Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG BAYI BARU LAHIR

OLEH:

RISMAULI SINURAT
200108021

FAKULTAS VOKASI D III KEBIDANAN


UNIVERSITAS SARI MUTIARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, saya
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu,saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat dan tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya terutama untuk mahasiswa.

Medan, Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3. Tujuan..........................................................................................................................1

1.4. Manfaat........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1. Pengaruh BBL (Berat Badan Lahir) Terhadap Status Kesehatan Bayi Periode
Neonatal.......................................................................................................................3

2.2. Pengaruh Umur Ibu Melahirkan Terhadap Status Kesehatan Bayi Periode Neonatal.4

2.3. Pengaruh Umur Kehamilan Ibu terhadap Status Kesehatan Bayi Periode Neonatal...5

2.4. Pengaruh Pemberian ASI terhadap Status Kesehatan Bayi Periode Neonatal.............6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

3. 1 Kesimpulan..................................................................................................................7

3. 2 Saran............................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bayi baru lahir (BBL) atau disebut juga neonatus merupakan bayi yang berusia 0
sampai dengan usia 28 hari setelah kelahiran. Pada masa ini bayi harus menghadapi berbagai
macam perubahan fisiologis dalam tubuh bayi itu sendiri dan menghadapi berbagai macam
pengaruh lingkungan biofisikopsikososial. Bayi harus bisa menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauteri ke kehidupan ekstrauteri dengan mengandalkan fungsi masing –masing orang
tubuhnya.
Masa neonatal dibagi menjadi dua yaitu masa neonatal dini dan masa neonatal lanjut.
Masa neonatal dini merupakan masa dimana bayi berusia 0 sampai 7 hari setelah kelahiran.
Masa ini merupakan masa rawan bagi bayi dalam proses tumbuh kembang khususnya tumbuh
kembang otak. Sedangkan masa neonatal lanjut merupakan masa dimana bayi berusia 8
sampai 28 hari setelah kelahiran. Pada masa ini, bayi rentan tehadap berbagai macam
pengaruh lingkungan biofisikopsikososial. Sehingga pada masa neonatus ini sangat penting
dilakukannya perawatan BBL .

1.2. Rumusan Masalah


Menjadi seorang ibu yang merawat BBL merupakan suatu pengalaman yang
membahagiakan tetapi juga terkadang mencemaskan. Perawatan BBL dapat menjadi suatu
stresor bagi seorang ibu. Banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi oleh seorang
ibu dalam merawa BBL, biasanya antara lain kurangnya atau belum berpengalaman dalam
merawat BBL, rasa cemas dan takut, pengaruh keluarga, pengaruh sosial, budaya, keyakinan
dan ekonomi.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitiannya adalah
“Bagaimana pengalaman ibu dalam merawat BBL pada masa awal kehidupan bayi di RSUD
Wates Kulon Progo Yogyakarta?”

1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu dalam merawat BBL pada masa
awal kehidupan bayi di RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta.

1
1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis bermanfaat sebagai sumber referensi dan pedoman dalam
bidang keperawatan khususnya keperawatan anak dan untuk mengetahui bagaimana
pengalaman ibu dalam merawat BBL pada masa awal kehidupan bayi di RSUD Wates
Kulon ProgoYogyakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dalam pengembangan ilmu
keperawatan dan sebagai acuan dalam keperawatan anak, sehingga perawat dapat lebih
memahami berbagai hal yang dialami oleh ibu dalam merawat BBL. Untuk itu

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengaruh BBL (Berat Badan Lahir) Terhadap Status Kesehatan Bayi Periode
Neonatal
Secara teoritis bahwa pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih
40 minggu dalam rahim. pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3000 gr
dan panjang badan sekitar 50 cm. Secara umum berat bayi lahir yang normal antara 3000
gr – 4000 gr, dan bila dibawah atau kurang dari 2500 gr dikatakan berat badan lahir
rendah (BBLR).
BBLR adalah neonatus dengan berat bdan lahir pada saat prematur, kemudian
disepakati disebut low birth weight infant atau berat badan lahir rendah, karena bayi
tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan maupun
lebih bulan. Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSIA Fatimah Makassar
memperlihatkan bahwa, bayi yang berat badan 2500 - 4000 gram lebih banyak yang
berstatus sehat yaitu 140 (95,9%) dibandingkan bayi yang
MASA BAYI
a. Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yg radikal. Meskipun
rentang kehidupan manusia secara resmi dimulai pd saat kelahiran
b. Berbagai –penyesuaian pokok yg dilakukan pd neonatal
c. Indikasi kesulitan penyesuaian pada postnatal
 berkurangnya berat badan
 perilaku tidak teratur (BAK/BAB)
d. Kondisi yg mempengaruhi penyesuaian kehidupan postnatal: lingkungan Prenatal,
jenis persalinan, pengalaman berkaitan dgn persalinan, lama periode kehamilan,
sikap orang tua terhadap kehamilan.
 Bayi baru lahir banyak menghabiskan waktu untuk tidur (16 – 17 jam sehari)
 Jumlah tidur berkurang secara teratur tiap bulan
 Usia 1 bulan bayi mulai tidur lebih lama pada malam hari
 4 bulan mendekati seperti orang dewasa

3
POLA BUANG AIR
Pola buang air bayi sebagai berikut:
 Usia 4 bulan mulai dapat diramalkan
 Pengendalian buang air besar rata-rata dimulai usia 6 bulan
 Pengendalian buang air kecil mulai usia 15 hingga 16 bulan

PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI


Perkembangan Motorik Bayi sebagai berikut:
 Gerakan motorik adalah gerakan bagian tubuh yang disengaja secara otomatis,cepat
dan akurat
 Perkembangan motorik :
a) Motorik kasar (ketrampilan otot besar)
b) Motorik halus (ketarampilan otot kecil)

PERKEMBANGAN INDRA
Perkembangan Indra bayi antara lain adalah:
1. Pengecapan Bayi baru lahir dapat merasakan semua rasa,manis,asin,asam dan pahit
2. Penciuman Bayi baru lahir dapat mereaksi terhadap bau, misal:usia 1 minggu
meringis/mengalihkan kepala ketika bau cuka, bereaksi thd bau kain pelapis payudara
ibu ketika usia 6 hari
3. Pendengaran Segera setelah lahir, bayi dapat mendengarkan
4. Penglihatan Bayi baru lahir mampu membuat diskriminasi visual secara
baik,merespon selektif stimulus visual, misal lebih senang warna cerah memiliki berat
badan < 2500 gram, yaitu 7 (50,0%). Bayi berat lahir sangat rendah (<1500 gram)
berisiko untuk mati pada periode neonatal dini 59 kalii lebih besar daripada bayi berat
lahir normal. Sedangkan bayi berat lahir rendah (<2500 gram) berisiko mati pada
periode neonatal dini 6 kali lebih besar daripada berat lahir normal (≥2500 gram).13

2.2. Pengaruh Umur Ibu Melahirkan Terhadap Status Kesehatan Bayi Periode
Neonatal
Umur ibu saat melahirkan dapat mempengaruhi status kesehatan bayi dalam hal ini
kelangsungan hidup bayi. Kematian bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada ibu yang
memang berisiko tinggi untuk hamil dan melahirkan (kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 40 tahun). Dan lebih tua mungkin disebabkan oleh faktor biologis yang

4
mengakibatkan komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Umur ibu yang terlalu
muda dan terlalu tua mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi yang
kurang sehat karena ibu hamil yang usianya terlalu muda, pertumbuhan alat – alat
reproduksi belum begitu matang, sedangkan ibu yang hamil pada umur terlampau tua
fungsi alat reproduksi telah mengalami degeneratif sehingga meningkatkan kemungkinan
terjadi kelainan saat kehamilan yang berisiko besar untuk melahirkan bayi berat lahir
rendah. Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSKDIA Fatimah Makassar tahun 2012
memperlihatkan bahwa, ibu melahirkan dengan umur 25-35 tahun lebih banyak yang
berstatus sehat yaitu 115 (93,5%) dibandingkan umur ibu yang melahirkan <25 atau 35
tahun yaitu, 32 (86,5%). Faktor risiko status kematian neonatal di kecamatan losari
kabupaten brebes bahwa persentase bayi yang mati pada usia neonatal dari ibu yang
berusia <20 dan >35 tahun (55,1%), lebih besar jumlah bayi yang hidup pada ibu yang
berusia <20tahun dan >35 tahun (13,79%), sedangkan ibu yang berusia 20 sampai 35
tahun dengan kasus neonatal yang hidup (86,21%) lebih besar dibandingkan dengan
neonatal yang mati (44,83%).

2.3. Pengaruh Umur Kehamilan Ibu terhadap Status Kesehatan Bayi Periode Neonatal
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari. Umur
kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Umur kehamilan normal adalah 40 minggu atau 280 hari
seperti kebiasaan orang awam 9 bulan 10 hari. Disebut matur atau cukup bulan adalah
rentang 37 - 42 minggu, bila kurang dari 37 minggu disebut prematur atau kurang bulan,
bila lebih dari 42 minggu disebut post-matur atau serotinus. Dari hasil penelitian yang
dilakukan di RSIA Fatimah Memperlihatkan bahwa, mayoritas umur kehamilan ibu
selama 9 bulan lebih banyak dengan status bayi sehat yaitu 142 (93,4%) dibandingkan
umur kehamilan ibu yang < 9 bulan yaitu 5 (62,5%).
Sebuah temuan Kelahiran prematur merupakan salah satu masalah yang paling
signifikan dalam Perinatologi. dimana titik analisis terhadap kebutuhan untuk fokus pada
identifikasi faktor risiko dan intervensi preventif di daerah yang kurang beruntung dari
dunia di mana konsentrasi kelahiran prematur adalah tertinggi. Selain itu, kesenjangan
mencolok ada di antara negara maju dan berkembang dalam hal kemungkinan
kelangsungan hidup bayi prematur. Di banyak negara berkembang, bayi dengan berat
kurang dari 2000 g (sesuai dengan sekitar 32 minggu kehamilan tanpa adanya hambatan
pertumbuhan dalam kandungan) memiliki sedikit kesempatan untuk bertahan hidup.

5
Sebaliknya, tingkat kelangsungan hidup bayi yang lahir pada 32 minggu di negara maju
adalah serupa dengan bayi lahir di panjang. Menurut bukti terbaru dari Amerika Serikat,
sekitar 50% bayi yang lahir pada awal 22-25 minggu kehamilan dapat bertahan hidup,
dan setengah dari korban yang selamat tanpa gangguan sedang sampai mendalam pada
18-22 bulan usia11.

2.4. Pengaruh Pemberian ASI terhadap Status Kesehatan Bayi Periode Neonatal
Secara teoritis diketahui bahwa susu formula adalah produk berupa tepung susu
(umumnya susu sapi) yang telah diformulasikan sedemikian rupa sehingga dianggap
dapat memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pada bayi. Kelemahan yang mendasar pada susu
formula ialah karena didadalamnya berisi zat-zat yang sudah mati, tidak ada lagi sel yang
hidup seperti sel darah putih, zat pembunuh bakteri, anti-bodi, serta tidak mengandung
enzyme maupun hormon yang mengandung faktor pertumbuhan. Kondisi seperti tersebut
menimbulkan konsokuensi yang sangat berisiko untuk terjadinya gangguan kesehatan
pada bayi yang menerimanya, baik untuk jangka pendek maupun angka panjang12.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSKDIA Fatimah Makassar, memperlihatkan
bahwa, pemberian ASI dengan kategori baik lebih banyak dengan status kesehatan sehat
yaitu 126 (96,9%) dibandingkan pemberian ASI dengan kategori kurang baik yaitu 21
(70,0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurmiati & Besral (2008) tentang pengaruh
durasi pemberian ASI terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia ditemukan bahwa
durasi pemberian ASI sangat mempengaruhi ketahanan hidup bayi di Indonesia. Bayi
yang disusui dengan durasi 6 bulan atau lebih memiliki ketahanan hidup 33,3 kali lebih
baik daripada bayi yang disusui kurang dari 4 bulan, dan bayi yang disusui dengan durasi
4-5 bulan memiliki ketahanan hidup 2,6 kali lebih baik dari pada bayi yang disusui
kurang dari 4 bulan.

6
BAB III

PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian, menganalisa, merencanakan dan melakukan
penatalaksanaan asuhan kebidanan terhadap Ny S dapat disimpulkan sebagai berikut :
Antenatal Care Selama hamil ibu dilakukan pendampingan kunjungan ANC sebanyak 1 kali
kunjungan hasil anamnese dan pemeriksaan menunjukkan kenaikan berat badan ibu tidak
sesuai IMT karena hanya 4,5 kg selama hamil dari trimetser pertama hingga trimester ketiga.
Berdasarkan pengkajian didapati bahwa ibu memiliki riwayat abortus, kelahiran anak
prematur Kunjungan BBL sebanyak 3 kali kunjungan yaitu pada kunnjungan pertama usia 3
hari, kunjungan kedua usia 9 hari, kunjungan ketiga usia 29 hari. Kunjungan yang dilakukan
tidak sesuai dengan teori. Bayi lahir normal, aterm, menangis kuat, gerakan aktif, AS : 9-10
ditolong oleh bidan. Berat badan bayi 3100 gram, panjang badan 49 cm, LK 34 cm, LD 34
cm. Bayi diberi susu formula, tidak dilakukan IMD. Bayi sudah mendapatkan imunisasi
vitamin K, HB 0. Pada kunjungan pertama berat badan bayi masih sama dengan berat lahir
3100 gram, pada kunjungan selanjutnya bayi mendapatkan kenaikan berat badan hingga 4200
gram. Bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG pada kunjungan kedua yaitu pada tanggal 26-
04-2019. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi dasar
dan lanjutan, diposyandu ataupun puskesmas terdekat.
3. 2 Saran
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dari penelitian ini, diberikan beberapa
saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan sebagai berikut:
1. Diharapkan institusi pendidikan mengembangkan materi yang telah diberikan baik
dalam perkuliahan maupun praktik lapangan dan juga menambah referensi-referensi
agar bisa dijadikan evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM
III, bersalin, nifas, neonatus, dan KB sesuai dengan standart pelayanan minimal.

Anda mungkin juga menyukai