Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

TENTANG MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA


BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh:
Gina Satria (1520123002)

Dosen Pengampu:
Rahma Dalila Fitri. SST, M. kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


MUHAMMADIYAH ACEH
TAHUN 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan judul "Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir".
Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas dalam memahami serta
mendalami proses asuhan kebidanan yang penting dalam menjaga
kesehatan dan keberlangsungan hidup bayi baru lahir.

Dalam dunia kebidanan, pemahaman terhadap manajemen asuhan


pada bayi baru lahir merupakan hal yang sangat krusial. Bayi baru lahir
adalah individu yang rentan dan membutuhkan perhatian serta tindakan
yang tepat dalam memastikan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu,
pengetahuan yang mendalam mengenai manajemen asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir menjadi hal yang tidak dapat diabaikan.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari


bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing kami yang telah memberikan arahan serta bimbingan
dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman


sejawat yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam proses
penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan.

Banda Aceh, 24 April 2024

ii
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I..................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB II.................................................................................................................3

PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir.................................................................3

A. Pengertian Bayi Baru Lahir....................................................................3

B. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir................................................................3

C. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir.......................................................................4

D. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir...................................................5

E. Rencana Asuhan Bayi Baru Lahir..........................................................6

F. Jadwal Kunjungan.................................................................................11

2.2 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir...........................................12

A. Penilaian...........................................................................................12

B. Penanganan......................................................................................12

iii
C. Mekanisme kehilangan panas..........................................................13

D. Pencegahan kehilangan panas..........................................................13

E. Pencegahan Infeksi..........................................................................14

2.3 Landasan Hukum.................................................................................15

BAB III..............................................................................................................17

PENUTUP.........................................................................................................17

1.1. Kesimpulan......................................................................................17

1.2. Saran................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang
dilakukan segera pada bayi baru lahir, pada saat proses persalinan fokus
asuhan ditujukan pada dua hal yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, dalam
kondisi optimal, memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk
bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir
(Rosita, 2011). Salah satu asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang
berkualitas adalah pemberian ASI Eksklusif.
Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian
ASI eksklusif adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah
(2015), tentang lama lepas tali pusat berdasarkan metode perawatan tali
pusat bayi baru lahir rata-rata lama lepasnya tali pusat dengan
menggunakan kasa steril lebih cepat lepas dibandingkan dengan
menggunakan povidon iodine 10%, dikarenakan pada tali pusat yang
dirawat dengan menggunakan kasa steril lebih cepat mengering dan
lepas. Pada perawatan dengan menggunakan antiseptik povidon iodine
10% dapat menghilangkan flora disekitar umbilikus dan menurunkan
jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat sehingga dapat
menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.
Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak
menyebabkan tali pusat lembab dan basah.
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan
pada bayi sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu
untuk memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal
yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat
kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam
ASI sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan
hasil penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian
ASI eksklusif dengan status gizi bayi dinyatakan bahwa ASI
merupakan makanan yang higienis, murah, mudah diberikan, dan sudah
tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya makanan yang dibutuhkan
bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar menjadi bayi yang sehat.
Komposisinya yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan bayi
menjadikan ASI sebagai asupan gizi yang optimal bagi bayi. Ibu yang
memberikan ASI Eksklusif akan semakin baik status gizi bayinya
daripada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang
berusia (Kurnia 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pada bayi baru lahir?
2. Apa saja tanda-tanda bayi baru lahir?
3. Apa saja ciri-ciri bayi baru lahir?
4. Apa saja tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir?
5. Bagaimana rencana asuhan bayi baru lahir?
6. Bagaimana jadwal kunjungannya?
7. Bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir?
8. Bagaimana landasan hukumnya?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud pada bayi baru lahir.
2. Untuk mengetahui tanda-tanda bayi baru lahir.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri bayi baru lahir.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
5. Untuk mengetahui bagaimana rencana asuhan bayi baru lahir.
6. Untuk mengetahui jadwal kunjungan.
7. Untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir.
8. Untuk mengetahui landasan hukum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


A. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus)
adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu
(Wahyuni, 2012). Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai
umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi,
bayi adalah periode perkembangan yang panjang dari kelahiran hingga
18 atau 24 bulan.
Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga sangat
diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses
persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan
pengeluaran hasil kehamilan (Bayi) maka penatalaksanaan persalinan
baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang
dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan
asuhan yang segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian
esensial asuhan BBL. Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang dilahirkan
setelah usia kehamilan genap mencapai 37 minggu dan sebelum usia
kehamilan genap mencapai 41 minggu (Williamson, 2014: 3).
B. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa
antara lain Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-
merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit,
Gremace (reaksi terhadap rangsangan), menangis atau batur/bersin,
Activity (tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha napas), bayi terlalu
ingin (kurang dari 36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain
yang bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila

3
tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan
bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara
lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara lain:

a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif?

c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada


sianosis?

Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian
tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahirnormal/fisiologis
(Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada saat diberi makanan hisapan kuat,
tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah. Tidak terlihat tanda-tanda
infeksi pada talipusat seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan,
bau busuk, berdarah, dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau
tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil,
tangisan kuat, tidak terdapat tanda: lemas, terlalu mengantuk, lunglai,
kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).

C. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir


1. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
2. Berat badan 2.500-4000 gram.
3. Panjang badan 48-52 cm.
4. Lingkar dada 30-38 cm.
5. Lingkar kepala 33-35 cm.
6. Lingkar lengan 11-12 cm.
7. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
8. Pernafasan 40-60 x/menit.
9. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup

4
10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
11. Kuku agak panjang dan lemas.
12. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
13. Gerak aktif.
14. Bayi lahir langsung menangis kuat.
15. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
16. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah
terbentuk dengan baik.
17. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik.
18. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
19. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang. Pada perempuan kematangan
ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia
minora dan mayora. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya
mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan
(Maryanti, 2011).

D. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,
dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak
mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir
tersebut, antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,
retraksi dinding dada saat inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari
38°C atau terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.

Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar
atau sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan
tanda bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir

5
yang lain yaitu pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah), tali pusat merah, bengkak keluar cairan,
bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu
tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk,
pernafasan sulit.

Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda


bahaya, antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama
kelahiran, urine tidak keluar dalam 24 jam pertama, muntah, terus
menerus, distensi abdomen, faeses hijau/berlendir/darah. Bayi
menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas, mengantuk,
lunglai, kejang-kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus
menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan juga termasuk tanda-
tanda bahaya pada bayi baru lahir (Muslihatun, 2010).

E. Rencana Asuhan Bayi Baru Lahir


Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir
adalah sebagai berikut :

a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir
(dalam waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah
sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena
masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu
mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1
jam setelah lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi
yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan
efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini
mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,
biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya

6
ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai
selama 4 hari pasca persalinan.

Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :

1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam


(minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila
bayi melepaskan isapan dari satu payudara, berikan payudara
lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak
melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak
memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot
atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan
pertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara
ibu dengan benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi
membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling
dan bergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh
lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu
mulut bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting
sehingga bibir bawah jauh dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh
payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar,
areola di atas mulut bayi lebih luas dari pada di bawah mulut
bayi, bayi menghisap pelan kadang berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila
minum baik.
c. Buang Air Besar (BAB)

7
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-
hari pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum
adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi
dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu.
Warna mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri
atas mucus sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan
pigmen empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu
24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari
setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar 24 jam menandakan
anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar,
bidan atau petugas harus mengkaji kemungkinan adanya atresia
ani dan megakolon.

Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat


berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut,
berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu
formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna
feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan
makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari.
Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi
lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila
bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih dalam
sehari.

d. Buang Air Kecil (BAK)


Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah
lahir. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada
awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat
menjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu pertama.Warna urine
keruh/merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan
meningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas
kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.

8
e. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur
aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya
15%waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk
menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang
85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.
f. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan
terjadinya infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit
bayi, keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa
bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan
dibersihkan pada saat memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan
kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus memastikan semua
pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu
bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24
jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk
menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan bayi
setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
g. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi
lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada
saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan
dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar.
Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat. Jika
tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus dicuci dengan
sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
h. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal

9
yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi
sendiri tanpa ada yang menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian
dalam air atau tempat tidur, kursi atau meja. Tidak memberikan
apapun lewat mulut selain ASI karena bayi biasa tersedak.
Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada punggung/sisi
badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakang kepala dan
ditempat tidurnya karena dapat menutupi muka.
i. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan
otot bayi, membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi,
meningkatkan kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
j. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi
kesehatan. Hal tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah
dilahirkan, fungsi hatinya belum sempurna dalam proses
pengolahan bilirubin. Dimana kadar bilirubin dalam darah si bayi
sangat tinggi dan hal inilah yang menyebabkan bayi mengalami
suatu proses fisiologis yang menyebabkannya bayi kuning. Untuk
mengatasinya, ada cara alami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu
dengan menjemurnya dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi
telah dipercaya mampu memberikan efek kesehatan alami bagi
tubuh. Salah satunya adalah untuk menurunkan kadar bilirubin
yang terlalu tinggi yang menjadi penyebab bayi kuning pasca
dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada bayi yang
baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.

Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :

 Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah


 Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
 Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
 Menghindarkan bayi dari stress.

10
k. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya
antara bidan dan pasien antara lain :

1. Hak pasien untuk mengetahui informasi

2. Kewajiban moral

3. Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien

4. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga

5. Memenuhi kebutuhan bidan

F. Jadwal Kunjungan

Kunjungan I pada hari pertama sampai hari ketujuh (sejak enam


jam setelah lahir sampai tujuh hari)
1) Setelah enam jam dari kelahiran bidan melanjutkan pengamatan
terhadap pernapasan, warna, tingkat aktivitas, suhu tubuh, dan
perawatan untuk setiap penyulit yang muncul. Bidan melakukan
pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Rujuk ke dokter bila tampak
tanda bahaya dan penyulit. Jika bayi sudah cukup hangat (minimal
0
36,5 C) bidan memandikan bayi dan melakukan perawatan tali
pusat. Bidan juga mengajarkan tanda bahaya kepada ibu agar segera
membawa bayinya ke tim medis bila timbul tanda bahaya.
Selanjutnya bidan mengajarkan cara menyusui dan merawat bayi
mereka.
2) Pada minggu pertama (sampai hari ke-7) bidan menanyakann
keseluruhan keadaan kesehatan bayi, masalah-masalah yang dialami
terutama dalam proses menyusui, apakah ada orang lain di
rumahnya atau di sekitarnya yang dapat membantu ibu. Bidan
mengamati keadaan dan kebersihan rumah ibu, persediaan makanan
dan air, amati keadaaan suasana ibu dan bagaimana cara ibu

11
berinteraksi dengan bayinya. Pada kunjungan ini bidan juga
melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Jika bayi tidak aktif,
menyusu tidak baik, atau tampak kelainan lain, rujuk bayi pada
dokter atau klinik untuk perawatan selanjutnya.
3) Kunjungan II pada hari kedelapan sampai hari kedua puluh delapan
(hari ke-8 sampai hari ke-28)

2.2 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir memberikan asuhan aman, dan bersih
segera setelah bayi baru lahir merupakan bagian essensial dari asuhan
pada bayi baru lahir.

A. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan
kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek,
maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat
tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara lakukan penilaian
awal pada bayi baru lahir.

a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?


b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah ada
sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis
kuat, bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu
penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahir
normal/fisiologis. (Rukiyahdan Yulianti, 2010).

B. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian, menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas
(jika perlu), mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan),
memantau tanda bahaya, memotong tali pusat, melakukan Inisiasi

12
Menyusu Dini (IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara IM
(Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir,
memberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata,
melakukan pemeriksaan fisik memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5
ml secara IM (intramuskular) di paha kanan anteroleteral, diberi kira-
kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 (Sujianti, 2011).

C. Mekanisme kehilangan panas


Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :

a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri


karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan
permukaan yang dingin.
c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
(misalnya melalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin
ruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
D. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan
panas maka bayi akan mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi
sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian.
Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti
walaupun berasa dalam rungan yang sangat hangat.

13
E. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Pada saat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan


kontak dengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan
baru.Jangan pernah menggunakan bola kakret penghisap untuk lebih
dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur,
thermometer,stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan
cuci setiap kali digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara
dengan mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan
air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya (Muslihatun, 2010).

14
2.3 Landasan Hukum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PERS/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan
praktik bidan, yaitu:

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan


pelayanan yang meliputi :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu

2. Pelayanan Kesehatan Anak

3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga


Berencana

Pasal 11

1. Pelayanan kesehatan anak. Sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf b


diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.

2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana


dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :

a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,


pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin
K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari),
dan perawatan tali pusat.
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera rujuk.
c. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d. Pemberian Imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.
f. Pemberian konseling dan penyuluhan.

15
g. Pemberian surat keterangan kelahiran dan
h. Pemberian surat keterangan kematian.

16
BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus)
adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu
(Wahyuni, 2012). Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai
umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi,
bayi adalah periode perkembangan yang panjang dari kelahiran hingga
18 atau 24 bulan.
Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang
dilakukan segera pada bayi baru lahir, pada saat proses persalinan fokus
asuhan ditujukan pada dua hal yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, dalam
kondisi optimal, memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk
bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir
(Rosita, 2011). Salah satu asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang
berkualitas adalah pemberian ASI Eksklusif.

1.2. Saran
Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Terkhusus manfaatnya dalam
peningkatan pelayanan kehehatan ibu dan anak. Mudah-mudahan
dengan dibuatnya makalah ini para pembaca dapat mengambil
manfaatnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Reza Octaviani Chairunnisa, Widya Juliarti. (2022). Asuhan Kebidanan Pada


Bayi Baru Lahir Normal Di Pmb Hasna Dewi Kota Pekanbaru. Jurnal
Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal). Volume 02, Nomor 01
Tahun 2022

Siti Nurhasiyah Jamil, Febi Sukma, Dan Hamidah. (2017). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta.
Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

KAfifatul Azizah, Halida Thamrin, Azrida M. (2022). Asuhan Kebidanan Bayi


Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. N. Window of Midwifery Journal. Vol.
03 No. 01 (Juni, 2022): 61-69

18

Anda mungkin juga menyukai