Disusun oleh :
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Konsep Bayi Baru Lahir
Normal dan Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir”.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
1. Tujuan Umum............................................................................................5
2. Tujuan Khusus...........................................................................................6
D. Manfaat.........................................................................................................6
E. Sistematika Penulisan...................................................................................7
F. Metode Penulisan..........................................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................8
A. Pengertian Perinatologi dan Neonatologi.....................................................8
B. Bounding Attachment.................................................................................10
C. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).....................................................................11
D. Rooming in..................................................................................................13
E. Adaptasi BBL dan Intra-uterine ke ekstra-uterine......................................15
F. Tindakan dan prosedur yang segera dilakukan pada bayi baru lahir..........16
G. APGAR Score.............................................................................................19
H. Nutrisi dan Cairan.......................................................................................20
I. Antropometri Bayi Baru Lahir (BBL)........................................................24
BAB III..................................................................................................................27
PEMBAHASAN KASUS......................................................................................27
A. Pengertian....................................................................................................27
B. Anatomi Fisiologi.......................................................................................27
2
C. Etiologi........................................................................................................30
BAB IV..................................................................................................................67
PENUTUP..............................................................................................................67
A. Kesimpulan.................................................................................................67
B. Saran............................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................68
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan masyarakat
adalah AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka kematian Bayi).
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-1bulan)
per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan
antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,
serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu
wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah , 2012 ).
4
baiknya penanganan bayi baru lahir juga akan menyebabkan kelainan-
kelainan yang akan mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir yang dapat
mengakibatkan cold stress yang selanjutnya dapat mengakibatkan
hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Contoh
lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat
menyebabkan masuknya cairan 3 lambung ke paru-paru yang
mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal
ini berlangsung terlalu lama dapat menimbun perdarahan otak, kerusakan
otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. Dan yang tidak kalah
penting adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali
pusat pada waktu pemotongan tali pusat (Prawirohardjo, 2006).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat suatu rumusan
masalah diantaranya ,yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Baru Lahir ?
2. Bagaimana anatomi fisiologi dari Bayi Baru Lahir ?
3. Bagaimana etiologi dari Bayi Baru Lahir ?
4. Bagaimana patofisiologi pada Bayi Baru Lahir ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada Bayi Baru Lahir ?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostic pada Bayi baru Lahir ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep bayi baru lahir normal dan dapat melakukan
asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada bayi baru lahir
dengan memperhatikan asuhan keperawatan bio-psiko-sosial-
5
kultural dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient
safety) sesuai standar keperawatan.
b. Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberikan
asuhan keperawatan maternitas sesuai standar.
c. Mampu mengumpulkan data, menyusun, mendokumentasikan dan
menyajikan informasi asuhan keperawatan maternitas.
D. Manfaat
1. Bagi penulis
a. Meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang asuhan
keperawatan bayi baru lahir.
b. Menambah keterampilan mahasiswa dalam menerapkan
manajemen keperawatan bayi baru lahir
2. Bagi institusi pendidikan
a. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
Diploma III Keperawatan khususnya yang berkaiatan dengan bayi
baru lahir
b. Menjadi kerangka acuan untuk melakukan studi kasus lebih lanjut
dan sebagai wahana dalam pengembangan diri dalam bidang
kognitif maupun keterampilan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir
3. Tenaga kesehatan
Sebagai referensi oleh tenaga kesehatan khususnya perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapat gambaran secara singkat dan menyeluruh
mengenai makalah ini, maka penulis memberikan sistematika uraian
sebagai berikut:
1. BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan
6
penulisan, rumusan masalah, sistematika
penulisan dan metode penulisan.
2. BAB II : Tinjauan Teoritis
3. BAB III : Penutup, berisikan tentang kesimpulan dan
saran.
F. Metode Penulisan
Dalam melakukan penulisan ini ada beberapa metode yang dilakukan yaitu
:
1. Metode Deskripsi
Metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan masalah
yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung,
bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi sebagaimana
mestinya.
2. Sumber dan Jenis Data
Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini berasal
dari berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan
permasalahan mengenai konsep bayi baru lahir. Beberapa jenis
referensi utama yang digunakan adalah jurnal imiah edisi online, dan
artikel ilmiah yang bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh
variatif, bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
8
cairan ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin, pada usia 11 minggu
cairan ketuban hampir seluruhnya berupa urine janin.
B. Bounding Attachment
9
Menurut Klaus, Kenell (1992). Bonding attachment bersifat unik,
spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan
orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau
dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak
terlihat.
Menurut Saxton dan Pelikan, (1995).Bounding adalah suatu
langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu
kepada bayinya segera setelah lahir. Attachment adalah interaksi antara ibu
dan bayi secara spesifik sepanjang waktu. Maternal Neonatal
Health/Bounding attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu
dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan
post partum.
10
bakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan
tubuhnya.
11
Langkah – Langkah Inisiasi Menyusu Dini Menurut Anik
Maryunani (2012) langkah – langkah Inisiasi Menyusu Dini dapat
dilakukan pada persalinan spontan maupun seksio sesar bahkan dapat juga
pada bayi yang lahir kembar dan prematur. Langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut :
D. Rooming in
1. Pengertian
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus
menerus. Pada rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi
yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu
istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama di
ranjang ibu.
2. Manfaat rawat gabung
a. Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui.
b. Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga
lebih mudah memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus
antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu segera mengenali tanda-
tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat
menyusui/menyusu on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung
12
menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih
lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif
dibandingkan ibu yang tidak melakukan rawat gabung.
c. Memungkinkan proses bonding
d. Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan
bayinya. Makin banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat
mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat.
Rawat gabung juga menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi.
e. Menurunkan biaya
f. Pihak rumah sakit dapat menekan biaya karena tidak perlu
membangun dan memelihara ruang bayi sehat, tidak perlu
mengeluarkan gaji untuk petugas ruang bayi sehat, juga biaya yang
harus dikeluarkan bila bayi menjadi sakit dapat dikurangi. Turn
over lebih cepat.
g. Peralatan minimal
Bila dilakukan bedding-in maka akan mengurangi pembelian boks
bayi. Tidak memerlukan botol susu.
h. Tidak ada tambahan tenaga
Tidak perlu menambah tenaga untuk ruang bayi sehat, karena
untuk rawat gabung dapat memanfaatkan tenaga yang sudah ada di
ruang nifas.
i. Menurunkan infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya
memungkinkan bayi terpapar pada bakteri-bakteri normal pada
kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap kumankuman
berbahaya. Kolostrum yang mengandung banyak antibodi, yang
segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit
infeksi.
Keuntungan untuk bayi
a. Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih
mudah ditenangkan, lebih banyak tidur. Mereka minum lebih
13
banyak dan berat badannya lebih cepat naik. Ikterus lebih jarang
terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus
menerus dengan kulit ibunya.
b. Melatih keterampilan ibu merawat bayinya sendiri
Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan
membantu ibu untuk melatih ketrampilan merawat bayinya
sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung lagi
merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri
ibu.
14
dibantu dengan penekanan toraks yang terjadi pada menit-menit terakhir
kehidupan janin. Tekanan yang tinggi pada toraks ketika janinmelalui
vagina tiba-tiba hilang ketika bayi lahir. Cairan yang mengisi mulut dan
trakea keluar sebagian dan udara mulai mengisi saluran trakea.
Beberapa perubahan fisiologis pada transisi fetal neonatal antara lain
adalah :
a. Sebelum lahir, paru terisi cairan dan oksigen yang dipasok oleh
plasenta. Pembuluh darah yang memasok dan mengaliri paru
mengalami kontraksi sehingga sebagian besar darahdari sisi kanan
jantung melewati paru dan mengalir melalui duktus arteriosus menuju
aorta
b. Sesaat sebelum lahir dan selama persalinan, produksi cairan paru
berkurang
c. Selama menuruni jalan lahir, dada bayi tertekan dan sejumlah cairan
paru keluarmelalui trakea
d. Sejumlah rangsangan (stimulus) baik yang bersifat termal, kimiawi,
maupun taktil memulai terjadinya pernafasan
e. Tarikan nafas pertama biasanya terjadi dalam beberapa detik pasca
lahir. Tekanan intratoraks yang tinggi diperlukan untuk mencapai hal
ini. Sebagian besar cairan paru terserap ke dalam aliran darah atau
limfatik dalam beberapa menit setelah lahir
f. Pengisian udara ke dalam paru disertai dengan peningkatan tegangan
oksigen arterial, aliran darah arteri pulmonalis meningkat dan
resistensi vaskuler pulmonal kemudian turung. Penjepitan tali pusat
menghilangkan sirkulasi plasenta yang memiliki resistensi rendah.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer dan
peningkatan tekanandarah sistemikh. Terdapat penutupan fungsional
duktus arteriosus akibat penurunan resistensi vaskular pulmonal dan
peningkatan resistensi vaskular sistemik.
15
F. Tindakan dan prosedur yang segera dilakukan pada bayi baru lahir
1. Sedot lendir
Saat bayi baru lahir, dokter atau tim medis akan segera menyedot atau
mengisap mulut serta hidungnya menggunakan alat khusus untuk
membersihkan lendir dan cairan ketuban agar ia dapat bernapas
sendiri.
Setelah itu, tubuh bayi juga akan dibersihkan dari sisa-sisa lendir yang
menempel di tubuhnya dan dikeringkan menggunakan kain lembut.
Bayi yang baru lahir tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan
suhu tubuh mereka dengan baik, jadi sangat penting untuk memastikan
bayi Anda tetap hangat dan kering.
2. Tes APGAR
Bersamaan dengan proses pengisapan dan pengeringan bayi, dilakukan
pula tes APGAR. Tes ini dilakukan guna menilai keadaan bayi pada
menit pertama dan menit kelima setelah tali pusat dipotong. Penilaian
dilakukan berdasarkan denyut jantung, pernapasan, tonus otot, refleks
gerak, dan warna kulit.
Nilai APGAR berkisar dari 0 sampai 10. Bayi yang mendapatkan nilai
di atas 7, umumnya bayi dianggap sehat. Sebagian besar bayi
mendapat nilai 8 atau 9. Jika bayi Anda baik-baik saja, bayi akan
ditunjukkan sebentar pada sang ibu dan kemudian dokter akan
dilakukan perawatan lanjutan untuknya. Namun, jika bayi Anda
mendapatkan hasil tes APGAR yang rendah, dokter akan segera
mencari tahu penyebabnya akan segera dilakukan pengujian lebih
lanjut hingga masalah bisa teratasi.
3. Ditimbang dan diukur panjangnya
Kurang dari setengah jam pasca dilahirkan, bayi umumnya akan segera
ditimbang berat badannya. Ini dilakukan guna mencegah pengukuran
yang tidak tepat akibat penguapan cairan pada tubuh bayi yang terjadi
karena perubahan suhu.
16
Berbeda dengan pengukuran berat badan lahir yang harus dilakukan
segera, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala justru tidak harus
dilakukan pada saat itu juga. Jadi, tenaga ahli medis mungkin dapat
mengukur tinggi badan serta lingkar kepala bayi beberapa jam
kemudian.
4. Inisiasi Menyusu Dini
Setelah memastikan keadaan bayi baik-baik saja, proses selanjutnya
adalah inisiasi menyusu dini (IMD). IMD adalah pemberian ASI
segera setelah bayi dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit sampai
satu jam setelah bayi lahir. Prosedur ini dilakukan dengan cara
meletakkan bayi di dada ibu di mana bayi dibiarkan dalam keadaan
telanjang sehingga terjadi interaksi dari kulit ke kulit atau skin to skin
contact. Kemudian, bayi dibiarkan mencari sendiri dan mendekati
puting susu ibu untuk melakukan proses menyusui pertama kali.
Selama proses ini berlangsung, disarankan untuk tidak membantu bayi,
atau sengaja mendorong bayi mendekati puting ibu. Biarkan
keseluruhan proses interaksi antara ibu dan bayi yang baru lahir
berjalan secara alami. Proses inisiasi menyusui dini dapat berlangsung
selama bayi masih mengisap puting ibu dan akan selesai sendiri ketika
bayi melepaskan isapan dari puting ibu.
5. Dioleskan salep mata
Bayi Anda juga umumnya akan diberikan salep mata antibiotik untuk
mencegah infeksi mata dari jalan lahir. Prosedur ini umumnya dapat
ditunda hingga satu jam, sehingga Anda punya kesempatan untuk
menyusui terlebih dahulu. Dulu salep mata yang digunakan
mengandung zat perak nitrat. Sayangnya, salep mata dengan
kandungan senyawa tersebut justru membuat mata bayi panas.
Sebagai gantinya, dokter menggunakan eritromisin yang jauh lebih
aman dibanding perak nitrat. Meski untuk mencegah terjadinya infeksi
di jalan lahir, prosedur ini juga biasanya dilakukan pada bayi yang
lahir dari operasi caesar.
17
6. Pemberian vitamin K1 dan vaksin hepatitis B
Sistem pembekuan darah bayi yang baru lahir masih belum sempurna
sehingga meningkatkan risiko mengalami perdarahan setelah
dilahirkan.
7. Dimandikan
Setelah suhu bayi stabil setidaknya selama beberapa jam, seorang
perawat akan memandikan bayi menggunakan air hangat suam-suam
kuku. Biasanya, proses memandikan bayi ini akan memakan waktu
yang sedikit agak lama karena bekas lapisan lemak yang menempel
pada kulit bayi sulit untuk dibersihkan. Terutama apabila lapisan
lemaknya cukup tebal. Bayi kemudian akan dikeringkan dan
dipakaikan pakaian serta dibedong guna memastikan tubuhnya hangat.
8. Cap telapak kaki
Sebelum bayi keluar dari ruang bersalin, perawat akan melakukan cap
telapak kaki sebagai identitas bayi, agar tidak tertukar. Sebagian besar
rumah sakit dan klinik bersalin akan membuat dua salinan cap telapak
kaki. Satu untuk arsip rumah sakit dan yang lainnya untuk dokumen
pribadi keluarga. Prinsip penanganan PBL.
G. APGAR Score
Inti dari dilakukannya tes Apgar score ini adalah untuk memberi
tahu dokter seberapa baik kondisi bayi baru lahir beralih ke kehidupan di
luar rahim.
Berikut merupakan tabel kondisi bayi baru lahir yang dapat diketahui
melalui tes skor Apgar:
18
Warna Kulit (Appereance)
Pernapasan (Respiration)
Jika total Apgar score berada pada angka 7-10, dapat dikatakan bahwa
kondisinya normal dan tidak membutuhkan perhatian medis lebih lanjut.
19
H. Nutrisi dan Cairan
1. Energi
Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-
60 kkal/kg BB/hari (to maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari
(to induce weight-gain).
2. Karbohidrat
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah
terjadinya hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup
bulan adalah 6-8 mg/kg BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4
mg/kg BB/menit, dapat ditingkatkan 0,5-1 mg/kg BB/menit setiap hari
sampai 12-14 mg/kg BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan akan
meningkat pada keadaan stress (misalnya : sepsis, hipotermia) atau
bayi dengan ibu Diabetes Mellitus.
3. Protein
Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi
parenteral dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis
yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Neonatus dengan BB < 1000 g Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg
BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai
mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5 g/kg
BB/hari.
b. b. Neonatus dengan BB > 1000 g Pemberian awal dengan dosis 1
g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg BB/hari sampai
mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari.
4. Asam amino
a. Mencegah katabolisme asam amino
20
b. Pengenalan yang cepat melalui TPN memberikan keseimbangan
nitogen yang positif
c. Menurunkan frekuensi dan tingkat keparahan dari hiperglikemia
neonatal dengan merangsang sekresi insulin endogen dan
merangsang pertumbuhan meningkatkan pelepasan insulin dan
insuline-like growth factor
5. Lemak
Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10% yang
mengandung 10 g trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang
mengandung 20 g trigliserida dan 2 kkal/ml. Kebutuhan lemak pada
pemberian NPT adalah sebagai berikut :
a. Nonatus dengan BB < 1000 g Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari,
kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2-
2,5 g/kg BB/hari.
b. Neonatus dengan BB > 1000 g Pemberian awal di mulai dengan
dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg BB/hari
sampai mencapai 3 g/kg BB/hari.
21
b. Trombositopenia (< 50.000/mm3 )
c. Asidosis (pH < 7,25)
d. Hiperbilirubinemia
7. Cairan
8. Elektrolit
22
Tabel 2 : Kebutuhan elektrolit yang dianjurkan pada neonates
23
c. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat,
sebaliknya kelebihan gizi dapat menimbulkan kegemukan dan
gangguan metabolisme tubuh (Supariasa, 2016).
a. Berat Badan
Berat badan merupakan komposisi pengukuran ukuran total
tubuh, yakni menggambarkan jumlah lemak, protein, air, dan
mineral yang terdapat di dalam tubuh.
c. Lingkar kepala
Untuk mengetahui pertumbuhan otak dipakai lingkar kepala.
Lingkar kepala pada bayi dan anak menggambarkan volume
24
intrakranial. Meskipun tidak sepenuhnya mencerminkan volume
otak. Pengukuran ini adalah prediktor terbaik untuk mengetahui
perkembangan saraf anak dan pertumbuhan otak secara
keseluruhan (Wiyono, 2016).
Lingkar kepala lahir normal adalah kisaran pada 32-37 cm. Sesuai
dengan rujukan Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
2000, lingkar kepala ideal bayi baru lahir laki-laki adalah 36 cm,
bertambah pada umur 3 bulan mencapai 41 cm. Sedangkan ukuran
lingkar kepala ideal bayi perempuan adalah 35 cm, meningkat
menjadi 40 cm pada umur 3 bulan. Pada umur 4-6 bulan akan
meningkat 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan 0,5 cm
bertambah per bulan (Supariasa, 2016).
d. Lingkar Dada
Menimbang bayi baru lahir adalah metode terbaik untuk deteksi
dini berat bayi lahir rendah / BBLR. Tetapi, tidak selamanya
tersedia alat penimbangan yang akurat tersedia di lapangan,
sehingga pengukuran Lingkar Dada (LiDa) segera setelah
kelahiran bayi dilakukan. Lingkar ini dapat digunakan sebagai
pengganti hasil ukur berat lahir dalam mendeteksi BBLR. Ambang
batas lingkar dada normal pada bayi baru lahir adalah 30 – 38 cm
(Harjatmo, 2017).
25
26
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Pengertian
Pengetian bayi baru lahir (BBL) Bayi baru lahir normal adalah
merupakan bayi yang lahir dari usia kehamilan genap antara 37 minggu
sampai dengan 42 minggu dengan berat badan lahir antara 2500 gram
sampai 4000 gram (Noordiati, 2018). Pada BBL atau neonatus adalah
dimana pada kelahiran bayi pada usia 0 sampai dengan 28 hari tersebut,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim
menuju luar rahim dan terjadi pematangan pada sistem organ (Kemenkes
RI, 2020).
B. Anatomi Fisiologi
1. Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses
maturasi paru-paru.
a. Taksemia
b. Hipertensi
c. Diabetes Berat
d. Infeksi
e. Ketuban Pecah dini
f. Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini
dapat menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.
2. Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta
masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umblikalis,sebagian besar
masuk ke vena inferior melalui duktus venosusaranti.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan
menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan
27
mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-
paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen
ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan
pengikatan tali pusat sebagai berikut:
a. Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan
menurun, sehingga tekanan jantungmenurun, tekanan rendah di
aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
b. Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru
meningkat, hal ini menyebabkan tekananventrikel kiri
meningkat.
c. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan
telah menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran
pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan
adanya mekonium.
d. Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan
dalam metabolisme hidratarang,dan glikogen mulai di simpan
didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen
cepatterpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
e. Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh
neonatus lebih besar dari padaorang dewasa,sehingga
metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
f. Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan cara NSR (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan
28
lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy
dari pada lemak biasa.
g. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya.
Pada kehamilan sepuluh minggu,ketika tropin telah ditemukan
dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk
mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates
kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi
pengaruhnya dapat dilihat misal pada bayi laki-laki atau
perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-
kadang adanya pengeluaran darah dari vaginayang menyerupai
haid pada bayi perempuan.
h. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8
minggu,jumlah pada kehamilan 28minggu diperkirakan
350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin
mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
i. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebutdapat mengadakan gerakan
spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada
kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisapterjadi pada
kehamilan 6 bulan.
j. Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu
protein yang mengandung zat antibody) diantaranya adalah
imunoglobulingmma G (Ig G). Pada neonates hanya terdapat Ig
G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig
G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.
29
C. Etiologi
Menurut Pantiawati (2010) penyebab terbanyak terjadinya Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) adalah kelahiran prematur. Menurut Prawirohardjo
(2009), persalinan prematur merupakan kelainan proses yang
multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetrik, dan faktor medik mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya resiko
tunggal dijumpai seperti distensi yang berlebihan uterus, ketuban pecah
dini, atau trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses
patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak
terjadinya kontraksi rahim dan perubahan serviks.
Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh beberapa faktor
(Pantiawati, 2010)¸antara lain :
1. Faktor ibu
a. Penyakit, antara lain toksemia gravidarum, perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, dan
diabetes militus.
b. Usia ibu : usia <20 tahun dan usia > 35 tahun, serta
multigravidarum yang jarak kelahirannya terlalu dekat.
c. Keadaan sosial : golongan ekonomi yang rendah, perkawainan
yang tidak sah.
d. Sebab lain : ibu yang perokok, ibu peminum alkohol, dan ibu
pecandu narkotika.
2. Faktor janin : hidromnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan : tempat tinggal daratan tinggi, radiasi dan zat-zat
racun.
Menurut Saleha (2012), berikut adalah tanda dan gejala bayi lahir normal
adalah
1. Berat badan 2500 -4000 gram.
2. Panjang badan lahir 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38.
30
4. Lingkar kepala 33-35.
5. Frekuensi jantung 180 denyut/menit,kemudian menurun sampai 120-
140 denyut/menit.
6. Pernafasan pada beberapa menit pertama cepat, kira - kira 80
kali/menit, kemudian menurun setelah tenang kira - kira 40 kali/menit.
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).
11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. 12.Refleks
moro sudah baik, jika terkejut bayi akan memperlihatkan 13.Gerakan
tangan seperti memeluk.
12. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama.
D. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan
yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
internal (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya
terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksternal (diluar kandungan ibu)
yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhinya.
31
atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi,
sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.
Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paruparu
selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-
paru secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf
pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta
denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
2. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama
kali.
E. Penatalaksanaan
Asuhan Bayi Baru Lahir
32
1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi
tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin
sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi
stabil untuk mencegah hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di
mulut dan hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan
sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal
akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan
kain atau handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa
menghilangkan verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan
menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain
kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari
mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan
bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan
antiseptik. Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit
kelima.
Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat
dipotong (oksotosin IU intramuscular)
b. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3
cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan
tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah
ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan
tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat
jepitan ke-1 ke arah ibu.
33
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang
lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT (steril)
d. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
e. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5%
f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi
menyusui dini.
5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak
usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah
mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan
kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan
biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusui.
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang
pengenal tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam
lahir, dan jenis kelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah
pada bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko
mengalami perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada
semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan
vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra
muscular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan
setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B
8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah
terjadinya infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam
setelah lahir.
34
9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam
setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi
Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap
bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus
diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui
apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta
kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan
kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga
jari kaki).
a. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.
b. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan
tanda-tanda infeksi
c. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis,
labiopalatoskisis dan reflex isap
d. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk
telinga.
e. Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.
f. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya
retraksi
g. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati,
limpa, tumor).
h. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada
tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau
selangkangan.
i. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam
skrotum, penis berlubang pada ujung, pada wanita vagina
berlubang dan apakah labia mayora menutupi labio minora.
j. Anus: tidak terdapat atresia ani
35
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sel Darah Putih 18000/mm
2. Neutropil meningkat sampai /mm hari pertama setelah lahir (menurun
bila ada sepsis)
3. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia)
4. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi
prenatal)
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari
dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata mg/dl,meningkat mg/dl pada hari ke 3
G. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Apgar
Pemeriksaan Apgar atau Apgar score dapat dilakukan segera setelah
bayi baru lahir. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan warna kulit,
detak jantung, refleks dan kekuatan otot, serta pernapasan bayi. Apgar
score tergolong baik jika nilainya lebih dari 7.
2. Pemeriksaan usia gestasional, lingkar kepala, dan berat badan
Pemeriksaan usia gestasional dilakukan menggunakan penilaian new
Ballard score, dengan tujuan untuk mengetahui apakah bayi terlahir
prematur atau sudah cukup bulan.
3. Pemeriksaan antropometri
Pemeriksaan ini termasuk penghitungan berat badan, panjang
badan, lingkar kepala, bentuk kepala, leher, mata, hidung, dan telinga
bayi. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mendeteksi apakah
terdapat kelainan pada bentuk kepala atau anggota tubuh bayi baru
lahir.
4. Pemeriksaan mulut
36
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir selanjutnya adalah pemeriksaan
mulut, yang meliputi pemeriksaan gusi dan langit-langit mulut.
Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mendeteksi kelainan,
seperti bibir sumbing.
5. Pemeriksaan jantung dan paru
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan stetoskop untuk
mengetahui apakah detak dan suara jantung bayi dalam kondisi normal
atau sebaliknya. Begitu juga dengan pemeriksaan paru, dokter akan
memeriksa laju pernapasan, pola pernapasan, dan mengevaluasi fungsi
pernapasan bayi.
6. Pemeriksaan perut dan kelamin
Pemeriksaan perut bayi meliputi bentuk, lingkar perut, dan
pemeriksaan organ-organ di dalam perut seperti hati, lambung, dan
usus hingga lubang anus. Pemeriksaan tali pusat bayi juga termasuk
dalam pemeriksaan fisik ini.
Sementara pada pemeriksaan organ kelamin, dokter akan memastikan
saluran kencing terbuka dan berada di lokasi yang tepat. Dokter juga
akan mengevaluasi testis dalam kantong zakar, serta bentuk labia dan
cairan yang keluar dari vagina bayi.
7. Pemeriksaan tulang belakang
Ini juga merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang
penting dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bayi
Anda memiliki kelainan, seperti spina bifida atau cacat tabung saraf.
8. Pemeriksaan tangan dan kaki
Dokter akan memeriksa denyut nadi di setiap lengan bayi, serta
memastikan tangan dan kakinya dapat bergerak dengan optimal dan
memiliki ukuran berikut jumlah jari-jari yang normal.
9. Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan pendengaran bertujuan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui hal ini, dokter
37
akan menggunakan alat berupa otoacoustic emissions (OAE)
atau automated auditory brainstem response (AABR).
10. Pemeriksaan hipotiroid kongenital
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah bayi mengalami
hipotiroid bawaan. Pemeriksaan ini dilakukan saat bayi berusia 48–72
jam dengan pengambilan sampel darah untuk memeriksa kadar
hormon thyroid stimulating hormone (TSH).
38
kulit.
2) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi
untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada
setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk
seperti kubam atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah
pembuluh darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah
bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20
jam..
39
selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi
sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama
setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan
peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau
pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan
padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan,
kaki dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu
yang disebut verniks kaseosa.
6) Tali Pusar
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena
umbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan,
tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
40
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam.
Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada
bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan
menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting
susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke
dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10%
dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah 2500
sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna
gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar
dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan
pitapengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar
dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm.
Panjang badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
41
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema,
tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)
atau rabas berdarah sedikit mungkin ada.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir adalah :
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Resiko infeksi
f. Resiko Cedera
g. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intervensi keperawatan
a. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan pola nafas BBL kembali efektif. Kriteria hasil:
1) Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
2) Ekspansi dada simetris
3) Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
4) Tidak ada bunyi nafas tambahan
5) Nafas pendek tidak ada
Intervensi
1) Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan
adanya gangguan pada pernafasan BBL
2) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
Mengetahui perkembangan kondisi BBL
3) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak
42
adanya ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan
Mengetahui adanya kelainan dalam pernafasan BBL
4) Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk
membersihkan sekresi Secret yang menumpuk dapat
mengakibatkan ketidakefektifan pola nafas Kolaborasi:
Berikan Non re-breathing mask dengan oksigen Memenuhi
kebutuhan oksigen BBL.
c. Diagnosa 3 : Hipertermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan hipertermia tidak terjadi. Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
43
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing,
merasa nyaman
Intervensi :
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2) Monitor warna dan suhu kulit
3) Monitor tekanan darah, nadi dan RR
4) Monitor penurunan tingkat kesadaran
5) Monitor WBC, Hb, dan Hct
6) Monitor intake dan output
7) Berikan anti piretik
8) Lakukan tapid sponge
9) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
10) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
11) Tingkatkan sirkulasi udara
d. Diagnosa 4 : Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan hipotermia tidak terjadi. Kriteria hasil :
1) BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan
antara panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan
kehilangan panas selama periode neonatus)
Intervensi :
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2) Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru
lahir mudah mengalami penurunan
3) Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan
4) Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah
terjadinya hipotermi
5) Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
44
6) Mencegah kehilangan panas
7) Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
8) Mencegah kehilangan panas
9) Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah
penghangat sesuai kebutuhan
10) Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
45
8) Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi
organism
9) Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan
harus melaporkannya ke pusat kesehatan
10) Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya
infeks
11) Berikan terapi antibiotic bila diperlukan
Intervensi :
1) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2) Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan
kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
3) Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
4) Menempatkan bayi di box bayi
5) Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
6) Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau
keluarga pasien.
7) Membatasi pengunjung
8) Menganjurkan keluarga agar menemani pasien
9) Mengontrol lingkungan dari kebisingan
10) Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
46
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Intervensi :
4. Implementasi keperawatan
Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.
Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar
praktek American Nurses Associatioin (1973) dan kebijakan
institusi perawatan kesehatan.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila
perawat bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain
dalam membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk
mengatasi masalah klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
tindakan keperawatan. Dokumentasi merupakan pernyataan dari
kejadian/identitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-
47
catatan yang tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk
komunikasi dan suatu profesional ke profesional lainnya tentang
kasus klien. Dokumen klien merupakan bukti tindakan
keperawatan mandiri dan kolaborasi yang diimplementasikan oleh
perawat dan perubahan-perubahan pada kondisi klien. Frekuensi
dokumentasi tergantung pada kondisi klien dan terapi yang
diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift. Rekam medis
klien merupakan
d. Dokumentasi yang legal, rekam medis tersebut diterima di
pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan perawatan
memberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus melindungi
catatan tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti
pengunjung. Tanda tangan perawat di akhiri catatan perawat
merupakan akuntabilitas terhadap isi catatan. Mengubah dokumen
legal tersebut merupakan suatu kejahatan adalah tidak bisa di
teruma untuk menghapus tulisan pada catatan menggunakan tipe
x, penghapusan tinta atau lainnya.
5. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati
dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah
memahami respon terhadap intervensi keperawatan. Kemampuan
mengembalikan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta
kemampuan dalam menghubungkan tindakan-tindakan keperawatan
pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri 2 kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan
analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi
48
juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria
tettentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai
atau tercapai sebagian.
1) Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan
perubahan kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah
ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak
tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari
berbagai masalah atau penyebabnya, seperti klien dapat
makan sendiri tetapi masih merasa mual, setelah makan
bahkan kadang-kadang muntah.
3) Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya
perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang
diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secara
teori adalah:
a) Pola nafas efektif
b) Bersihan jalan nafas efektif
c) Hipertermi tidak terjadi
d) Hipotermia tidak terjadi
e) Bayi aman
f) Infeksi tidak terjadi
g) Nutrisi seimbang
49
I. Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir
KASUS
Ny. T, P2A0, usia 29 tahun, terinfeksi Covid-19 dan sedang dirawat di
Rumah Sakit Darurat Wisma Atelt, baru saja melahirkan seorang bayi
laki-laki secara spontan dengan berat badan 3100 gram, panjang 50 cm.
Saat bayi dilahirkan terdapat verniks kaseosa, warna kulit kemerahan,
tangan dan kulit terlihat sedikit sianosis (akrosianosis), dan terdapat
lanugo yang tipis di daerah muka, bahu dan punggung. APGAR skor 8 dan
9 . Setelah bayi dibersihkan dan dikeringkan, kemudian perawat
melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada bayi Ny. S;
pemeriksaan fisik bayi baru lahir dan memberikan vaksin Hepatitis B dan
Vitamin K. Setelah proses persalinan dan Ny. T dilakukan observasi
selama 2 jam post partum, Ny T mengatakan sangat cemas dan takut
anaknya tertular Covid-19. Ny. T juga bertanya kepada perawat bagaimana
proses memberikan ASI dengan kondisinya yang mengalami Covid-19.
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
50
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Durian Rt 09/ Rw 10
51
HPL : 31 Januari 2022
Umur kehamilan : 37 +5 minggu
52
LD : 30 cm
JK : laki-laki
3) Kala III
Plasenta lahir spontan jam 05.10 WIB lengkap dengan berat
500 gram dan panjang tali pusat 50cm.
4) Kala IV
Dilakukan pemantauan jam 05.10 WIB hingga 2jam berikutnya
dengan perdarahan 150cc, TFU 2 jari dibawah pusat.
5) Lama Persalinan
Kala I : 4 jam 30 menit
Kala II : 15 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Jumlah 8 jam 55 menit
1 5
APGAR SCORE menit Menit
A: Appearancecolour (warna kulit) 2 2
P: Pulse/Heart rate (frekuensi jantung) 2 2
G: Grimace (reaksi terhadap rangsang) 2 2
A: Activity (tonus otot) 1 2
R: Respiration (usaha nafas) 1 1
Jumlah 8 9
f. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan belum
pernah mengalami keguguran.
g. Riwayat penyakit dalam keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, menurun seperti
Hipertensi, Asma, DM dan menahun seperti jantung.
53
h. Kebutuhan Dasar
1) Nutrisi
Makan/minum : ASI
Jenis : ASI colostrum
Porsi : On Demand
Cara pemberian : menyusu langsung ke puting susu ibu
setelah bayi dibersihkan
2) Eliminasi
BAK : pertama kali tanggal 28 Maret 2021 jam
07. 15 WIB
Warna : kuning jernih
Bau : khas urin
Jumlah : 1x ganti popok
BAB : pertama kali tanggal 28 Maret 2021 Jam
06.15WIB
Warna : hijau kehitaman
Bau : khas meconium
Jumlah : 1x ganti popok
Konsistensi : lembek
3) Istirahat
Tidur : bayi dapat tidur nyenyak 1jam
Keluhan : tidak ada
i. Data Objektif
1) Keadaan umum : baik
Vital Sign
S : 36.0 oC
54
RR : 46x/menit
N : 136x/menit
2) Antropometri
BB : 3100 gram PB : 50 cm
LD : 31cm LK : 30 cm
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : bentuk kepala mesochepal, tidak ada caput
sucedanum, dan cepal hematoma, rambut merata UUB
lunak.
b) Muka : bersih, bentuk simetris, tidak odema, terdapat
lanugo tipis
c) Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih, ada
reflek berkedip
d) Hidung : bersih, simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung
e) Mulut : warna merah muda, bibir normal, lidah bersih
f) Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen abnormal
g) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tyroid
h) Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
pernafasan teratur
i) Abdomen: bentuk bulat, tidak ada perdarahan sekitar
talipusat
j) Genetalia: kulit menutupi gland penis, ada lubang
uretra,testis sudah turun pada skrotum
k) Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada odema, jumlah jari
lengkap
Bawah : simetris, tidak ada odema, jumlah jari
lengkap
55
l) Anus: ada, tidak ada kelainan pada anus
j. Pemeriksaan Neurologis
1) Reflek Rooting : terdapat reflek mencari puting susu saat
diberi rangsangan dengan kelingking di dekat mulut
2) Reflek Sucking : terdapat reflek mengisap saat bayi menyusu
3) Reflek Swallowing: terdapat reflek menelan saan bayi minum
ASI
4) Reflek Moro : terdapat reaksi akan memeluk karena
terdapat rangsangan seperti mengubah posisi bayi tiba-tiba
5) Reflek Tonic neck: terdapat reaksi perubahan posisi kepala bila
kepala dimiringkan ke satu sisi
6) Reflek Gaspring : terdapat reaksi menggenggam ketika jari
diletakan tangan bayi
7) Reflek Babinski : terdapat reaksi menggerakkan kaki saat
telapak kaki bayi diberi goresan dari bawah ke atas
k. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 28 Maret 2021
Jam : 04.30 WIB
Diagnosa
Bayi Ny. T umur 2 jam neonatus normal, cukup bulan sesuai dengan
masa kehamilan.
Data Dasar
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan normal pada
tanggal 28 Maret 2022 WIB.
b. Data Objektif
Keadaan umum : baik
56
Kesadaran : composmentis
Vital Sign
Suhu : 36,0oC
Nadi : 140x/menit
Respirasi : 44x/menit
Apgar Score : 1 menit 8; 5 menit 9; 10 menit 10
Antropometri
BB : 3100 gram
PB : 50 cm
LD : 31 cm
LK : 30 cm
Warna kulit : kemerahan, terlihat sedikit sianosis
(akrosianosis)
Tali pusat : masih basah
Cacat bawaan : tidak ada
Anus : berlubang
c. Masalah
Terdapat verniks kaseosa
Terdapat sianosis (akrosianosis)
Analisa Data
57
N : 136x/menit
Klien merasa Adanya faktor
kedinginan kondisi, radiasi
dan evaporasi
Resiko
terjadinya
perubahan suhu
tubuh
2. DS : kekhawatiran Anxietas/kecemasan
Pasien terhadap anaknya
mengatakan yang baru lahir
sangat cemas
dan takut anak
Ansietas
yang baru
dilahirkannya
tertular covid-
19
DO :
-Pasien tampak
gelisah
-Klien tampak
pucat
- Klien bertanya
kepada perawat
tentang pemberian
58
ASI dengan
kondisinya yang
tertular covid-19
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
b. Anxietas Berhubungan dengan kekhawatiran terhadap anaknya
yang baru lahir
59
3. Intervensi
61
10. agar keluarga dapat
mengerti cara mencegah
kehilangan
panas/mencegah panas
bayi berlebihan
11. agar bayi merasa
nyaman
2 1. Anxietas A. Ansietascontrol Penurunan ansietas dan 1. agar klien merasa
Berhubungan B. Mekanisme koping Dengan peningkatan koping: nyaman dan rileks
dengan ketentuan berikut (skala 1-5 : 1. Tenangkan klien 2. Membantu
kekhawatiran tidak pernah, jarang, kadang- 2. Berusaha memahami keadaan klien menurunkan rasa cemas
terhadap kadang, sering, selalu) : 3. Berikan informasi tentang keadaan klien
anaknya yang Indikator: bayi klien 3. agar klien mengetahui
baru lahir 1. Menunjukkan fleksibilitas 4. Kaji tingkat ansietas dan reaksi fisik keadaan bayinya
Tertular Covid peran pada tingkat ansietas 4. Mengetahui kondisi
19 2. Keluarga menunjukkan 5. Gunakan pendekatan dan sentuhan klien
fleksibilitas peran para 6. Temani klien untuk mendukung 5. membina hubungan
anggotanya keamanan dan rasa takut saling percaya klien
3. Melibatkan anggota keluarga 7. Instruksikan kemampuan klien dengan perawat
62
dalam membuat keputusan untuk menggunakan teknik relaksasi 6. mengurangi rasa takut
4. Mengekspresikan perasaan pasien
dan kebebasan emosional 7. mengetahui
5. Menunjukkan strategi kemampuan klien untuk
penurunan ansietas melakukan teknik
relaksasi
63
4. Implementasi dan Evaluasi
64
-memeberikan edukasi kepada
keluarga klien cara untuk
11.1 mencegah kehilangan panas /
5 mencegah panas bayi berlebih
65
13.1
0 -memberikan motivasi kepada
klien supaya segera pulih
13.4
0
13.5
0
14.0
0
66
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
di masa pandemi COVID-19 diselenggarakan dengan mempertimbangkan
pencegahan penularan virus corona baik bagi ibu, bayi maupun tenaga
kesehatan. Pembatasan kunjungan pemeriksaan ANC dan PNC diimbangi
dengan tele komunikasi antara tenaga kesehatan dan ibu secara perorangan
maupun dengan menyelenggarakan Kelas Ibu secara online. Tenaga
kesehatan harus memperkuat kemampuan ibu dan keluarga untuk
memahami Buku KIA untuk mengenali tanda bahaya dan menerapkan
perawatan selama kehamilan dan pasca persalinan dalam kehidupan
sehari-hari.
67
B. Saran
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota diharapkan dapat melakukan
pencatatan, monitoring dan pelaporan cakupan pelayanan KIA esensial
termasuk jumlah ibu dan bayi yang memiliki status ODP, PDP dan
terkonfirmasi COVID-19 positif. Diharapkan dengan menerapkan
pedoman ini, maka kesehatan ibu, bayi dan tenaga kesehatan tetap dapat
terjaga.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu, dan Rohani, Akhmad. 2011. Asuhan Pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika
69