Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

PADA NY R DENGAN KALA I FASE LATEN PADA PERSALINAN NORMAL


DI PUSKESMAS WONOSARI

DISUSUN OLEH :
IIM MURTIAWANI
2082B0025

PRODI PENDIDIKAN PRROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


DI PUSKESMAS WONOSARI

MAHASISWA

IIM MURTIAWANI
2082B0025

MENGETAHUI

DOSEN PEMBIMBING PEMBIMBING LAHAN

PUTRI EKA SEJATI, SST, M.Kes SUSILAWATI, A.Md. Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan ini.
Asuhan Kebidanan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik kebidanan yang
diselenggarakna oleh Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA dalam rangka
meningkatkan mutu dan kualitas serta ketrampilan mahasiswa.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, tidak sedikit hambatan yang ditemui, namun atas
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan asuhan
kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu penulis harakan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga
Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca pada umumnya.

Malang, 12 November 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Lembar Judul…………………………………………………………………….i
Lembar Pengesahan…………………………………………………..………….ii
Kata Pengantar………………………………………………………..…………iii
Daftar Isi………………………………………………………………………...iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….1
B. Tujuan……………………………………………………………...2
1. Tujuan Umum………………………………………………….2
2. Tujuan Khusus…………………………………………………2
C. Metode Pengumpulan Data………………………………………..3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori………………………………………………………4
B. Konsep Manajemen Kebidanan…………………………………..19
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data…………………………………………………..29
B. Identifikasi Diagnosa……………………………………………..35
C. Identifikasi Masalah Potensial……………………………………35
D. Identifikasi Kebutuhan Segera…………………………………...35
E. Intervensi…………………………………………………………35
F. Implementasi ……………………………………………………..35
G. Evaluasi…………………………………………………………...37
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………..45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….47
B. Saran……………………………………………………………...47

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membukan dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam
jalan lahir. Persalinandan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 Minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Munthe, 2019)
Persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu kala I – IV. Kala I adalah kala pembukaan,
dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (buka 10). Dibagi menjadi 2 fase
yaitu Fase laten 8 jam serviks membuka sampai 3cm, Fase aktif 7 jam, serviks membuka
dari 4 – 10 cm. kala II adalah kala pengeluaran janin, lamanya primigravida 1,5 – 2 jam dan
multigravida 1 – 1,5 jam. Kala III dimulai dari saat bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
lamanya tidak lebih dari 30 menit. Kala IV adalah pengamatan atau observasi atau
pemulihan dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum paling sering terjadi 2
jam pertama.
Berdasarkan data Kementerian RI pada tahun 2015 tercatat 305 ibu meninggal per 100
ribu kelahiran hidup.padahal target AKI yang dicanangkan adalah 120 ribu per 100 ribu
kelahiran hidup. Kondisi tersebut terjadi secara merata di wilayah Indonesia, dikabupaten
Malang yang terus berupaya menurunkan AKI dan AKB setiap tahunnya melalui berbagai
program kerja yang ada. AKI persalinan sendiri dapat disebabkan oleh pendarahan dengan
presentase 28%, Preeklamasi atau eklamasi 24%, infeksi 11% ataupun akibat trauma obstetri
dengan prosentase 5% dan lain-lain 11% (WHO, 2015). Sedangkan di Jawa Timur
penjaringan kasus dapat dilakukan menggunakan Score Poedji Rohjati (SPR) dikategorikan
resiko rendah dengan skor 2, resiko tinggi dengan skor 6 – 10, resiko sangat tinggi dengan
skor >12.
Pada saat persalinan terdapat beberapa standart yang harus dilakukan untuk menolong
persalinan. Standart tersebut antara lain, standart asuhan persalinan Kala I yang bertujuan
untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadahi dalam mendukung persalinan yang
bersih dan aman untuk ibu dan bayi. Standart persalinan Kala II yang aman dan bertujuan
untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadahi dalam mendukung pertolongan

1
persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. Standart persalinan Kala III yang
bertujuan untuk membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap untuk mengurangi kejadian pendarahan pasca persalinan, memperpendek kala III,
mencegah atonia uteri dan retensio plasenta serta standart asuhan penanganan Kala II
dengan gawat janin melalui Episrotomi untuk mempercepat persalinan.
Berdasarkan data diatas pelayanan pertolongan persalinan untuk mencegah terjadinya
komplikasi akan dilakukan sesuai standart yaitu 60 Apn. Ibu bersalin harus diberikan
perhatian khusus dan disarankan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan sebagai
peningkatan taraf hidup serta menurunkan AKI dan AKB yang telah ditargetkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan Kebidanan persalinan dengan metode
pendekatan 7 langkah Varney sesuai standard an prosedur yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada ibu bersalin
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada ibu bersalin dengan persalinan
fisiologis
c. Mengidentifikasi masalah potensial pada klien dengan persalinan Fisiologis
d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu bersalin
e. Membuat rencana asuhan atau intervensi sesuai kebutuhan klien ibu bersalin
f. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan
g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
h. Mendokumntasikan asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis

2
C. Metode Pengumpulan Data
1. Anamnesa
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memperoleh data-data yang
berkaitan dengan klien yang mengacu pada keterangan yang diberikan klien melalui
Tanya jawab.
2. Observasi
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memperoleh gambaran umum
keadaan klien.
3. Pemeriksaan
Dilakukan untuk mendapat data pasti tentang keadaan klien.
4. Studi Kasus
Data yang diperoleh, diambil dan dilihat serta mempelajari kasus dan rekam medis.
5. Studi Pustaka
Kegiatan untuk memperkaya pengetahuan ilmiah yang mendukung pelaksanaan studi
kasus yang lakukan dengan cara membaca buku untuk dijadikan referensi dalam
melakukan asuhan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Persalinan Dan Bayi Baru Lahir


Konsep Persalinan

1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang dapat hidup diluar
uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat dikatakan normal atau spontan jika
bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa
bantuan alat-alat atau pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses
ini berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Sondakh, 2013). Persalinan adalah bagian
dari proses melahiran sebagai respon terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus
teregang dan menpis, serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun
kebawah melalui ronggga panggul (Hanretty, 2014)
Beberapa teori timbulnya persalinan menurut Mochtar (1998) dalam Yuli Aspiani (2017),
yaitu :
a. Teori Penurunan Hormon
Satu sampai dua minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron
turun.
b. Teori Plasenta menjadi Tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulase user 0 – plasenter.
d. Teori Iritasi Mekanik

4
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus franskenhouser). Bila ganglion ini
digeser dan tekanan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

2. Tanda dan Gejala dimulainya Proses Persalinan


Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), terdapat 2 macam tanda dan gejala dimulainya
persalinan, yaitu :
a. Tanda-tanda palsu
His dengan interval tidak teratur, frekuensi semakin lama tidak mengalami peningkatan,
rasa nyeri saat kontraksi hanya bagian depan, tidak keluar lendir dan darah, tidak ada
perubahan serviks uteri, dan bagian presentasi janin tidak
mengalami penurunan.
b. Tanda-tanda pasti
His dengan interval teratur, frekuensi semakin lama semakin meningkat baik durasi
maupun intensitasnya, rasa nyeri menjalar mulai dari bagian belakang ke bagian depan,
keluar lendir dn darah, serviks uteri mengalami perubahan dari melunak, menipis, dan
berdilatasi, dan bagian presentasi janin mengalami penurunan.
Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power/Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan
retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi
sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi
mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II
persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan
ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu. (Yuli Aspiani, 2017)
Menurut Shofa Ilmiah (2015), kontraksi uterus atau his yang normal mempunyai sifat
simetris, fundus dominan, relaksasi, involuntir atau terjadi diluar kehendak, intermitten
(terjadi secara berkala), terasa sakit, dan terkoordinasi.

b. Passage (Jalan Lahir)

5
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan
untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan
oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya. (Yuli Aspiani, 2017)
Menurut Shofa Ilmiah (2015), passage terdiri dari :
1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :
a) Os. Coxae (Os. Illium, Os. Ischium, dan Os. Pubis)
b) Os. Sacrum = promontorium
c) Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen Pintu Panggul
a) Pintu Atas Panggul (PAP) = disebut inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
b) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica disebut middlet.
c) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis disebut outlet.
d) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
Adapun bidang-bidang hodge menurut Kuswanti (2014), yaitu :
a) Hodge I yaitu bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul (PAP)
dengan bagian atas symphisis dan promontorium.
b) Hodge II yaitu sejajar dengan hodge I, terletak setinggi bagian bawah symphysis.
c) Hodge III yaitu sejajar dengan hodge I dan II, terletak setinggi spina ischiadica
kanan dan kiri.
d) Hodge IV yaitu sejajar dengan hodge I, II, III, terletak setinggi os coccygis.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting
adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau
amnion. (Yuli Aspiani, 2017)
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak terpenuhi paling
tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang
berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan. (Yuli Aspiani, 2017)
Menurut Shofa Ilmiah (2015), psikologis meliputi :
a) Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan persiapan intelektual

6
b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
c) Kebiasaan adat
d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan
skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan. (Shofa Ilmiah, 2015)
3. Tahapan Persalinan
a. Kala I
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, disebut juga kala
pembukaan. Secara klinis partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show) yang berasal dari lendir kanalis
servikalis karena serviks mulai membuka dan mendatar. (Shofa Ilmiah, 2015 h. 4)
b. kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. (Yuli
Aspiani, 2017)
Menurut Yuli Aspiani (2017), tanda gejala kala II yaitu :
1) Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya.
3) Perineum terlihat menonjol
4) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
c. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundus uteriagak diatas pusat. Beberapa menit
kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya (6 hingga
15 menit) setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan sedikit tekanan pada bagian
fundus uteri. Lepasnya plasenta dan keluarnya dari dalam uterus biasanya disertai dengan
pengeluaran darah. (Wagiyo dan Putrono, 2016)
d. Kala IV

7
Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitude 60 sampai 80 mmHg,
kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan
terjadi kesempatan membentuk thrombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan
thrombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum. Kekuatan his dapat
dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise
posterior. Pada kala IV dilakukan observasi kesadaran ibu, pemeriksaan TTV, kontraksi
uterus, perdarahan, tinggi fundus uteri, dan kandung kemih. (Yuli Aspiani, 2017)
4. Asuhan Persalinan Normal

Dalam buku Asuhan Persalinan Normal oleh Widia Shofa Ilmiah (2015), langkah-langkah
pertolongan persalinan normal, adalah sebagai berikut :

1) Mendengar dan melihat tanda gejala kala II :

a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran (doran).

b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina (teknus).

c) Perineum tampak menonjol (perjol).

d) Vulva dan sfingter ani membuka (vulka).

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk mneolong


persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu daan BBL (Untuk asfiksia sediakan tempat
datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt (dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi), menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi, siapkan oksitosin 10 unit dan spuit steril sekali pakai didalam partus
set).

3) Pakai celemek plastik .

4) Mencuci tangan dan keringkan dengan tissue/handuk .

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk PD.

6) Masukkan oksitosin ke dalam spuit (gunkan tangan yang memakai sarung tangan
DTT/steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada spuit).

8
7) Membersihkan vulva dan perineum, mengusapnya denganhati-hati dari depan
kebelakang dengan menggunakan kapas DTT.

8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap (bila selaput


kektuban belum pecah dan pembukaan udah lengkap, lakukan amniotomi).

9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

10) Periksa DJJ setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam
batas normal (120-160x/menit).

11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu
dalam menemukanposisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan
terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
.

a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif

b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai

c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai plihannya, kecuali posisi terlentang
dalam waktu lama, anjurkan ibu istirahat diantara kontranksi.

d) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu, berikan asupan cairan
peroral yang cukup.

14) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai, segera rujuk bayi jika bayi belum atau tidak
akan segera lahir setelah 120 menit meneran (primigravida) atau 60 menit meneran
(multigravida).

9
15) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

16) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

17) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.

18) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.

19) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

20) Setelah tampak kepala bayi denga diameter 5-6 cm membuka vulva, maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.

21) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.

22) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

23) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

24) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.

25) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai, dan kaki serta pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.

26) Lakukan penilaian selintas.

27) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?

10
28) Apakah bayi bergerak aktif Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap
lakukan langkah resusitasi.

29) Keringkan tubuh bayi.

30) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).

31) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik.

32) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).

33) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.

34) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kembudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci dengan sisi lainnya.

c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.

35) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke bayi, letakkan bayi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.

36) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

37) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

38) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi.
Tanan lain menegangkan tali pusat.

11
39) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri).

a) Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnyadan ulangi prosedur diatas.

b) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.

c) Lakukan penegangan tali pusat dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso
kranial).

d) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan plasenta.

e) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :

1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.

2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.

3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.

5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan segera lakukan plasenta manual.

40) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan.

12
41) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan
talapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

42) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik dan tempat khusus.

43) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif
segera lakukan penjahitan.

44) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak erjadi perdarahan pervaginam.

45) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit 1 jam.

a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-
60 menit.

b) Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.

c) Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis dan vitamin K, 1 mg IM di paha kiri anterolateral.

d) Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berian suntikan imunisasi hepatitis B di paha


kanan anterolateral.

46) Lanjutkan pemantauan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b) Setiap 15 menit pertama pada 1 jam pertama pasca persalinan.

c) Setiap 20-30 menit pasca persalinan.

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanakan atonia uteri.

47) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

13
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

50) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik serta suhu
tubuh normal.

51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi.

52) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat yang sesuai.

53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir, dan
darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

54) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberi ASI. Anjurkan keluarga
untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan.

55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% .

56) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balik bagian dalam ke luar
dan redam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

58) Lengkapi partograf, periksa tanda-tanda vital dan asuhan kala IV.

14
Konsep Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Departemen Kesehatan, 2005
dalam Wagiyo dan Putrono, 2016) Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dan umur
kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram (Shofa Ilmiah, 2015)
2. Adaptasi Bayi Baru Lahir
Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus, adalah :
a. Penyesuaian sistem pernapasan
Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru lahir adalah
sistem pernapasan. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran pernapasan
sampai alveoli. (Shofa Ilmiah, 2015)
b. Penyesuaian sistem kardiovaskuler
Sistem sirkulasi jantung mulai berdenyut pada minggu ketiga kehamilan. Selama
kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan zat nutrisi yang disuplai melalui
plasenta. (Shofa Ilmiah, 2015)
Setelah bayi lahir, sistem kardiovaskular mengalami perubahan yang mencolok, dimana
voramen ovale, duktus arterious, dan duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena
umbilikalis, dan arteri hepatika ligamen. Nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir
membuat paru-paru berkembang dan menurunkan resistensi vaskular pulmoner, sehingga
darah paru mengalir. (Wagiyo dan Putrono, 2016)
c. Penyesuaian Suhu Tubuh
Segera setelah bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya lebih
rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal yaitu sekitar
36,5˚C sampai 37˚C. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar (25˚C) maka bayi akan
kehilangan panas melalui evaporasi (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200
kalori/kg/BB/menit, sedangkan bentuk panas yang dapat di produksi hanya per sepuluh
dari jumlah kehilangan panas diatas, dalam waktu yang bersamaan. (Bonak dan Jensen,
2004 dalam Wagiyo dan Putrono, 2016)
d. Penyesuaian Gastro intestinal

15
Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban. Refleks gumoh dan
batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. (Shofa Ilmiah, 2015)
Pada saat bayi lahir, didalam saluran cernanya tidak terdapat bakteri. Setelah lahir,
orifisum oral dan orifisum anal memungkinkan bakteri dan udara sehingga bising usus
dapat kita dengakan satu jam setelah lahir. Kapasitas lambung bayi bervariasi dari 30-90
ml sangat tergantungpada ukuran bayi. (Wagiyo dan Putrono, 2016)
e. Penyesuaian Sistem Kekebalan Tubuh
Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitas sudah mulai
berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Bayi baru lahir
dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibunya. Namun bayi sangat rentan
terhadap mikroorganisme, oleh karena itu bayi entan terkena infeksi. (Shofa Ilmiah,
2015)
e. Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 mg/kg. Nilai rata-rata hemoglobin
dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemoglobin bayi baru
lahir berkisar antara 14,5-22,5 gr/dl, hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan
SDM berkisar antara 5-7,5 juta/mm3. Leukosit janin dengan nilai hitung sel berkisar
antara 18.000/mm3. (Bobak dan Jensen, 2004 dalam Wagiyo dan Putrono, 2016)
f. Traktus Urinarius
Pada bulan ke-4 kehidupan janin, ginjal terbentuk didalam rahim, urine sudah terbentuk
dan diekskresikan ke dalamcairan amnion. Pada kehamilan cukup bulan, ginjal
menempati sebagian besar dinding abdomen posterior, fungsi ginjal sudah sama dengan
fungsi ginjal pada orang dewasa sehingga pada saat lahir didalam kandung kemih bayi
terisi sedikit urine sehingga kemungkinan bayi baru lahir tidak akan miksi sampai dalam
waktu 12 jam sampai 24 jam. (Bobak dan Jensen, 2004 dalam Wagiyo dan Putrono,
2016)
g. Sistem Reproduksi
Saat lahir ovarium bayi wanita berisi beribu-ribu sel germinal primitif yang akan
berkurang sekitar 90% sejak bayi baru lahir sampai dewasa. Genetalia eksterna biasanya
edematosa disertai hiperpigmentasi. Pada bayi prematur, klitoris menonjol, dan labia
mayora kecil dan terbuka. Testis turun kedalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki-

16
laki. Prepisium yang ketat sering kali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat
tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama 3-4 tahun. (Wagiyo dan
Putrono, 2016)

3. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir


Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah
kelahiran. (Shofa Ilmiah, 2015) Asuhan segera bayi baru lahir menurut Shofa Ilmiah (2015),
yaitu :
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur suhu tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
b. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung
menangis, penolong segera melakukan resusitasi .
c. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah di klem dengan baik
untuk mencegah terjadinya perdarahan. Alat pengikat tali pusat atau klem dan gunting
steril harus selalu siap tersedia di ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan
ruang perawatan bayi. Tali pusat dipotong 3 cm dari dinding perut bayi. Luka tali pusat
dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali basah atau kotor.
d. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup
tinggi, berkisar antara 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi
vitamin K parental dengan dosis 0,5-1 mg secara IM.
e. Memberi obat tetes atau salep mata
Didaerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi alep mata
sesudah lima jam bayi lahir. Pemberian obat mata chloramphenicol 0,5% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) .
f. Pemantauan Bayi Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian

17
keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

5. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir


Adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk
menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
(Wagiyo dan Putrono, 2016) Tujuan dari pemeriksaan fisik menurut Wagiyo dan Putrono
(2016), adalah :
a. Menentukan status kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah
c. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
d. Untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
e. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

Prosedur pelaksanaan pemeriksaan fisik menurut Wagiyo dan Putrono (2016), adalah :
a. Tanda-tanda vital
Suhu axila 36,5 C-37 C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran, frekuensi jantung 120-
140 denyut/menit, pernafasa bayi baru lahir rata-rata 30-60 kali/menit dengan tekanan
darah 78/42 mmHg.
b. Pengukuran Umum
Berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan dari kepala sampai tumit 45-55 cm,
lingkar kepala diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35 cm, lingkar
dada mengukur pada garis buah dada, sekitar 30-33 cm, lingkar abdomen mengukur di
bawah umbilikalis, ukuran sama dengan lingkaran dada.
c. Pemeriksaan head to toe
Dari kepala, wajah,mata,hidung, mulut, telinga, leher, dada, paru, jantung, abdomen,
ekstermitas atas,ekstermitas bawah, spinal, genetalia, anus dan rektum, kulit.
d. Refleks
1) Refleks mencari puting (rooting)
2) Refleks menghisap (sucking)
3) Refleks menggenggam
4) Refleks moro

18
5) Refleks leher asimetrik tonik
6) Refleks melangkah

Kunjungan Neonatus
Dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak pelaksanaan kesehatan bayi baru lahir oleh bidan
dilaksanakan minimal 3 kali, yaitu :
a. Pertama pada 6 jam – 48 jam setelah lahir
b. Kedua pada hari ke 3 – 7 setelah lahir
c. Ketiga pada hari ke 8 – 28 setelah lahir

B. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PERSALINAN


Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian data,
identifikasi diagnosa, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian Data
Tanggal :
Tempat :
Jam :

a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari hasih anamnesa yang diajukan oleh
petugas kesehatan kepada klien maupun kepada keluarga. Dalam anamnesa, data yang
dikaji meliputi:
1) Biodata
a) Nama Ibu/Ayah
Untuk melengkapi identitas bayi, sehingga dpat membedakan dengan bayi yang
lain, untuk memudahkan hubungan dengan orang tua pasian yang menyangkut
perawatan serta dlam pendekatan dan memberikan dorongan moril kepada orang
tua. Untuk memudahkan petugas kesehatan dan menghindari kekeliruan dalam

19
pemberian asuhan. Agar terjalin komunikasi terapeutik dan menambah rasa terbuka
dan percaya diri klien kepada bidan.
b) Umur
Untuk umur mengetahui apakah ada faktor resiko pada ibu atau tidak. Untuk
mengetahui resiko-resiko yang mungkin terjadi kepada ibu. Usia reproduksi sehat
sekitas antara 20-35 tahun. Usia resiko tinggi ialah kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun.
c) Agama
Ditanyakan karena berhubungan dengan perawatan pasien sesuai dengan agam dan
dalam keadaan gawat darurat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat
dikethui dengan siapa harus berhubungan yang mungkin dapat menyangkut pemuka
agamanya. Untuk memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan usaha dan
pendidikan kesehatan kepada klien.
d) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, berhubungan dengan informasi yang
diberikan petugas kesehatan, agar dapat diterima sesuai dengan tingkat
pengetahuannya, karena pendidikan mempengaruhi sikap dan pengetahuan
seseorang. Untuk memberikan pendidikan kepada klien sesuai dengan tingkat
pendidikan.
e) Suku Budaya
Untuk memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai
dengan kondisi lingkungan klien. Juga untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan
maupun adat istiadat yang terdapat di daerah klien tersebut.
f) Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi klien. Sejauh mana pengetahuan
terhadap masalah kesehatan dan biaya perawatan. Untuk mengetahui sosial
ekonomi keluarga. Jika ibu bekerja, bidan bidan dpat mengetahui tentang pengaruh
atau tidaknya pekerjaan tersebut terhadap kehamilan ibu.
g) Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal bayi, dan juga untuk mengatahui apakah rumah
bayi tersebut terjangkau dengan fasilitas kesehtan yang ada, memudahkan

20
hubungan, mengadakan kunjungan serta untuk mengetahui keadaan lingkungan
tempat tinggal. Untuk mengetahui jarak rumah ibu dengan fasilitas kesehatan yang
ada, juga untuk memudahkan waktu kunjungan rumah.
2) Keluhan Utama
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke fasilitas kesehatan. Untuk mengetahui hal yang
mendasari pasien datang ke fasilitas kesehatan atau bahkan dirawat dirumah sakit, dlam
hal ini keadaan bayi saat pengkajian berat badannya berapa gram, apakah bayi lemah,
mals menyusu, dsb. Kuluhan yang saat ini dirasakan oleh pasien sehingga mudah dalam
memberikan asuhan dan menegakkan diagnosa.
3) Riwayat Keshatan yang Lalu
Untuk mengetahui riwyat penyakit yang pernah diderita. Tentang riwayat penyakit
menahun, menurun, maupun penyakit menular, seperti jantung, hipertensi, asma, HIV
AIDS, hepatitis, PMS, diabetes mellitus, TBC, dan sebagainya.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui tentang tentang riwayat kesehatan, penyakit yang pernah diderita
dalam keluarga ibu,. Penyakit menurun, menahun, penyakit menular seperti jantung,
hipertensi, asma, HIV AIDS, hepatitis. PMS, diabetes mellitus, TBC, dan sebagainya.
Juga tentang riwayat keturunan kembar.
5) Riwayat Haid
Untuk mengetahui HPHT dan tafsiran persalinan ibu. Untuk mengetahui janin yang
dikandungnya telah cukup bulan atau tidak.
6) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu dan Sekarang
Untuk mengetahui kondisi riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Untuk
mengetahui sekarang kehamilan yang ke berapa, lalu riwayat ANC pada kehamilan
sekarang bagaimana, apa ada keluhan,
Ketidaknyamanan dan tanda bahaya yang mungkin dialami oleh ibu. Terjadi suatau
penyulit dan komplikasi, atau tidak pada saat ibu melewati masa-masa tersebut. Karena
untuk mengantisipasi dan dapat memberikan penanganan segera dan tepat pada saat
terjadi suatau hal yang tidak diinginkan. Karena riwayat komplikasi terdahulu juga bisa
menjadi faktor penyebab atau pendukung komplikasi dikehamilan, persalinan dan nifas
selanjutnya.

21
7) Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)
Untuk mengetahui klien selama ini menggunakan KB apa (suntik, pil, IUD,AKDR,
implan dan sebagainya) dan rencana kontrasepsi yang akan digunkan ibu setelah
persalinan ini.
8) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Untuk mengetahui apakah makanan dan minuman yang selama ini dikonsumsi ibu
sudah dalam batas yang cukup, berlebihan atau mungkin dalam batas yang kurang
cukup. Mengetahui apabila ada keluhan, gangguan atu penyakit yang mungkin
dialami ibu.
b) Eliminasi
Untuk mengetahui pola BAB dan BAK sebelum dan selama kehamilan
ini. Mengetahui tentang mungkin adanya keluhan, gangguan atau penyakit.
c) Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu selama hamil. Tentang keluhan ketidaknyamanan,
atau hal lain yang mungkin terjadi. Untuk mengetahui juga aktifitas yang dilakukan
ibu sehari-hari memiliki dampak, pengaruh atau tidak dengan kehamilannya ini.
d) Istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat yang dialami ibu setiap harinya. Cukup, kurang
atau bahkan berlebihan. Mungkin juga ada keluhan, ketidaknyamanan bahkan
suatau penyakit yang dirasakan ibu.
e) Riwayat Pernikahan dan Keluarga
Untuk mengetahui status pernikahan ibu, dukungan keluarga maupun kerabat
terdekat. Karena hal ini juga dapat mempengaruhi psikologis ibu.
f) Latar Belakang Sosial Budaya
Untuk mengetahui mungkin jika ada kebiasaan-kebiasaan, budaya atau adat istiadat
yang masih dilakukan. Untuk mengetahui juga apakah hal tersebut berbahaya
terhadap kehamilannya atau tidak.

22
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang diperoleh dan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan kepada klien. Dalam pemeriksaan, data yang dibituhkan meliputi data:
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara umum. Apakah ibu mempunyai kelainan fisik
atau tidak. Kelainan fisik misalnya pincang, polidaktil, tidak punya tangan atau kaki
(salah satu), dan bungkuk.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran pada ibu.
c) TTV
1. Tekanan Darah
Normalnya dewasa adalah 120/80 mmHg. Jika sistole≥ 140 mmHg dan diastole
≥ 90 mmHg maka dinyatakan hipertensi.
2. Nadi
Normal nadi pada dewas adalah 60-80/menit. Pada bayi 120-160 kali/menit
(batas normal).
3. Suhu
Suhu normal dewas bayi adalah 36,5-37,5˚C.
4. Pernafasan
Normalnya frekuensi pernafasan pada orang dewasa adalah 16-24x/menit. Pada
bayi 40-60 kali/menit (batas normal)
d) Tinggi Badan
Tinggi badan ibu hamil harus ≥ 145 cm. Karena bila kurang dari itu, berarti
pinggulnya sempit sehingga akan mengakibatkan faktor resiko bayi kecil (lahir
dibawah 2500 gram). Karena kemungkinan terdapat hubungan antara perawakan
pendek ibu dengan lebih pendeknya masa kehamilan menyebabkan persalinan
tejadi lebih dini. Untuk panjang bayi baru lahir adalah 48-52 cm (batas normal).
e) Berat Badan
Untuk mengetahui berat badan ibu setelah dan sebelum ibu hamil agar dapat
mengetahui baik buruknya perkembangan ibu selama hamil. Dan untuk menghitung
23
IMT ibu sebelum hamil agar tahu apa ibu obesitas atau kurang nutrisi. Jika obesitas
ibu harus dianjurkan diet. Untuk berat badan bayi baru lahir normal 2500 – 4000
gram (batas normal)
Rumus IMT = berat badan (kg) / ( tinggi badan (m))²

Nilai IMT Kategori

<17,0 Sangat kurus

17,0 – 18,4 Kurus

18,5 – 25,0 Normal

25,1 – 27,0 Gemuk

>27,0 Sangat gemuk

Kenaikan berat badan ibu menurut IMT:

Berat badan sebelum hamil Kenaikan berat badan yang dianjurkan

Berat badan kurang (IMT <18,5) 13 – 18 kg

Berat badan normal (IMT 18,5 – 11 – 16 kg


24,9)

Berat badan berlebih (IMT 25 – 29,9) 7 -11 kg

Obesitas (IMT ≥30) 5 -9 kg

f) LILA
Untuk mengetahui status gizi ibu. Normalnya ibu hamil >23,5 cm

2) Pemeriksaan Fisik

24
a) Kepala dan Rambut
Kebersihan rambut, rambut rontok atau tidak. Pada anemia rambut mudah rontok.
b) Muka
Ada cloasma gravidarum atau tidak, pucat atau tidak, ada oedema atau tidak. Pada
anemia muka terlihat pucat.
c) Mata
Conjungtiva berwarna merah muda atau anemis, sklera berwarna putih atau kuning.
d) Hidung
Untuk mengetahui kebersihan hidung, adanya polip atau tidak.
e) Telinga
Untuk mengetahui adanya serumen atau tidak, kesimetrisan telinga.
f) Mulut
Mulut, gusi, dan gigi Bersih atau kotor, ada stomatitis atau tidak, ada caries atau
tidak, mukosa bibir lembab, kering atau pucat.
g) Leher
Adakah pembesaran kelenjar gondok, kelenjar getah bening atau tidak, adakah
tumor atau tidak.
h) Dada
Untuk mengetahui kesimetrisan, adakah benjolan pada payudara atau tidak, puting
susu menonjol atau tidak, pengeluaran ASI/kolostrum sudah keluar atau belum.
i) Abdomen
Untuk mengetahui ada bekas operasi atau tidak, adanya linea, striae atau tidak.
j) Ekstremitas
Apakah terdapat varises, ada oedema atau tidak, betis merah, lembek atau keras
Pemeriksaan Khusus Obstetri
Abdomen
a) Inspeksi
Untuk mengetahui pembesaran perut, bentuk perut, kelainan pada perut dan
pergerakan janin.
b) Palpasi

25
Leopold I : Untuk menentukan tinggin fundus uteri, untuk
menentukan
bagian teratas janin.
Leopold II : Untuk menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin.
Leopold III : Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin
dan apakah bagian terendah janin sudah masuk panggul
atau belum.
Leopold IV : Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin
masuk pintu atas panggul.
Mc. Donald : Untuk mengetahui TFU dalam cm, diukur dengan
menggunakan
metlin dari tepi atas simpisis sampai fundus uteri.
TBJ : Untuk mengetahui tafsiran berat janin sesuai dengan TFU dalam
cm yang telah diukur.
Rumus : TFU-(12x155) (belum masuk panggul/ convergen)
TFU-(11x155) (sudah masuk panggul/divergen)
c) Auskultasi
Dilakukan pemeriksaan DJJ untuk mengetahui punctum maksimum, frekuensi
teratur atau tidak.Perhitungan dilakukan dalam satu menit penuh.

3) Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengetahui data-data penunjang untuk menegakkan diagnosa dan intervensi,
antara lain hasil pemakaian laboratorium, hasil konsultasi data kerhamilan. Pemeriksaan
laboratorium sangatlah penting artinya untuk diagnosa yang tepat sehingga dapat
memberikan terapi yang tepat. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah darah
lengkap, yaitu Hb, leukosit darah, bilirubin total, trombosit, dan serbagainya.

a) Hb
Untuk mengetahui kadar Hb ibu, normalnya kadar Hb ibu hamil >11gr%. Jika
kurang dari angka tersebut berarti ibu menderita anemia.

26
b) Protein urine
Untuk mengetahui kadar protein ibu dalam urine. Yang akan mendeteksi ibu pre
eklamsia atau tidak.
c) Reduksi urine
Untuk mengetahui kadar glukosa ibu dalam urine.Yang akan mendeteksi ibu
Diabetes Melitus.
2 Identifikasi Diagnosa
. Pada langkah ini, dilakukan identifikasi sesuai masalah kesehatan yang
dikeluhkan/dikhawatirkan/dialami pasien
Dx : G… P… Ab… uk… presentasi… kala I fase aktif
Ds : Ibu merasa perutnya kenceng-kenceng mulai pukul …. WIB
Do :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 100/70 – 130/90 mmHg
N : 80-88 x/menit
S : 36.5 – 37.5 ºC
RR : 16 – 24 x/menit
DJJ : 120-160 x/menit
Pemeriksaan dalam
3 Identifikasi Masalah Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-
Siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini mejadi benar-benar terjadi. Langkah ini
penting sekali dalam melakukan asuhan kebidanan yang aman. Untuk antisipasi masalah
potensial dan diagnosa pada bayi dengan mengkaji ulang data subjektif dan data objektifnya.
4 Identifikasi Kebutuhan Segera

27
Tindakan yang dilakukan segera mungkin terhadap pasien agar masalah atau penyulit
yang dihadapi dapat terserlesaikan dengan baik dan yang tidak bisa ditangani sendiri,
dilakukan secara kalaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan, mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kondisi klien.
5 Intervensi
Menyusun rencana sistematis untuk memberikan pengobatan dan pertolongan seacra,
teapt baik dan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan pasien. Pada langkah ini merupakan langkah
kelanjutan dari maslah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi terhadap
kondisi klien secara menyeluruh meliputi setiap masalah yang berkaitan. Gambaran tentang
apa yang terjadi beserta pengajaran, konseling dan ujukan untuk maslah sosial ekonomi
kultural serta maslah psikologi. Rencana asuhan kebidanan harus disetujui antara bidan dan
keluarga klien, karena klien yang mengambil keputusan tentang dilaksanakan atau tidak
direncanakan asuhan tersebut.
Dx : G… P… Ab… uk… presentasi… kala I fase aktif
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :

6 Implementasi
Pelaksanaan diagnoasa yang telah dibuat dan ditetapkan, sehingga petugas kesehatan
memberikan pengobatan secara tepat, benar, sesuai dengan kebutuhan dan dapat berdampak
positif bagi kesembuhan pasien. Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan
dari rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan. Pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik apabila diterapkan.
7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan , meliputi apakah
pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis dan masalah.

28
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Dat Pengkajian Data


Tanggal : 12 November 2020
Pukul : 08.25 WIB
Tempat : Puskesmas Wonosari
1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. U
Umur : 33 Th Umur : 33 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Sopir
Alamat : Tumpangrejo Alamat : Kromengan

b. Alasan Masuk Kamar Bersalin


Ibu merasa kenceng-kenceng sejak pukul 04.00 WIB dan mengeluarkan lender
bercampur darah dan belum mengeluarkan cairan.

c. Riwayat Menstruasi
Lama : 5 – 6 hari
Banyaknya : Ganti pembalut 2 – 3 kali sehari
Keputihan : Tidak ada
HPHT : 04 – 02 – 2020
Keluhan : Tidak ada keluhan

29
d. Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke : Pertama
Usia Pernikaha : 21 Th
Lama Menikah : 12 Th
e. Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti batuk lama dan mengeluarkan
darah (TBC), penyakit kuning (Hepatitis) maupun HIV/AIDS, penyakit menahun
seperti penyakit jantung, ginjal dan asma, serta tidak menderita penyakit menurun
seperti diabetes/kencing manis dan epilepsi.

f. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk lama dan mengeluarkan
darah (TBC), penyakit kuning (Hepatitis) maupun HIV/AIDS, penyakit menahun
seperti penyakit jantung, ginjal dan asma, serta tidak menderita penyakit menurun
seperti diabetes / kencing manis serta epilepsi.

g. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti batuk lama lama dan mengeluarkan darah (TBC), penyakit kuning (Hepatitis)
maupun HIV/AIDS, penyakit menahun seperti penyakit jantung, ginjal dan asma,
serta tidak menderita penyakit menurun seperti diabetes / kencing manis serta
epilepsi. Ibu tidak memiliki riwayat Keturuan Kembar.

h. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


PERSALINAN Usia NIFAS
Jenis
Hamil ke Tempat Komplikasi Penolong L/P BB Laktasi Komplikasi
Persalinan
ASI Eks
1 Normal PMB - Bidan P 2900 11 Th -
Klasik
ASI Eks
2 Normal PMB - Bidan L 3000 4 Th -
Klasik
Hari ini - -

30
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I : Ibu pertama kali periksa di bidan usia kehamilan 2
bulan, ibu rutin periksa setiap bulan ibu mengeluhkan
mual, muntah. Ibu mendapatkan tambah darah dan
vitamin untuk otak, ibu diberikan penjelasan mengenai
makan, minum, pemeriksaan darah di Puskesmas.
Trimester II : Ibu periksa di bidan rutin setiap bulan, ibu ada keluhan
pusing, ibu mendapatkan tablet tambah darah dan
vitamin untuk tulang, ibu diberikan penjelasan mengenai
istirahat yang cukup serta makan dan minum.
Trimester III : Ibu periksa di bidan setiap bulan, ibu mengeluhkan sakit
dibagian perut bawah, ibu mendapatkan tambah darah
dan vitamin, ibu daiberikan penjelasan mengenai tanda-
tanda persalinan dan persiapan persalinan.

j. Riwayat Kontrasepsi
Pada saat setelah persalinan yang pertama ibu menggunakan KB suntik 3 bulan
selama 6 tahun dan setelah melahirkan anak ke dua ibu tetap menggunakan KB
suntik 3 bulan selama 3 tahun.

k. Data Psikososial, Budaya dan Spiritual


Psikologi : Ibu merasa unutk persalinan anak ketiganya karena
sudah waktunya.
Budaya : Sebagain besar Ibu hamil di wilayah Ibu pada saat
persalinan ditolong oleh bidan dan juga masih ada
persalinan yang ditolong oleh dukun.
Spiritual : Ibu selalu beribadah setiap harinya untuk kelancaran
proses persalinannya.

l. Pola Kebiasaan Sehari-hari

31
Nutrisi : Ibu terakhir makan dengan porsi setengah piring dan
minum terakhir berupa the hangat 1 gelas.

Eliminasi : Ibu terakhir BAB pada tanggal 2 november 2020 pada


pukul 05.00 WIB dengan porsi setengah piring dan
minum terakhir berupa teh hangat 1 gelas.
Istirahat : Pada sebelum persalinan ibu tidur malam mulai pukul
21.00 WIB dan bangun pada pukul 04.00 WIB karena
perutnya terasa kenceng-kenceng dan menjalar sampai
punggung.

m. Rencana Persalinan
Dalam keluarga Ibu mengambil keputusan adalah Ibu dan suami. Tempat bersalin
yang di inginkan yaitu Bidan Kartini, pada saat persalinan Ibu didampingi oleh
suami. Kendaraan yang digunakan untuk menuju tempat bersalin yaitu mobil pribadi.
Biaya persalinan dari BPJS.

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
TD : 120/80 mmHg
N : 80 Kali/Menit
S : 36,5o C
RR : 21 Kali/Menit
TB : 147,5 cm
BB Sebelum Hamil : 81 Kg
BB Bulan Lalu : 85 Kg
BB Saat Ini : 85 Kg
IMT : 37,48 (Gemuk)
LILA : 34 cm
TP : 13 November 2020
SPR :2

32
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak odema
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Payudara : Putting susu menonjol, tidak tampak lipatan pada
payudara maupun kulit jeruk
Abdomen : Tidak tampak bekas operasi, pembesaran membujur
Genetalia : Tampak pengeluaran lender bercampur darah
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak
ada bendungan vena jugularis
Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan,
kolostrum sudah keluar
Abdomen
TFU Mc. Donal : 32 cm
Leopold I : Teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting
(Kesan bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba datar, keras (kesan punggung),
bagian kiri teraba kecil janin (kesan ekstremitas Janin)
Leopold III : Teraba keras, melenting (Kesan kepala)
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
Perlimaan : 4/5 , TBJ = 32 – 11 x 155 = 3255 gram
Ekstremitas : Tidak Odema, tidak ada Varises
Auskultasi : 156 kali/menit
Kontraksi : 3 x 10 menit 40 detik

c. Pemeriksaan dalam
Tanggal : 12 – 11 – 2020
Pukul : 08.30 WIB
Dilakukan Oleh : Bidan Kartini
Vulva / Vagina : Lendir, darah
Pembukaan : 2 cm

33
Efficement : 50%
Ketuban : Positif
Bagian Terdahulu : Kepala
Bagian Terendah : Belum teraba
Molase : Tidak ada
Hodge : I
Tidak ada bagian kecil maupun bagian berdenyut disekitar bagian terdahulu.

d. Data penunjang
Tanggal : 16 – 07 2020
Protein Urine : Negatif
Glukosa Urine : Negatif
Hemoglobin : 14,7 gr/dl
Golongan Darah : B Rhesus (+)
HbSAg : Nonreaktif
HIV : Nonreaktif

B. Identifikasi Diagnosa
DX : GIIIPIIAb0 Uk 39 minggu 6 hari, letak kepala, punggung kanan, janin
T/H/I inpartu Kala I Fase Laten dengan keadaan Ibu dan janin baik
DS : - Ini merupakan kehamilan ketiga
- Ibu terakhir menstruasi pada tanggal 13 – 5 2019
- Ibu mengeluarkan lendir bercampur darah serta belum mengeluarkan
cairan, Ibu merasa kenceng-kenceng mulai pukul 04.00 WIB
DO : HPL 13 – 11 – 2020
TTV : TD : 120 mmhg
S : 36,5o C
N : 80 kali/’
RR : 21 kali/’
Leopold I : Teraba lunak kurang bundar, kurang melenting (Kesan
Bokong) TFU MC Donal 32 cm
Leopold II : Bagian kanan teraba datar, Keras (Kesan punggung),

34
bagian kiri teraba bagian kecil janin (Kesan ekstremitas
janin)
Leopold III : Teraba keras, melenting (Kesan kepala)
Leopold IV : Sudah masuk PAP
TBJ : 3255 gram
Kontraksi : 3 x 10 menit 40 detik
Pemeriksaan Dalam
Vulva / Vagina : Lendir, darah
Pembukaan : 2 cm
Efficement : 50%
Ketuban : Positif
Bagian Terdahulu : Kepala
Bagian Terendah : Belum teraba
Molase : Tidak ada
Hodge : I
Tidak ada bagian kecil maupun bagian berdenyut disekitar bagian terdahulu.

C. Identifikasi Masalah Potensial


Tidak ditemukan masalah potensial.

D. Identifikasi Kebutuhan Segera


Tidak ada kebutuhan segera.

E. Intervensi
DX : GIIIPIIAbO UK 39 minggu 6 hari, janin T/H/I inpartu Kala I
laten dengan keadaan Ibu dan janin baik
Tujuan : Kala I berjalan dengan lancer tidak ada tanda-tanda
komplikasi
Kriteria hasil : 1. Kesejahteraan Ibu baik
TTV dalam batas normal

35
TD : < 140/90 mmhg
N : 60 – 100 kali/menit
S : 36,5 – 37,5o C
RR : 16 – 24 kali/menit
HIS : Adekut dan teratur
Kala I tidak melebihi 2 jam
2. Kesejahteraan janin baik
DJJ : 120 – 160 kali/menit
3. Adanya kemajuan persalinan
Intervensi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan Ibu dan janinnya baik
dan saat ini Ibu sudah pembukaan 2 cm.
R/ meningkatkan partisipasi Ibu dan keluarga dalam pelaksanaan intervensi dapat
menurunkan rasa cemas.
2. Dampingi Ibu untuk memilih posisi nyaman
R/ dapat membantu penurunan kepala janin
3. Ajarkan Ibu teknik relaksasi dan distraksi
R/ dapat mengalihkan fokus dan mengurangi rasa nyeri
4. Ajarkan Ibu cara dan minta Ibu untuk tidak meneran saat ini
R/ cara meneran yang benar dapat mempercepat proses pengeluaran kepala pada saat
pembukaan sudah lengkap
5. Fasilitasi Ibu untuk makan dan minum apabila tidak ada kontraksi
R/ intake cairan dan nutrisi dapat menambah energi saat proses persalinan ketika
pembukaan sudah lengkap
6. Bantu Ibu untuk mengosongkan kandung kemih setiap 2 jam
R/ kandung kemih dan rectum yang kosong dapat mempermudah penurunan kepala
7. Motivasi Ibu untuk kesiapan persalinan
R/ Ibu lebih bersemangat menjalani proses persalinan
8. Lakukan observasi his, DJJ, nadi setiap 4 jam atau jika ada indikasi untuk mengetahui
pengeluaran pervaginam serta kemajuan persalinan

36
R/ memantau kondisi Ibu dan janin, memastikan kemajuan persalinan, membantu dalam
pengambilan keputusan
9. Siapkan alat, obat, tempat, pasien, penolong, pendamping untuk pertolongan persalinan
R/ memperlancar proses pertolongan persalinan dan mencegah terjadinya infeksi
10. Dokumentasikan hasil pemantauan Kala I Fase laten di lembar observasi
R/ membantu dalam menentukan keputusan klinik

F. Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Ibu dan keluarga bahwa keadaan Ibu dan janinnya
serta saat ini Ibu sudah pembukaan 2 cm.
2. Mendampingi Ibu memilih posisi nyaman.
3. Mengajarkan Ibu teknik relaksasi dan distraksi.
4. Mengajarkan Ibu cara meneran dan meminta Ibu untuk tidak meneran saat ini.
5. Memfasilitasi Ibu untuk makan dan minum apabila tidak ada kontraksi.
6. Membantu Ibu untuk mengosongkan kandung kemih setiap 2 jam.
7. Memotivasi Ibu untuk kesiapan persalinan.
8. Melakukan Observasi his, DJJ, nadi setiap 30 menit sekali, suhu dan tekanan darah
setiap 4 jam, periksa dalam 4 jam atau jika ada indikasi untuk mengetahui pengerluaran
pervaginam serta kemajuan persalinan.
9. Menyiapkan alat, obat, tempat, pasien, penolong, pendamping untuk pertolongan
persalinan.
10. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I Fase laten di lembar observasi.

G. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga memahami penjelasan yang diberikan.
2. Ibu lebih suka berjalan disekitar dari ruang bersalin dan Ibu melakukan gymball dengan
bersemangat.
3. Ibu melakukan pernafasan yang diambil dari hidung dan dihembuskan melalui mulut
pada saat terjadi kontraksi.
4. Ibu memahami teknik menran yang diajarkan oleh bidan
5. Ibu minum susu atau the manis saat tidak ada kontraksi.

37
6. Ibu mau ke kamar mandi untuk mengosongkan kandung kemih.
Kala II
Tanggal : 12 November 2020 Pukul : 09.50 WIB

S : Ibu ingin meneran.


O : Tampak tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka,
ketuban pecah spontan.
Keadaan Umum : Baik
His : 4 x 10’ 50”
A : GIIIPIIAbO UK 39 minggu 6 hari, janin T/H/I letkep, presentasi belakang
kepala inpartu Kala II dengan keadaan Ibu dan janin baik.
P : 1. Mendengar dan melihat tanda Kala II persalinan
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka
2. Mempersiapkan alat, obat yaitu partus set yang didalamnya terdapat
spuit 3 cc dan oksitasin, wadah DH, pakaian Ibu dan bayi.
3. Memakai clemek.
4. Mencuci tangan.
5. Memakai sarung tangan DH pada tangan yang akan melakukan
periksa dalam.
6. Memasukkan oksitosin kedalan spuit.
7. Melakukan vulva hygiene
8. Melakukan periksa dalam
Tanggal 12 November 2020 Pukul : 10.00 WIB
Vulva / Vagina : Darah, lender, ketuban
Ø : 10 cm
Efficement : 100%
Ketuban : Negatif

38
Bagian Terdahulu : Kepala
Bagian Terendah : Ubun-ubun kecil jam 12
Molase : O
Hodge : III – IV
Tidak ada bagian kecil maupun bagian berdenyut disekitar bagian
terdahulu.
9. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik di larutan klorin.
10 Memeriksa DDJ setelah kontraksi mereda untuk memastikan DJJ
. masih dalam batas normal.
e/ DJJ 136 kali/menit regular
11 Memberitahu pada Ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
. janin baik, kemudian bantu Ibu untuk menemukan posisi yang nyaman
dan sesuai keinginannya.
12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
. kontrkasi yang kuat.
e/ pendamping persalinan suami, teman sejawat
13 Melaksanakan bimbingan meneran pada saat Ibu merasa ingin
. meneran.
14 Menganjurkan Ibu untuk mengambil posisi yang nyaman.
. e/ Ibu memilih posisi setengah duduk
15 Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan di perub bawah Ibu.
.
16 Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
. Ibu.
17 Membuka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
. dan bahan.
18 Memakai sarung tangan DH/Steril pada tair pusat.
.
19 Setelah Nampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
. maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih,
tangan lain menahan belakang kepala untuk memepertahankan posisi
fleksi dan membantu lahirnya kepala.
20 Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
. e/ tidak ada lilitan
21 Setelah kepala bayi lahir tunggu putar paksi luar yang berlangsung

39
. secara spontan.
22 Melakukan pertolongan bipariental. Ayun ke bawah untuk melahirkan
1
. /3 bahu depan. Ayun kebelakang untuk melahirkan 1/3 bahu belakang .
23 Melakukan sanggah.
.
24 Melakukan susur.
. e/ bayi lahir pukul 10.05
25 Melakukan penilaian selitas bayi. Apakah bayi menangis kuat, gerak
. aktif, warna kemerahan, jenis kelamin laki-laki.
e/ bayi mengangis kuat, gerak aktif, jenis kelamin laki-laki
26 Mengeringkan tubuh bayi, mengganti handuk bawah dengan handuk
. kering.
27 Cek adakah bayi kedua.
. e/ tidak ada bayi ke 2

40
Kala III
Tanggal : 12 November 2020 Pukul : 10.06 WIB

S : Ibu merasa lega karena bayinya sudah lahir dengan selamat. Saat ini merasa
mulas
O : Tidak ada bayi kedua
A : PIIIAbO inpartu Kala III dengan keadaan Ibu dan bayi baik.
P : 1. Memberitahu Ibu untuk suntik oksitosin
2. Memeriksa uterus dan menyuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha
anterolateral
3. Mengeklem tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dan klem 2cm dari
klem pertama kemudian potong diantara klem
4. Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril kemudian simpul kunci
5. Meletakkan bayi tengkurap di dada Ibu dan menyelimuti bayi dan Ibu
serta memasang topi
6. Memindahkan tali klem pusat hingga 5-6 cm didepan vulva
7. Melakukan PTT dengan tangan kanan dan tangan kiri melakukan dorso
kronial
8. Saat plasenta tampak, melahirkan plasenta dengan kedua tangan,
memegang dan memutar searah jarum jam perlahan kemuadian lahirkan
plasenta, plasenta lahir 10.20
9. Melakukan masase fundus uteri selama 15 kali 15 detik
e/ fundus uteri teraba keras
10. Memeriksa kelengkapan plasenta
e/ kotiledon lengkap, selaput lengkap
11. Mengevaluasi kontraksi
e/ fundus uteri teraba keras, kontraksi baik
12. Memeriksa pendarahan dan memastikan ada tidaknya laserasi jalan lahir
e/ jalan lahir tidak ada leserasi

41
Kala IV
Tanggal : 12 November 2020 Pukul : 10.23 WIB

S : Ibu merasa lega karena bayi dan ari-arinya sudah lahir


O : Plasenta lahir spontan ketiledon lengkap, selaput lengkap. Kontraksi uterus
keras, tidak ada robekan jalan lahir.
A : PIIIAbO Kala IV dengan keadaan Ibu dan bayi baik
P : 1. Memastikan uterus berkontaksi dengan baik dan tidak terjadi
pendarahan pervaginam
e/ kontraksi uterus baik
2. Melakukan pemerikasaan antropometri pada bayi serta menyuntikkan
Vit K l mg di 1/3 pada kiri dan salep mata tetracyclin 1% sesudah 1 jam
pertama
3. Memantau kontraksi dan mencegah pendarahan pervaginam
4. Mengajarkan pada Ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontaksi
5. Melakukan estimasi pendarahan
e/ pendarahan ± 105 cc
6. Memeriksa nadi, pernafasan, tekanan darah, kontraksi dan kandung
kemih setiap 15 menit pada 1 jam dan 30 menit pada 1 jam kedua
7. Menempatkan seluruh peralatan bekas pakai dalam larutan klorin,
kemudian mencuci tangan
8. Membersihkan bokong Ibu dengan air DTT
9. Mencuci sarung tangan dimasukkan dalam larutan dan mencuci tangan
10. Melengkapi portograf

42
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Tanggal : 12 November 2020 Pukul : 10.23 WIB
A. Data Objektif
Lahir pada
Tanggal : 12 November 2020
Pukul : 10.05 WIB
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
RR : 48 x/1
N : 145 x/1
S : 36,7 oC
2. Antropometri
BB : 3000 gram
PB : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 12 cm
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada caput succedaneum dan Cephal hematoma,
ubun-ubun kecil dan ubun-ubun belum menutup
Wajah : Warna kemerahan
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Bersih, tidak ada secret/lendir, tidak tampak pernafasan
cuping hidung
Mulut : Lembab, tidak tampak labro skizres maupun labro
palatoskizres
Telinga : Simetri, bersih tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid maupun limfe
serta tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada omfalokel, tali pusat bersih, segar, tidak ada
pendarahan tali pusat

43
Genetalia Skrotum sudah turun
Anus Sudah mokoneal
Ekstremitas, simetris, tidak polidaktili, gerak aktif, kemerahan.
4. Reflek
Reflek roating :+
Reflex sucking :+
Refleks Swallowing :+
Reflex moro :+
Reflex Babinski :+
Tonick Neck Refleks :+

B. Analisa
By Ny. R sesuai kehamilan usia 1 jam dalam keadaan normal.

C. Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan tempat hangat, rawat gabung hindari
kehilangan panas pada bayi.
2. Menyuntikkan Vit K pada 1 jam pertama dan HbO pada 6 jam bayi setelah lahir.
3. Membantu bayi menyusu pada Ibu setiap saat.
4. Mengajarkan pada Ibu cara menyusui yang baik dan benar serta perawatan payudara.
5. Memotivasi pada Ibu mengenai kebuthyan nutrisi bayi baru lahir untuk minum ASI
minimal 2 jam sekali, personal hygiene, perawatan tali pusat serta tanda bahaya pada
bayi.
6. Jadwalkan kunjungan ulang pada hari ke-6 setelah persalinan.

44
BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan
akhir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala,
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Munthe, 2019)
Dari data didapatkan Ny. R mengeluhkan perutnya kenceng-kenceng mulai pukul 04.00
WIB dan mengeluarkan lendir bercampur darah dan belum mengeluarkan cairan. Pada teori
dijelaskan bahwa tanda persalinan yaitu HIS persalinan dan mengeluarkan serviks (Sondakh,
2013) dari data objektif didapatkan hasil pemeriksaan Ny. R dengan TD = 120/80 mmhg , N =
80 kali/menit , S = 36,5 oC , pernafasan = 21 kali/menit. Pada teori dijelaskan tanda-tanda vital
normal TD ≤ 140/90 mmhg , S = 36,5 – 37,5 oC , N = 60 – 100 kali/menit , pernafasan = 16 – 24
kali/menit, sedangkan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
Pada kala I dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul 08.30 WIB didapatkan hasil
pembukaan 2 cm dalam teori disebutkan bahwa periksa dalam dilakukan 4 jam sekali atau jika
da indikasi untuk mengetahui kemajuan persalinan (Sondakh, 2013). Pada pukul 09.30 WIB Ibu
dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 5 cm dan setengah jam kemudian Ibu
merasa ada dorongan untuk meneran Ibu dilakukan periksa dalam dan mendapatkan hasil
pembukaan lengkap menurut teori kala I ± 12 jam pada primigrovida sedangkan multigrovida ±
8 jam (Sondakh, 2013).
Pada Kala II Ibu dilakukan pimpinan persalinan muali pukul 10.00 WIB. Ibu kooreratif
dalam dilakukan tindakan Bayi Ny. R lahir pukul 10.05, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat,
gerak aktif dengan berat badan 3000 gram, panjang badan 48 cm lama Kala II untuk
primigravida 1,5 – 2 jam dan multigrovida 1 – 1,5 jam (Sondakh, 2013). Penulis berpandapat
bahwa Kala II Ny. R termasuk cepat dikarenakan Ibu kooperatif dalam setiap tindakan serta
pemenuhan nutrisi Ibu baik.
Pada Kala III Ibu melahirkan plasenta pada pukul 10.20 WIB plasenta lengkap dan
dilakukan masase uterus 15 kali 15 detik Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai
lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih 30 menit.

45
Pada Kala IV Ny. R mengalami pendarahan ± 105 cc, TTV dalam batas normal, kontraksi
baik, kandung kemih kosong. Observasi dipantau setiap 15 meit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada 1 jam kedua. Dari kasus Ny. R tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
yang dialami.

46
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin yaitu Ny.R maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pada ibu bersalin.
2. Penulis mampu menegakkan masalah potensial yang tidak menyebabkan potensial terjadi hal lain
karena data tidak mendukung.
3. Penulis mampu merencanakan tindakan segera yang mana pada persalinan Ny.R tidak
membutuhkan segera.
4. Penulis mampu menyusun asuhan/rencana asuhan terhadap Ny.R
5. Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan persalinan sesuai dengan yang direncanakan
berupa pemenuhan dasar ibu bersalin.
6. Penulis mampu mengevaluasi asuhan kebidanan Ny R, ibu memahami penjelasan yang
disampaikan. Ibu memahami kondisinya saat ini, ibu bersedia melakukan anjuran yang telah
disampaikan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan keterampilan asuhan kebidanan pada ibu
bersalinan
2. Bagi Klien
Diharapkan mampu mengurangi masalah yang sedang dialami.

47
48

Anda mungkin juga menyukai