Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

ROSI ETIKA SARI


1817202302

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2020

1
2

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN


PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
PADA BY. NY. “A” NEONATUS CUKUP BULAN 1 JAM

DISUSUN OLEH :

ROSI ETIKA SARI


1817202302

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2020
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
3

(ITKES)

WIYATA HUSADA SAMARINDA


JL. KADRIE OENING GG MONALISA NO 77 SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN


PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
PADA BY. NY. “A” NEONATUS CUKUP BULAN 1 JAM

Laporan Telah Disetujui

Tanggal :

Disusun oleh :

Rosi Etika Sari


NIM. 1817202302

Menyetujui,
Pembimbing Institusi,

Tuti Meihartati, S.ST., M.Kes


NIK. 1141048518131

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan

Hestri Norhapifah, S.ST., M. Keb


NIDN. 1129059002

KATA PENGANTAR
4

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tugas
Asuhan Kebidanan ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada rasul yang mulia, Muhammad shallaullahu ‘alaihiwasallam.

Dalam pembuatan Asuhan Kebidanan ini dilakukan dengan


mengambil referensi dari berbagai sumber, saya menyadari bahwa Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempuruna, karena keterbatasan referensi baik
dari buku, maupun dari (internet).

Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan
untuk hasil yang lebih baik. Harapan saya semoga Asuhan Kebidanan pada
By. Ny. “A” Neonatus Cukup Bulan Sesu ai dengan Usia Kehamilan 1 jam
dapat bermanfaat terutama bagi saya dan untuk semua orang yang
membaca.

Samarinda, 10 November 2020

Penulis  
5

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan ....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir.......................................................................................4

B. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir.............................................6

C. Pendokumentasian pada Bayi Baru Lahir..............................................9

BAB III TINJAUAN KASUS

Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Metode SOAP.........................14

BAB IV PEMBAHASAN

Hasil Pembahasan dengan Metode SOAP...............................................20

BAB V PENUTUP

A. Simpulan................................................................................................22
B. Saran......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang yaitu
Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs
(Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun 2020 yatu AKB 12 per
1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak pada kelompok
bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan
sepsis (12%). Dilain pihak faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian
bayi diusia 0-6 hari adalah Hipertensi Maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran
(17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum masing-masing (12,5%).
Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis (20,5%), malformasi
kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama kematian bayi pada
kelompok 29 hari – 11 bulan yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan
meningitis/ensefalitis (9,3%), sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% ( Kemenkes, 2015).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar setiap
persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter Spesialis Kebidanan
dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta diupayakan agar proses pelayanan
dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI ,2015).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka kematian neonatal antara
lain juga melalui penempatan bidan di desa, strategi Making Pregnancy

Safer, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan


menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) (Kemenkes, 2015). Upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara lain seperti ; 1) Meningkatkan
Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan mengharuskan agar setiap bayi baru lahir
mendapatkan pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai
standar. 2). Penanganan neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan
sesuai standar tenaga kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat
Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).

4
5

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada By. Ny. A Neonatus cukup bulan sesuai
usia kehamilan umur 2 jam dengan pemeriksaan fisik bayi dengan manajemen asuhan
kebidanan se cara nyata sesuai standar dan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan Standar dan Wewenang bidan
b. Melakukan pendokumentasikan asuhan kebidanan dengan metode SOAP.

C. Manfaat
1. Bagi Diri Sendiri
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam praktek di lahan,
serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah memberikan asuhan
kebidanan pada anak dengan Pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir.

2. Bagi Bidan
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi profesi bidan dalam upaya
meningkatan mutu dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan
Pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir.

3. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya pada bayi
dengan Pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir

i. PengertianBayi Baru Lahir

Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk,
2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang
yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).
Menurut Sarwono (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan sekitar 2500-3000gram dan
panjang badan sekitar 50-55 cm.

Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :


1. Berat badan 2.500-4.000 gram.

2. Panjang badan 48-52.

3. Lingkar dada 30-38.

4. Lingkar kepala 33-35.

5. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.

6. Pernapasan ±40-60 kali/menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.

9. Kuku agak panjang dan lemas.

10. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan
pada laki- laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
7

12. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.

13. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.

14. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium


berwarna hitam kecoklatan (Tando,2016).

ii. Perubahan Fisiologi


a. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf
pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi
pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
b. Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan
tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan.
Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.
c. Perubahan termoregulasi dan metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka
bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi.
Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan
trauma dingin (cold injury).
d. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang
sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,
pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor
pada ekstremitas.
e. Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100
mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus
pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak
sehingga kadar gula akan mencapai 120mg/100mL.
f. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali
sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
g. Perubahan Hati
8

Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan
pemecahan sel-sel darah merah.
h. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk.
Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi
pada periode bayi baru lahir. (Sondakh,2017)

B. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Asuha Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan),
memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat, melakukan IMD,
memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata antibiotik pada kedua mata,
memberi immunisasi Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra
Lyndon, 2014)

2. Asuhan Bayi Baru Lahir


a. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap hangat
adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda
memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah
hipotermi.
b. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan
hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan sekaligus dengan penilaian
APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas segera
dibersihkan.
c. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau
handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan
membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan,
selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat
diklem, Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada
tangan bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
9

d. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara
pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
e. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin IU
intramuscular)
f. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat
dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm
dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
g. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan
tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT (steril)
h. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian lingkarkan
kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
i. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%
j. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui dini.
k. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan
sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan.
Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat tali pusat.
Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu dengan kulit
bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi mencari dan menemukan
putting dan mulai menyusui.
l. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal tersebut
berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin.
m. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi
baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami
perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir,
terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak
1 mg dosis tunggal, intra muscular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1
dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B
n. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
o. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah
10

pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat


untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-
bayi. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.

p. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah terdapat
kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara
sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki). (Sondakh,2017)

3. Pelayanan Kesehatan Neonatus


Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada
neonates sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir.
a. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan
pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur
panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1,
Hepatitis B, perawatan tali pusat dan pencegahan kehilangan panas bayi.
b. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7
setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI
eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
c. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28
setalah lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi
badan dan nutrisinya.

C. Pendokumentasian pada Bayi Baru Lahir

1. Data Subjektif

1. Anamnesa
Pada langkah pertama harus mengumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2. Identitas orang tua


Nama, umur, ras atau suku, agama, status perkawinan,
pekerjaan.Maksud pertanyaan ini adalah untuk identitas(mengenal) klien dan
menentukan status sosial ekonominya yang harus kita ketahui.

3. Riwayat kehamilan dan persalinan ibunya


11

Riwayat kebidanan yang lalu meliputi jumlah anak, perjalanan persalinan


aterm, berat badan bayi, dan masalah-masalah yang di alami ibu.

4. Riwayat kesehatan ibu


Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang didapat dahulu dan
sekarang, seperti masalah hipertensi, diabetes mellitus, malaria, PMS atau
HIV/AIDS.

5. Riwayat sosial dan ekonomi


Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status perkawinan, respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB, dukungan keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan,
kebiasaan hidup sehat, merokok dan minuman keras, mengkonsimsi obat-obat
terlarang, kegiatan sehari-hari, tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan.

2. Data Objektif

Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan secara sistematis.

a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum dan kesadaran penderita
a) Composmentis (kesadaran baik)
b) apatis (masa bodoh),
c) samnolen (kesadaran menurun)
d) spoor (mengantuk), koma.

b. Pengukuran tanda-tanda vital.


1. Nadi
Nadi normal adalah 110-120 menit. Bila nadi tidak normal mungkin
ada kelainan gangguan suhu tubuh atau gangguan pernapasan.

2. Pernapasan
Pernapasan normal adalah 24-28 kali/menit.

3. Suhu Badan
Suhu badan normal adalah 36,5 - 37, . Bila suhu lebih tinggi dari
37,5 kemungkinan ada infeksi.

4. Tinggi Badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko pabila hasil pengukuran
12

< 45 cm.
5. Berat Badan
Berat badan lahir kalau kurang dari 2.5 kg datau lebih 4 kg termasuk resiko.
c. Kepala dan Leher
1. Apakah ada edema pada wajah, adakah tanda lahir, lingkar kepala dan
tanda caput atau cephal haematom
2. Pada mata adakah ada nanah pada konjungtiva, adakah ikhterus pada
sklera dan oedem pada palpebraatau adakah perdarahan.
3. Pada hidung adakah pengeluaran cairan
4. Pada mulut adakah gigi sudah ada, lihat keadaan lidah
5. Telinga adakah pengeluaran dari saluran , dan bentu daun telinga.
6. Leher apalah ada kaku.
d. Payudara
Memeriksa bentuk, Puting , areola warnanya. dan lingkar dada

e. Abdomen
Bentuk , kulit tipis , tidak kembung, tali pusat terikat dan tidak berdarah
f. Ekstremitas
Apakah lengkap, kuku panjang
g. Genetalia
Labia mayora meutupi labis minor p[ada perempuan, testis apakah sudah
turun pada laki-laki.
h. Refleks Grap, sucking reflex , ruting reflex dan reflex morro

3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang
sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian ,
masalah juga sering menyertai diagnosis. Diagnosa pada bayi ini adalah Bayi baru
lahir cukup bulan fisiologis, dengan masalah potensial hipotermi.

4. Perencanaan

Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan


ibu mencakup komponen:
a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan / menyingkirkan, mengonfirmasi atau
13

membedakan antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.


b. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
c. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi dan intervensi.
d. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya terapi lain.
e. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih aktif dalam
perencanaan perawatan.
f. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya.

5. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun


dilaksanakan dengan efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung jawab untuk melaksanakan
rencana asuhannya (misal memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana).

6. Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan


kepada pasien harus sesuai dengan :
a. Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya
dengan rasa aman dan percaya diri.
b. Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji respon
pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
c. Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi pasien,
peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam
perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
14

BAB III

METODE KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Pada By. Ny. “A” Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan 1 jam

NO. REGISTER :

MASUK RS TANGGAL, JAM :

DIIRAWAT DIRUANG :

Biodata
Nama Bayi : By. Ny. A JK : Laki - Laki

PBL : 52 cm BBL : 3000 gram

Ibu
Suami

: Ny. A
Nama : Tn. B

: 23 Tahun
Umur : 25 Tahun

: Islam
Agama : Islam

: Jawa
Suku/bangsa : Jawa

: SMP
Pendidikan : SMA

: IRT
Pekerjaan : Swasta

: Jl. Aws gg. 2


Alamat : Jl. Aws gg. 2

No.Telepon/Hp : 0857-5204-xxxx :-
15

DATA SUBJEKTIF

1. Riwayat Antenatal

G1P0A0Ah0 Umur kehamilan 38-39 Minggu

Riwayat ANC : teratur/tidak 6 kali,di BPM Puji Handayani oleh Bidan

Imunisasi TT : 2 kali

TT 1 tanggal SMA , TT 2 tanggal 2019

TT 3 tanggal TT 4 tanggal

TT 5 tanggal

Kenaikan BB : 9,5 kg

Keluhan saat hamil : Ibu mengatakan merasa mudah lelah pada saat
kehamilan
Penyakit selama hamil : Ibu mengatakan tidak ada penyakit penyerta
selama kehamilan
Kebiasaan makan : ibu mengatakan biasa makan 3x sehari 1 porsi
piring (nasi, lauk,pauk)
Obat/jamu : Ibu mengatakan tidak minum jamu - jamuan
Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok
Kompikasi ibu : Ibu mengatakan tidak ada komplikasi
Janin : Ibu mengatakan janin dalam keadaan sehat
2. Riwayat Intranatal
Baru Lahir Tanggal 10 November 2020 Jam 08.00 WITA
Jenis Persalinan : spontan /tindakan
Atas Indikasi Tidak ada
Penolong : Bidan di BPM Puji Handayani
Lama Persalinan : Kala I 18 jam
Kala II 30 menit
Komplikasi
a. Ibu : Tidak Ada
16

b. Janin : Tidak Ada


3. Keadaan bayi baru lahir
BB/PB lahir : 3000 gram / 52 cm
Caput succedaneum : Tidak Ada
Cepal haematoma : Tidak Ada
Cacat bawaan : Tidak Ada

Resusitasi : Rangsangan : ya/tidak

Penghisapan lender : ya/tidak

Ambu bag : ya/tidak

Massase jantung : ya/tidak

Intubasi endotrakheal : ya/tidak

O2 : ya/tidak

DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan Umum

a. Pernafasan : Tidakada kelainan, tidak ada wheezing dan ronchi

b. Warna kuit : Kemerah – merahan

c. Denyut jantung : Normal ( reguler )

d. Suhu aksiler : 36,5°C

e. Postur dan Gerakan : Tidak ada kelainan

f. Tonus otot/tingkat : (+) Positif

g. Kesadaran : Composmentis

h. Ekstremitas : Simetris

i. Kulit : Normal

j. Tali pusat : Tidak ada tanda infeksi

k. BB sekarang : 3000 gram

Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Simetris, tidak ada edema


17

b. Muka : Simetris

: Sklera berwarna putih, konjungtiva merah muda,

c. Mata Reflek pupil mengecil jika terkena cahaya

d. Telinga : Simetris, Serumen (-)

e. Hidung : Simetris, Polip (-), Secret (-)

f. Mulut : Simetris, bibir lembab, stomatitis (-)

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, limfe dan

vena jugularis

h. Klaikula : Simetris

i. Lengan tangan : Simetris, jari – jari lengkap, polidaktili (-), Silidaktili (-)

j. Dada : Simetris, tidak ada edema

k. Abdomen : Simetris, Tidak ada kelainan

l. Genetalia : Skrotum telah turun

m. Tungkai dan kaki : Simetris, jari – jari lengkap, polidaktili (-), Silidaktili (-)

n. Anus : (+) Positif

o. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan

Reflek : Moro : (+) Positif

Rooting : (+) Positif

Walking : (+) Positif

Graphs : (+) Positif

Sucking : (+) Positif

Tonicneck : (+) Positif

Antropometri : PB : 52 cm
18

LK : 33 cm

LD : 32 cm

LILA : 10 cm

El Iminasi Miksi : (+) Positif

Mekonium : (+) Positif

Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

ASSESMENT

1. Diagnosis Kebidanan
NCB SMK Usia 1 jam
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Menjaga kehangatan bayi, personal hygiene, tanda bahaya bayi baru lahir
4. Diagnosis Potensial
Tidak Ada
5. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
Tidak Ada
b. Kolaborasi
Tidak Ada
c. Merujuk
Tidak Ada

PLANNING (Termasuk Prndokumentasian Implementasi dan Evaluasi)


Tanggal 10 November 2020 jam 08.10 WITA
19

1. Memberitahukan ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayinya lahir


dengan selamat dan sehat dengan jenis kelamin laki-laki, BB : 3000
gram, PB : 53 cm
E/. Ibu mengerti tentang keadaan bayinya
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa diberi
makanan/minuman tambahan apapun. Fungsinya penting bagi daya
tahan tubuh dan pertumbuhan pada bayi.
E/. Ibu mengerti dan bersedia menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa
makanan/minuman tambahan apapun.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, kapan
saja tanpa harus dijadwalkan.
E/. Ibu mengerti dan bersedia untuk menyusui bayinya secara on
demand.
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti kassa pada bayi yaitu ketika kassa
basah atau setiap bayi mandi. Cara mengganti kassa yaitu dengan
melipat segitiga lalu tali pusat dibungkus tanpa dibubuhi apapun.
E/. Ibu mengerti dan bersedia mengganti kassa apabila lembab atau
setelah mandi
5. Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tanda dan bahaya bagi
bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau menyusu, suhu tubuh bayi tinggi
sampai menggigil, tali pusat berdarah dan belum BAB selama 24 jam
terakhir. Bila mendapati salah satu tanda tersebut maka ibu diharapkan
melapor ke petugas pelayanan kesehatan.
E/. Ibu mengerti dan bersedia melapor ke tenaga kesehatan apabila
didapati tanda bahaya tersebut.
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya seperti, jangan
menempatkan bayi didekat jendela, jangan menempatkan bayi ditempat
yang dingin atau terpapar langsung dengan udara sekitar.
E/. Ibu mengerti dan bersedia menjaga kehangatan suhu tubuh bayi
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi dan mengganti
popok bayi pada saat bayi BAB dan bayi BAK.
E/. Ibu mengerti dan bersedia untuk menajaga personal hygiene bayi
20

8. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan diberikan vit. K untuk mencegah


perdarahan pada bayi yang akan disuntikkan pada paha luar sebelah kiri
secara IM dengan dosis 0,5 cc.
E/. Vit. K telah diberikan
9. Memberikan salep mata oxy tetracyline 1% untuk mencegah infeksi
dengan cara oleskan salep mata dari mata bagian dalam kearah bagian
luar bergantian antara mata kanan dan mata kiri.
E/. Salep mata telah diberikan
10. Bidan melakukan pendokumentasian seluruh hasil pemeriksaan
E/. Dokumentasi telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari laporan kasus yang membahas


tentang kendala atau hambatan selama melakukan Asuhan Kebidanan pada
klien.Kendala tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus.Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan asuhan
kebidanan.
Pengkajian yang merupakan tahap awal dari manajemen kebidanan
dilaksanakan dengan cara pengkajian data subyektif dan data penunjang
(Nursalam, 2015). Pada data obyektif diperoleh dengan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui keadaan umum pasien selama pemeriksaan fisik bayi baru lahir
yang dikaji dari kepala sampai dengan kaki untuk mengetahui adanya kelainan
atau tidak.
Bayi Ny. A lahir normal dan spontan pada tanggal 10 November 2020,
pukul 08.00 Wita dengan bugar, menangis kuat, tidak ada cacat bawaan,
warna kulit kemerahan, tonus otot aktif dan pernafasan baik. Jenis kelamin
perempuan, berat badan 3000 gram, panjang badan 52 cm, ekstremitas
lengkap, reflek bagus, pergerakan aktif, anus (+). Hal ini sesuai dengan teori
dimana bayi baru lahir normal dan sehat apabila warna kulit merah, denyut
jantung >100 x/i, menangis kuat, tonus otot bergerak aktif, pernafasan baik
dan tidak ada komplikasi pada bayi tersebut (Tando, 2016).

Pada saat umur bayi 2 jam, dilakukan pemeriksaan fisik bayi serta
memberikan penyuluhan kepada ibu tentang perawatan pencegahan
hipotermi, pemberian ASI eksklusif, dilakukan penimbangan berat badan dan
pengukuran panjang badan dengan hasil berat badan 3000 gram, panjang
badan 52 cm. Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir 1 jam setelah lahir
memberikan suntik imunisasi HB0 pada paha bagian luar untuk imunisasi
dasar , dan suntik Vit K.
Pada langkah pelaksanaan ini telah dilakukan dan dikerjakan sesuai
dengan rencana asuhan yang telah dibuat dan adanya dukungan dari
keluarga.Pada kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan praktek dalam menetapkan pelaksanaan secara menyeluruh dan pada
langkah pengkajian ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan
22

praktek di lapangan.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Asuhan bayi baru lahir Ny. A jenis kelamin laki-laki, BB 3000 gram, PB
52 cm yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2 jam, tidak ditemukan
masalah atau komplikasi, berjalan secara fisiologis.
Pada saat umur bayi 2 jam, dilakukan pemeriksaan fisik bayi serta
memberikan penyuluhan kepada ibu tentang perawatan pencegahan
hipotermi, pemberian ASI eksklusif, dilakukan penimbangan berat badan dan
pengukuran panjang badan dengan hasil berat badan 3000 gram, panjang
badan 52 cm. Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir 1 jam setelah lahir
memberikan suntik imunisasi HB0 pada paha bagian luar untuk imunisasi
dasar , dan suntik Vit K.
Pada kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan praktek dalam menetapkan pelaksanaan secara menyeluruh dan pada
langkah pengkajian ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan
praktek di lapangan

B. Saran
1. Bagi Praktik Mandiri Bidan
Diharapkan Puskesmas dapat mempertahankan pelayanan asuhan
kebidanan yang sudah baik diharapkan bidan dapat memberikan /
melaksanakan sesuai standar asuhan kebidanan.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada
semua pelayanan kebidanan dan diharapkan Laporan Tugas Akhir ini
sebagai bahan masukan, sebagai contoh asuhan manajemen bagi penulis
selanjutnya.
3. Bagi Pelaksana asuhan Selanjutnya
Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien.
Dalam menghadapi pasien harus lebih menguasai teori, praktik dan
program-program yang tersedia bagi setiap asuhan yang diberikan,
24

sehingga asuhan yang diberikan berkualitas dan memenuhi standar yang


telah ditetapkan.
25

DAFTAR PUSTAKA

Bapennas.2015.RPJMN 2015-2019 dan strategi pembangunan


kesehatan dan gizi masyarakat. Jakarta: Kemenkes 2015.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2012. Profil Kesehatan Provinsi


Sum atera Utara. Medan: Dinkes Prov. SU.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan menteri


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: DepkesRI

Jannah, 2017. ASKEB II Persalianan Berbasis kompetensi.Jakarta:EGC.

Johariyah.2016. AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Jakarta: TIM Kemenkes (a).2015.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:

Kemenkes RI 2015.

(b). 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable evelopment Goals


(SDGs). Jakarta: Kemenkes RI 2015.

(c). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. jakarta:


pusdiklatnakes Kemenkes RI.

Mangkuji , B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta :


EGC

Marmi,dan K. Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak


Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Muslihatun, Wafinur. (2010). Pendokumentasian Kebidanan.

Yogyakarta: Fitramaya Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

2016.Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus Pusat

ikatan Bidan Indonesia.

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan


Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT
Pustaka Baru.
26

Sondakh, J. J.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi


baru Lahir. Malang: Penerbit Erlangga.

Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta:
EGC

Depkes RI. 2017. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta : Depkes RI.

Hidayat, A. Alimul. 2016. Buku Saku Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Kemenkes RI. 2017. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas


kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Lisnawati, L. 2016. Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Trans Info Media,


Jakarta.

Ranuh dkk. 2015. Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas


Imunisasi IDAI.

Proverawati, A & Andhini, C. 2016.Imunisasi dan Vaksinasi. Nuha Offset.


Yogyakarta

Anik Maryuni. 2016. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta :


CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai