Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS BLEGA.

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase 703 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh :

Nama : WIDYA CHOFIFATULILLAH


NIM : 2215901082
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

TAHUN 2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BU HAMIL


DI RUANGAN POLI KIA PUSKESMAS BLEGA
KABUPATEN BANGKALAN

Disusun oleh :

Nama : WIDYA CHOFIFATULILLAH


NIM : 2215901082
KELAS :A

Tanggal 3 Maret 2023


PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN KEPUTIHAN PATOLOGIS

Disetujui :

Kepala Ruangan
Tanggal : 3 Maret 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013

Pembimbing Institusi
Tanggal : 3 Maret 2023
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes)
NIDN. 0713108605

Pembimbing Kasus
Tanggal : 3 Maret 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb )
NIP. 19760507 2007 01 2 013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di

Puskesmas Blega.

Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Program Studi

Profesi Bidan Stikes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama:

1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA Madura.

2. Lelly Aprilia Vidayati, S.SiT. M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi

Bidan

3. Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb selaku pembimbing Praktek di PUSKESMAS BLEGA.

4. Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.

5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan

Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan

selanjutnya.

Bangkalan, Februari 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah hasil konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sel
sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan
rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi
(pelepasan sel telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus
(Sujiyatini dkk, 2008).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan I dari konsepsi sampai
3 bulan, triwulan II dari 4 bulan sampai 6 bulan, triwulan III adri 7 bulan sampai 9
bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu sampai
perubahan sosial di dalam keluarga. Jarang seorang ahli medis yang begitu terlatih
begitu terlibat dengan kondisi yang biasanya sehat dan normal. Mereka menghadapi
tugas yang tidak biasa dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganyadalam
rencana menyambut anggota keluarga baru. Memantau perubahan-perubahan fisik
yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, maka mendeteksi serta
menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal.
Obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan antara asupan energi yang
dikonsumsi dengan pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan
energi ini kemudian disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan adiposa, yang bisa
menyebabkan penambahan berat badan (Hutasoit, 2020:26). Obesitas merupakan
suatu keadaan yang menunjukan ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat
badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi berat
badan yang berlebih atau obesitas (Pellonperä et al., 2018). Kelebihan berat badan
atau obesitas, umunya dialami pada wanita hamil di usia berapapun. Namun, obesitas
akan meningkat setelah usia 35 tahun (Freitag, 2014). Kenaikan berat badan normal
saat kehamilan berkisaran 12-16 kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berati ibu
beresiko mengalami kegemukan atau obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan
membawa resiko penyakit yang lain seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes
gastasional dan preeklamsia (Yao, Ananth, Park, Pereira, & Plante, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam asuhan kebidanan ini
adalah “Bagaimana seorang bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan terhadap
ibu hamil dengan Obesitas”

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa profesi kebidanan mampu melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil yang mengalami Obesitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan.
b. Untuk mengetahui konsep dasar Kehamilan
c. Untuk mengetahui penjelasan obesitas pada ibu hamil
d. Untuk mengetahui penyebab obesitas pada ibu hamil
e. Untuk mengetahui pencegahan dan pola makan ibu hamil dengan obesitas
1.3 Manfaat
1. Bagi Tempat Pengkajian Laporan kasus ini dapat menjadi dorongan agar lahan
praktek dapat menjadikan lebih baik dalam menangani masalah pada ibu hamil
dengan obesitas dan lebih menerapkan asuhan kebidanan pada kesehatan ibu
hamil.
2. Bagi Penulis Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu
hamil.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan


1. Pengertian
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien. Kebidanan
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik berdasarkan
ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa
prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan
upaya promotif, preventative dan rehabilitatif baik secara individu, keluaarga, kelompok
masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yag mempunyai kebutuhan
masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah
lahir serta keluarga berencana. (Depkes RI, 2014)
Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang dignakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data,analisa data,diagnosa kebidanan,perencanaan,pelaksanaan dan
evaluasi. (Susanti,2015; h.98).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Asuhan
Kebidanan adalah tindakan yang dilakukan bidan sesuai kewenangan dan di berikan
kepada ibu dalam kurun reproduksi yang bersifat menyeluruh yaitu semasa bayi dan
balita, remaja, hamil, bersalin nifas, sampai dengan menopause.
Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktik kebidanan dilakukan
melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses manajemen kebidanan
1) Identifikasi dan analisis masalah
Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah identifikasi dananalisis
masalah. Di dalam langkah ini bidan tidak dibenarkan menduga-duga masalah yang
terdapat pada klien. Bidan harus menggali dan mencaridata atau fakta baik dari klien,
keluarga maupun anggota tim kesehatanlainnya dan juga dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri. Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan,
pengelolaan,analisa data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini
merupakan proses berfikir yang ditampilkan bidan dalam tindakan yang akan
menghasilkan rumusan masalah yang dialami/diderita pasien/klien.
2) Diagnose kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya, maka bidan
merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab
dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud mencakup masalah
potensial dan prognosa Hasil dari  perumusan
masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnose
kebidanan.
3) Perencanaan
Berdasarkan diagnose yang ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya.
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah pada klien serta rencana
evaluasi. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka langkah-langkah penyusunan rencana
kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil yang akan
dicapai
b. Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan.
c. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan
4) Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dilakukan bidan sesuai dengan rencana yangtelah
ditetapkan. Pada langkah ini, bidan melakukan secara mandiri,
pada penanganan kasus yang didalamnya memerlukan tindakan di luar kewenangan
bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Pelaksanaan tindakan selalu
diupayakan dalam waktu yang singkat, efektif, hemat dan berkualitas. Selama
pelaksanaan, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan pasien atau klien.

5) Evaluasi
Adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi, tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.

2. Langkah-Langkah
a. Langkah-langkah manajemen kebidanan
1) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan.
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnose atau masalah.
3) Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

b. Urutan pendokumentasian menggunakan dokumentasi SOAP


Metode dokumentasi merupakan pendekatan SOAP disarikan sebagai proses
pemikiran dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan, SOAP digunakan untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis pasien sebagai catatan
kemajuan. SOAP merupakan bentuk catatan yang bersifat sederhana, tertulis, jelas,
dan logis.
Dalam Kepmenkes (2007), tentang standar asuhan kebidanan dijelaskan :
1. S : Data Subjektif  
Mencatat hasil anamnesa.Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut
pandang pasien. Mimik pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
2. O: Data Objektif
Mencatat hasil pemeriksaan. Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala
klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil
observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, USG,
dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam
kategori ini, akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakkan. 
3. A : Analisa/Assessment 
Mencatat diagnosa dan masalah kebidanan. Dalam SOAP untuk tahap
assessment mencakup 3 langkah manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar,
identifikasi diagnosa/masalah potensial, dan menetapkan kebutuhan
tindakan/penanganan segera. 
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan
pasien terus berubah dan selalu muncul informasi baru baik objektif dan subjektif, dan
sering diungkap secara terpisah, maka proses kajian ini adalah sesuatu proses yang
dinamik.
4. P : Penatalaksanaan
Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up, dan rujukan.

B. Konsep Dasar Kehamilan


1. Defenisi Masa kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Lamanya hamil normal 40 minggu
atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2018).
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan.
Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-
laki dengan sel telur. setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan
tumbuh di dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman
bagi janin (Ratna, 2017).
2. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan Trimster III
a. Uterus Pada kehamilan trimester 3 atau kehamilan tua segmen bawah rahim
menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas nyata antara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal dengan lingkaran
retraksi fisiologis dinding uterus (Kusmiyati, 2017 ).
b. Serviks Perubahan-perubahan normal akibat kehamilan menyebabkan perluasan,
eversi, kelenjar endoservikskolumnar. Pada trimester tiga kehamilan aktivitas
uterus selama kehamilan menyebabkan serviks mengalami pematangan secara
bertahap dan kanal mengalami dilatasi (Cuningham, 2017 ).
c. Vagina dan perineum Dinding vagina mengalami perubahan sebagai persiapan
untuk meregang saat persalinan. Perubahan ini mencakup peningkatan bermakna
ketebalan mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertofisel otot polos
(Cuningham, 2017).
d. Sistem Traktus Uranius Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul menyebabkan sering kencing. Pada kehamilan lanjut pelvis ginjal
kanan dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus.
Perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume
yang lebih besar dan juga meperlambat laju aliran urine (Kusmiyati, 2017 ).
3. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Trimester III
a. Keputihan Penyebabnya peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal
sebagai akibat peningkatan kadar estrogen. Pencegahannya yaitu meningkatkan
kebersihan sengan mandi setiap hari dan menghindari pencucian vagina dan
mencuci vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang.
b. Sering BAK Penyebabnya tekanan uterus pada kandung kemih. Cara
mengatasinya yaitukosongkan serasa ada dorongan untuk kencing, perbanyak
minum pada siang hari, batasi minum bahan diuretika alamiah seperti kopi, teh,
kola dan caffein.
c. Hemorroid Penyebabnya tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap
vena hemoroida. Pencegahannya yaitu mengkonsumsi makanan yang berserat,
gunakan kompres es, kompres hangat atau sit bath.
d. Konstipasi Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus
jadi lambat, dan penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot
halus. Pencegahannya yaitu minum cairan dingin atau panas ketika perut
kosong, istirahat cukup, senam (Cuningham, 2017).

B. Obesitas pada Ibu Hamil


Definisi Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan
ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat badan akibat jaringan lemak yang
berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi berat badan yang berlebih atau obesitas
(Pellonperä et al., 2018). Kelebihan berat badan atau obesitas, umunya dialami pada
wanita hamil di usia berapapun. Namun, obesitas akan meningkat setelah usia 35
tahun (Freitag, 2014). Kenaikan berat badan normal saat kehamilan berkisaran 12-16
kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berati ibu beresiko mengalami kegemukan
atau obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain
seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes gastasional dan preeklamsia (Yao,
Ananth, Park, Pereira, & Plante, 2014). Ibu hamil yang obesitas juga lebih banyak
disarankan untuk menjalani persalinan dengan operasi caesar. Alasannya adalah
kegemukan akan membuat ibu sulit bersalin secara alami dan berisiko komplikasi jika
tetap melahirkan secara alami tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat
badan ibu yang berlebihan. (Freitag, 2014). Penentuan obesitas menggunakan LILA
(Lingkar Lengan Atas) lebih sering digunakan dibandingkan dengan metode lain
seperti pengukuran lingkar pinggang, penghitungan rasio waist-to-hip
circumferrencia, termasuk juga dengan menggunakan alat - alat seperti USG
(Ultrasonografi), CT-scan (Computed Tomography Scanning) dan MRI (Magnetic
Resonance Imaging) (Davies et al., 2010).
Manusia memiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan energi yang
sangat penting apabila diperlukan secara mendadak untuk mempertahankan hidup.
Lemak disimpan sebagai cadangan energi dijaringan adipose dalam bentuk trigliserida
(lemak dalam aliran darah) dan jika dibutuhkan akan dilepaskan dalam bentuk asam
lemak bebas dan digunakan diseluruh tubuh yang memerlukan sehingga menusia
dapat bertahan pada keadaan kelaparan dalam waktu tertentu, disisi lain adanya
cadangan lemak yang berlebihan akan memberikan dampak yang buruk bagi
kesehatan (Davies et al., 2010).
C. Epidemiologi Ibu hamil dengan obesitas mencapai 28% dari keseluruhan kehamilan
dengan 8% dikatagorikan sebagai “Extremely obese” dan jumlah penderita
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keadaan ini menunjukan suatu kondisi yang
sangat serius mengingat komplikasi yang ditimbulkan baik terhadap ibu yang dapat
ditimbulkan pada kehidupan selanjutnya serta secara ekonomi akan membutuhkan
biaya yang lebih banyak (Gunatilake & Perlow, 2011).
Pada tahun 2018 di Indonesia data menunjukan bahwa prevelensi obesitas
pada penduduk usia > 18 tahun sebesar 21,8 %. Data obesitas tiap provinsi
digambarkan pada grafik dibawah ini : 11 Gambar 2.1 Prevelensi status gizi obesitas
penduduk dewasa. Sumber : (Riskesdas, 2018). Obesitas pada perempuan usia > 18
tahun di indonesia pada tahun 2018 sebesar 21,8%, meningkat 4,3% dari tahun 2007
(10,5%) dan 7% dari tahun 2013 (14,8%) dimana prevelensi terendah di nusa tenggara
timur 10,3% dan prevelensi tertinggi di sulawesi utara 30,2% (Riskesdas, 2018).
D. Penyebab obesitas pada ibu hamil Obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan
masukan energi, penurunan dalam mengeluarkan energi atau kombinasi keduanya.
Obesitas pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor antara lain usia ibu saat hamil,
paritas, riwayat keluarga, pendidikan, status sosial ekonimi dan faktor pola makan.
Faktor yang menyebabkan obesitas pada ibu hamil (Gunatilake & Perlow, 2011)
a. Riwayat keluarga Keturunan adalah salah satu penyebab komponen terbesar yang
bisa memicu obesitas. Hal ini dikarenakan pada saat ibu hamil maka unsur sel
lemak yang ada didalam tubuh yang berjumlah besar dan melebihi batas normal
secara otomatis akan diturunkan pada keluarga. Selain itu riwayat keluarga seperti
gaya hidup dan kebiasaan 12 mengkonsumsi makanan tertentu dapat mendorong
terjadinya obesitas. Penelitian menunjukan bahwa rata-rata riwayat keluarga
memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan. Ibu hamil dengan
keturunan obesitas tersebut juga biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk
merasa kenyang (Jeffrey s. Flier, 2013).
b. Pola makan Ibu yang sedang hamil membutuhkan banyak sekali makan yang
mengandung nutrisi. Namun, bukan berati ibu hamil boleh memakan apa saja,
beberapa harus harus diperhatikan seperti pola makan secara teratur saat
kehamilan, menjaga nutrisi agar seimbang selama kehamilan. Ibu hamil dengan
obesitas akan makan jika ia merasa ingin makan, bukan karena kebutuhan akibat
lapar. Asupan energi yang berlebih dengan kandungan lemak dan karbohidrat yang
tinggi secara terus menerus tanpa di imbangin dengan aktivitas fisik yang tepat
dapat menyebabkan ibu hamil obesitas. Pola makan abnormal yang dapat menjadi
penyebab ibu hamil obesitas yaitu makanan dalam jumlah sangat banyak tanpa
memperhatikan pola makan yang benar (Irene, 2009).
c. Aktivitas fisik Pada dasarnya tingkat pengeluran kalori tubuh dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu aktivitas olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau
tingkat energi yang dipertahankan untuk memelihara fungsi minimal tubuh. Ibu
hamil dengan olahraga yang teratur maka pengeluaran kalori tubuhnya juga teratur,
sehingga tanpa adanya kelebihan kalori yang apabila tersimpan dalam tubuh akan
menyebabkan obesitas. Kurang aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu
penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada ibu hamil. Ibu
hamil yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori, jika ibu hamil sering
mengkonsumsi makanan kaya 13 lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
seimbang selama kehamilan akan mengalami obesitas saat kehamilan (Irene,
2009).
Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit
tidak menular diantaranya (Guyton & Hall, 2014) : a. Penyakit kardiovaskular
(terutama penyakit jantung dan stroke), yang merupakan penyebab utama kematian di
dunia pada tahun 2012. b. Diabetes millitus. c. Kelainan muskuloskeleteal (sendi,
otot, saraf dan tulang belakang). d. Kanker (payudara dan kolon).

E. Patofisiologi Obesitas
terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari tubuh
serta penurunan aktivitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan penumpukan
lemak yang melebihi batas normal. Penelitian yang dilakukan bahwa mengontrol
nafsu makan dan tingkat kekenyangan sesorang diatur oleh mekanisme saraf dan
humoral yang dipengaruhi oleh pola makan, genetik, lingkungan dan aktivitas.
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3
proses fisiologis yaitu mengendalikan rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju
pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan
penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di
hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen (sinyal sensorik) dan perifer (jaringan
adiposa, usus dan jaringan otot) (Lynch et al., 2012). Sinyal-sinyal tersebut bersifat
anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat
pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatnya pengeluaran energi) dan dibagi
menjadi 2 katagori yaitu sinyal pendek 14 dan sinyal panjang. Sinyal pendek
mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor
distensi lambung dan peptida gastrointestinal yang diperankan oleh kolesistokinin
(hormon menyebabkan kontraksi kadung empedu) sebagai stimulator dalam
peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh hormon leptin (hormon untuk
metabolisme) dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi
(Jeffrey s. Flier, 2013).
Asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin
merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro
Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya
bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa
berkurang dan terjadi rangsangan pada anorexigenic center di hipotalamus yang
menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas
terjadi resistensi leptin sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan
nafsu makan (Jeffrey s. Flier, 2013).
F. Komplikasi obesitas pada ibu hamil Ibu hamil dengan obesitas akan memerlukan
perawatan yang lebih dibandingkan ibu hamil dengan berat badan normal, obesitas
beresiko tinggi kehilangan darah yang lebih banyak, komplikasi dari tindakan
anastesi, kesulitan dari teknik operasi dan komplikasi berkaitan dengan penyembuhan
luka (Gunatilake & Perlow, 2011).
Komplikasi obesitas pada ibu hamil sebagai berikut :
a. Komplikasi perinatal dan postpartum Obesitas meningkatkan resiko terjadinya
pendarahan dan infeksi postpartum, termasuk kegagalan dalam proses laktasi
(menyusui), hal tersebut memungkinkan disebabkan oleh respon prolaktin pada
wanita dengan obesitas sehingga akan meningkatkan pengguna susu formula yang
mana cendrung menimbulkan obesitas pada bayi tersebut (Sen et al., 2013).
Beberapa literatur menunjukan bukti bahwa kontraksi uterus pada wanita obesitas
terganggu. Pada obesitas terjadi gangguan proliferasi limfosit (imun tubuh)
sehingga meningkatnya resiko terjadinya infeksi luka jahit pasca persalinan, infeksi
saluran kemih, serta penggunaan antibiotik yang lebih lama dibandingkan dengan
wanita berat badan normal (Sen et al., 2013).
b. Preeklamsia Preeklamsia merupakan pembengkakan pada ektermitas seperti kaki
dan terjadinya penimbunan cairan tubuh. Akibatnya aliran darah ke janin terhambat
dan dapat berakibat fatal. Obesitas akan meingkat resiko terjadinya preeklamsia
pada ibu hamil. Sebagian besar wanita yang mengalami obesitas dua sampai tiga
kali lebih mungkin untuk mengalami preeklamsia dibandingkan wanita dengan
berat badan normal (Puspitasari, Setyabudi, & Rohmani, 2013).
c. Diabetes gastasional Diabetes gastasional merupakan jenis diebetes yang hanya
terjadi saat seseorang wanita hamil. Penyakit ini timbul ketika kadar glukosa tinggi
dan meningkatkan resiko ibu mengalami preeklamsia. Jika wanita memiliki berat
badan berlebihan atau mengalami obesitas sebelum kehamilan, maka resiko
terjadinya diebetes gestasional akan meningkat drastis (Roberts et al., 2011). 17 d.
Operasi caesar Operasi caesar merupakan proses persalinan dengan melalui
pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu dan rahim untuk mengeluarkan
bayi. Memiliki berat badan berlebihan atau obesitas akan membuat persalinan
normal menjadi lebih sulit atau bahkan tidak dapat dilakukan. Operasi caesar
sebagai satu-satunya pilihan bersalin. Sebab ibu hamil dengan berat badan 95 kg
akan sulit bersalin secara normal dan banyak komplikasi yang akan terjadi (Guyton
& Hall, 2014).
Komplikasi yang terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami obesitas :
a. Kelainan kongenital Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam struktur bayi
yang timbul sejak awal kelahiran atau kelainan bawaan. Beberapa penelitian
menunjukan peningkatan risiko kelainan kongenital sehubungan dengan obesitas
pada ibu. Kelainan tersebut antara lain Defek Tabung Saraf (DTS), defek jantung,
abnormalitas saluran cerna, dan kelainan kongenital lainnya pada sistem saraf pusat
(Stotland, Bodnar, & Abrams, 2014). Terjadinya kelainan kongenital tersebut
belum sepenuhnnya dipahami patofisiologi, diperkirakan sehubung dengan kadar
hiperglekemia yang memicu radikal bebas sehingga agen vasokontriktor seperti
tromboksan meningkat dibandingkan dengan agen vasodilator seperti proktasiklin
yang menurun akibat aliran darah terganggu termasuk disini adalah berkurangnya
asupan nutrisi (Stotland et al., 2014).
b. Makrosomia atau kelebihan berat badan Wanita dengan obesitas, diabetes
gastasional beresiko untuk melahirkan bayi dengan makrosomia yaitu bayi dengan
berat badan 90 persentil Large for Gastasional Age (LGA) atau 4,5 kg. Dalam
penelitian menunjukan dari 100 bayi yang lahir dengan 18 LGA, 11 diantaranya
berasal dari ibu yang mengalami obesitas sedangkan 4 lahir dari ibu dengan
pregestasional diabetes, hal tersebut menunjukan bahwa prevelensi bayi dengan
LGA lebih sering pada wanita yang mengalami obesitas dibandingkan dengan
wanita dengan pregestasional diabetes (Stotland et al., 2014).
c. Prematuritas Prematuritas merupakan suatu keadaan yang belum matang, yang
ditemukan pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Prematuritas disebabkan oleh penyakit yang diderita oleh ibu yang mana resiko
kejadiannya meningkat apabila ibu mengalami obesitas (Yao et al., 2014).
d. Antepartum stillbirth Antepartum stillbirth merupakan saat bayi dilahirkan dalam
keadaan tidak bernyawa, setelah 20 minggu kehamilan. Kematian bayi sebelum 20
minggu kehamilan disebut keguguran. Peningkatan berat badan sebelum kehamilan
berhubungan dengan kejadian stillbirth, berhubungan dengan penyakit yang
ditimbulkan oleh obesitas seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Penyebab
lainnya kelainan metabolisme ibu seperti hiperlipidemia sehingga terjadinya
radang pada plasenta berakibat menurunnya aliran darah ke plasenta (Huda, 2010).
Resiko terjadinya stillbirth pada ibu hamil dengan oebsitas 2-5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu dengan berat badan normal dan resikonya meningkat
seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Obesitas pada kelas III resiko
terjadinya stillbirth 1,5 lebih tinggi dibandingkan dengan obesitas kelas I dan II
(Yao et al., 2014). 19
e. Kejadian obesitas Ibu hamil dengan janin overnutrisi berpotensi untuk tumbuh
menjadi oebsitas. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami obesitas memilili
masa lemak lebih banyak dibandingkan dengan bayi lahir dari ibu dengan berat
badan normal (Adamo K.B, Ferraro Z.M, Goldfield G, Keely E, Stacey D,
Hadjiyannakis S, Jean-Philippe S et al., 2013). Penting untuk diperhatikan bahwa
bayi yang terlahir dari ibu obesitas 2 kali beresiko untuk menjadi obesitas pada usia
24 bulan dan anak-anak dengan berat badan yang lebih dari normal cendrung untuk
mengalami berat badan lebih pada usia 12 tahun (Desai et al., 2014).
G. Pencegahan obesitas pada ibu hamil
a. Pengaturan nutrisi dan pola makan Pengaturan nutrisi dan pola makan pada
individu dengan obesitas tidak sekedar menurunkan berat badan, namun juga
mempertahankan berat badan agar tetap stabil dan mencegah peningkatan
kembalinya berat badan yang telah didapatkan. Kurangi makan yang berlemak,
terutama lemak jenuh karena lemak jenuh akan mempermudahkan terjadinya
gumpalan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah
sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi) dan kurangin
konsumsi karbohidrat yang berlebihan agar berat badan dalam batas normal
(Sulistiyoningsih H, 2011).
b. Perbanyak aktivitas Olahraga dan aktivitas fisik memberikan manfaat yang sangat
besar dalam penatalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan memberikan
serangkaian perubahan baik fisik maupun psikologis yang sangat bermanfaat dalam
mengendalikan berat badan. Olahraga diperlukan untuk membakar kalori dan
membuang lemak (Miyata, S.M.I dan Proverawati, 2010). c. Modifikasi pola hidup
dan perilaku Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada individu dengan overweight dan
obesitas. Hindarilah atau upaya untuk menurunkan kadar kolestrol darah dan
tekanan darah dengan menjaga pola makan. Memodifikasi kebiasaan dalam gaya
hidup jangan hanya mengendalikan nasihat personal semata tetapi harus pula
menangani komponen lingkungan fisik, ekonomi dan sosial. Mengkonsumsi
makanan dalam jumlah sedang dan mengandung nutrisi, rendah lemak dan rendah
kalori (Dewi, Pujiastuti, & Fajar, 2013).
H. Cara menghitung ibu hamil dengan obesitas menggunakan LILA (Lingkar Lengan
Atas)
Lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
kekurangan energi kronis atau kelebihan energi kronis pada wanita subur usia 15-45
tahun atau ibu hamil. LILA merupakan salah satu pilihan untuk menentukan status
gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang lebih murah. LILA digunakan untuk perkiraan tebal
lemak dibawah kulit (D. Almatsier, 2011). Tujuan pengukuran LILA adalah
mencakup masalah wanita usia subur baik ibu hamil maupun sebelum hamil dan
masyarakat umum. Adapun tujuan tersebut yaitu :
a. Mengetahui resiko kelebihan energi kronis baik ibu hamil maupun calon ibu
untuk mengatasi bayi dengan obesitas.
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih beperan
dalam mencegah dan menanggulangi kelebihan energi kronis pada ibu
hamil. Lingkar lengan atas ibu hamil dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang
(120%) (D. Almatsier, 2011). 23 2.2 Pola Makan pada Ibu Hamil
I. Pengertian Pola Makan
Pola makan dapat diartikan sesuatu kebiasaan menetap dalam hubungan dengan
mengkonsumsi makan yaitu berdasarkan jenis makanan seperti makanan pokok,
sumber ptotein, sayur dan buah. Pola makan juga dibedakan berdasarkan frekuensi
makanan seperti makan dalam harian, mingguan, bulan, tahun, pernah dan tidak pernah
sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi
oleh usia, selera pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi (S. Almatsier, 2009).
Pola makan ibu sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila pola makan ibu benar pada masa
sebelum dan selama kehamilan kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Pola makan pada ibu hamil harus dijaga
dengan benar, agar sebelum dan saat kehamilan ibu tidak terjadi obesitas yang
berdampak buruk untuk ibu dan janin. (Evan, Wiyono, & Candrawati, 2017).
Ibu hamil dengan obesitas diharuskan diet dan hendaknya mengikuti diet makan
sehat khusus untuk ibu hamil. Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi
protein, kalori, vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan
janin. Prinsip makanan yang baik selama kehamilan dengan melakukan sarapan dipagi
hari. Ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi makanan kaya nutrisi saat sarapan.
Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan untuk makan lebih banyak pada
waktu makan berikutnya tiba dan dapat menyebabkan keluhan berupa kepala pusing
dan mual (Evan et al., 2017).

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS BLEGA

PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Februari 2023
Jam : 10.00 wib
Identitas Pasien
Penanggung Jawab
Identitas Pasien
Status : Suami
1. Nama : Ny ”S” 1. Nama : Tn ”Z”
2. Umur : 25 Tahun 2. Umur : 30 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa: Madura 6. Suku bangsa: Madura
7. Alamat : Bates 7. Alamat : Bates

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ingin kontrol hamil
2. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
b. Dahulu
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
3. Riwayat Reproduksi
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus haid : 28 hari
c) Lamanya haid : 5-7 hari
d) Keluhan haid : Tidak ada

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya
b. HPHT : 30-07-2022
c. HPL : 07-05-2023
d. Usia Kehamilan : 27-28 minggu
e. Status TT : TT4

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Ham Persalinan Nifas
il Tgl U Jenis Penol Komplik JK BB Perdara Lakta Komplik
ke- Lahir K Persalinan ong asi Lahir han si asi
Ib Ba
u yi
1. 20- 40 Spontan Bida - - P 3000 - iya Tidak
02- m n gr ada
201 g
7

Ha
2. mil
Ini
6. Riwayat Perkawinan
1 kali lama 7 Tahun
7. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
No. Jenis Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1. Suntik 3 bulan

8. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (Kesiapan menghadapi proses persalinan)


Ibu senang dengan kehamilannya, keluarga, orang tua juga suami sangat memberi
dukungan terhadap kehamilannya saat ini.

9. Activity Daily Living


a. Nutrisi
Sebelum hamil : ibu makan 3 kali sehari dengan menu nasi, ikan, lauk
dan sayur dan imun air putih ±7-8 gelas sehari.
Selama hamil : Pola makan ibu teratur dengan frekuensi 4 kali sehari
dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk, dan buah
serta ibu sering ngemil . ibu minum 7-8 gelas/hari.
b. Eliminasi
Sebelum hamil : Ibu BAK sebanyak 3-4 kali/hari, BAB sebanyak 1-2
kali/hari
Selama hamil : Ibu BAK sebanyak 3-4 kali/hari, BAB sebanyak 1-2
kali/hari
c. Istirahat (tidur)
Sebelum hamil : Ibu tidur siang kurang lebih 2 jam/hari, dan tidur
malam 7-8 jam/hari.
Selama hamil : Ibu tidur siang kurang lebih 2 jam/hari, dan tidur
malam 7-8 jam/hari.
d. Personal hygiene
Selama hamil : Ibu mandi 2 kali sehari memakai sabun, keramas tiap
rambut kotor dengan menggunakan shampo, sikat gigi 2
kali dalam sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, kebersihan
Vulva setiap selesai BAB/BAK dibersihkan dengan air
bersih dan ganti celana dalam 2 kali sehari.
Selama hamil : Ibu mandi 2 kali sehari memakai sabun, keramas tiap
rambut kotor dengan menggunakan shampo, sikat gigi 2
kali dalam sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, kebersihan
Vulva setiap selesai BAB/BAK dibersihkan dengan air
bersih dan ganti celana dalam 2 kali sehari.
e. Seksualitas
Sebelum hamil : ibu melakukan hubungan sexual 1-2 kali seminggu
Selama hamil : jarang melakukan hubungan sexual

f. Kebiasaan merokok, minum obat dan jamu


Sebelum hamil : Tidak pernah merokok, minum obat yang diberikan
dari bidan dan kadang-kadang minum jamu.
Selama hamil : Tidak pernah merokok, minum obat yang diberikan
dari bidan dan kadang-kadang minum jamu.

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/60 mmHg RR : 20 x/mnt
Suhu Respirasi : 20 x/mnt Nadi : 85 x/mnt
d. Berat Badan :
Sebelum hamil : 80 kg
Kunjungan lalu : 86 kg
Kunjungan ini : 90 kg.
e. Tinggi badan : 160 cm
f. IMT : 35.15 cm
g. LILA : 35 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Inspeksi : Rambut bergelombang, hitam, tidak rontok.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan.
b. Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, sclera putih.
c. Wajah
Inspeksi : Tidak ada chloasma gravidarum Palpasi : Tidak ada edema
d. Dada (payudara)
Inspeksi : Putting susu menonjol, terdapat hiperpegmentasi aerola mammae
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan massa dan benjolan

e. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tampak striae alba
2) Palpasi :
Leopold I : Bagian fundus teraba seperti bulat tidak melenting ( bokong)
MC : 29 cm
Leopold II :
Kanan : teraba seperti papan, keras, memanjang ( punggung)
Kiri : teraba seperti bagian- bagian kecil ( ekstremitas)
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting ( kepala)
belum masuk PAP
Leopold IV : -
Auskultasi:
Djj : 140 x/mnt
f. Genetalia Eksterna dan Anus
Inspeksi : Tidak ada varices, Tampak pada pakaian dalam ibu lendir berwarna
kekuningan.
g. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada varices, jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap
Palpasi : Tidak ada edema
3. Pemeriksaan laboratorium (atas indikasi)
a. Darah (Hb, golongan darah, HbSAg, WR/VDRL)
GD :B
Hb : 12,2 gr/dl
GDA : 71
HIV : NR
HbSAg :-
Syphilis :-
4. Hasil Skrining/Deteksi Dini Kehamilan
Skor KSPR :2
Resiko Pre-eklamsi : ROT (-) MAP (-)

III. ANALISIS DATA


G2P1A0H0 Usia Kehamilan 27 – 28 minggu Hidup/Tunggal/Intra Uterin/ Keadaan
Ibu Dan Janin baik dengan Obesitas

IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 15 Februari 2023
Jam : 10.45 Wib
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu baik dan
tanda-tanda vital dalam batas normal serta ibu mengalami obesitas. Ibu mengerti
dan merasa tenang
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang obesitas, Obesitas adalah
kondisi dimana terjadi penimbunana lemak yang berlebih hingga berat badan
seseorang melebihi batas normal dan dapat 69 merugikan kesehatan. Obesitas
terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
dikeluarkan, yang mengarah pada peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa
lemak yang terlokalisasi atau merata ke seluruh tubuh, ibu memperhatikan dengan
baik.
3. Memberikan health education pada ibu tentang Diet rendah Kalori, sebaiknya
menghindari makan makanan yang mengandung banyak lemak terutama lemak
jenuh. Lemak jenuh dapat memudahkan terjadinya gumpalan lemak yang
menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30% dari
jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Selain itu, kurangi konsumsi
karbohidrat yang berlebihan supaya berat badan dapat berada diposisi normal. Ibu
mengerti dan akan melaksanakannya.

4. Menjelaskan beberapa komplikasi baik pada ibu hamil maupun pada janin, pada
masa kehamilan akhir dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
preeklampsia, diabetes melitus gestasional, kelahiran prematur, dan lahir mati.
Pada masa mendekati persalinan, pilihan persalinan seksio sesaria menjadi
meningkat, Komplikasi yang dapat terjadi pada janin dan neonatus yaitu
makrosomia, distosia bahu, berat badan lahir besar dan obesitas anak, Ibu
menyimak dengan baik
5. Menganjurkan ibu kontrol 2 bulan lagi atau jika ada keluhan ibu mengerti

Bangkalan, 15 Februari 2023


Praktikan

WIDYA CHOFIFATULILLAH
Mengetahui,
Pembimbing Prodi Pembimbing Klinik

Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes Sri Anita Kusuma, S. Tr. Keb, Bd

BAB IV
PEMBAHASAN

Obesitas merupakan keadaan ketidakseimbangan berat badan dan tinggi badan akibat
jaringan lemak yang berlebihan dalam tubuh. Tingkat kejadian berat badan lebih
(overweight) atau obesitas semakin lama semakin meningkat bahkan sudah menjadi
pandemik global dengan prevalensi 2,1 miliar pada tahun 2013 meningkat dari 857 juta kasus
pada tahun 1980. Obesitas dapat dinilai dari indeks massa tubuh (IMT) dimana World Health
Organization (WHO) mengklasifikasikan obesitas dengan IMT ≥ 30 kg/m2 . Obesitas
umumnya terjadi pada kehamilan terutama kehamilan yang terjadi diatas 35 tahun. Keadaan
obesitas ini merupakan risiko tinggi obstetri karena dapat meningkatkan risiko morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan obesitas pada
ibu hamil adalah peningkatan risiko hipertensi, diabetes gestasional, abortus spontan dan
perdarahan postpartum. Pada janin dapat meningkatkan resiko lahir mati pada masa
antepartum, komplikasi intrapartum seperti distosia bahu, makrosomia dan meningkatkan
risiko kecacatan janin seperti defek neural tube, spina bifida, penyakit jantung bawaan dan
omphalocele. Makrosomia adalah suatu keadaan dimana bayi lahir dengan ukuran yang lebih
besar atau berat badan > 4000 gram, hal ini merupakan salah satu penyulit persalinan yang
menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada kehamilan karena menyebabkan
banyak komplikasi dalam persalinan.
Keadaan berat badan lebih dan obesitas pada kehamilan merupakan salah satu kondisi
obstetri berisiko tinggi karena dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan
janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada masa antepartum antara lain meningkatkan risiko
diabetes gestasional dan hipertensi, komplikasi intrapartum seperti perdarahan postpartum,
distosia bahu, dan kegagalan induksi. Masa postpartum, obesitas terbukti meningkatkan
risiko tromboemboli. Komplikasi pada janin yang dapat terjadi pada obesitas dalam
kehamilan yaitu meningkatkan risiko kecacatan janin dan makrosomia. Beberapa guideline
menganjurkan tata laksana kolaboratif multidisiplin antara dokter umum, bidan, dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, ahli anestesi, ahli gizi, serta kedokteran olahraga dalam
melakukan tatalaksana pada ibu hamil dengan obesitas
Terdapat dua hal yang dapat mencegah terjadinya obesitas pada ibu hamil yaitu
pengaturan nutrisi dan pola makan pada ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya menghindari makan
makanan yang mengandung banyak lemak terutama lemak jenuh. Lemak jenuh dapat
memudahkan terjadinya gumpalan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah.
Konsumsilah sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Selain
itu, kurangi konsumsi karbohidrat yang berlebihan supaya berat badan dapat berada diposisi
normal19 . Ibu hamil harus memiliki pola makan dan aktivitas fisik yang baik. Aktivitas fisik
Jovanka Ris Natalia, Rodiani dan Zulfadli | Pengaruh Obesitas dalam Kehamilan Terhadap
Berat Badan Janin Medula | Volume 10 | Nomor 3 | Oktober 2020 | 543 bermanfaat
mengendalikan berat badan dengan membakar kalori. Pola hidup baik dapat mencegah
hiperkolesterolemia dan hipertensi
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”S” usia 25 tahun ibu hamil
dengan keputihan patologis dan mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan
suatu diagnosa kebidanan yaitu :
1. Ibu hamil dengan Obesitas.
2. Potensial terjadinya gangguan system reproduksi saat, dan sesudah hamil.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh
terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan antara lain :
2. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
3. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
4. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam menjaga kebersihan diri dan
mengatur pola makan, serta dukungan dari keluarga.
B. Saran
1. Untuk tenaga kesehatan
a. Menggunakan komunikasi dengan tepat dan jelas.
b. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien.
c. Memberikan motivasi atau dukungan.
2. Untuk Pasien.
a. Hendaknya pasien lebih memperhatikan tentang kebersihan diri terutama
kebersihan genetalia.
b. Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tidak
terjadi penyakit yang tidak diinginkan.
c. Hendaknya selalu melakukan pemeriksaan minimal 1 bulan 1 kali untuk
mengontrol kesehatan ibu dan janin.

DAFTAR PUSTAKA

Khuzaiyyah Siti Dkk, “Karasteristik Wanita Denga Flour Albus “ E-Jurnal Ilmiah Kesehatan

(JIK) Vol VII, NO 1, Maret 2016.

Maharani Srinalesti Dan Debby Natalia .”Perawatan Organ Reproduksi Dan Kejadian

Keputihan Pada Ibu Hamil “ E.-Jurnal STIKES U‟ Budiyah Vol 8, No.2, Desember 2015.

Manuaba Dkk.Kesehatan Reproduksi Untuki Mahasiswa Bidan,Jakarta:Buku Kedokteran

EGC,2013.

Porwoastuti,E&Wahyuni,SE. Ilmu Obstetric & Ginekologi Social Untuk

Kebidanan.Yogyakarta: PT Pustaka Baru,2015. Setiawati,D,Kehamilandan Pemeriksaan

Kehamilan,Alauddin,2013
Natika. (2016). Gambaran Sikap Ibu Hamil Dalam Menangani Keputihan Di Puskesmas

Cangkringan Sleman Yogyakarta. The Journal Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani. Rekam Medik RSUD Kota Kendari. (2018)

Irianti, B. dkk. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasi Bukti. Jakarta : Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai