Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS BLEGA

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase 703 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh :

Nama : AISYAH FISTAMAYA


NIM : 2215901002
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

TAHUN 2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BU HAMIL


DI RUANGAN POLI KIA PUSKESMAS BLEGA
KABUPATEN BANGKALAN

Disusun oleh :

Nama : AISYAH FISTAMAYA


NIM : 2215901002
KELAS :A

Tanggal
PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN KEPUTIHAN PATOLOGIS

Disetujui :

Kepala Ruangan
Tanggal : Februari 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013

Pembimbing Institusi
Tanggal : Februari 2023
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes)
NIDN. 0713108605

Pembimbing Kasus
Tanggal : Februari 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb )
NIP. 19760507 2007 01 2 013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di

Puskesmas Blega.

Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Program Studi

Profesi Bidan Stikes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama:

1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA Madura.

2. Lelly Aprilia Vidayati, S.SiT. M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi

Bidan

3. Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb selaku pembimbing Praktek di PUSKESMAS BLEGA.

4. Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.

5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan

Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan

selanjutnya.

Bangkalan, Februari 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah hasil konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sel
sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan
rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi
(pelepasan sel telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus
(Sujiyatini dkk, 2008).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan I dari konsepsi sampai
3 bulan, triwulan II dari 4 bulan sampai 6 bulan, triwulan III adri 7 bulan sampai 9
bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu sampai
perubahan sosial di dalam keluarga. Jarang seorang ahli medis yang begitu terlatih
begitu terlibat dengan kondisi yang biasanya sehat dan normal. Mereka menghadapi
tugas yang tidak biasa dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganyadalam
rencana menyambut anggota keluarga baru. Memantau perubahan-perubahan fisik
yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, maka mendeteksi serta
menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal.
Keputihan atau flour albus merupakan pengeluaran cairan pervagina yang bukan
darah, keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan disekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan
keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur ,atau juga parasit. Infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan pada saluran kencing, sehingga dapat
menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil ( Joseph, 2011:34).
Keputihan merupakan keadaan yang dapat terjadi dimana flour albus fisiologis dapat
menjadi Fluor Albus yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit atau jamur.
Keputihan karena jamur lebih mudah menyerang ibu hamil dikarenakan pada masa
kehamilanIbu hamil sangat rentang terhadap infeksi, karena daya tahan ibu hamil
menurun dan meningkatkan kebutuhan metabolisme, serta dikarenakan vagina
menjadi kaya dengan kandungan glukosa yang disebut dengan glikogen, dan glikogen
merupakan makanan yang baik tumbuhnya kuman.
Keputihan dalam kehamilan sering dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dan
sering luput dari perhatian ibu maupun petugas kesehatan yang sering melakukan
pemeriksaan kehamilan. Meskipun tidak semua keputihan dapat disebabkan oleh
infeksi, beberapa keputihan dalam kehamilan yang dapat berbahaya karena dapat
menyebabkan persalinan kurang bulan (prematuritas), ketuban pecah sebelum
waktunya atau bayi dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram)
(B,Pribakti,2010:90).

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam asuhan kebidanan ini
adalah “Bagaimana seorang bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan terhadap
ibu hamil dengan Keputihan Patologis”

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa profesi kebidanan mampu melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil yang mengalami Flour Albus (keputihan) patologis.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan.
b. Untuk mengetahui konsep dasar Kehamilan
c. Untuk mengetahui Definisi dan Patogenesis Flour albus (Keputihan)
d. Untuk mengetahui dampak Flour Albus (Keputihan) pada Kehamilan
e. Untuk mengetahui cara penanganan Flour Albus (Keputihan) pada
kehamilan dengan menjaga personal hygiene yang baik.
1.4 Manfaat
1. Bagi Tempat Pengkajian Laporan kasus ini dapat menjadi dorongan agar lahan
praktek dapat menjadikan lebih baik dalam menangani masalah fluor albus pada ibu
hamil dan lebih menerapkan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi tentang
fluor albus.
2. Bagi Penulis Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu hamil.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan


1. Pengertian
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien. Kebidanan
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik berdasarkan
ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa
prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan
upaya promotif, preventative dan rehabilitatif baik secara individu, keluaarga, kelompok
masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yag mempunyai kebutuhan
masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah
lahir serta keluarga berencana. (Depkes RI, 2014)
Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang dignakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data,analisa data,diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. (Susanti,2015; h.98).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Asuhan
Kebidanan adalah tindakan yang dilakukan bidan sesuai kewenangan dan di berikan
kepada ibu dalam kurun reproduksi yang bersifat menyeluruh yaitu semasa bayi dan
balita, remaja, hamil, bersalin nifas, sampai dengan menopause.
Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktik kebidanan dilakukan
melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses manajemen kebidanan
1) Identifikasi dan analisis masalah
Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah identifikasi dananalisis
masalah. Di dalam langkah ini bidan tidak dibenarkan menduga-duga masalah yang
terdapat pada klien. Bidan harus menggali dan mencaridata atau fakta baik dari klien,
keluarga maupun anggota tim kesehatanlainnya dan juga dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri. Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan,
pengelolaan,analisa data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini
merupakan proses berfikir yang ditampilkan bidan dalam tindakan yang akan
menghasilkan rumusan masalah yang dialami/diderita pasien/klien.

2) Diagnose kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya, maka bidan
merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab
dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud mencakup masalah
potensial dan prognosa Hasil dari perumusan
masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnose
kebidanan.

3) Perencanaan
Berdasarkan diagnose yang ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya.
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah pada klien serta rencana
evaluasi. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka langkah-langkah penyusunan rencana
kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil yang akan
dicapai
b. Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan.
c. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan

4) Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dilakukan bidan sesuai dengan rencana yangtelah
ditetapkan. Pada langkah ini, bidan melakukan secara mandiri,
pada penanganan kasus yang didalamnya memerlukan tindakan di luar kewenangan
bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Pelaksanaan tindakan selalu
diupayakan dalam waktu yang singkat, efektif, hemat dan berkualitas. Selama
pelaksanaan, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan pasien atau klien.
5) Evaluasi
Adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi, tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.

2. Langkah-Langkah
a. Langkah-langkah manajemen kebidanan
1) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan.
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnose atau masalah.
3) Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

b. Urutan pendokumentasian menggunakan dokumentasi SOAP


Metode dokumentasi merupakan pendekatan SOAP disarikan sebagai proses
pemikiran dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan, SOAP digunakan untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis pasien sebagai catatan
kemajuan. SOAP merupakan bentuk catatan yang bersifat sederhana, tertulis, jelas,
dan logis.
Dalam Kepmenkes (2007), tentang standar asuhan kebidanan dijelaskan :
1. S : Data Subjektif  
Mencatat hasil anamnesa.Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut
pandang pasien. Mimik pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
2. O: Data Objektif
Mencatat hasil pemeriksaan. Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala
klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil
observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, USG,
dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam
kategori ini, akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakkan. 
3. A : Analisa/Assessment 
Mencatat diagnosa dan masalah kebidanan. Dalam SOAP untuk tahap
assessment mencakup 3 langkah manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar,
identifikasi diagnosa/masalah potensial, dan menetapkan kebutuhan
tindakan/penanganan segera. 
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan
pasien terus berubah dan selalu muncul informasi baru baik objektif dan subjektif, dan
sering diungkap secara terpisah, maka proses kajian ini adalah sesuatu proses yang
dinamik.
4. P : Penatalaksanaan
Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up, dan rujukan.

B. Konsep Dasar Kehamilan


1. Defenisi Masa kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Lamanya hamil normal 40 minggu atau
9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2018).
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan.
Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-
laki dengan sel telur. setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan
tumbuh di dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman
bagi janin (Ratna, 2017).
2. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan Trimster III
a. Uterus Pada kehamilan trimester 3 atau kehamilan tua segmen bawah rahim
menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas nyata antara bagian atas yang lebih tebal
dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal dengan lingkaran retraksi
fisiologis dinding uterus (Kusmiyati, 2017 ).
b. Serviks Perubahan-perubahan normal akibat kehamilan menyebabkan perluasan,
eversi, kelenjar endoservikskolumnar. Pada trimester tiga kehamilan aktivitas uterus
selama kehamilan menyebabkan serviks mengalami pematangan secara bertahap dan
kanal mengalami dilatasi (Cuningham, 2017 ).
c. Vagina dan perineum Dinding vagina mengalami perubahan sebagai persiapan
untuk meregang saat persalinan. Perubahan ini mencakup peningkatan bermakna
ketebalan mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertofisel otot polos
(Cuningham, 2017).
d. Sistem Traktus Uranius Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul menyebabkan sering kencing. Pada kehamilan lanjut pelvis ginjal kanan
dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus. Perubahan
ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih
besar dan juga meperlambat laju aliran urine (Kusmiyati, 2017 ).
3. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Trimester III
a. Keputihan Penyebabnya peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal
sebagai akibat peningkatan kadar estrogen. Pencegahannya yaitu meningkatkan
kebersihan sengan mandi setiap hari dan menghindari pencucian vagina dan mencuci
vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang.
b. Sering BAK Penyebabnya tekanan uterus pada kandung kemih. Cara mengatasinya
yaitukosongkan serasa ada dorongan untuk kencing, perbanyak minum pada siang
hari, batasi minum bahan diuretika alamiah seperti kopi, teh, kola dan caffein.
c. Hemorroid Penyebabnya tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena
hemoroida. Pencegahannya yaitu mengkonsumsi makanan yang berserat, gunakan
kompres es, kompres hangat atau sit bath.
d. Konstipasi Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus jadi
lambat, dan penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus.
Pencegahannya yaitu minum cairan dingin atau panas ketika perut kosong, istirahat
cukup, senam (Cuningham, 2017).

C. Tinjauan Teori Keputihan (Fluor Albus)


a. Definis Flour Albus (Keputihan)
Flour albus/Keputihan adalah merupakan tanda dan gejala yang ditandai
dengan keluarnya cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah di luar
kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Penyebab
keputihan dapat secara normal (fisiologis) maupun (patologis) yang dipengaruhi oleh
hormone tertentu. Cairanyya berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan
pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan. Hal ini dapat tampak
pada perempuan yang terangsang pada waktu senggama atau saat masa subur
(ovulasi). Sedangkan Keputihan/Flour albus yang tidak normal (patologis) biasa
disebabkan oleh infeksi/peradangan yang terjadi karena mencuci vagina dengan air
kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas vagina yang
berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam
vagina.Selain karena infeksi, keputihan dapat juga disebabkan oleh masalah
hormonal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular seksual.
Cairanyya berwarna putih/hijau/kuning, berbau, sangat gatal dan disertai nyeri perut
bagian bawah. Jika seseorang mengalami hal seperti itu, maka orang tersebut harus
segera berobat ke dokter. Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya
(Kusmiran,E,2011:21).

b. Patogenesis flour albus Leokorea atau flour albus


merupakan gejala dimana terjadinya pengeluaran cairan dari alat kelamin
wanita yang tidak berupa darah.Dalam perkembangan, alat kelamin wanita
mengalami perubahan mulai dari bayi hingga menupause. Flour albus merupakan
keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi flour albus yang patologis
karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti
jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan ekosistem vagina akan
terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobasillus memakan glikgen yang
dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk pertumbuhanyya dan menjadikan
pH vagina menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH
vagina membuat kuman penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina
(Sibagariang,EE. 2010:62). Lendir vagina umumnya semakin banyak selama
kehamilan yang disebabkan oleh peningkatan suplai darah dan perubahan homonal,
yang kemudian menyebabkan peningkatan produksi lendir dari serviks dan perubahan
keseimbangan pH pada lapisan vagina. jika lendir vagina menyebababkan rasa gatal
baik didalam atau diluar vagina, berwarna krem, abu-abu, kehijauan atau bernoda
darah atau jika mengeluarkan bau tidak lazim, mungkin karena terkena infeksi yang
harus dirawat sebelum memasuki proses persalinan. Sebagian besar infeksi vagina
dapat disembukan, namun jika tidak dirawat dapat ditularkan kejanin saat dia
melewati jalan kelahiran dan ini dapat menyerang mata, mulut atau saluran
pencernaan janin (Onggo,T,2012:193).
Faktor penyebab keputihan yaitu :
a. Infeksi pada vagina Infeksi dapat disebkan oleh jamur (Candida Albicans), parasit
(Tricomonas vaginalis), bakteri (Gonorrhea/Chlamydia), dan virus (Human papilloma
virus). Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis, trikomonas,
dan kandidiasis.Bakterial vaginosis merupakan gangguan vaginayang sering terjadi
ditandai dengan keputihan dan bau tak sedap.Hal ini disebabkan oleh lactobacillus
menurun, bakteri pathogen (penyebab infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat.
b. Faktor hygiene yang jelek Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat
menyebabkan timbulnya keputihan.Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang
meningkat sehingga bakteri pathogen penyebab infeksi mudah menyebar.
c. Pemakaian obat-obatan (antibiotic, kortikostiroid, dan pil KB) Dalam waktu lama.
Karena pemakaian obat-obatan khususnya antibiotic yang terlalu lama dapat
menimbulkan system imunitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan KB
mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita. Biasanya pada wanita yang
mengkomsumsi antibiotic timbul keputihan.
d. Stress Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal didalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan
dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan.
e. Alergi Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan
secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat
kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana, dan lainnya.
Biasanya karna luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung
lama. Karena keputihan, seorang ibu bahkan bias kehilangan bayinya.akibat keputihan
pada kehamilan.
f. Infeksi
Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan
meningkatkan risiko persalinan premature dan janinyya juga beresiko mengalami
infeksi. Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter
anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera
mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan
timbul kontraksi sebelum waktunya.
c. Dampak flour albus pada kehamilan
Keputihan dalam kehamilan muncul dikarenakan adanya peningkatan
hormonal selama kehamilan.Dalam hal ini vagina akan mengeluarkan cairan berwarna
putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah banyak seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan anda. Hal ini merupakan hal yang wajar, untuk
itu kebersihan dan kelembaban disekitar area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah
pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat.Namun jika keputihan
disertai dengan gatal-gatal dan berbau segera periksa kedokter anda. Karena dengan
kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan
pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul
kontraksi sebelum waktunya. Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada
saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu
dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman
vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh
terhadap peningkatan resiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh
infeksi jamur. Selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh,
dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril,
umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya
keputihan pada janin. (Setiawati,D,2013:246). Beberapa keputihan dalam kehamilan
yang berbahaya karena dapat menyebabkan persalinan kurang bulan (prematuritas)
ketuban pecah sebelum waktunya (KPD), atau bayi dengan berat badan lahir rendah
(kurang dari 2500 gram). (Pribakti,B,2010: 90).
Dampak dari keputihan pada ibu hamil bila tidak diatasi adalah:
(1) merasa tidak nyaman
(3) kanker Rahim
(4) kehamilan ektopik
Dampak keputihan pada janin adalah :
1) Kebutaan pada bayi
2) Kematian Janin
3) Berat badan bayi lahir rendah
4) Infeksi asendrem
Dampak keputihan pada Persalinan adalah :
1) Ketuban pecah dini
2) Persalinan kurang bulan (prematuritas)
3) Infeksi intrapartum (Maharani,S,2015).

d. Cara Pencegahan Flour Albus pada Kehamilan dengan Personal Hygiene yang
baik
Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus
maka keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlain
atau lactobasillus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding
vagina untuk pertumbuhannya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini tidak
dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina basa membuat kuman penyakit
berkembang dan hidup subur di dalam vagina (Sibagariang, EE, Rangga P, 2010)
Kuman penyakit yang dapat menginfeksi vagina seperti jamur Kandida Albikan,
parasit Tricomonas, E.Coli, Staphylococcus, Treponema Pallidum, Kondiloma
Aquminata dan Herpes serta luka di daerah vagina, infeksi juga dapat terjadi karena
mencuci vagina dengan air kotor, melakukan pemeriksaan dalam yang tidak benar,
menggunakan pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis,
benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina dan kelainan serviks
(Kusmiran, 2011; Sibagariang, EE, Rangga P, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang melakukan personal hygiene
kurang baik memiliki risiko untuk mengalami flour 2,36 kali untuk megalami flour
albus dibandingkan dengan ibu yang memiliki personal hygiene yang baik. Oleh
karena itu praktik personal hygiene sangat penting dilakukan oleh ibu hamil untuk
mencegah terjadinya infeksi sehingga tidak memberikan dampak yang negatif pada
kehamilan.
Personal hyiegine merupakan salah satu faktor yang apa menyebabkan
terjadinya flour albus pada ibu hamil. Ibu hamil yang memilik personal hygiene yang
kurang baik memiliki risiko 2,36 kali untuk mengalami flour albus dibandingkan ibu
hamil yang memiliki personal hygiene yang baik. Juga disarankan dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Hal ini perlu dilakukan
Mulai dari pemberian konseling kesehatan tentang flour albous, karena pada dasarnya
meskipun kebanyakan kasus bersifat normal,Keputihan saat hamil juga bisa
menganggu kenyamanan ibu hamil, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mencegah keputihan yaitu :
1. Selalu Cuci Tangan, Hal ini Penting dilakukan untuk mencegah masuknya
bakteri ke dalam Vagina
2. Bersihkan Organ Intim Dengan Benar, Setelah Buang Air kecil dan Besar,
bersihkan Organ dengan Menggunakan air dengan cara yang tepat dengan
membersihkan vagina lalu ke anus.
3. Hindari menggunakan sabun yang mengandung Parfum, terutama untuk
kulit yang sensitif.
4. Gunakan Pakaian yang nyaman berbahan katun dan longgar, dan mengganti
pakaian dalam lebih sering dari biasanya agar organ intim tetap kering dan
bersih.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS BLEGA

PENGKAJIAN
Tanggal : 09 Februari 2023
Jam : 10.00 wib
Identitas Pasien
Penanggung Jawab
Identitas Pasien
Status : Suami
1. Nama : Ny ”U” 1. Nama : Tn ”M”
2. Umur : 27 Tahun 2. Umur : 30 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa: Madura 6. Suku bangsa: Madura
7. Alamat : Karang Gayam 7. Alamat : Karang Gayam

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Keluar lendir pada vagina berwarna putih sedikit kehijauan, berbau dan terasa
gatal di vagina
2. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
b. Dahulu
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
3. Riwayat Reproduksi
a) Menarche : 14 tahun
b) Siklus haid : 28 hari
c) Lamanya haid : 5-7 hari
d) Keluhan haid : Tidak ada

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya
b. HPHT : 30-07-2022
c. HPL : 07-05-2023
d. Usia Kehamilan : 27-28 minggu
e. Status TT : TT4

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Ham Persalinan Nifas
il Tgl U Jenis Penol Komplik JK BB Perdara Lakta Komplik
ke- Lahir K Persalinan ong asi Lahir han si asi
Ib Ba
u yi
1. 20- 40 Spontan Bida - - P 3000 - iya Tidak
02- m n gr ada
201 g
7

Ha
2. mil
Ini

6. Riwayat Perkawinan
1 kali menikah lama 7 tahun
7. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
No. Jenis Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1. Suntik 3 bulan

8. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (Kesiapan menghadapi proses persalinan)


Ibu senang dengan kehamilannya, keluarga, orang tua juga suami sangat memberi
dukungan terhadap kehamilannya saat ini.

9. Activity Daily Living


a. Nutrisi
Sebelum hamil : ibu makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, sayur
dan buah, minum air putih ±7-8 gelas sehari
Selama hamil : Pola makan ibu teratur dengan frekuensi 3 kali sehari
dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk, dan buah.
ibu minum 7-8 gelas/hari.
b. Eliminasi
Sebelum hamil : Ibu BAK sebanyak 3-4 kali/hari, BAB sebanyak 1-2
kali/hari
Selama hamil : Ibu BAK sebanyak 3-4 kali/hari, BAB sebanyak 1-2
kali/hari
c. Istirahat (tidur)
Sebelum Hamil : Ibu tidur siang kurang lebih 2 jam/hari, dan tidur
malam
7-8 jam/hari.
Selama hamil : Ibu tidur siang kurang lebih 2 jam/hari, dan tidur
malam
7-8 jam/hari.
d. Personal hygiene
Sebelum hamil : Ibu mandi 2 kali sehari memakai sabun, keramas tiap
rambut kotor dengan menggunakan shampo, sikat gigi
2 kali dalam sehari, ganti pakaian 2 kali sehari,
kebersihan Vulva setiap selesai BAB/BAK dibersihkan
dengan air bersih dan ganti celana dalam 2 kali sehari.
Selama hamil : Ibu mandi 2 kali sehari memakai sabun, keramas tiap
rambut kotor dengan menggunakan shampo, sikat gigi
2 kali dalam sehari, ganti pakaian 2 kali sehari,
kebersihan Vulva setiap selesai BAB/BAK dibersihkan
dengan air bersih dan ganti celana dalam 2 kali sehari.
e. Seksualitas
Sebelum hamil : melakukan hubungan seksual 1-2 kali seminggu
Selama hamil : jarang melakukan hubungan sexual

f. Kebiasaan merokok, minum obat dan jamu


Sebelum hamil : Tidak pernah merokok, minum obat yang diberikan
dari
bidan dan kadang-kadang minum jamu.
Selama hamil : Tidak pernah merokok, minum obat yang diberikan
dari
bidan dan kadang-kadang minum jamu.

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/60 mmHg RR : 20 x/mnt
Suhu Respirasi : 20 x/mnt Nadi : 85 x/mnt
d. Berat Badan :
Sebelum hamil : 45 kg
Kunjungan lalu : 50 kg
Kunjungan ini : 50 kg.
e. Tinggi badan : 157 cm
f. IMT : 20 cm
g. LILA : 23,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Inspeksi : Rambut bergelombang, hitam, tidak rontok.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan.
b. Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, sclera putih.
c. Wajah
Inspeksi : Tidak ada chloasma gravidarum Palpasi : Tidak ada edema
d. Dada (payudara)
Inspeksi : Putting susu menonjol, terdapat hiperpegmentasi aerola mammae
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan massa dan benjolan

e. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tampak striae alba
2) Palpasi :
Leopold I : 3 jari di atas pusat ( MC : 25 cm), bagian fundus teraba
lunak, tidak melenting ( bokong )
Leopold II :
Kanan : teraba seperti tahan keras memanjang ( punggung)
Kiri : teraba bagian bagian kecil janin ( ekstremitas)
Leopold III : bagian terendah teraba keras, bulat melenting (kepala), belum
masuk PAP
Leopold IV : -
Auskultasi:
Djj : 137 x/mnt
f. Genetalia Eksterna dan Anus
Inspeksi : Tidak ada varices, Tampak pada pakaian dalam ibu lendir berwarna
kekuningan.
g. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada varices, jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap
Palpasi : Tidak ada edema
3. Pemeriksaan laboratorium (atas indikasi)
a. Darah (Hb, golongan darah, HbSAg, WR/VDRL)
GD :B
Hb : 10,2 gr/dl
GDA : 71
HIV : NR
HbSAg :-
Syphilis :-
4. Hasil Skrining/Deteksi Dini Kehamilan
Skor KSPR :2
Resiko Pre-eklamsi : ROT (-) MAP (-)

III. ANALISIS DATA


G2P1A0H0 Usia Kehamilan 27 – 28 minggu Hidup/Tunggal/Intra Uterin/ Keadaan
Ibu Dan Janin baik dengan Keputihan Patologis

IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 09 Februari 2023
Jam : 10.30 wib
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, ibu mengerti.
2. Menjelaskan keputihan dan penyebab keputihan yang dialami ibu hamil sehingga
ibu tidak cemas dengan keadaannya, ibu memperhatikan dengan baik.
3. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri (Personal Hygiene) dengan cara
mengganti celana dalam minimal 3x dalam sehari, menggunakan celana dalam katun
yang dapat menyerap keringat, ibu mengerti
4. Menjelaskan cara membersihkan vagina yang benar dari depan ke belakang (dari
vagina ke anus), menghindari penggunaan sabun/parfum, serta pentyliner, ibu
mengerti.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter mengenai terapi yang diberikan, Amoxilin tab
3x1, Vitalex tab 1x1, ibu menerima obat dan akan meminumnya sesuai anjuran.
6. Menganjurkan ibu kontrol 1 bulan, ibu mengerti

Bangkalan, 09 Februari 2023


Praktikan

AISYAH FISTAMAYA
Mengetahui,
Pembimbing Prodi Pembimbing Klinik

Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes Sri Anita Kusuma, S. Tr. Keb, Bd

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan pada Ny. “U”
ibu hami dengan Keputihan Patologis menggunakan salah satu faktor dari kurangnya
personal hygiene yang baik secara terperinci mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian
data sampai dengan penatalaksanaan sebagai langkah terakhir.
Fluor Albus (Keputihan) merupakan tanda dan gejala yang terjadinya pengeluaran
cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah (Diyan, 2013). Infeksi jamur Candida
albicans merupakan salah satu penyebab keputihan. Jamur tersebut banyak tumbuh dalam
kondisi tidak bersih dan lembab. Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak
bersih dan lembab. Keputihan karena jamur ini lebih mudah menyerang wanita hamil
dikarenakan pada masa kehamilan, vagina menjadi kaya dengan kandungan glukosa yang
disebut dengan glikogen, dan ini merupakan makanan yang baik untuk jamur dan bakteri
tumbuh. Jumlah kandungan glikogen yang tinggi berhubungan peningkatan hormon estrogen
dan penurunan keasamaan vagina (Sunyoto, 2014). Dampak dari keputihan pada ibu hamil
bila tidak diatasi adalah merasa tidak nyaman, terjadi kemandulan resiko tinggi pada ketuban
pecah dini sehingga bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah (Riama,
2013).
Personal hyiegine merupakan salah satu faktor yang apa menyebabkan terjadinya
flour albus pada ibu hamil. Ibu hamil yang memilik personal hygiene yang kurang baik
memiliki risiko 2,36 kali untuk mengalami flour albus dibandingkan ibu hamil yang memiliki
personal hygiene yang baik. Juga disarankan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil. Hal ini perlu dilakukan Mulai dari pemberian konseling kesehatan
tentang flour albous, karena pada dasarnya meskipun kebanyakan kasus bersifat
normal,Keputihan saat hamil juga bisa menganggu kenyamanan ibu hamil,
Hal ini sejalan dengan penelitian Ani T Prianti (2018) Dari 30 responden sebanyak
50% responden yang mengalami flour albus dan 50% yang tidak mengalami. Berdasarkan
tingkat pengetahuan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik
sebanyak 76,3%, namun dari personal hygiene masih banyak yang memiliki personal
hygiene yang kurang baik yaitu 80% dan sebanyak 73,3% responden saat ini merupakan
multigravida.
Dengan adanya hasil Asuhan Kebidanan ini perlunya ada edukasi kepada ibu hamil
mengenai kebersihan diri (personal hygiene) agar ibu hamil dapat menjalani kehamilannya
dengan nyaman.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”U” usia 27 tahun ibu hamil
dengan keputihan patologis dan mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan
suatu diagnosa kebidanan yaitu :
1. Ibu hamil dengan keputihan patologis.
2. Potensial terjadinya gangguan system reproduksi saat, dan sesudah hamil.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh
terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan antara lain :
2. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
3. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
4. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam menjaga kebersihan diri dan
mengatur pola makan, serta dukungan dari keluarga.

B. Saran
1. Untuk tenaga kesehatan
a. Menggunakan komunikasi dengan tepat dan jelas.
b. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien.
c. Memberikan motivasi atau dukungan.
2. Untuk Pasien.
a. Hendaknya pasien lebih memperhatikan tentang kebersihan diri terutama
kebersihan genetalia.
b. Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tidak
terjadi penyakit yang tidak diinginkan.
c. Hendaknya selalu melakukan pemeriksaan minimal 1 bulan 1 kali untuk
mengontrol kesehatan ibu dan janin.

DAFTAR PUSTAKA

Khuzaiyyah Siti Dkk, “Karasteristik Wanita Dengan Flour Albus “ E-Jurnal Ilmiah

Kesehatan (JIK) Vol VII, NO 1, Maret 2016.

Maharani Srinalesti Dan Debby Natalia .”Perawatan Organ Reproduksi Dan Kejadian

Keputihan Pada Ibu Hamil “ E.-Jurnal STIKES U‟ Budiyah Vol 8, No.2, Desember 2015.

Manuaba Dkk.Kesehatan Reproduksi Untuki Mahasiswa Bidan,Jakarta:Buku Kedokteran

EGC,2013.

Porwoastuti,E&Wahyuni,SE. Ilmu Obstetric & Ginekologi Social Untuk

Kebidanan.Yogyakarta: PT Pustaka Baru,2015. Setiawati,D,Kehamilandan Pemeriksaan

Kehamilan,Alauddin,2013
Natika. (2016). Gambaran Sikap Ibu Hamil Dalam Menangani Keputihan Di Puskesmas

Cangkringan Sleman Yogyakarta. The Journal Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani. Rekam Medik RSUD Kota Kendari. (2018)

Irianti, B. dkk. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasi Bukti. Jakarta : Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai