dramatis . Sebagian besar Bidan Selandia Baru mulai praktek
mandiri dengan tanggung jawab penuh kepada klien dan asuhan dalam lingkup
normal.
Saat ini 86 % wanita mendapat pelayanan dari bidan , mulai dari
kehamilan sampai nifas dan asuhan berkelanjutan yang hanya dapat dilaksanakan
pada persalinan dirumah. Sekarang disamping dokter ,63 % wanita memilih bidan
sebagai salah satu perawat maternitas,dan hal ini terus meningkat. Ada suatu
keinginan dari suatu para wanita agar dirinya menjadi pusat dari pelayanan
1. Komunikasi
2. Negoisasi.
bidan dan wanita harus saling mengenal dan menumbuhkan rasa saling percaya
yang telah ditetapkan ICM yaitu bidan bekerja dengan otonomi penuh dalam
lingkup persalinan normal atau pelayanan maternitas primer. Bidan bekerja dan
berkonsultasi dengan ahli obstetrik bila terjadi komplikasi dan ibu serta bayi
fasilitas rumah sakit tanpa harus bekerja di rumah sakit. Mereka bekerja di rumah
atau di rumah sakit maternitas dan dapat mengakses fasilitas. Di Selandia baru,
dan keputusan yang dibuat. Selandia baru menerapkan model partnersip dalam
2. asuhan kebidanan
3. informed choise
4. informed chonsent
1. pilihan informasi
3. kesinambungan perawatan.
Mereka bekerja dengan perempuan selama kehamilan, kelahiran, dan
selama enam minggu postpartum. Selama jangka waktu ini, bidan pengasuh
rumah sakit.
BAB III
KESIMPULAN
Tahun 1904 :
- Telah ada peraturan tentang cara kerja bidan, tapi 100 tahun yang lalu
- Secara perlahan bidan menjadi asisten dokter dan bekerja di RS, tetapi
bidan tidak lagi memandang bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal
maternitas yang penuh dengan medis. Hal ini berlangsung sampai tahun 1920
Tahun 1970
Nurses Association).
Tahun 1980 :
Cara tersebut digunakan oleh Negara lain Australia, Inggris dan Amerika,
tanggung jawab penuh kepada klien dan asuhan dalam lingkup normal.
Tahun 1981
Saat ini
- 86% wanita mendapat pelayanan bidan selama kehamilan sampai nifas dan
wanita.
1. pilihan informasi
3. kesinambungan perawatan.
2. asuhan kebidanan
3. informed choise
4. informed chonsent
Baru Press
http://mamah-alvito.blogspot.com/2009/01/sejarah-kebidanan.html
http://nuraini1.blogspot.com/p/sejarah-perkembangan-pelayanan-dan.html
http://pensieveoflei.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-
pelayanan-dan.html