Disusun oleh :
TAHUN 2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh :
Disetujui :
Kepala Ruangan
Tanggal : 3 Maret 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013
Pembimbing Institusi
Tanggal : 3 Maret 2023
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes)
NIDN. 0713108605
Pembimbing Kasus
Tanggal : 3 Maret 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb )
NIP. 19760507 2007 01 2 013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
Puskesmas Blega.
Profesi Bidan Stikes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
2. Lelly Aprilia Vidayati, S.SiT. M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
selanjutnya.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa profesi kebidanan mampu melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil yang mengalami Obesitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan.
b. Untuk mengetahui konsep dasar Kehamilan
c. Untuk mengetahui penjelasan obesitas pada ibu hamil
d. Untuk mengetahui penyebab obesitas pada ibu hamil
e. Untuk mengetahui pencegahan dan pola makan ibu hamil dengan obesitas
1.3 Manfaat
1. Bagi Tempat Pengkajian Laporan kasus ini dapat menjadi dorongan agar lahan
praktek dapat menjadikan lebih baik dalam menangani masalah pada ibu hamil
dengan obesitas dan lebih menerapkan asuhan kebidanan pada kesehatan ibu
hamil.
2. Bagi Penulis Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu
hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5) Evaluasi
Adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi, tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.
2. Langkah-Langkah
a. Langkah-langkah manajemen kebidanan
1) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan.
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnose atau masalah.
3) Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
E. Patofisiologi Obesitas
terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari tubuh
serta penurunan aktivitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan penumpukan
lemak yang melebihi batas normal. Penelitian yang dilakukan bahwa mengontrol
nafsu makan dan tingkat kekenyangan sesorang diatur oleh mekanisme saraf dan
humoral yang dipengaruhi oleh pola makan, genetik, lingkungan dan aktivitas.
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3
proses fisiologis yaitu mengendalikan rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju
pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan
penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di
hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen (sinyal sensorik) dan perifer (jaringan
adiposa, usus dan jaringan otot) (Lynch et al., 2012). Sinyal-sinyal tersebut bersifat
anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat
pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatnya pengeluaran energi) dan dibagi
menjadi 2 katagori yaitu sinyal pendek 14 dan sinyal panjang. Sinyal pendek
mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor
distensi lambung dan peptida gastrointestinal yang diperankan oleh kolesistokinin
(hormon menyebabkan kontraksi kadung empedu) sebagai stimulator dalam
peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh hormon leptin (hormon untuk
metabolisme) dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi
(Jeffrey s. Flier, 2013).
Asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin
merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro
Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya
bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa
berkurang dan terjadi rangsangan pada anorexigenic center di hipotalamus yang
menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas
terjadi resistensi leptin sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan
nafsu makan (Jeffrey s. Flier, 2013).
F. Komplikasi obesitas pada ibu hamil Ibu hamil dengan obesitas akan memerlukan
perawatan yang lebih dibandingkan ibu hamil dengan berat badan normal, obesitas
beresiko tinggi kehilangan darah yang lebih banyak, komplikasi dari tindakan
anastesi, kesulitan dari teknik operasi dan komplikasi berkaitan dengan penyembuhan
luka (Gunatilake & Perlow, 2011).
Komplikasi obesitas pada ibu hamil sebagai berikut :
a. Komplikasi perinatal dan postpartum Obesitas meningkatkan resiko terjadinya
pendarahan dan infeksi postpartum, termasuk kegagalan dalam proses laktasi
(menyusui), hal tersebut memungkinkan disebabkan oleh respon prolaktin pada
wanita dengan obesitas sehingga akan meningkatkan pengguna susu formula yang
mana cendrung menimbulkan obesitas pada bayi tersebut (Sen et al., 2013).
Beberapa literatur menunjukan bukti bahwa kontraksi uterus pada wanita obesitas
terganggu. Pada obesitas terjadi gangguan proliferasi limfosit (imun tubuh)
sehingga meningkatnya resiko terjadinya infeksi luka jahit pasca persalinan, infeksi
saluran kemih, serta penggunaan antibiotik yang lebih lama dibandingkan dengan
wanita berat badan normal (Sen et al., 2013).
b. Preeklamsia Preeklamsia merupakan pembengkakan pada ektermitas seperti kaki
dan terjadinya penimbunan cairan tubuh. Akibatnya aliran darah ke janin terhambat
dan dapat berakibat fatal. Obesitas akan meingkat resiko terjadinya preeklamsia
pada ibu hamil. Sebagian besar wanita yang mengalami obesitas dua sampai tiga
kali lebih mungkin untuk mengalami preeklamsia dibandingkan wanita dengan
berat badan normal (Puspitasari, Setyabudi, & Rohmani, 2013).
c. Diabetes gastasional Diabetes gastasional merupakan jenis diebetes yang hanya
terjadi saat seseorang wanita hamil. Penyakit ini timbul ketika kadar glukosa tinggi
dan meningkatkan resiko ibu mengalami preeklamsia. Jika wanita memiliki berat
badan berlebihan atau mengalami obesitas sebelum kehamilan, maka resiko
terjadinya diebetes gestasional akan meningkat drastis (Roberts et al., 2011). 17 d.
Operasi caesar Operasi caesar merupakan proses persalinan dengan melalui
pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu dan rahim untuk mengeluarkan
bayi. Memiliki berat badan berlebihan atau obesitas akan membuat persalinan
normal menjadi lebih sulit atau bahkan tidak dapat dilakukan. Operasi caesar
sebagai satu-satunya pilihan bersalin. Sebab ibu hamil dengan berat badan 95 kg
akan sulit bersalin secara normal dan banyak komplikasi yang akan terjadi (Guyton
& Hall, 2014).
Komplikasi yang terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami obesitas :
a. Kelainan kongenital Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam struktur bayi
yang timbul sejak awal kelahiran atau kelainan bawaan. Beberapa penelitian
menunjukan peningkatan risiko kelainan kongenital sehubungan dengan obesitas
pada ibu. Kelainan tersebut antara lain Defek Tabung Saraf (DTS), defek jantung,
abnormalitas saluran cerna, dan kelainan kongenital lainnya pada sistem saraf pusat
(Stotland, Bodnar, & Abrams, 2014). Terjadinya kelainan kongenital tersebut
belum sepenuhnnya dipahami patofisiologi, diperkirakan sehubung dengan kadar
hiperglekemia yang memicu radikal bebas sehingga agen vasokontriktor seperti
tromboksan meningkat dibandingkan dengan agen vasodilator seperti proktasiklin
yang menurun akibat aliran darah terganggu termasuk disini adalah berkurangnya
asupan nutrisi (Stotland et al., 2014).
b. Makrosomia atau kelebihan berat badan Wanita dengan obesitas, diabetes
gastasional beresiko untuk melahirkan bayi dengan makrosomia yaitu bayi dengan
berat badan 90 persentil Large for Gastasional Age (LGA) atau 4,5 kg. Dalam
penelitian menunjukan dari 100 bayi yang lahir dengan 18 LGA, 11 diantaranya
berasal dari ibu yang mengalami obesitas sedangkan 4 lahir dari ibu dengan
pregestasional diabetes, hal tersebut menunjukan bahwa prevelensi bayi dengan
LGA lebih sering pada wanita yang mengalami obesitas dibandingkan dengan
wanita dengan pregestasional diabetes (Stotland et al., 2014).
c. Prematuritas Prematuritas merupakan suatu keadaan yang belum matang, yang
ditemukan pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Prematuritas disebabkan oleh penyakit yang diderita oleh ibu yang mana resiko
kejadiannya meningkat apabila ibu mengalami obesitas (Yao et al., 2014).
d. Antepartum stillbirth Antepartum stillbirth merupakan saat bayi dilahirkan dalam
keadaan tidak bernyawa, setelah 20 minggu kehamilan. Kematian bayi sebelum 20
minggu kehamilan disebut keguguran. Peningkatan berat badan sebelum kehamilan
berhubungan dengan kejadian stillbirth, berhubungan dengan penyakit yang
ditimbulkan oleh obesitas seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Penyebab
lainnya kelainan metabolisme ibu seperti hiperlipidemia sehingga terjadinya
radang pada plasenta berakibat menurunnya aliran darah ke plasenta (Huda, 2010).
Resiko terjadinya stillbirth pada ibu hamil dengan oebsitas 2-5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu dengan berat badan normal dan resikonya meningkat
seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Obesitas pada kelas III resiko
terjadinya stillbirth 1,5 lebih tinggi dibandingkan dengan obesitas kelas I dan II
(Yao et al., 2014). 19
e. Kejadian obesitas Ibu hamil dengan janin overnutrisi berpotensi untuk tumbuh
menjadi oebsitas. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami obesitas memilili
masa lemak lebih banyak dibandingkan dengan bayi lahir dari ibu dengan berat
badan normal (Adamo K.B, Ferraro Z.M, Goldfield G, Keely E, Stacey D,
Hadjiyannakis S, Jean-Philippe S et al., 2013). Penting untuk diperhatikan bahwa
bayi yang terlahir dari ibu obesitas 2 kali beresiko untuk menjadi obesitas pada usia
24 bulan dan anak-anak dengan berat badan yang lebih dari normal cendrung untuk
mengalami berat badan lebih pada usia 12 tahun (Desai et al., 2014).
G. Pencegahan obesitas pada ibu hamil
a. Pengaturan nutrisi dan pola makan Pengaturan nutrisi dan pola makan pada
individu dengan obesitas tidak sekedar menurunkan berat badan, namun juga
mempertahankan berat badan agar tetap stabil dan mencegah peningkatan
kembalinya berat badan yang telah didapatkan. Kurangi makan yang berlemak,
terutama lemak jenuh karena lemak jenuh akan mempermudahkan terjadinya
gumpalan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah
sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi) dan kurangin
konsumsi karbohidrat yang berlebihan agar berat badan dalam batas normal
(Sulistiyoningsih H, 2011).
b. Perbanyak aktivitas Olahraga dan aktivitas fisik memberikan manfaat yang sangat
besar dalam penatalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan memberikan
serangkaian perubahan baik fisik maupun psikologis yang sangat bermanfaat dalam
mengendalikan berat badan. Olahraga diperlukan untuk membakar kalori dan
membuang lemak (Miyata, S.M.I dan Proverawati, 2010). c. Modifikasi pola hidup
dan perilaku Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada individu dengan overweight dan
obesitas. Hindarilah atau upaya untuk menurunkan kadar kolestrol darah dan
tekanan darah dengan menjaga pola makan. Memodifikasi kebiasaan dalam gaya
hidup jangan hanya mengendalikan nasihat personal semata tetapi harus pula
menangani komponen lingkungan fisik, ekonomi dan sosial. Mengkonsumsi
makanan dalam jumlah sedang dan mengandung nutrisi, rendah lemak dan rendah
kalori (Dewi, Pujiastuti, & Fajar, 2013).
H. Cara menghitung ibu hamil dengan obesitas menggunakan LILA (Lingkar Lengan
Atas)
Lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
kekurangan energi kronis atau kelebihan energi kronis pada wanita subur usia 15-45
tahun atau ibu hamil. LILA merupakan salah satu pilihan untuk menentukan status
gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang lebih murah. LILA digunakan untuk perkiraan tebal
lemak dibawah kulit (D. Almatsier, 2011). Tujuan pengukuran LILA adalah
mencakup masalah wanita usia subur baik ibu hamil maupun sebelum hamil dan
masyarakat umum. Adapun tujuan tersebut yaitu :
a. Mengetahui resiko kelebihan energi kronis baik ibu hamil maupun calon ibu
untuk mengatasi bayi dengan obesitas.
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih beperan
dalam mencegah dan menanggulangi kelebihan energi kronis pada ibu
hamil. Lingkar lengan atas ibu hamil dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang
(120%) (D. Almatsier, 2011). 23 2.2 Pola Makan pada Ibu Hamil
I. Pengertian Pola Makan
Pola makan dapat diartikan sesuatu kebiasaan menetap dalam hubungan dengan
mengkonsumsi makan yaitu berdasarkan jenis makanan seperti makanan pokok,
sumber ptotein, sayur dan buah. Pola makan juga dibedakan berdasarkan frekuensi
makanan seperti makan dalam harian, mingguan, bulan, tahun, pernah dan tidak pernah
sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi
oleh usia, selera pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi (S. Almatsier, 2009).
Pola makan ibu sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila pola makan ibu benar pada masa
sebelum dan selama kehamilan kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Pola makan pada ibu hamil harus dijaga
dengan benar, agar sebelum dan saat kehamilan ibu tidak terjadi obesitas yang
berdampak buruk untuk ibu dan janin. (Evan, Wiyono, & Candrawati, 2017).
Ibu hamil dengan obesitas diharuskan diet dan hendaknya mengikuti diet makan
sehat khusus untuk ibu hamil. Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi
protein, kalori, vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan
janin. Prinsip makanan yang baik selama kehamilan dengan melakukan sarapan dipagi
hari. Ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi makanan kaya nutrisi saat sarapan.
Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan untuk makan lebih banyak pada
waktu makan berikutnya tiba dan dapat menyebabkan keluhan berupa kepala pusing
dan mual (Evan et al., 2017).
PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Februari 2023
Jam : 10.00 wib
Identitas Pasien
Penanggung Jawab
Identitas Pasien
Status : Suami
1. Nama : Ny ”S” 1. Nama : Tn ”Z”
2. Umur : 25 Tahun 2. Umur : 30 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa: Madura 6. Suku bangsa: Madura
7. Alamat : Bates 7. Alamat : Bates
I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ingin kontrol hamil
2. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
b. Dahulu
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
3. Riwayat Reproduksi
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus haid : 28 hari
c) Lamanya haid : 5-7 hari
d) Keluhan haid : Tidak ada
Ha
2. mil
Ini
6. Riwayat Perkawinan
1 kali lama 7 Tahun
7. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
No. Jenis Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1. Suntik 3 bulan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Inspeksi : Rambut bergelombang, hitam, tidak rontok.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan.
b. Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, sclera putih.
c. Wajah
Inspeksi : Tidak ada chloasma gravidarum Palpasi : Tidak ada edema
d. Dada (payudara)
Inspeksi : Putting susu menonjol, terdapat hiperpegmentasi aerola mammae
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan massa dan benjolan
e. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tampak striae alba
2) Palpasi :
Leopold I : Bagian fundus teraba seperti bulat tidak melenting ( bokong)
MC : 29 cm
Leopold II :
Kanan : teraba seperti papan, keras, memanjang ( punggung)
Kiri : teraba seperti bagian- bagian kecil ( ekstremitas)
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting ( kepala)
belum masuk PAP
Leopold IV : -
Auskultasi:
Djj : 140 x/mnt
f. Genetalia Eksterna dan Anus
Inspeksi : Tidak ada varices, Tampak pada pakaian dalam ibu lendir berwarna
kekuningan.
g. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada varices, jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap
Palpasi : Tidak ada edema
3. Pemeriksaan laboratorium (atas indikasi)
a. Darah (Hb, golongan darah, HbSAg, WR/VDRL)
GD :B
Hb : 12,2 gr/dl
GDA : 71
HIV : NR
HbSAg :-
Syphilis :-
4. Hasil Skrining/Deteksi Dini Kehamilan
Skor KSPR :2
Resiko Pre-eklamsi : ROT (-) MAP (-)
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 15 Februari 2023
Jam : 10.45 Wib
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu baik dan
tanda-tanda vital dalam batas normal serta ibu mengalami obesitas. Ibu mengerti
dan merasa tenang
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas, Obesitas adalah
kondisi dimana terjadi penimbunana lemak yang berlebih hingga berat badan
seseorang melebihi batas normal dan dapat 69 merugikan kesehatan. Obesitas
terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
dikeluarkan, yang mengarah pada peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa
lemak yang terlokalisasi atau merata ke seluruh tubuh, ibu memperhatikan dengan
baik.
3. Memberikan health education pada ibu tentang Diet rendah Kalori, sebaiknya
menghindari makan makanan yang mengandung banyak lemak terutama lemak
jenuh. Lemak jenuh dapat memudahkan terjadinya gumpalan lemak yang
menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30% dari
jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Selain itu, kurangi konsumsi
karbohidrat yang berlebihan supaya berat badan dapat berada diposisi normal. Ibu
mengerti dan akan melaksanakannya.
4. Menjelaskan beberapa komplikasi baik pada ibu hamil maupun pada janin, pada
masa kehamilan akhir dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
preeklampsia, diabetes melitus gestasional, kelahiran prematur, dan lahir mati.
Pada masa mendekati persalinan, pilihan persalinan seksio sesaria menjadi
meningkat, Komplikasi yang dapat terjadi pada janin dan neonatus yaitu
makrosomia, distosia bahu, berat badan lahir besar dan obesitas anak, Ibu
menyimak dengan baik
5. Menganjurkan ibu kontrol 2 bulan lagi atau jika ada keluhan ibu mengerti
WIDYA CHOFIFATULILLAH
Mengetahui,
Pembimbing Prodi Pembimbing Klinik
BAB IV
PEMBAHASAN
Obesitas merupakan keadaan ketidakseimbangan berat badan dan tinggi badan akibat
jaringan lemak yang berlebihan dalam tubuh. Tingkat kejadian berat badan lebih
(overweight) atau obesitas semakin lama semakin meningkat bahkan sudah menjadi
pandemik global dengan prevalensi 2,1 miliar pada tahun 2013 meningkat dari 857 juta kasus
pada tahun 1980. Obesitas dapat dinilai dari indeks massa tubuh (IMT) dimana World Health
Organization (WHO) mengklasifikasikan obesitas dengan IMT ≥ 30 kg/m2 . Obesitas
umumnya terjadi pada kehamilan terutama kehamilan yang terjadi diatas 35 tahun. Keadaan
obesitas ini merupakan risiko tinggi obstetri karena dapat meningkatkan risiko morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan obesitas pada
ibu hamil adalah peningkatan risiko hipertensi, diabetes gestasional, abortus spontan dan
perdarahan postpartum. Pada janin dapat meningkatkan resiko lahir mati pada masa
antepartum, komplikasi intrapartum seperti distosia bahu, makrosomia dan meningkatkan
risiko kecacatan janin seperti defek neural tube, spina bifida, penyakit jantung bawaan dan
omphalocele. Makrosomia adalah suatu keadaan dimana bayi lahir dengan ukuran yang lebih
besar atau berat badan > 4000 gram, hal ini merupakan salah satu penyulit persalinan yang
menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada kehamilan karena menyebabkan
banyak komplikasi dalam persalinan.
Keadaan berat badan lebih dan obesitas pada kehamilan merupakan salah satu kondisi
obstetri berisiko tinggi karena dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan
janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada masa antepartum antara lain meningkatkan risiko
diabetes gestasional dan hipertensi, komplikasi intrapartum seperti perdarahan postpartum,
distosia bahu, dan kegagalan induksi. Masa postpartum, obesitas terbukti meningkatkan
risiko tromboemboli. Komplikasi pada janin yang dapat terjadi pada obesitas dalam
kehamilan yaitu meningkatkan risiko kecacatan janin dan makrosomia. Beberapa guideline
menganjurkan tata laksana kolaboratif multidisiplin antara dokter umum, bidan, dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, ahli anestesi, ahli gizi, serta kedokteran olahraga dalam
melakukan tatalaksana pada ibu hamil dengan obesitas
Terdapat dua hal yang dapat mencegah terjadinya obesitas pada ibu hamil yaitu
pengaturan nutrisi dan pola makan pada ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya menghindari makan
makanan yang mengandung banyak lemak terutama lemak jenuh. Lemak jenuh dapat
memudahkan terjadinya gumpalan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah.
Konsumsilah sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Selain
itu, kurangi konsumsi karbohidrat yang berlebihan supaya berat badan dapat berada diposisi
normal19 . Ibu hamil harus memiliki pola makan dan aktivitas fisik yang baik. Aktivitas fisik
Jovanka Ris Natalia, Rodiani dan Zulfadli | Pengaruh Obesitas dalam Kehamilan Terhadap
Berat Badan Janin Medula | Volume 10 | Nomor 3 | Oktober 2020 | 543 bermanfaat
mengendalikan berat badan dengan membakar kalori. Pola hidup baik dapat mencegah
hiperkolesterolemia dan hipertensi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”S” usia 25 tahun ibu hamil
dengan keputihan patologis dan mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan
suatu diagnosa kebidanan yaitu :
1. Ibu hamil dengan Obesitas.
2. Potensial terjadinya gangguan system reproduksi saat, dan sesudah hamil.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh
terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan antara lain :
2. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
3. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
4. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam menjaga kebersihan diri dan
mengatur pola makan, serta dukungan dari keluarga.
B. Saran
1. Untuk tenaga kesehatan
a. Menggunakan komunikasi dengan tepat dan jelas.
b. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien.
c. Memberikan motivasi atau dukungan.
2. Untuk Pasien.
a. Hendaknya pasien lebih memperhatikan tentang kebersihan diri terutama
kebersihan genetalia.
b. Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tidak
terjadi penyakit yang tidak diinginkan.
c. Hendaknya selalu melakukan pemeriksaan minimal 1 bulan 1 kali untuk
mengontrol kesehatan ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Khuzaiyyah Siti Dkk, “Karasteristik Wanita Denga Flour Albus “ E-Jurnal Ilmiah Kesehatan
Maharani Srinalesti Dan Debby Natalia .”Perawatan Organ Reproduksi Dan Kejadian
Keputihan Pada Ibu Hamil “ E.-Jurnal STIKES U‟ Budiyah Vol 8, No.2, Desember 2015.
EGC,2013.
Kehamilan,Alauddin,2013
Natika. (2016). Gambaran Sikap Ibu Hamil Dalam Menangani Keputihan Di Puskesmas
Cangkringan Sleman Yogyakarta. The Journal Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani. Rekam Medik RSUD Kota Kendari. (2018)
Irianti, B. dkk. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasi Bukti. Jakarta : Sagung Seto.